Jumat, 22 Januari 2016

Biografi Syekh Hamza Yusuf


Hamza Yusuf adalah seorang ulama asal Amerika Serikat dan salah satu pendiri Zaytuna College. Ia adalah satu di antara sejumlah pendukung pembelajaran Ilmu Islam klasik dan telah mempromosikan ilmu-ilmu dan metode pengajaran Ilmu Islam klasik tersebut ke seluruh dunia.

Ia adalah seorang penasehat di Program Studi Keislaman di Stanford University dan di Pusat Studi Keislaman di Pasca-sarjana Teologi di Berkeley. Ia juga menjadi anggota dewan penasehat di '"One Nation" George Russell', suatu inisiatif filantropi nasional yang menyerukan pluralisme dan inklusif di Amerika Serikat. Sebagai tambahan, ia juga menjadi wakil presiden pada Pusat Global untuk Bimbingan and Pembaharuan, yang didirikan dan saat ini diketuai oleh Abdallah bin Bayyah.

Hamza adalah salah satu tokoh yang menandatangani  A Common Word Between Us and You, suatu surat terbuka oleh para ulama Islam kepada para pemimipin Kristiani, menyerukan perdamaian dan saling memaklumi. Harian The Guardian di Inggris menyebutkan bahwa "Hamza Yusuf adalah ulama Islam barat yang paling berpengaruh."


Yusuf terlahir dengan nama Mark Hanson dari dua orang tua yang akademisi di negara bagian Washington dan dibesarkan di California Utara.. Ia anak laki-laki kedua dan pertengahan dari tujuh bersaudara. Ayahnya seorang profesor ilmu sosial di suatu universitas di California Utara, sementara ibunya lulusan Universitas California di Berkeley.

Ia berdarah skotlandia dan Irlandia Dari garis ayahnya, sementara dari ibunya berdarah Yunani dan eropa utara lainnya. Kakek dari kakeknya dari sebelah ayah bernama Michael O'Hanson berimigrasi dari Irlandia ke Philadelphia pada tahun 1840-an yang saat itu mengalami masa paceklik, sementara ayahnya dilahirkan di Duluth, Minnesota. Kakek dan neneknya dari sebelah ibu berimigrasi ke Amerika Serikat melalui pulau Ellis di New York pada tahun 1896.
Ia dibesarkan dalam lingkungan agama Kristen Ortodoks Yunani dan bersekolah di pesisir timur dan barat negara Amerika Serikat. Saat usianya 12 tahun, kakek dari sebelah ibunya mengirim Hamza dan saudarinya, Nabila, ke Kamp Ortodoks di Yunani untuk belajar agalam Katolik (Ia nampaknya diarahkan agar menjadi pendeta pada masa mudanya). Pada tahun 1977, setelah mengalami kecelakan mobil yang hampir mematikan, ia mulai mencari-cari tentang kehidupan setelah mati dan mulai membaca Al-Qur'an yang pada akhirnya ia memeluk agama Islam. Saudarinya Nabila adalah satu-satu saudaranya yang masuk ke agama Islam

Setelah menyelesaikan pendidikan keperawatan, Hamza bekerja di Unit Rawat Jantung di suatu rumah sakit di California. Pada masa ini pula yang membuatnya paham masalah kedokteran dan jantung.


Ia dan kolega Dr. Hesham Alalusi dan Zaid Shakir mendirikan Zaytuna Institute di Berkeley, California, Amerika Serikat, pada tahun 1996, yang khusus berdedikasi dalam membangkitkan kembali metode belajar secara tradisional ilmu-ilmu keislaman. Akhirnya, mereka bersama kolega yang lain yang juga profesor di Universitas California di Berkeley, Hatem Bazian, pada musim gugur tahun 2010 berhasil membuka Zaytuna College, suatu perguruan tinggi ilmu sosial dengan pengkhususan keislaman dengan masa tempuh pendidikan 4-tahun, suatu perguruan tinggi Islam pertama di Amerika Serikat. Tempat itu berhasil mewujudkan visi Hamza Yusuf yang ingin mengkombinasikan ilmu sosial-budaya yang berbasis trivium dan quadrivium - dengan pelatihan intensif dalam disiplin ilmu-ilmu Islam tradisional. Perguruan tinggi tersebut bertujuan untuk "mendidik dan menyiapkan pemimpin profesional, intelektual dan spiritual."

sumber: www.wikipedia.com
page facebook: www.facebook.com/riska.pratama.ardi

Biografi Syekh Ahmed Deedat



Penjelasan Judul 

Syekh Ahmed Hussein Deedat (lahir 1 Juli 1918 – meninggal 8 Agustus 2005 pada umur 87 tahun, setelah terkena stroke sejak tahun 1996) atau 'Ahmed Deedat' atau 'Ahmad Deedat'  atau 'Ahmed Hoosen Deedat' diakui sebagai seorang cendekiawan muslim dalam bidang perbandingan agama (antara Islam dengan yang lainnya, terutama Kristen).
Dia juga seorang pengarang buku yang sukses, seorang dosen dan orator handal dalam debat publik tentang masalah keagamaan.
Pada 1957, Deedat bersama dua orang temannya, mendirikan Islamic Propagation Centre International (IPCI) dan ia menjadi presiden hingga 1996.


Profil

Masa kecil

Lahir di Surat, Bombay, India, pada tahun 1918.
Ayahnya adalah seorang penjahit yang karena profesinya hijrah berimigrasi ke Afrika Selatan tidak lama setelah kelahiran Ahmed Deedat.
Tahun 1927, di usianya yang ke 9 tahun, Deedat menyusul ayahnya ke Afrika Selatan, tanpa pendidikan formal, belum fasih berbahasa Inggris dan berniat untuk mencari kehidupan yang lebih baik disitu.
Beberapa bulan kemudian, ibunya meninggal dunia, tanpa sempat dia melihatnya untuk terakhir kali semenjak masa perpindahannya.
Di negeri yang asing, Deedat mulai menyiapkan dirinya untuk dapat beradaptasi dan bersaing dengan kehidupan baru di koloni Inggris tersebut.
Dengan ketekunannya dalam belajar, Deedat tidak hanya dapat mengatasi hambatan bahasa, tetapi juga unggul di sekolahnya.
Kegemaran Deedat membaca membantunya untuk mendapatkan promosi hingga ia menyelesaikan standar 6. Karena masalah biaya, dia terpaksa harus menunda sekolahnya dan di awal usia 16 tahun untuk pertama kalinya ia terpaksa meninggalkan sekolahnya untuk sementara dan bekerja dalam usaha retail (eceran).

Pada tahun 1936 sewaktu dia bekerja pada toko muslim di dekat sebuah sekolah menengah Kristen di pantai selatan Natal, toko tersebut sering dikunjungi oleh siswa misionaris yang tak henti-hentinya menantang Islam.
Hal tersebut menumbuhkan tekad kuat pada dirinya untuk mendalami agama Kristen dan membandingkannya dengan Islam.

