Selasa, 24 Oktober 2017

Baitul Makmur


Baitul Makmur adalah kabah penduduk langit sebagaimana Ka'bah di bumi sebagai pusat ibadah. Ibnu Katsir rahimahullah berkata, “terdapat dalam Shahihain bahwa Rasulullah Shallallahu ‘alaihi wa salam bersabda ketika peristiwa Isra’ pada saat melewati langit ke tujuh, ‘kemudian aku diangkat menuju Baitul Makmur, padanya masuk (datang) setiap hari 70.000 malaikat yang tidak akan kembali lagi’. Yaitu mereja beribadah dan berthawaf sebagaimana penduduk bumi thawaf di ka’bah mereka. Demikian juga baitul makmur ia adalah ka’bah penduduk langit ketujuh.

Oleh karena itu, didapati Nabi Ibrahim Al-Khalil alihisshalatu wassalam menyandarkan badannya pada Baitul Makmur karena ia telah membangun ka’bah di bumi.”Ibnu Jarir At-Thabari rahimahullah berkata, “Dari Ibnu Abbas: ia adalah rumah yang disekitar ‘Arsy yang dimakmurkan oleh para malaikat. 70.000 malaikat shalat di situ setiap hari kemudian mereka tidak akan kembali. Demikian juga pendapat Ikrimah, Mujahid, dan banyak para salaf.” Posisinya sejajar di atas ka’bah di bumiAl-Baghawi rahimahullah berkata, “Baitul Makmur: banyaknya yang memenuhi dan penduduknya, yaitu rumah di langit sekitar ‘Arsy dan sejajar dengan Ka’bah.

Referensi: www,lampuislam.id
Facebook page: www.facebook.com/riska.pratama.ardi

Umat Islam juga Beriman Pada Yesus | Renungan untuk Umat Kristen



Ditulis Oleh: Dr. Zakir Naik dari irf.net
 
Islam adalah satu-satunya agama non-Kristen, yang mewajibkan pengikutnya untuk mengimani Yesus Kristus (Nabi Isa). Seseorang tidak bisa menjadi Muslim apabila dia tidak beriman pada Yesus (Nabi Isa). Kami percaya bahwa ia adalah salah satu Rasul terkuat Allah (swt). Kami percaya bahwa ia lahir secara mukjizat, tanpa seorang ayah, dimana banyak orang Kristen modern tidak mempercayainya. Kami percaya dia adalah sang Messiah yang diterjemahkan sebagai Kristus a.s. Kami percaya bahwa ia menghidupkan orang mati atas izin Tuhan. Kami percaya bahwa ia menyembuhkan orang-orang buta dan penderita kusta atas izin Tuhan.

KONSEP TUHAN DALAM KEKRISTENAN:
1. Yesus Kristus (AS) tidak pernah mengaku ilahi
Seseorang mungkin bertanya, jika umat Muslim dan Kristen sama-sama mencintai dan menghormati Yesus (as), di mana letak perbedaannya? Perbedaan utama antara Islam dan Kristen adalah bahwa umat Kristen menganggap Yesus sebagai Tuhan, sedangkan umat Islam menganggap Yesus sebagai nabi Tuhan tetapi BUKAN Tuhan. Namun jika kita meneliti secara mendalam kitab suci umat Kristen (Bibel), terungkap bahwa Yesus (as) tidak pernah mengaku ilahi. Bahkan tidak ada satu pernyataan tegas pun di dalam keseluruhan Bibel dimana Yesus (as) sendiri berkata, "Akulah Tuhan" atau dimana dia berkata, "Sembahlah aku". Bahkan perkataan-perkataan Yesus (as) dalam Bibel bertentangan dengan anggapan bahwa Yesus adalah Tuhan. Berikut ini pernyataan-pernyataan dalam Bibel yang diucapkan Yesus Kristus (as):
(I) "Bapa lebih besar daripada aku." (Bibel, Yohanes 14:28)
(II) "Bapa lebih besar daripada siapapun." (Bibel, Yohanes 10:29)
(III) "...Aku mengusir setan dengan kuasa Roh Allah..." (Bibel, Matius 12:28)
(IV) "...Aku mengusir setan dengan kuasa Allah..." (Bibel, Lukas 11:20)
(V) "Aku tidak dapat berbuat apa-apa dari diriku sendiri; Aku menghakimi sesuai dengan apa yang aku dengar, dan penghakimanku adil, sebab aku tidak menuruti kehendakku sendiri, melainkan kehendak Dia yang mengutus aku." (Bibel, Yohanes 5:30)
2. Misi Yesus Kristus (as) adalah memenuhi hukum Taurat
 
