Sabtu, 19 November 2016

Kenapa Setan Dibakar di Neraka Padahal Ia Terbuat Dari Api


 
Dijawab oleh Ustadz Sigit Pranowo dari eramuslim
Pertanyaan
Jika iblis diciptakan dari api, lalu mengapa dia juga ditempatkan di neraka yang terbuat dari api yang panas? Kalau begitu, apakah iblis tidak akan merasakan panasnya api neraka?

Jawaban
Telah diketahui bahwa Allah swt menciptakan iblis dan jin dari api, sebagaimana disebutkan didalam firman-Nya yang menceritakan tentang iblis:
Allah berfirman: “Apakah yang menghalangimu untuk bersujud (kepada Adam) di waktu aku menyuruhmu?” Menjawab iblis “Saya lebih baik daripadanya: Engkau ciptakan saya dari api sedang Dia Engkau ciptakan dari tanah” (QS. Al A’raf : 12)
Dan Kami telah menciptakan jin sebelum (Adam) dari api yang sangat panas.” (QS. Al Hijr : 27)
Telah diketahui bahwa Allah swt akan mengadzab iblis dan orang-orang yang bersamanya dengan api neraka, sebagaimana firman-Nya :
Sesungguhnya aku pasti akan memenuhi neraka Jahannam dengan jenis kamu dan dengan orang-orang yang mengikuti kamu di antara mereka kesemuanya.” (QS. Shaad : 85)
Telah diketahui pula bahwa adzab tersebut amatlah pedih sehingga merasuk ke dalam tubuh. Hal ini menunjukkan adanya perbedaan antara tabiat jasad dengan bahan yang digunakan untuk mengadzab. Lantas bagaimana setan merasakan adzab neraka padahal tabiatnya tidaklah berbeda dengan tabiat dzat tersebut karena ia adalah makhluk yang diciptakan dari api?
Maka jawabannya adalah sebagai berikut :
1. Bahwa Allah swt Maha Mampu untuk merubah tabiat setan sehingga bisa merasakan adzab api neraka. Bukankah terkadang setan merubah bentuknya dengan bentuk-bentuk yang tidak seperti tabiatnya, terkadang dia tinggal di suatu tempat, tidur, duduk, mengenakan pakaian-pakaian yang tidak disebutkan nama Allah didalamnya. Ia terkadang menempati rumah-rumah yang tidak disebutkan nama Allah didalamnya ketika para pemiliknya memasuki rumah-rumah mereka, sebagaimana ditunjukkan oleh berbagai hadits Rasul saw namun demikian benda-benda tersebut tidaklah terbakar meskipun bersentuhan dengan setan itu. Disebutkan didalam beberapa riwayat bahwa setan pernah berupaya memalingkan Nabi saw disaat shalatnya, setan itu ingin merusak shalat beliau maka Nabi pun mencekiknya dan tangan beliau saw merasakan dinginnya lidah setan itu. Seandainya setan tetap seperti tabiatnya yang berasal dari api maka ia pasti membakar tangan Rasul saw yang telah menyentuhnya. Nabi Adam as telah diciptakan dari tanah namun dirinya telah dijadikan memiliki berbagai kehususan yang tidak seperti kekhususan sebuah tanah selama ruhnya masih berada didalam tubuhnya. Tidak mungkin pada tubuh manusia ditanam sebuah pohon sebagaimana pohon itu ditanam pada sebidang tanah.
2. Boleh saja bagi Allah swt untuk menjadikan dari jenis api satu jenis lainnya yang lebih kuat dari api yang dipakai untuk menciptakan iblis sehingga dia merasakan adzab api tersebut apabila dirinya dimasukkan kedalamnya. Api itu sendiri memiliki tingkatan yang sebagiannya lebih panas dari sebagian lainnya.
3. Tidak semua adzab yang ada di neraka adalah api yang membakar tubuh dan memberikan kepedihan kepadanya namun ada adzab berupa ular-ular, kalajengking-kalajengking, cambuk-cambuk dari besi yang dipukulkan kepada mereka yang diadzab, didalamnya juga terdapat rantai-rantai panjang dan belenggu-belenggu serta pohon zaqqum, sebagaimana firman Allah swt:
Sesungguhnya pohon zaqqum itu, makanan orang yang banyak berdosa. (Ia) sebagai kotoran minyak yang mendidih di dalam perut, seperti mendidihnya air yang Amat panas.” (QS. Ad Dukhan: 43 – 46)
"Sesungguhnya Dia adalah sebatang pohon yang ke luar dan dasar neraka yang menyala, mayangnya seperti kepala syaitan-syaitan. Maka Sesungguhnya mereka benar-benar memakan sebagian dari buah pohon itu, Maka mereka memenuhi perutnya dengan buah zaqqum itu.” (QS. Ash Shafat: 64 – 66)
Mereka tiada memperoleh makanan selain dari pohon yang berduri, yang tidak menggemukkan dan tidak pula menghilangkan lapar.” (QS. Ash Shafat: 6 – 7)
Jadi bentuk-bentuk adzab itu adalah bermacam-macam sehingga boleh saja bagi Allah swt untuk menimpakan diantara macam-macam itu kepada setan untuk mengadzabnya karena aturan-aturan yang berlaku di akherat berbeda dengan aturan-aturan yang berlaku di dunia. Dan selama Allah swt memutuskan untuk mengadzab setan maka adzab itu akan menimpa mereka dengan cara yang diinginkan-Nya swt.
Yang terpenting bagi kita adalah berupaya agar tidak termasuk kedalam orang-orang yang membantu setan-setan itu. (fatawa al Azhar juz VIII hal 284)
Wallahu A’lam
 