Mempelajari Alkitab

Ahmed Deedat menemukan sebuah buku berjudul Izharul-Haq yang berarti Mengungkapkan Kebenaran. Buku ini berisi materi debat dan keberhasilan usaha-usaha umat Islam di India yang sangat besar dalam memberikan argumen balasan kepada para misionaris Kristen yang melakukan misi penyebaran agama Kristen dibawah otoritas Kerajaan Inggris dan pemerintahan India.
Secara khusus, ide untuk menangani debat telah berpengaruh besar dalam diri Ahmed Deedat.

Beberapa minggu setelah itu, Ahmed Deedat membeli Injil pertamanya dan mulai melakukan debat dan diskusi dengan siswa-siswa misionaris.
Ketika siswa misionaris tersebut mundur dalam menghadapi argumen balik Ahmed Deedat, mereka secara pribadi memanggil guru teologi mereka dan bahkan pendeta-pendeta di daerah tersebut.
Keberhasilan-keberhasilan ini memacu Ahmed Deedat untuk berdakwah.

Selama empat dekade berikutnya, ia menenggelamkan dirinya ke dalam sejumlah kegiatan. Memimpin kelas-kelas untuk mempelajari Alkitab, melakukan tugasnya sebagai dosen dan menghadiri seminar yang membahas tentang perbedaan agama di seluruh dunia.  
Ia mendirikan Seminari Islam pertama di Afrika Selatan untuk melatih para da'i di Institusi Pendidikan Assalaam, Braemar.

Ahmed Deedat muncul dalam debat pertamanya pada tahun 1977, dan kemudian muncul di Royal Albert Hall di Inggris. Dia berdebat dengan beberapa ulama Kristen terbesar seperti Clark, Jimmy Swaggart, Anis Shuroush, dan lain-lain.  
Kaum Muslim dan beberapa orang Kristen memanfaatkan hal tersebut untuk menegaskan keyakinan mereka terhadap Islam dan Al-Quran.

Ada yang datang untuk mengetahui dimana letak penyimpangan dan kebohongan pada agama yang mereka ketahui dan yakini, ada yang sengaja datang untuk menghujat, dan ada pula yang datang untuk berdebat, kemudian memberikan kesaksiannya atas keyakinan Islam.

Walaupun menikah (dengan Hawa Deedat), menanti kelahiran anak, dan persinggahan sebentar selama tiga tahun ke Pakistan sesudah kemerdekaan negara tersebut, tetap tidak mengurangi keinginannya untuk membela Islam dari penyimpangan-penyimpangan yang memberdayakan para misionaris Kristen.
Dengan semangat misionaris untuk menyebarkan agama Islam, Ahmed Deedat membenamkan dirinya pada sekumpulan kegiatan lebih dari tiga dekade yang akan datang.
Ia memimpin kelas untuk pelajaran Injil dan memberi sejumlah kuliah.
Ia mendirikan As-Salaam (Kedamaian), sebuah institut untuk melatih para da'i Islam.
Ahmed Deedat, bersama-sama dengan keluarganya, hampir seorang diri mendirikan bangunan-bangunan termasuk masjid yang masih dikenal sampai saat ini.
Ia menerbitkan lebih dari 20 buku dan menyebarkan berjuta-juta salinan gratis dan mengirimkan beribu-ribu materi kuliah ke seluruh dunia dan mendebat pengabar-pengabar Injil pada debat umum.
Beberapa ribu orang telah menjadi Islam sebagai hasil usahanya.
Pada tahun 1986, dia memperoleh penghargaan internasional dari Raja Faisal atas prestasinya yang bersejarah itu.
Sebuah penghargaan bergengsi yang sangat berharga dalam dunia Islam.

 

Akhir hayat

  

Di sisa sembilan tahun usia hidupnya, Ahmed Deedat menjalani rawat jalan terkait penyakit stroke kronis yang dideritanya di kediamannya di Verulam, Afrika Selatan.  
Mendekati akhir masa hidupnya, dia hanya mampu berkomunikasi dengan menggunakan kelopak matanya.
Namun, dia tetap melakukan tugasnya sebagai seorang 'Pekerja Islam' dan Duta Islam
, dengan terus menginspirasi, mendidik, menantang dan menginformasikan orang-orang tentang pesan universal Islam.

Hingga pada 8 Agustus 2005, ia meninggal di rumahnya di Trevennen Road di Verulam, provinsi KwaZulu-Natal, Durban. Ia dimakamkan di pemakaman Verulam.

Selama masa ujiannya menghadapi penyakit yang dia derita, Deedat telah 'diserang' oleh sekelompok besar yang mengaku umat Kristen di beberapa situs internet.
Mereka mengaku beberapa hal yang mereka sebut sebagai kenyataan, tetapi lucunya, mereka tidak bisa memberikan bukti nyata atas pernyataan mereka tersebut.
Dan beberapa fakta lainnya, seperti :

1. Disebuah diskusi, Deedat dikatakan memohon kepada Tuhannya untuk membisukan siapa yang salah dan pembohong setelah debat dengan penginjil Kristen bernama Anis Shorrosh.  
Tetapi, tidak ada bukti untuk klaim ini meskipun semua debat Deedat-Shorrosh didokumentasikan di video.
Sedangkan bukti tentang pernyataan ini dari pihak yang mengaku umat Kristen, silahkan anda cari di situs-situs internet khusus umat Kristen mengenai Ahmed Deedat dan permohonannya tersebut, dalam berbagai bahasa. 
Maka, cukup menarik setelah mengetahui bahwa umat Muslim menahan diri dari berbohong tentang lawan Deedat sementara orang-orang Kristen yang berbohong tentang Deedat.
(Kalau anda menemukan bukti tentang ini permohonan Deedat tersebut, secara jelas, silahkan hubungi saya untuk saya rubah pernyataan ini. Kalau tidak ada, komentar tidak berkualitas akan tidak saya perdulikan, karena menunjukkan bahwa anda bukan seorang yang beragama, maka pembenaran maupun penjelasan akan menjadi tidak bermanfaat, tidak ada solusinya.)

2.  Anis Shorrosh ditangkap dan dipenjara setelah berdebat dengan Deedat.
http://www.youtube.com/watch?v=SndHKXLR17k 
 
3. Seorang Penginjil Kristen terkenal, yaitu Jimmy Swaggart (yang juga diperdebatkan Deedat) ditangkap dalam skandal seks dan dipermalukan di depan umum.
Artikel BBC tentang skandal Swaggart :
http://news.bbc.co.uk/onthisday/hi/dates/stories/february/21/newsid_2565000/2565197.stm

Alasannya, sebab, siapa saja bisa berbuat salah?