Yesus (as) tidak pernah mengklaim dirinya sebagai Tuhan. Dia dengan jelas menyatakan misinya. Yesus (as) diutus oleh Allah untuk memenuhi hukum Yahudi yang sebelumnya. Hal ini jelas terlihat dalam perkataan Yesus (as) di Injil Matius:
"Janganlah kamu menyangka, bahwa Aku datang untuk meniadakan hukum Taurat atau kitab para nabi. Aku datang bukan untuk meniadakannya, melainkan untuk menggenapinya. Karena Aku berkata kepadamu: Sesungguhnya selama belum lenyap langit dan bumi ini, satu iota atau satu titikpun tidak akan ditiadakan dari hukum Taurat, sebelum semuanya terjadi."
Karena itu siapa yang meniadakan salah satu perintah hukum Taurat sekalipun yang paling kecil, dan mengajarkannya demikian kepada orang lain, ia akan menduduki tempat yang paling rendah di dalam Kerajaan Sorga; tetapi siapa yang melakukan dan mengajarkan segala perintah-perintah hukum Taurat, ia akan menduduki tempat yang tinggi di dalam Kerajaan Sorga."
Maka aku berkata kepadamu: Jika hidup keagamaanmu tidak lebih benar dari pada hidup keagamaan ahli-ahli Taurat dan orang-orang Farisi, sesungguhnya kamu tidak akan masuk ke dalam Kerajaan Sorga.” (Bibel, Matius 5: 17-20)
 
3. Allah mengutus Yesus (as) sebagai nabi
Bibel menyebutkan sifat kenabian Yesus (as) misi dalam ayat-ayat berikut:
 
(I) "...dan firman yang kamu dengar itu bukanlah dari padaku, melainkan dari Bapa yang mengutus aku." (Bibel, Yohanes 14:24)
(II) "Aku di dalam mereka dan Engkau di dalam aku supaya mereka sempurna menjadi satu, agar dunia tahu, bahwa Engkau yang telah mengutus aku dan bahwa Engkau mengasihi mereka, sama seperti Engkau mengasihi aku." (Bibel, Yohanes 17: 3)
4. Yesus bahkan menyanggah klaim ketuhanannya
Pertimbangkan kejadian berikut dalam Bibel:
"Ada seorang datang kepada Yesus, dan berkata: "Guru, perbuatan baik apakah yang harus kuperbuat untuk memperoleh hidup yang kekal? Jawab Yesus: "Apakah sebabnya engkau bertanya kepadaku tentang apa yang baik? Hanya Satu yang baik. Tetapi jikalau engkau ingin masuk ke dalam hidup, turutilah segala perintah Allah." (Bibel, Matius 19: 16-17)
Yesus (as) tidak mengatakan bahwa untuk memiliki hidup yang kekal dari surga, manusia harus percaya dia sebagai Tuhan atau menyembah Dia sebagai Tuhan, atau percaya bahwa Yesus (as) akan menebus dosa-dosa umat manusia di tiang salib. Sebaliknya dia mengatakan bahwa jalan menuju keselamatan adalah dengan mematuhi perintah-perintah Tuhan. Dengan demikian terdapat perbedaan yang sangat mencolok antara kata-kata yang diucapkan Yesus Kristus (as) dengan dogma Kekristenan yang diajarkan gereja yang mengatakan bahwa keselamatan hanya dapat diperoleh melalui pengorbanan Yesus (as).
 
5. Yesus (as) dari Nazareth – Seorang manusia yang disetujui Allah
Pernyataan berikut dari Bibel sesuai dengan keimanan Islam bahwa Yesus (as) hanyalah seorang manusia dan seorang nabi Allah.
"Hai orang-orang Israel, dengarlah perkataan ini: Yang aku maksudkan, ialah Yesus dari Nazaret, seorang yang telah ditentukan Allah dan yang dinyatakan kepadamu dengan kekuatan-kekuatan dan mujizat-mujizat dan tanda-tanda yang dilakukan oleh Allah dengan perantaraan dia di tengah-tengah kamu, seperti yang kamu tahu." (Bibel, Kisah Para Rasul 2:22)
 