Referensi: www.lampuislam.org 

Sejarah Bangsa Jin

 

Bangsa jin telah ada 2.000 tahun sebelum terciptanya Nabi Adam. Para jin terdiri dari banyak bangsa dan suku, mereka menikah, mempunyai keturunan, dan sebagainya. Allah memberikan mereka kekuatan yang besar.  Tapi mereka menghasilkan begitu banyak kerusakan di muka bumi, mereka saling berperang, saling berbuat curang, saling merampas hak satu sama lain. Jadi Allah S.W.T. mengirimkan pasukan malaikat untuk memerangi mereka, dan pasukan malaikat ini mendesak mereka dari bumi dan memaksa mereka hidup di sebuah pulau dalam laut.
Iblis dulunya begitu taat kepada Allah S.W.T. Berbeda dengan para malaikat yang diciptakan hanya untuk taat kepada Allah. Tapi Iblis dapat memilih untuk melakukan kebaikan atau kejahatan, dan jika dia memilih kebaikan, maka itu menjadi poin plus baginya.
Meskipun para malaikat begitu taat pada Allah S.W.T., tapi iblis dapat menyaingi para malaikat karena ketaatannya. Bahkan iblis sebenarnya bekerja sama dengan para malaikat. Tapi dia Iblis bukanlah malaikat, dia adalah jin yang terbuat dari api. Sedangkan para malaikat terbuat dari cahaya.
Kemudian suatu hari Iblis akan diuji karena ketaatannya. Jadi Allah berfirman kepada para malaikat-Nya “Wahai para malaikatku, Aku akan menciptakan sebuah makhluk dari tanah.” Dan makhluk itu adalah Bapak kita Adam A.S., manusia paling pertama.
Allah memberitahu para malaikat bahwa sebuah makhluk akan diciptakan dari tanah, sedangkan para malaikat telah mengetahui kelakukan para jin sebelumnya. Para jin saling berperang dan melakukan kerusakan di bumi. Jadi para malaikat menjawab “Ya Allah, apakah Kau akan menciptakan sebuah makhluk di bumi yang akan menumpahkan darah dan melakukan kerusakan lagi, sedangkan kami mengagungkan nama-Mu.”
Mereka tidak membantah, tapi mereka kebingungan “Lihatlah apa yang bangsa jin perbuat, kami tidak mengerti mengapa Allah ingin menciptakan makhluk lainnya karena mereka akan membuat pertumpahan darah dan kerusakan.” Tapi Allah tidak menjelaskannya kepada mereka karena mereka tidak akan mengerti sampai mereka melihatnya sendiri, jadi Allah berfirman “Aku tahu tahu hal-hal yang tidak kalian ketahui.”
Ketika Allah menciptakan Adam A.S., iblis mendengar apa yang dibicarakan para malaikat, dan iblis mulai penasaran “Apa yang begitu spesial tentang makhluk yang akan Tuhan ciptakan?” Dan pada saat yang sama dia merasakan sesuatu dalam dirinya. Sebenarnya dia dapat mengendalikannya tapi dia membiarkan hal itu mengambil alih dirinya. Hal itu adalah iri hati.
Jadi ketika dia melihat makhluk ini, menurutnya makhluk ini tidak begitu menarik. Makhluk ini terbuat dari tanah dan berwarna gelap karena tidak ada nyawa di dalamnya. Dia mengetuknya dan menendangnya. Dia dapat berjalan menembusnya, karena iblis terbuat dari api yang merupakan materi yang tidak padat. Sebagaimana dalam hadist bahwa kita sebenarnya hampa, jadi iblis berpikir manusia adalah makhluk yang lemah. 