4. Pernyataan dari orang-orang yang mengaku sebagai umat Kristen bahwa Tuhan telah menghukum Deedat dengan kelumpuhannya, lantaran berbicara menentang Kristen.Pernyataan ini merupakan salah satu pernyataan yang fantastis.
Alasan mereka adalah Deedat telah berdosa, karena dia berbicara menentang Trinitas dan Alkitab dan dengan demikian ia "dihukum" dengan kelumpuhan nyaris total seluruh badan.
Sedangkan umat Muslim mempercayai bahwa, rasa sakit itu adalah rasa sayang Tuhan.
Ibarat mengikis dan membersihkan karat pada besi agar besi tersebut kembali berkilau dan cemerlang. 

Mengenai karya tulis Ahmed Deedat, salah satunya yang paling terkenal, yaitu The Choice.


Buku tersebut membahas tentang :


JILID I

BAGIAN 1: Apa Yg Dikatakan Injil Tentang Muhammad SAW
BAB 1:
-Pertemuan Besar Pertamaku
-8 Argumen yg Tak Terbantahkan
-Bukti Lebih Lanjut
-Perjanjian Baru yg Membenarkan

BAGIAN 2: Muhammad Pengganti Alamiah Kristus
BAB 1:
-Utusan Terakhir
-Dalam Firman Tuhan
-Muhammad adalah 'PARACLETE'
-Petunjuk Total
-Pemenuhan Ramalan
-Hukum Ke-Ekstrimisan / Sifat Salah?

BAGIAN 3: Muhammad Manusia Paling Agung Lelaki Teragung
BAB 1:
-Pilihan Semua Orang
-Sejarah Masa Lalu
-Agama yang paling Cepat Pertumbuhannya

BAGIAN 4: Al-Quran Sebuah Muk'jizat
BAB 1:
-Sebuah Tantangan Abadi
-Ilmu Pengetahuan & Wahyu Tuhan
-Al-Quran benar-benar Unik Pencatatannya
-Kitab Telegram yang Penuh Mukjizat
-Tuhan Unik Dalam Sifat Sifatnya

JILID II

BAGIAN 1: Ahli Kitab
BAB 1:
-Sasaran Pertama
-Beralih Menguasai
-INJIL, Bunga Rampai Inces (Perzinahan)
-Pengujian Wahyu
-Pornografi

BAGIAN 2: Combat Kit menghadapi para Penginjil
BAB 2:
-Bagaimana Mempergunakan Combat Kit

BAGIAN 3: Apakah Injil Firman Tuhan?
BAB 2:
-Apa Yang Dikatakan Mereka
-Sikap Umat Islam
-Berbagai versi Injil
-Lima Puluh Ribu Kesalahan
-Pengakuan yang Memberatkan
-Kitab Kristen Perjanjian Baru
-Batu Ujian
-Kesaksian yang Paling Obyektif
-Silsilah Yesus

BAGIAN 4: Crucifixion (Penyaliban) atau Cruci-Fiction (Kisah Penyaliban)
BAB 2:
-Satu-satunya Nilai Jual
-Panggil Saksi Saksimu
-Mendirikan Kerajaan Tuhan
-Persiapan Untuk Jihad
-Kebijakan atau Keberanian
-PengadilanTerhadap Yesus
-Metode Penyaliban
-Cara Tuhan Bukanlah Cara Kita
-Kebangkitan Kembali Setiap Hari
-Simpati Untuk Yesus
-Mengapa Memakai Tanda Kutip?
-Para Murid Tidak Percaya
-Yesus Bukan Hantu
-Yesus Tidak Dibangkitkan Kembali
-Satu-satunya Mukjizat Yang Dijanjikan
-Perhitungan Yang Sederhana
-Kitab Suci Buatan
-Penyaliban atau Sandiwara Penyaliban 


Buku ini sudah banyak diterbitkan ulang dan tersedia di toko-toko buku besar di Indonesia, apabila tertarik untuk mencarinya.

 Sumber :
- Wikipedia
- islamqa.info
- Most Influential Men, by : Michael H Hart.
page facebook: www.facebook.com/riska.pratama.ardi

Rabu, 20 Januari 2016

Biografi Al Habib Ali Zaenal Abidin Bin Abu Bakar Al Hamid


Al Habib Ali Zaenal Abidin Bin Abu Bakar Al Hamid
Habib Ali (foto: darulmurtadza.com)
Majlis Ta'lim Darul Murtadza dibimbing oleh Al Habib Ali Zaenal Abidin Bin Abu Bakar Al Hamid.

Nama penuh / Nasab:
Ali Zaenal Abidin Bin Abu Bakar bin Salim bin Hadi bin Salim Al Hamid bin Sheikh Abu Bakar
Berikut adalah sedikit sebanyak tentang latar belakang Al Habib Ali Zaenal Abidin
Bin Abu Bakar Al Hamid:-


1974 – 1992

Dilahirkan pada hari Jum'at, 12 April 1974, selepas solat Jum'at di Bondowoso, Jawa Timur, Indonesia. Habib Ali anak ke-2 dari 6 adik-beradik (4 lelaki dan 2 perempuan). Habib Ali dari keluarga sederhana yang hidup di sebuah perkampungan yang didiami oleh ramai para ulama' dan terdapat juga pondok pesantren

Sewaktu membesar, Habib Ali berguru dengan:

1. Ustadz Hasan Baharom
2. Ustadz Soleh Bal As'ad
3. Ustadz Abdul Hamid
4. Ustadz Soleh Bin Agil
5. Ustadz Ahmad Barakwan
6. Ustadz Husin Bin Abu Bakar

dan banyak lagi para asatizah. Al Habib Ali Zaenal Abidin
Bin Abu Bakar Al Hamid berguru dengan kesemuanya berbagai-bagai kitab dalam bidang agama.

1993 – 1995

Pada usia 21 tahun, dengan restu Ayahanda, Al Habib Abu Bakar bin Salim Al Hamid, dan Bunda, Al Habib Ali Zaenal Abidin Bin Abu Bakar Al Hamid pergi ke Hadhramaut, Yemen untuk meneruskan pengajian. Di Hadhramaut, Habib Ali berguru dengan:

Al Habib Umar bin Hafidz (pemimpin Dar Al Mustafa)
Al Habib Ali Masyhur
Al Habib Salim As Syatiri
Al Habib Hasan As Syatiri
Al Habib Abdullah Bin Syihab
Al Habib Abdul Qadir Jailani Al Masyhur
Al Habib Abdullah bin Syeikh Al Idrus
Syeikh Fadal Ba Fadal
Al Habib Musa Al Kazim As Saqqaf
Syeikh Umar Husain Al Khatib
Syeikh Umar Abu Bakar Al Khatib
Al Habib Ali Abdul Rahman Al Jufri

Al Habib Ali Zaenal Abidin Bin Abu Bakar Al Hamid juga adalah antara anak murid Al Habib Umar bin Hafidz yang pertama di Dar Al Mustafa. Bakat semula jadi seorang pendakwah mula diasah oleh Al Habib Umar bin Hafidz.