6. Perintah yang utama adalah bahwa Allah itu Satu
Yesus tidak pernah mengajarkan trinitas. Bahkan kata trinitas itu sendiri tidak ada dalam Bibel. Salah satu ahli Taurat pernah bertanya kepada Yesus (as) mengenai apakah yang merupakan perintah yang utama, dimana Yesus (as) hanya mengulangi apa yang pernah dikatakan Musa (as) sebelumnya:
"Shama Israelu Adonai Ila Hayno Adonai Ikhad."
Ini adalah kutipan bahasa Ibrani, yang berarti:
"Jawab Yesus: "Hukum yang terutama ialah: Dengarlah, hai orang Israel, Tuhan Allah kita, Tuhan itu esa." (Bibel, Markus 12:29)
Dengan demikian ajaran-ajaran dasar Gereja seperti trinitas dan penebusan dosa sama sekali tidak ada dasarnya dalam Bibel, dan bahkan bertentangan dengan perkataan Yesus sendiri. Bahkan, ayat-ayat Bibel menjelaskan tentang misi Yesus (as) yang sebenarnya, yaitu untuk memenuhi hukum yang telah diwahyukan kepada Nabi Musa (as). Dan Yesus (as) mengatakan bahwa dirinya tidak bersifat ilahi, dan menjelaskan bahwa mukjizat-mukjizat yang dilakukannya hanyalah karena kuasa Tuhan Yang Maha Esa. Kesimpulannya adalah Yesus (as) menegaskan pesan tauhid yang disampaikan oleh semua nabi yang diutus Tuhan sebelumnya.
KONSEP TUHAN DALAM PERJANJIAN LAMA:
 
1. Tuhan itu satu
Berikut ayat dari kitab Ulangan yang berisi nasihat dari Musa (as):
"Shama Israelu Adonai Ila Hayno Adna Ikhad." Ini adalah kutipan bahasa Ibrani yang berarti:
"Dengarlah, hai orang Israel: TUHAN itu Allah kita, TUHAN itu esa!" (Bibel, Ulangan 6: 4)
 
2. Keesaan Tuhan dalam Kitab Yesaya 
Ayat-ayat berikut ini berasal dari Kitab Yesaya:
 
(I) "Aku, Akulah TUHAN dan tidak ada juruselamat selain dari pada-Ku.." (Bibel, Yesaya 43:11)
(II) "Akulah Allah dan tidak ada yang lain, Akulah Allah dan tidak ada yang seperti Aku." (Bibel, Yesaya 46: 9)
 
3. Perjanjian Lama menentang penyembahan berhala
 
(I) Perjanjian Lama menentang penyembahan berhala dalam ayat-ayat berikut:
"Jangan ada padamu allah lain di hadapan-Ku."
"Jangan membuat bagimu patung yang menyerupai apapun yang ada di langit di atas, atau yang ada di bumi di bawah, atau yang ada di dalam air di bawah bumi."
"Jangan sujud menyembah kepadanya atau beribadah kepadanya, sebab Aku, TUHAN, Allahmu, adalah Allah yang cemburu." (Bibel, Keluaran 20: 3-5)
 
(II) Pesan yang sama diulang dalam kitab Ulangan:
"Jangan ada padamu allah lain di hadapan-Ku."
"Jangan membuat bagimu patung yang menyerupai apapun yang ada di langit di atas, atau yang ada di bumi di bawah, atau yang ada di dalam air di bawah bumi."
"Jangan sujud menyembah kepadanya atau beribadah kepadanya, sebab Aku, TUHAN Allahmu, adalah Allah yang cemburu." (Bibel, Ulangan 5: 7-9)
Sumber: irf.net
Referensi: www.lampuislam.id 

Abdullah bin Mubarak dan Seorang Budak yang Shaleh

Sumber image
Ini adalah sebuah kisah tentang seorang budak yang shaleh dan Abdullah bin Mubarak ketika beliau berada di Mekkah. Abdullah bin Mubarak menceritakan, “Suatu ketika aku berada di Mekkah, dan saat itu kami dilanda kemarau yang panjang. Hujan tidak turun selama berminggu-minggu dan semua orang berkumpul di Masjidil Haram untuk shalat istisqa (shalat meminta hujan). Aku salah satu di antara mereka dan aku duduk di samping gerbang Banu Saiba. Seorang budak Ethiopia yang mengenakan pakaian lusuh datang dan duduk di depanku. Aku bisa mendengarnya berdo’a, “Ya Allah, amal buruk dan dosa-dosa telah menodai wajah-wajah dan Engkau telah berhenti menghujani kami dengan rahmat-Mu untuk memberi pelajaran kepada umat manusia. Aku memohon kepadamu ya Halim, ya Rahim, wahai Engkau yang diketahui manusia sebagai Maha Penyayang. Kirimkanlah hujan kepada kami saat ini juga.” Dia berdo’a sampai awan muncul dan hujan turun.