Seiring waktu berjalan, Allah membiarkan tubuh Adam A.S. seperti itu, dan setiap kali iblis melihatnya, dia merasa takut. Melihat sebuah mayat cukup menakutkan bukan? Tapi dia mencoba melawan rasa takutnya dan berkata “Aku lebih baik darimu, kau tidak dapat menjadi lebih baik daripadaku.”
Namun para malaikat saling berbincang satu sama lain dan berkata “Insya Allah, Tuhan tidak kecewa terhadap kita.” Para malaikat merasa takut bahwa Tuhan kecewa dengan mereka, takut jangan-jangan mereka lalai dalam tugas.
Tapi berbeda dengan iblis, dia merasa iri hati “Dia tidak akan lebih baik daripadaku, aku lebih baik darinya. Aku akan selalu menjadi kesayangan Tuhan dan aku akan melakukan apa saja untuk tetap seperti itu.” Allah membiarkannya sehingga iri hatinya makin bertambah dan berubah menjadi kesombongan.
Allah menciptakan Adam dan menaruh nyawa di dalamnya. Kemudian Dia membawa Adam A.S. di hadapan para malaikat. Dia berkata kepada mereka, sujudlah kepada Adam. Semua malaikat patuh. Di dalam Al-Qur’an, ada huruf fa sebelum kata sajadu, jadi dibaca fa sajadu yang berarti mereka langsung bersujud tanpa ragu-ragu. Kemudian Allah berfirman, illa iblisi, kecuali iblis yang tidak bersujud.
Dan Allah S.W.T. berfirman kepada iblis “Kenapa kau tidak melakukan apa yang kuperintahkan? Kenapa kau tidak menyembah Adam ketika Aku menyuruhmu bersujud?” Ngomong-ngomong, sujud ini bukan berarti menyembah, sujud disini sekedar untuk menghormati Adam. Tapi iblis berkata “Tidak, aku lebih baik darinya! Kau menciptakanku dari api dan kau menciptakan dia dari tanah!” Inilah rasisme pertama yang pernah terjadi.
Dapatkah kau membayangkan hal ini? Kita mendengar kisah ini seakan-akan sebuah dongeng, bayangkan, menolak perintah Allah S.W.T. tepat di hadapan-Nya!
Dalam Al-Qur’an, Allah menjelaskan bahwa iblis menolak secara sadar, jadi jangan berpikir bahwa iblis tidak bisa bersujud, dia bisa bersujud tapi secara sadar menolaknya. Sama seperti halnya manusia, kita juga punya pilihan, dan jika kita menolak, hal itu dikarenakan kita memilihnya.
Dia menolak karena keangkuhannya yang membuatnya menjadi kafir dan menyembunyikan kebenaran. Secara harfiah, kata kafir berarti menyembunyikan kebenaran dan menutup-nutupinya. Jadi dia menolak kebenaran meskipun dia mengetahui kebenaran tersebut.
Allah berfirman “Wahai iblis, apa yang membuatmu tidak mau bersujud kepada makhluk yang telah Aku ciptakan sendiri?” Dan apa jawaban iblis? “Aku lebih baik darinya karena Kau membuatku dari api! Kau membuatnya dari tanah! Derajatku lebih tinggi.” Allah kemudian berfirman padanya “Baiklah, apakah kau yakin dengan keputusanmu?” Dia berkata “Aku yakin.” Allah menanyakannya lagi dan dia tetap mengulang jawaban yang sama. Kemudian Allah akhirnya berfirman “Aku yang telah menciptakannya dan Akulah yang memerintahkanmu, kau telah melanggar perintah-Ku dengan sombong di hadapan-Ku.” Kau dikutuk, kau setan adalah makhluk yang terkutuk.” 