1996 – 2001

Selepas pengajian di Hadhramaut, Yemen, Habib Ali pergi ke Mesir pula. Selama 5 tahun di Universiti Al Azhar, Habib Ali terus berguru mendalami ilmu-ilmu agama dengan:

1. Dr. Abdul Badi' Abu Hashim
2. Dr. Saad Jawish
3. Dr. Ali Jum'ah
4. Dr. Muhammad Jibril

Di sini juga Habib Ali, seiring dengan belajar, telah terus mengasah kemahiran berdakwah Habib Ali dengan mengajar dan mendidik pelajar-pelajar dari berbagai kaum dan bangsa.

2002 – SEKARANG

Setelah menerima ijazah (degree) dalam jurusan 'Islamic Legislation and Law' dari Universiti Al Azhar, Habib Ali meneruskan kembara ilmunya di Universiti Islam Antarabangsa (UIA), Malaysia, dalam jurusan Al Quran dan Sunnah.

Dalam tahun 2004,  Al Habib Ali Zaenal Abidin Bin Abu Bakar Al Hamid mernikah dan sejak itu, Habib Ali serta isteri telah dianugerahkan dengan 3 orang puteri.

Setelah selesai kuliahnya di peringkat Sarjana (Masters), Habib Ali sekarang sedang giat berusaha menyempurnakan Doktor Falsafah (PhD) dalam jurusan Al Quran dan Sunnah.

Dalam tahun 2004, Al Habib Abdul Qadir Al Jufri, pengasas Darul Murtadza berpindah ke Kota Tinggi, Johor. Oleh kerana itu, Al Habib Abdul Qadir Al Jufri telah memohon Al Habib Ali Zaenal Abidin Al Hamid untuk mengambil alih.

Alhamdulillah, sejak dari itu, Darul Murtadza telah berkembang dari awalnya sebagai pengajian di rumah Al Habib Ali Zaenal Abidin Al Hamid dengan jemaah 10 – 20 orang ke sekarang, di Surau Al Hidayah (AU3) dengan jemaah yang makin bertambah.

Latar belakang pendidikan dan pembangunan diri Al Habib Ali Zaenal Abidin Al Hamid yang dinamik dan menyeluruh, diregukan dengan bakat semula jadi dan kemahiran berdakwah yang telah diasah dan dibentuk oleh guru-guru dia, menjadikan dia seorang pendidik dan pendakwah yang bukan sahaja dikenali dengan kehebatan Habib Ali di medan ilmu dan dakwah, tetapi juga sama dikenali kerana akhlak dan adab yang mulia.


Sumber
Social media
twitter: @Darul_Murtadza
facebook: darulmurtadza
youtube: DarulMurtadza

Bagaimana Hukum Memajang Boneka Berbentuk Hewan?




Tanya:
Afwan, mau tanya. Bagaimana hukumnya memajang dan mengoleksi boneka hewan-hewan terlebih yang berbentuk anjing dan babi.
Jawab:
Nabi shallallâhu ‘alaihi wa sallam hanya memperbolehkan mainan berbentuk/bergambar hanya untuk anak perempuan saja. Mainan tersebut terbagi dua:
  1. Bentuknya hanya mengandung keserupaan dengan makhluk bernyawa tapi tidak sama. Hal yang seperti ini Insya Allah tidak masalah.
  2. Memiliki bentuk yang sama dengan makhluk bernyawa, terkadang pada sebagian mainan itu memiliki gerakan dan suara. Hal yang seperti ini sebaiknya ditinggalkan karena masuk ke dalam keumuman hadits-hadits yang melarang gambar makhluk bernyawa.
Tidak diperbolehkan pada mainan tersebut berupa hewan yang diharamkan seperti anjing dan babi. Juga tidak diperbolehkan memajang mainan-mainan tersebut di tempat terbuka sebagai hiasan, bahkan setelah penggunaan mainan-mainan itu disimpan pada tempat yang tidak menampakkannya.


Sumber: http://dzulqarnain.net/hukum-memajang-boneka-hewan.html
Page Facebook: www.facebook.com/riska.pratama.ardi

Selasa, 19 Januari 2016

KASIH SAYANG NABI MUHAMMAD SAW KEPADA PEMBANTUNYA



Kalau banyak orang menganggap pembantu sebagai orang kecil, berkelas rendah, dan orang yang bisa diperlakukan dengan semena-mena, tidak demikian halnya dengan Nabi Muhammad shalallahu ‘alaihi wassalam. Beliau melihatnya dari segi ketakwaannya. Seorang pembantu, apabila dia beriman dan bertakwa maka dia dipandang mulia di mata Allah subhanahu wa ta’ala. Mengenai hal ini, Rasulullah pernah bersabda sebagai berikut,
Mereka adalah saudara kalian. Allah menjadikan mereka di bawah kendali kalian, maka berikanlah kepada mereka makanan sebagaimana yang kalian makan. Dan janganlah sekali-kali kalian menyuruh (kepada mereka) sesuatu yang di luar batas kemampuannya. Dan bila kalian menyuruh sesuatu, bantulah pekerjaannya semampu kalian.” (H.R. Muslim)

Pernahkah kita mendengar seorang pembantu yang bangga dengan majikannya dengan tulus? Dialah pembantu Nabi Muhammad shalallahu ‘alaihi wassalam. Anas bin Malik berkata, “Aku menjadi pembantu Rasulullah selama sepuluh tahun. Belum pernah beliau berkata kasar kepadaku. Dan selama sepuluh tahun itu belum pernah beliau berkata kepadaku, ‘mengapa kamu melakukan ini?’ Dan belum pernah beliau mengatakan, ‘mengapa kamu tidak melakukannya atas sesuatu yang aku tinggalkan?’ (H.R. Muslim)
Sepuluh tahun bukanlah waktu yang sebentar. Masa sepuluh tahun adalah waktu yang lama. Di dalamnya ada duka dan kegembiraan, senang dan susah, cukup dan kurang, canda dan tangisan. Dan selama sepuluh tahun itu belum pernah Anas dimarahi, atau ditanya mengapa begini, mengapa begitu. Tidak cukupkah ini sebagai contoh bahwa beliau shalallahu ‘alaihi wassalam adalah seorang pribadi dengan akhlaq yang mulia?