Ketika dia pergi, aku mengikutinya untuk mencari tahu keberadaannya. Karena tidak menemukannya, aku pun pulang ke rumah. Sebelum pulang ke rumah aku pergi untuk mengunjungi Fudail bin Ayaz. Aku menceritakan kejadian ini padanya, kemudian dia memaksaku untuk membawanya menemui pemuda Ethiopia itu. “Sekarang sudah terlambat, biarkan aku mencarinya dahulu”, kataku padanya.

Setelah Subuh, aku pergi ke tempat para budak itu dan melihat seorang kakek sedang duduk-duduk di depan pintu rumahnya. Dia ternyata mengenaliku. Dia menyambutku dan menanyai tentang keperluanku. “Aku butuh seorang budak hitam”, kataku. Dia menjawab, “Aku punya banyak, ambillah siapa saja yang kau mau.” Dia terus memanggil budak-budaknya satu demi satu dan aku terus menolak sampai akhirnya dia memanggil seseorang yang aku cari. Dia kemudian menolak untuk menjual budak ini karena keberadaan budak ini membawa banyak berkah. Kemudian aku berkata, “Haruskah aku kembali kepada Sufyan At-Tsauri dan Fudail bin Ayaz dengan tangan hampa?” Dia akhirnya setuju dan berkata, “Kedatanganmu adalah suatu hal yang besar. Bayarlah sesuai harga yang kau sukai dan bawalah dia.” Aku membeli budak itu, dan membawanya menuju rumah Fudail.

Ketika dalam perjalanan dia bertanya, “Kenapa kau tidak membeli seorang budak yang lebih kuat dariku? Aku lemah dan tidak bisa melayanimu. Tuanku telah menunjukkanmu banyak budak yang lebih kuat.” Aku berkata, “Demi Allah, aku akan melayanimu, membelikanmu sebuah rumah, dan mencarikanmu pasangan untuk dinikahi.” Dia mulai menangis. Aku bertanya, “Apa yang membuatmu menangis?” Dia berkata, “Satu-satunya alasan kau memperlakukanku seperti ini adalah karena kau telah melihat hubunganku dengan Tuhanku.”

Dia kemudian bertanya apakah aku bisa menunggunya karena dia ingin shalat beberapa raka’at yang masih harus diselesaikannya sejak semalam. Aku memberitahunya bahwa rumah Fudail dekat dari sini, tapi dia bersikeras, “Tidak baik untuk menunda ibadah kepada Allah.” Lalu dia pun memasuki masjid dan mulai shalat. Ketika selesai dia bertanya padaku, “Wahai Abu Abdur Rahman, apakah kau punya suatu keperluan?” Aku berkata, “Kenapa kau bertanya?” Dia menjawab, “Untuk akhirat.” Dia kemudian berkata, kehidupan terlihat baik ketika ini menjadi rahasia antara Tuhanku dan aku. Sekarang kau telah mengetahui lalu orang lain akan tahu. Sekarang aku tidak lagi memerlukan kehidupan ini.” Dia pun terjatuh dan berkata, “Ya Allah bawa aku sekarang.” Aku mendekatinya dan kutemukan tubuhnya tak lagi bergerak. Ternyata dia telah meninggal dunia.

Referensi: haqislam.org
www.lampuislam.id
Facebook page: www.facebook.com/riska.pratama.ardi

Bagaimana Cara Agar Hati kita Terhubung dengan Allah?



Sumber image

Ditulis oleh: Naima Asma Cherfaoui

Sejujurnya merupakan keajaiban kecil bagi saya untuk menulis artikel ini sekarang. Ini artikel pertama saya dalam 3 tahun terakhir. Pada masa-masa itu, saya semakin menjauh dari agama dan saya dapat merasakan hati ini semakin keras sampai-sampai terasa seperti batu. Ini perasaan yang menakutkan dan setelah mengintrospeksi diri, saya percaya semua ini terjadi karena saya tidak mempedulikan hati saya. Rasulullah shallallahu ‘alaihi wasallam bersabda, “Ada seonggok daging di dalam tubuh. Jika ia baik, maka seluruh tubuh menjadi baik. Dan jika ia buruk, maka seluruh tubuh menjadi buruk. Sesungguhnya daging itu adalah hati.” (Sahih Muslim).