Adakah di dunia ini majikan yang tidak pernah marah? Bahkan, beliau selalu menyenangkan hati pembantunya dan mendo’akannya. Berkata Anas bin Malik, “Ibuku pernah berkata kepada Rasulullah, ‘Wahai Rasulullah, Anas ini pembantumu, do’akanlah dia!’ Lalu Rasulullah shalallahu ‘alaihi wassalam pun berdo’a, “Ya Allah, berilah dia harta dan anak yang banyak. Dan berkatilah atas apa yang Engkau berikan.” (H.R. Bukhari)
Setelah Rasulullah wafat, Anas pindah ke Basrah dan berketurunan disana. Umurnya panjang sampai lebih dari seratus tahun. Hartanya melimpah dan cucunya ratusan. Hal ini sesuai dengan apa yang dido’akan oleh Rasulullah shalallahu ‘alaihi wassalam kepadanya.
Walaupun Nabi Muhammad terkenal sebagai sosok yang pemberani, namun beliau tidak pernah menggunakan keberaniannya untuk hal yang bukan haknya, apalagi berlaku sewenang-wenang kepada orang yang lemah dan para pembantu.
Aisyah meriwayatkan, “Belum pernah Rasulullah memukul seseorang dengan tangannya, apalagi perempuan dan pembantu, kecuali dalam jihad (perang) meneguhkan kalimat Allah.” (H.R. Muslim)
Dalam sebuah hadits, Aisyah juga meriwayatkan dan mengulang kesaksiannya atas Rasulullah, “Belum pernah aku melihat Rasulullah membalas dendam atau menagih sesuatu yang bersifat pribadi. Tetapi kalau sudah melihat kemungkaran dan kemaksiatan, beliau adalah orang yang paling keras. Dan apabila dihadapkan pada dua pilihan, beliau memilih yang paling mudah di antara keduanya, selama hal itu bukan dosa.” (H.R. Bukhari)
Beliau juga selalu menganjurkan dan mengajak untuk selalu bersikap ramah dan lemah lembut kepada orang lain. Beliau bersabda, “Sesungguhnya Allah itu lembut dan senang kepada kelembutan dalam segala urusan.” (Muttafaq ‘alaih)

Saya menyarankan agar para membaca juga melihat artikel-artikel lainnya tentang Nabi Muhammad shalallahu 'alaihi wassalam. Hal ini dimaksudkan agar kita lebih mengenal pribadi beliau sehingga tumbuhlah rasa cinta kepada beliau. 

Referensi: Abdul Malik Ibnu M. al-Qasim (2000). Sehari di Rumah Rasulullah. Jakarta: Gema Insani 
Referensi Blog: www.lampuislam.blogspot.com 

NABI MUHAMMAD JUGA BERCANDA



Di tengah kesibukan mengurusi umat, perang, keluarga, dan masalah-masalah duniawi, Nabi Muhammad shalallahu ‘alaihi wassalam selalu memberi dan menakar sesuatu sesuai dengan haknya. Beliau memberikan anak-anak kecil haknya untuk disayang dan dimanja. Beliau seringkali bermain dan bercanda bersama mereka, untuk membuat mereka ceria dan senang.
Diriwayatkan oleh Abu Hurairah, “Mereka (anak-anak itu) berkata, “Ya Rasulullah, mengapa engkau bercanda dengan kami?” Kemudian Nabi Muhammad shalallahu ‘alaihi wassalam pun menjawab,

Ya, akan tetapi aku selalu berkata benar, walau dalam senda gurau.” (H.R. Ahmad)
Di antara candaan beliau adalah apa yang diriwayatkan oleh Anas bin Malik bahwa beliau memanggilnya dengan sebutan, “wahai orang yang berkuping dua.” (H.R. Abu Daud).
Seorang anak kecil bernama Abu Umair adalah anak Ummi Sulaim yang sering diajak bercanda oleh Nabi Muhammad shalallahu ‘alaihi wassalam. Pada suatu hari, terlihat wajah anak ini kelihatan murung. Rupanya dia sedang bersedih karena burung pipit peliharaannya mati. Kemudian Rasulullah pun menghampirinya dan mencoba untuk menghiburnya dengan berkata, “Hai Abu Umair, apa yang dilakukan burung pipitmu?” (Muttafaq ‘alaih)
Selain bercanda dengan anak-anak, beliau juga bercanda dengan orang-orang dewasa. Pada suatu ketika, seorang pria Badui bernama Zahir bin Hiram sedang berjalan berkeliling untuk menjual dagangannya. Dia termasuk lelaki yang buruk rupanya. Lalu Rasulullah diam-diam menghampirinya dari belakang. Kemudian beliau pun memeluknya dan menutup kedua mata Zahir dengan telapak tangan beliau. Hal ini tentunya dengan maksud bercanda, sehingga Zahir pun berteriak, “Lepaskan aku... Lepaskan aku... Siapa ini?” Lalu Nabi Muhammad pun melepaskan pelukannya. Ketika mengetahui bahwa yang mendekapnya adalah Rasulullah, Zahir bin Hiram pun merapatkan dadanya kepada Rasulullah dan beliau masih saja mencandainya, “Siapa yang mau membeli budak (seperti kamu) ini?” Zahir berkata, “Ya Rasulullah, kalau begitu aku tidak laku.” Rasulullah menjawab, “Ya, kamu di sisi Allah mahal harganya.” (H.R. Ahmad)
Namun, walaupun Nabi Muhammad sering bercanda, beliau tidak pernah tertawa berlebihan sampai terbahak-bahak. Bila ada hal yang lucu, beliau hanya tersenyum. Hal ini sebagaimana yang dikatakan oleh Aisyah, istri beliau tercinta,
Aku belum pernah melihat Rasulullah tertawa lebar sampai gusinya kelihatan, melainkan beliau cukup tersenyum.” (Muttafaq ‘alaih)
Akan tetapi, wajah Rasulullah yang tampak ceria dan murah senyum itu serta merta akan berubah menjadi merah padam apabila melihat kemungkaran atau hak-hak Allah diinjak-injak dan dihina. Aisyah menceritakan, “Waktu pulang dari bepergian, tiba-tiba Rasulullah melihat tabir di serambi kamarku yang bergambar patung. Wajahnya tiba-tiba merah karena marah dan beliau segera melepasnya sambil berkata,
Wahai Aisyah! Sesungguhnya orang yang paling berat siksanya di hari kiamat adalah orang yang membuat sesuatu menyerupai ciptaan Allah.’” (Muttafaq ‘alaih)

Saya menyarankan agar para membaca juga melihat artikel-artikel lainnya tentang Nabi Muhammad shalallahu 'alaihi wassalam. Hal ini dimaksudkan agar kita lebih mengenal pribadi beliau sehingga tumbuhlah rasa cinta kepada beliau.


Referensi: Abdul Malik Ibnu M. al-Qasim (2000). Sehari di Rumah Rasulullah. Jakarta: Gema Insani 
Referensi Blog: www.lampuislam.blogspot.com 

DI KALA RASULULLAH SAW MENANGIS


 
Banyak sekali kita jumpai di antara kita orang-orang yang menangis, baik laki-laki maupun perempuan. Menangis adalah sesuatu yang alami dan menjadi bagian dari diri manusia. Namun yang perlu diperhatikan adalah bagaimana seharusnya menangis dan untuk apa kita menangis. Menangis tidak sekadar mengeluarkan air mata, melainkan tujuannya harus jelas. Sebagaimana yang kita ketahui bahwa di zaman sekarang, seringkali orang-orang mengeluarkan air mata untuk tujuan yang tidak tepat. Misalnya kita lihat di televisi dimana anak-anak muda menangis hanya karena mereka tidak bisa berjumpa dengan para selebriti pujaan mereka, atau mereka menangis karena tidak bisa mendapatkan tanda tangan idola mereka. Atau ada juga orang yang menangis ketika tim olahraga kesayangannya kalah dalam sebuah partai final perebutan juara. Hal-hal seperti ini sebenarnya tidak perlu untuk ditangisi.

Lalu bagaimana dengan Nabi Muhammad sendiri? Ternyata Nabi Muhammad shalallahu ‘alaihi wassalam pun seringkali menangis. Padahal kalau beliau mau, dunia ini ada di genggamannya. Sedangkan di surga, beliau berada di tingkat yang paling tinggi. Jadi untuk apa beliau menangis? Tangisan Rasulullah shalallahu ‘alaihi wassalam adalah tangisan seorang hamba yang tunduk dan bersyukur kepada Allah subhanahuu wa ta’ala. Beliau menangis ketika berdo’a, shalat, atau pada saat membaca Al-Qur’an. Getaran hati karena khusyuk dan rindu kepada Allah mampu membuat air matanya mengalir. Ayat-ayat Al-Qur’an membuat hati beliau bergetar. Hal ini dikarenakan hati beliau telah menyatu dengan ma’rifatullah (sangat dekat kepada Allah karena merasa diawasi).
Diriwayatkan dari Muthrif bin Abdullah bahwa bapaknya berkata,
Aku pernah mendatangi Rasulullah, waktu itu aku dapati beliau sedang shalat. Dan aku mendengar tangisannya seperti orang merintih.” (H.R. Abu Daud)
Abdullah ibn Mas’ud berkata, “Rasulullah shalallahu ‘alaihi wassalam berkata kepadaku, ‘Bacakanlah kepadaku Al-Qur’an.’ Aku pun menjawab, ‘Ya Rasulullah, aku membacakan Al-Qur’an kepadamu, sedangkan ia diturunkan kepadamu?’ Rasulullah kemudian berkata, ‘Aku ingin mendengarnya dari orang lain.’ Maka kubaca surat an-Nisa’. Ketika bacaanku sampai pada ayat, “Dan Kami datang kepadamu sebagai saksi atas mereka (Qs. An-Nisa’: 41), aku melihat air mata Rasulullah berjatuhan dalam isak tangis.” (H.R. Bukhari)
Karena seringnya Rasulullah menangis saat membaca Al-Qur’an, maka helai-helai jenggot beliau memutih (beruban). Ketika ditanya oleh Abu Bakar, beliau pun menjawab, “Surat Huud, al-Waqi’ah, al-Mursalaat, an-Naba’, dan at-Takwir, semuanya telah membuatku ubanan.” (H.R. Tirmidzi)
Demikianlah tangisan Rasulullah shalallahu ‘alaihi wassalam. Sebuah tangisan yang mulia karena tangisan tersebut dikarenakan hatinya selalu mengingat kebesaran dan keagungan Allah. Tangisnya tentu bernilai sangat mahal di sisi Allah subhanahu wa ta’ala. Semoga kita juga bisa mencontoh pribadi Rasulullah, dimana hati kita bisa luluh dan bergetar ketika mendengar ayat-ayat Al-Qur’an dibacakan.

Saya menyarankan agar para membaca juga melihat artikel-artikel lainnya tentang Nabi Muhammad shalallahu 'alaihi wassalam. Hal ini dimaksudkan agar kita lebih mengenal pribadi beliau sehingga tumbuhlah rasa cinta kepada beliau.  
 
Referensi: Abdul Malik Ibnu M. al-Qasim (2000). Sehari di Rumah Rasulullah. Jakarta: Gema Insani 
Referensi Blog: www.lampuislam.blogspot.com 

YANG DIKERJAKAN RASULULLAH SAW DIRUMAHNYA


 
Rumah adalah cerminan tempat tinggal yang menggambarkan bagusnya akhlaq penghuninya, kesempurnaan adabnya, kebaikan pergaulannya, kejernihan hatinya, serta keseluruhan pribadinya. Dibalik tembok atau pagar, orang tidak bisa melihat aktivitas penghuni rumah secara jelas. Namun di dalam rumah, semuanya berjalan secara alami. Yang hitam akan tampak hitam, yang putih akan tampak putih. Nah, bagaimana dengan keseharian Rasulullah shalallahu ‘alaihi wassalam di rumahnya? Bagaimana sang rasul agung itu menghabiskan waktunya di rumah bersama keluarganya?
Aisyah pernah ditanya, “Apa yang dikerjakan Rasulullah di rumah?” Aisyah pun menjawab, “Seperti layaknya manusia biasa. Beliau menambal bajunya, memerah susu kambingnya, dan mengerjakan sendiri pekerjaan rumahnya.” (H.R. Ahmad dan Tirmidzi)

Inilah sosok yang patut dijadikan teladan. Seseorang dengan sikap mulia dan tawadhu’ (rendah hati). Beliau tidak bersikap sombong atau sewenang-wenang terhadap orang lain. Nabi Muhammad aktif mengerjakan sendiri pekerjaannya dan ikut membantu keluarganya dalam menyelesaikan pekerjaan mereka. Anda mungkin tidak percaya dan bertanya-tanya, “Bagaimana mungkin manusia pilihan yang agung itu memperbaiki sendiri sendalnya yang rusak, menambal dan menjahit sendiri bajunya yang sobek, menyapu lantai, dan membantu mencuci pakaian?” Namun itulah kenyataannya. Bahkan, disinilah letak keagungan beliau sebagai manusia yang sempurna. Dan dari rumah itulah beliau mengendalikan dan memerintah dunia dengan keagungan akhlaqnya dan kemurnian cintanya terhadap sesama.
Lihatlah, betapa di rumahnya tidak ada makanan yang cukup untuk dimakan sekeluarga. An-Nu’man bin Basyir menceritakan keadaan Nabi Muhammad, “Sungguh saya telah melihat bagaimana Rasulullah tidak menemukan daqal (kurma yang jelek) untuk dimakan hari itu.” (H.R. Muslim)
Dan Aisyah pernah meriwayatkan,
Kami keluarga Muhammad sudah biasa tidak menghidupkan perapian selama sebulan. Kami hanya makan dari Aswadaani, yaitu kurma dan air.” (H.R. Bukhari)
Tapi hal itu tidak menjadikan beliau malas, apalagi berhenti dari mengingat Allah dan bersyukur. Nabi Muhammad adalah pribadi yang hidup di dunia ini untuk mencapai kebahagiaan di akhirat kelak. Apalah arti dunia bagi Nabi Muhammad shalallahu ‘alaihi wassalam.
Ketika Bilal sudah mengumandangkan adzan sampai kepada kalimat hayya alash-shalah, Rasulullah segera bergegas ke masjid sebagai imam. Al-Aswad bin Yazid berkata, “Aku bertanya kepada ibunda Aisyah, apa yang dikerjakan Rasulullah di rumahnya.” Jawabnya, “Beliau sibuk dengan pekerjaan keluarganya. Tetapi jika mendengar adzan, beliau segera keluar rumah.” (H.R. Muslim)