Hati anda tidak menjauh dari Allah subhanahu wa ta’ala hanya dalam waktu semalam. Ini adalah proses yang terjadi secara bertahap. Pertama, anda menjadi malas beribadah, menunda ibadah, menganggap remeh dosa. Kemudian kesenangan duniawi menjadi prioritas anda dan dosa-dosa tertentu menjadi kebiasaan yang tidak dapat anda hilangkan, sampai anda merasa tidak punya tujuan dalam hidup.

Saya tidak akan pernah mau hati saya kembali dalam keadaan itu lagi, dan saya tidak akan pernah mau hubungan saya dengan Sang Pencipta menjadi terhalang atau terputus. Akhir-akhir ini, menjaga hubungan saya dengan Allah subhanahu wa ta’ala dan mempraktekkan suatu kebiasaan tertentu untuk membuat hati saya tetap hidup menjadi hal yang sangat penting bagi saya. Setiap dari kita punya hati, dan meskipun organ hati kita mempunyai peranan penting dalam kehidupan kita sehari-hari, tapi nutrisi yang paling baik untuk hati tentunya adalah nutrisi ruhani.

Dengan begitu, saya berdo’a agar kata-kata saya bisa menginspirasi anda -dan saya- untuk mulai berusaha agar memiliki hati yang baik, insya Allah.

Inilah yang harus kita pertimbangkan...


HUBUNGAN ANDA DENGAN ALLAH

1. Kenallah Allah

Rasulullah shallallahu ‘alaihi wasallam bersabda, “Allah subhanahu wa ta’ala berfirman: Aku seperti apa yang hamba-Ku sangkakan. Aku bersamanya ketika dia menyebut-Ku. Jika dia menyebut-Ku ketika sendirian, Aku akan menyebutnya sendiri; dan jika dia menyebut-Ku dalam perkumpulan, aku akan menyebutnya dalam perkumpulan yang lebih besar daripadanya. Jika dia mendekat pada-Ku sehasta, Aku akan mendekat padanya sehasta. Dan jika dia mendekat kepada-Ku dengan berjalan, Aku akan mendekat kepadanya dengan cepat.” (Sahih Muslim)

Saya percaya bahwa agar mempunyai hati yang terhubung dengan Allah subhanahu wa ta’ala, kita harus mengenal-Nya lebih dulu. Bagaimana kita bisa membangun hubungan yang kuat dengan seseorang yang kita tidak kenal? Allah subhanahu wa ta’ala memberikan kita berbagai jalan untuk melakukan ini, salah satunya adalah melalui Quran (saya akan membahas ini nanti). Jalan lain untuk mengenal-Nya adalah dengan menghabiskan waktu mempelajari dan merenungkan nama-nama-Nya yang kita pelajari dari Quran dan Sunnah.

Ketahuilah bahwa Dialah al-Khaliq, Dialah yang menciptakan segala sesuatu yang kita inginkan; as-Sami’’ Dialah yang Maha Mendengar setiap do’a kita; al-Qadir, Dialah yang dapat melakukan apapun, tidak peduli betapa tidak mungkin tampaknya hal itu dalam pemahaman kita yang terbatas. Ini akan membantu kita mendekatkan hubungan dengan Allah subhanahu wa ta’ala dalam kerangka yang positif, dan membuatnya hubungan yang dengan senang hati kita usahakan. Jadi ketahuilah, belajar, dan renungkan nama-nama Allah subhanahu wa ta’ala.

2. Dengan teguh mengharapkan rahmat-Nya

Allah subhanahu wa ta’ala tidak mencari-cari alasan untuk menghukum, menolak, atau berpaling dari kita.  Dia ada untuk kita ketika orang lain menjauh, dan Dia ingin menerima kita. Nama-nama-Nya mengajarkan kita bahwa Dialah yang Maha Penyayang, sumber dari cinta (al-Wadud), dan sumber kedamaian (as-Salaam). Meski begitu, kita seringkali kehilangan harapan ketika kita berbuat salah. Menurut saya, ini dapat menjadi penyebab kenapa hubungan kita dengan Allah subhanahu wa ta’ala mulai renggang.

Ketahuilah bahwa kita hanyalah manusia biasa dan begitu juga hati kita, jadi pada suatu waktu, ia mungkin hancur, mungkin tidak bekerja dengan baik, atau kita mungkin merasakan kehampaan di dalamnya. Berdasarkan pengalaman pribadi, saya dapat memberitahu anda bahwa penting bagi kita untuk belajar mengisi kekosongan ini dengan mendekat kepada Allah subhanahu wa ta’ala daripada mencoba mengisinya dengan sesuatu yang lain. Jadilah optimis bahwa Allah subhanahu wa ta’ala akan menerima taubat anda. Dia subhanahu wa ta’ala menyebutkan ampunan-Nya jauh lebih sering daripada azab-Nya di dalam Quran. Sesekali kita semua akan membuat kesalahan, tapi penting untuk segera menyadarinya dan mengingat Allah subhanahu wa ta’ala. Taubat adalah proses yang terus-menerus, jadi mungkin butuh beberapa kali percobaan sampai akhirnya kita kembali di jalur kita. Tapi jangan malu untuk kembali kepada-Nya, tidak peduli betapa besar dosa itu, dan jangan pernah kehilangan harapan dalam ampunan-Nya yang tidak terbatas.