Belum pernah Nabi Muhammad shalat fardhu di rumahnya kecuali shalat sunnah. Jadi selama hidupnya belum pernah Rasulullah meninggalkan jama’ah di masjid kecuali pada hari beliau dipanggil menghadap Allah di kala sakit. Sungguh berbeda dengan kita yang biasa melaksanakan shalat fardhu di rumah. Beliau mengingatkan, “Terangilah rumahmu dengan bacaan Al-Qur’an dan shalat sunnah.” (H.R. Bukhari).
Saking cintanya kepada umatnya, Rasulullah sangat menganjurkan untuk selalu shalat berjama’ah di masjid dan jangan sampai tidak berjama’ah. Dalam sebuah hadits dikatakan,
Sungguh aku bermaksud menyuruh orang-orang untuk shalat berjama’ah dan menyuruh salah seorang di antara mereka menjadi imam. Dan aku mengajak yang lainnya untuk mengumpulkan kayu bakar untuk membakar rumah orang yang tidak berjama’ah bersama mereka.” (Muttafaq ‘alaih)
Betapa pentingnya shalat berjama’ah. Sampai-sampai di kesempatan lain beliau bersabda, “Barangsiapa yang mendengar adzan dan tidak memenuhi panggilan-Nya (untuk berjama’ah), tidak syah shalatnya kecuali ada halangan.” (Muttafaq ‘alaih). Halangan yang dimaksud disini adalah sakit atau dalam keadaan tidak aman. Sekarang bandingkan dan hitunglah, berapa banyak di tempat anda orang yang berjama’ah di masjid dibandingkan mereka yang tidak mengerjakan shalat berjama’ah di masjid, padahal tidak ada halangan apapun kecuali malas, menonton TV, dan alasan lain yang diada-adakan?

Saya menyarankan agar para membaca juga melihat artikel-artikel lainnya tentang Nabi Muhammad shalallahu 'alaihi wassalam. Hal ini dimaksudkan agar kita lebih mengenal pribadi beliau sehingga tumbuhlah rasa cinta kepada beliau. 

Referensi: Abdul Malik Ibnu M. al-Qasim (2000). Sehari di Rumah Rasulullah. Jakarta: Gema Insani 
Referensi Blog: www.lampuislam.blogspot.com 

KECINTAAN RASULULLAH SAW TERHADAP KELUARGANYA



Nabi Muhammad shalallahu ‘alaihi wassalam dikenal sebagai sosok yang luar biasa dalam menyambung tali silaturahmi dan persaudaraan. Bahkan, sebagai orang yang paling sempurna dalam hal menyambung dan mempererat tali silaturahmi ini sampai-sampai kaum Quraisy memuji beliau dan memberikan gelar ash-Shadiq dan al-Amin sebelum beliau diangkat menjadi seorang rasul. Khadijah, istri beliau tercinta, menyebut Nabi Muhammad sebagai “orang yang menyambung kekeluargaan dan berkata dengan benar.”

Hal ini dapat kita lihat sejak dini di masa beliau ditinggal oleh ibu-bapaknya yang telah meninggal. Sejak kecil beliau sudah melaksanakan hak dan kewajiban sebagai anak, yaitu berziarah ke makam ibunya. Waktu itu beliau masih berumur tujuh tahun. Abu Hurairah berkata, “Pernah Rasulullah berziarah ke makam ibunya, lalu menangis dan membuat orang di sekelilingnya juga menangis karena tangisnya, kemudian beliau berkata,
Aku minta izin kepada Tuhan untuk meminta ampun atas ibuku, tapi tidak diberi izin. Kemudian aku minta izin untuk menziarahi makamnya, lalu aku diizinkan. Maka ziarahilah kuburan, karena itu akan mengingatkan kamu kepada kematian.” (H.R. Tirmidzi)
Betapa kecintaan beliau sangat dalam kepada kaum kerabat. Betapa beliau sangat antusias untuk mendakwahi mereka agar masuk Islam dan memberikan mereka jalan hidayah serta menyelamatkan mereka dari api neraka. Dan beliau rela menanggung segala risikonya, berupa cacian, dan siksaan secara fisik. Sungguh sebuah tantangan yang sangat berat.
Dari Abu Hurairah diceritakan, “Ketika turun ayat ‘Dan peringatkanlah olehmu kaum kerabatmu yang terdekat(asy-Syuara: 24), Rasulullah segera memanggil dan mengumpulkan kaum kerabatnya. Di tengah-tengah mereka, beliau berkata,
Wahai Bani (keturunan) Abdi Syams, wahai Bani Ka’ab, Bani Lu’ay, selamatkan dirimu dari api neraka. Wahai Bani Abdi Manaf, selamatkan diri kalian dari api neraka! Wahai Bani Hasyim, selamatkanlah diri kalian dari api neraka! Wahai Bani Abdul Muttalib, jagalah diri kalian dari siksa neraka! Wahai Fatimah anakku, selamatkan dirimu dari api neraka! Karena aku tidak bisa membela kalian kelak di hadapan Allah, walau kalian kaum kerabatku, kecuali aku akan meneteskan air-air kekeluargaan ini semampuku untuk menjaga hubungan dengan kalian di dunia.’” (H.R. Muslim)
Nabi Muhammad tidak pernah bosan dan jemu untuk mengajak orang yang paling dihormatinya, yaitu pamannya Abu Thalib, untuk memeluk Islam. Sampai detik-detik terakhir menjelang kematian Abu Thalib, Rasulullah masih mengulang ajakannya untuk mengucapkan dua kalimat syahadat.
Ketika Abu Thalib di ambang kematian, di sekelilingnya ada Abu Jahal dan Abdullah bin Abi Umayyah, masuklah Rasulullah untuk mengulangi ajakannya,
Wahai paman, katakanlah tiada tuhan selain Allah karena kalimat ini sebagai pembelaanku terhadap paman kelak di hadapan Allah.”
Abu Jahal dan Abdullah bin Abi Umayyah langsung menyela, “Abu Thalib, apakah engkau akan meninggalkan agama nenek moyangmu Abdul Muthalib?” Begitu terus berulang-ulang sampai akhirnya Abu Thalib terbawa ke dalam keyakinan mereka, dan meninggal dengan agama nenek moyang. Namun walaupun begitu, seperti yang diriwayatkan oleh Bukhari, Muslim, dan Ahmad, Rasulullah masih memintakan ampun kepada Allah atas pamannya. Beliau tidak jemu beristighfar,
Aku akan terus beristighfar untuk paman selama aku tidak dilarang oleh Allah.”
Maka turunlah ayat berikut, “Tidak boleh bagi seorang nabi dan orang-orang yang beriman, beristighfar untuk orang-orang musyrik, walaupun mereka adalah kerabat dekat, setelah diketahui bahwa mereka adalah penghuni neraka Jahannam.” (Qs. At-Taubah: 113) Juga turun ayat berikut ini, “Sesungguhnya engkau Muhammad, tidak bisa memberi hidayah kepada orang yang engkau sukai, akan tetapi Allahlah yang memberi petunjuk kepada orang yang dikehendaki-Nya.” (Qs. al-Qashash: 56) Maka berhentilah Rasulullah mendo’akan dan beristighfar untuk kaum kerabatnya.
Inilah sebagian dari ilustrasi agung, rahmat bagi umat, dan contoh yang pas bagi loyalitas, dan ketundukannya pada Allah walaupun musibah terjadi menimpa keluarganya sendiri. Dengarkanlah puisi yang indah tentang Nabi Muhammad berikut ini,
Seorang nabi yang datang kepada kita
setelah putus asa dan jeda waktu yang cukup lama
dari rasul-rasul sebelumnya
dan setelah berhala-berhala itu disembah di muka bumi.
Sebuah pelita terang petunjuk kebenaran sejati,
memancarkan sinar kemilau, bak kilatan cahaya pedang.
Memperingatkan kami akan api neraka dan
kabar gembira berupa surga.
Mengajar kami Islam dan kepada Allah kami bersyukur.

Saya menyarankan agar para membaca juga melihat artikel-artikel lainnya tentang Nabi Muhammad shalallahu 'alaihi wassalam. Hal ini dimaksudkan agar kita lebih mengenal pribadi beliau sehingga tumbuhlah rasa cinta kepada beliau.  

Referensi: Abdul Malik Ibnu M. al-Qasim (2000). Sehari di Rumah Rasulullah. Jakarta: Gema Insani 
Referensi Blog: www.lampuislam.blogspot.com 

SIFAT MULIA RASULULLAH SAW



Bayangkan kita mendekati rumah Nabi Muhammad dan mengetuk pintunya, kemudian ita khayalkan seakan-akan kita mendengar langsung dari orang yang pernah bertemu dengan beliau, bertatap muka, atau hidup bersama beliau. Biarkan orang itu menggambarkan kepada kita sifat dan fisik Nabi Muhammad seakan-akan kita melihatnya secara langsung, agar kita melihat pancaran sinar matanya yang agung dan senyumnya yang menawan. Diriwayatkan oleh al-Barra’ bin Azib radiyallahu ‘anhu,

Setahuku, Rasulullah itu adalah orang yang paling tampan wajahnya, paling baik akhlaqnya. Tidak tinggi sekali dan juga tidak pendek (tubuhnya).” (H.R. Bukhari)
“Rasulullah adalah orang yang sedang (tingginya), jarak antara kedua bahunya menandakan beliau lelaki yang gagah, rambutnya panjang menyentuh ujung telinganya, aku melihat (wajahnya) kemerah-merahan. Belum pernah aku melihat sesuatu yang lebih bagus dan indah daripada Rasulullah.” [1]
Di antara sifat-sifat beliau adalah malu. Malu dalam hal yang pantas untuk malu, tetapi tegas dalam hal yang menyangkut akhlaq dan kebenaran. Sampai-sampai Sahabat Abu Said al-Khudri mengatakan,
Rasulullah lebih pemalu dari seorang perawan dalam pingitan. Bila beliau melihat sesuatu yang tidak disukainya, kami tahu dari raut wajahnya.” (H.R. Bukhari)
Cara Nabi Muhammad Berbicara
Sekarang, mari kita lihat bagaimana Rasulullah berbicara. Sebelumnya, dengarlah apa yang dikatakan Aisyah radiyallahu ‘anha,
Rasulullah tidak pernah berbicara penuh sebagaimana bicaramu ini (cerewet), tetapi beliau berbicara dengan perkataan yang pas, jelas, padat, sehingga bisa dihafal oleh orang yang ada di sekitarnya.” (H.R. Abu Daud)
Rasulullah selalu berbicara dengan mudah dan sopan serta lemah-lembut, karena beliau ingin agar orang lain mengerti arah pembicaraannya. Beliau sangat menjaga perbedaan-perbedaan di antara umatnya sehingga tidak menimbulkan kesalahpahaman. Beliau sangat peka bahwa pemahaman dan cara berpikir umatnya berbeda-beda. Oleh karena itu, beliau memilih untuk bersikap halim (menerima perbedaan walaupun tidak sesuai dengan isi hati) dan sabar, sehingga menyenangkan lawan bicaranya. Diriwayatkan dari Aisyah,
Rasulullah selalu berbicara dengan perkataan yang jelas yang bisa dipahami orang yang mendengar.”
Renungkanlah bagaimana Rasulullah yang berakhlaq mulia sangat lembut dan bersahabat, lapang dada, serta terbuka. Beliau rela mengulangi perkataannya agar dimengerti oleh orang lain. Diriwayatkan oleh Anas bin Malik,
Rasulullah sering mengulang perkataannya sampai tiga kali supaya dimengerti dan dipahami.” (H.R. Bukhari)
Rasulullah juga suka bercanda dengan para Sahabat untuk mengurangi rasa takut karena sebagian di antara mereka ada yang takut kepada yang lain.
Diriwayatkan oleh Ibnu Mas’ud radiyallahu ‘anhu bahwasanya Rasulullah pernah didatangi oleh seorang laki-laki yang sangat ketakutan hingga gemetar seluruh tubuhnya. Laki-laki itu lalu ditenangkan oleh Rasulullah sambil berkata,
Tenanglah karena aku bukanlah seorang raja. Aku adalah anak seorang wanita yang memakan daging kering (dendeng).” (H.R. Ibnu Majah)

Saya menyarankan agar para membaca juga melihat artikel-artikel lainnya tentang Nabi Muhammad shalallahu 'alaihi wassalam. Hal ini dimaksudkan agar kita lebih mengenal pribadi beliau sehingga tumbuhlah rasa cinta kepada beliau.
 
Referensi: Abdul Malik Ibnu M. al-Qasim (2000). Sehari di Rumah Rasulullah. Jakarta: Gema Insani 
Referensi blogg: www.lampuislam.blogspot.com