HUBUNGAN FISIK

1. Shalat

Rasulullah shallallahu ‘alaihi wasallam bersabda, “Perumpamaan dari shalat 5 waktu adalah bagaikan air jernih di sungai yang mengalir di depan rumahmu dimana seseorang membasuh dirinya 5 kali sehari – membersihkannya dari segala kotoran.” (Sahih Muslim)

Saya baru-baru ini mendapat berkah sehingga bisa pergi umrah. Salah satu hal yang paling berkesan bagi saya adalah bagaimana shalat lima waktu diprioritaskan di dua kota suci. Ketika anda mendengar adzan di Mekkah atau Madinah, para pemilik toko menutup toko-toko mereka.  Ramai orang – yang muda dan yang tua, wanita, anak-anak, dan pria, bergegas ke masjid untuk mendapatkan shaf terbaik. Banyak orang yang bahkan sudah berada di masjid dan menunaikan shalat mereka, berdo’a, dan membaca Quran berjam-jam sebelumnya. Anda bisa melihat orang-orang yang berwudhu’, tidak tergesa-gesa melakukannya, melainkan melakukannya dengan seksama. Orang-orang memprioritaskan shalat di masjid dan tepat waktu. Mereka telah siap untuk shalat jauh sebelum adzan terdengar. Bahkan di luar waktu shalat, saya memperhatikan orang-orang menyesuaikan kesibukan mereka berdasarkan jadwal shalat dan bukan sebaliknya. Ketika ada janji untuk bertemu seseorang, saya sering kali mendengar mereka berkata, “Mari kita jadwalkan pertemuan kita antara Dzuhur dan Ashar” atau “Mari bertemu setelah Maghrib” dan tidak mengatakan “Mari bertemu pukul 5 sore.”

Tapi ini bukan hanya soal shalat tepat waktu. Apa yang lebih penting menurut pendapat saya adalah kualitas dari shalat kita. Berkenaan dengan hati kita, tidak ada yang lebih penting daripada shalat kita. Inilah hal pertama yang akan ditanyakan oleh Allah subhanahu wa ta’ala dan jika shalat kita bagus, maka hal-hal lainnya akan menjadi baik, insya Allah. (Jami’ at-Tirmidzi). Artinya kualitas dari shalat kita adalah cara untuk mengecek diri anda, keadaan iman, dan hati anda. Ini cara kita untuk memohon kepada-Nya lima kali dalam sehari, untuk menjaga hubungan kita dengan-Nya, dan agar hati kita tetap terhubung dengan-Nya. Kita harus memperbaiki kualitas shalat kita jika kita ingin memperbaiki hati kita. Jika kita tidak memiliki konsistensi itu, makanan untuk ruh itu, hati kita secara otomatis akan terpengaruh.

Shalat lima waktu dapat dilihat sebagai penyegar yang terus-menerus bagi iman kita. Ia menyegarkan kita secara ruhani jika kita mengerjakan shalat secara sadar, dan tidak mengerjakannya hanya untuk menunaikan kewajiban. Masalah bagi banyak dari kita adalah kita tidak lancar dalam bahasa Arab, jadi kita mungkin merasa tidak terhubung dengan shalat karena kita tidak mengerti apa yang kita baca. Jadi ini tergantung pada kita untuk menjadi proaktif dan mencari cara untuk memahami bacaan shalat kita, misalnya dengan melakukan kajian terhadap beberapa ayat yang kita baca, memahami artinya, dan sebagainya.

2. Membaca dan Memahami Quran

(yaitu) orang-orang yang beriman dan hati mereka manjadi tenteram dengan mengingat Allah. Ingatlah, hanya dengan mengingati Allah-lah hati menjadi tenteram.” (Qs ar-Ra’d[13]: 28)

Saya yakin kita semua pernah berada dalam situasi dimana kita menghadiri sebuah ceramah atau event Islami, lalu pulang ke rumah dan merasakan meningkatnya keimanan kita secara signifikan. Tapi kemudian, setelah seminggu atau beberapa lamanya, kita merasakan keimanan kita kembali turun. Bayangkan skenario ini: Jika anda ingin menasihati teman anda yang ingin memiliki postur tubuh yang bagus, apakah anda akan menyarankan mereka untuk mengangkat beban selama tiga jam, lalu hal ini cukup dilakukan setahun sekali? Andaikan semudah itu! Sebagaimana mengangkat beban setiap beberapa bulan sekali selama beberapa jam tidak akan berdampak apa-apa pada tubuh kita, mengingat Allah subhanahu wa ta’ala sekali dalam seminggu atau sekali dalam sebulan juga tidak akan berdampak apa-apa bagi ruhani kita. Dengan tujuan agar konsisten mengingat Allah subhanahu wa ta’ala, selain kita harus melaksanakan shalat lima waktu sebagaimana disebutkan di atas, kita juga memiliki Quran, yang bukan hanya untuk dijadikan pajangan di rak buku kita melainkan diturunkan untuk dibaca, dihidupkan, dan dipraktekkan dalam kehidupan sehari-hari. Allah subhanahu wa ta’ala berfirman kepada kita dalam Quran bahwa hati kita menemukan ketenangan dan kedamaian sejati dengan mengingat-Nya. Karena Quran dikatakan sebagai pengingat yang terbaik, maka ia menjadi komponen penting untuk membuat hati kita tetap teguh. Tapi berapa banyak dari kita yang benar-benar berusaha untuk memahami kitab-Nya? Berapa banyak waktu yang benar-benar kita gunakan secara konsisten?

Saya pribadi percaya bahwa membaca Quran, meskipun kita mungkin tidak memahami atau tidak mengingat semuanya, adalah cara untuk menyucikan hati kita dan membuat perubahan dalam diri kita. Tapi agar dapat merasakan efek dari firman-Nya kepada kita, kita harus mau mengkaji lebih dalam untuk memetik manfaat yang begitu berharga dari makna ayat-ayat-Nya. Saya pernah mendengar perumpamaan yang ingin saya bagikan kepada anda: bayangkan anda mendapat sebuah surat dari seorang raja, seorang presiden, atau siapapun yang mempunyai jabatan tinggi. Meskipun suratnya ditulis dalam bahasa asing, anda akan mencoba mencari cara untuk menerjemahkannya karena anda sangat ingin tahu apa isinya. Quran bisa dilihat sebagai sebuah surat bagi umat manusia dan ini bukan surat dari seseorang! Ini sebuah pesan dari Tuhan yang memiliki langit dan bumi itu sendiri! Merupakan sebuah pengalaman yang paling menyejukkan ketika kita bisa mendekatkan diri dengan Quran dan mengambil permatanya untuk memperkaya kehidupan pribadi anda dan mencerahkan hati anda. Apa yang harus anda lakukan adalah cukup dengan berkomitmen dan tetapkan waktu tertentu setiap harinya dimana anda dapat duduk, membaca, dan merenungi Quran, meskipun hanya satu ayat setiap harinya. Salah satu waktu yang direkomendasikan adalah setelah shalat Subuh karena inilah waktu yang penuh berkah, tapi menurut saya hal yang paling penting adalah anda menemukan waktu yang paling tepat agar anda dapat melakukannya secara konsisten.


HUBUNGAN ANDA DENGAN DIRI SENDIRI DAN ORANG LAIN

1. Dekatkan diri anda dengan orang-orang yang mengingatkan anda kepada Allah subhanahu wa ta’ala

Rasulullah shallallahu ‘alaihi wasallam bersabda: “Perumpamaan teman yang shaleh dan teman yang jahat adalah bagaikan penjual parfum (misik) dan seorang pandai besi. Bagi penjual parfum, dia dapat memberikanmu sesuatu, atau kamu bisa membeli sesuatu darinya, atau kamu bisa mengambil manfaat dari baunya yang harum. Sedangkan untuk pandai besi, dia mungkin bisa membakar pakaianmu, atau kamu akan mencium baunya yang tidak mengenakkan.” (Sahih Bukhari)

Bahkan jika anda berjuang untuk memperbaiki diri anda dan menyucikan hati anda, hal ini akan menjadi sangat sulit jika teman-teman anda tidak baik. Sebagaimana sebagian orang dapat berdampak positif bagi anda, sebagian orang lainnya dapat meracuni anda. Dengan begitu, kualitas jauh lebih penting daripada kuantitas berkenaan dengan teman-teman yang anda pilih untuk menghabiskan waktu bersama. Sepenuhnya normal bagi kita untuk melewati fase dimana iman kita naik dan turun, tapi jika kita memiliki teman-teman yang baik dan tidak menyendiri, kita dapat mencegah keimanan kita turun hingga ke titik yang sangat rendah. Bertemanlah dengan orang-orang yang mendekatkan diri anda kepada keshalehan, teman-teman yang mengingatkan anda kepada Allah subhanahu wa ta’ala dan mendorong anda untuk melakukan amal-amal kebaikan, teman-teman yang mendukung anda dan percaya pada anda pada masa-masa yang baik, begitu juga pada masa-masa yang sulit.

Pergilah, atau atur jadwal untuk pertemuan mingguan secara berkala dimana anda pergi bersama-sama dengan teman-teman Muslim anda dan mendiskusikan hal-hal yang terjadi dalam hidup anda. Bacalah kitab-Nya bersama-sama, renungkan firman-Nya, beribadah bersama, makan bersama, dan jalinlah tali silaturahmi dengan mengharap ridha-Nya. Anda mungkin melihat sesuatu yang tidak dilihat oleh teman di sebelah anda, dan begitu pula sebaliknya, sehingga anda bisa mengambil manfaat dari sudut pandang masing-masing. Para malaikat datang ke perkumpulan dimana nama Allah diingat, jadi bayangkan betapa berkahnya perkumpulan mingguan itu. Anda akan langsung merasakan efeknya pada hati dan ruhani anda, insya Allah.

2. Berhenti sejenak dan nilai diri anda

Secara berkala nilailah keadaan hati anda dan pikirkan bagaimana anda mempengaruhi orang lain. Apakah karakter dan cara anda berbicara dan memperlakukan orang lain membuat mereka lebih dekat kepada Allah subhanahu wa ta’ala, atau malah membuat mereka menjauh? Saya percaya bahwa aspek fundamental dari menyucikan hati dimulai dengan memperbaiki karakter dan mengembangkan etika yang mendasar. Ketika anda melalui masa-masa sulit dalam hidup anda, pergilah keluar dan tolonglah orang lain untuk menghadapi masalah mereka. Dengan begini, anda dapat mengganti fokus anda dari diri pribadi menjadi sesuatu yang lebih positif dan komprehensif dan dapat menangani hal-hal yang menjadi masalah anda dengan tenang.

Kita semua dapat melakukan bagian kita dalam membuat dunia ini menjadi lebih baik bagi orang lain. Ini mungkin tidak mempengaruhi semua orang, tapi jika hal ini dapat mempengaruhi bahkan satu orang saja, meski mempengaruhi hati satu orang saja, maka ia tetap bernilai dan ia tetap membuat perubahan. Anda akan menyadari bahwa apa yang anda lakukan untuk orang lain tidak hanya berdampak pada mereka, tapi juga membuat hati anda menjadi lebih lembut. Ketika kita melihat Rasulullah shallallahu ‘alaihi wasallam dan para Sahabat beliau, kita bisa melihat bahwa mereka tidak pernah membuat seseorang merasa kesepian atau seakan-akan orang itu menjalani cobaan seorang diri. Mereka tidak merendahkan atau meninggikan seseorang atau menghakimi mereka. Jadilah teman sejati kepada orang lain sehingga mereka merasa nyaman berbicara dengan anda.  Pikirkan bagaimana menjadi Muslim tidak hanya bermanfaat bagi anda, tapi juga bermanfaat bagi orang-orang di sekeliling anda.

Saya berharap artikel ini dapat menjadi inspirasi bagi anda untuk memberi nutrisi pada hati anda dan menyajikan anda dengan nasihat-nasihat yang dapat dipraktekkan dalam kehidupan sehari-hari. Keadaan hati anda akan menentukan bagaimana anda memandang dunia di sekitar anda. Sebagaimana kita menjaga tubuh dan jiwa kita, kita juga harus menjaga hati kita. Luangkan waktu untuk merenungkan hal-hal yang terjadi dalam diri anda yang harus disembuhkan dan diberi obat. Tidak ada di dunia ini yang dapat memberikan anda melebihi apa yang dapat diberikan oleh hati yang merasa ridha, hati yang terhubung dengan Sang Pencipta.

Apakah tips-tips anda untuk mendapatkan hati yang baik dan terhubung dengan Allah subhanahu wa ta’ala? Berbagilah bersama kami dengan menulis di kolom komentar di bawah ini.

Referensi: productivemuslim.com
 www.lampuislam.id
Facebook page: www.facebook.com/riska.pratama.ardi