Hal yang menarik terjadi. Setan mengangkat kedua tangannya dan dia memohon kepada Allah S.W.T. Apa arti permohonan kepada Allah dalam bahasa Arab? Kita menyebutnya do’a. Dia berdo’a kepada Allah S.W.T. dan berkata “Berikanlah aku penangguhan waktu hingga hari kiamat.” Dan Allah S.W.T. berfirman “Kau mendapatkan apa yang kau inginkan.”
Sebagian dari kita kadang merasa telah melakukan banyak dosa, sehingga tidak mungkin Allah akan menjawab do’a kita. Tapi lihatlah setan. Dia dengan jelas tidak menuruti perintah Allah, dan langsung meminta kepada Allah S.W.T. dan Allah mengabulkan do’anya. Allah berfirman “Tidak ada siapapun yang jauh dari Allah S.W.T. untuk meminta apapun." Jika setan dapat melakukannya, maka kalian juga dapat melakukannya, dan Allah akan mengabulkan do’a kalian.
Kemudian iblis setelah mendapatkan apa yang dia mau, dia menantang Allah S.W.T. “Demi kuasa dan demi kekuatan-Mu, aku akan membuat mereka (manusia) tersesat.” Allahuakbar! Ini sama saja seperti mengatakan “Aku percaya pada-Mu. Kau lebih kuat daripadaku dan kau Maha Kuasa, aku tahu itu, tapi apa yang telah Kau lakukan akan kuhancurkan.” Allah kemudian berfirman padanya “Apakah kau ingin menyesatkan mereka? Itukah tantangannya? Baiklah jika kau ingin menyesatkan mereka.” Iblis berkata “Aku akan membuat semua keturunan Adam tersesat.” Allah berfirman “Silahkan, naikilah mereka jika kau dapat melakukannya." Jadi layaknya seorang joki piawai yang dapat mengendalikan kudanya. Allah berfirman “Jadilah joki yang baik dan naikilah siapapun yang ingin menjadi kudamu, dan cobalah sesatkan mereka dengan suaramu. Dan cobalah untuk menipu mereka dengan materialisme."
Dengan kata lain, gunakan harta mereka untuk menyesatkan mereka, dan berikan mereka janji palsu. Allah berfirman ada tipu daya di balik kata-kata setan. Allah kemudian berfirman “Tapi kau tidak akan mempunyai kekuatan atas hamba-hamba-Ku yang sejati.” Kemudian iblis menjawab “Baiklah, aku akan membuat mereka semua tersesat kecuali hamba-hamba-Mu yang taat.”
Saudara dan saudariku, itulah satu-satunya manusia dimana iblis tidak mempunyai kekuatan untuk mempengaruhinya, seseorang yang hatinya benar-benar ikhlas hanya untuk Allah S.W.T.
 
Referensi: www.lampuislam.org 

Iblis: Mahluk yang Terjatuh dari Langit Ketujuh

 

Allah S.W.T. telah menciptakan bangsa jin ribuan tahun sebelum penciptaan manusia. Bangsa jin bersifat ganas karena mereka terbuat dari api, mereka tidak seperti manusia yang terbuat dari tanah (bumi), sehingga sifat alami kita adalah rendah diri.
Dan bangsa jin dapat terbang, jin juga dapat hidup di dalam air. Jin tidak mempunyai batasan seperti manusia.
 
Sebenarnya iblis adalah salah satu jin. Dan Allah telah menciptakan banyak jin pada saat belum ada manusia di bumi. Sebenarnya Allah telah mengirimkan banyak nabi dari bangsa jin itu sendiri. Dan para nabi dari bangsa jin ini berdakwah agar mereka berlaku baik dan menyembah Allah, tapi bukannya mendengarkan, mereka malah membunuh para nabi ini. Mereka saling bertarung. Masalah kecil menyebabkan mereka berkelahi dan saling membunuh.
Dan di antara mereka ada yang paling taat dan patuh kepada Allah, yang selalu mendengarkan para nabi yang ada di bumi. Dialah iblis, pada saat itu iblis adalah jin yang baik.
Bangsa jin bisa terbang ke jagat raya. Dan pada masa itu para jin dapat pergi ke pintu gerbang yang terletak di antara akhir jagat raya dan permulaan langit kedua. Pada dasarnya kita berada di bumi ini, akhir dari jagat raya kita berada dalam satu langit. Dan Allah telah menciptakannya demikian, seperti lapisan bawang bombay, lapisan di atas lapisan. Allah telah menciptakan tujuh langit yang luas. 
Dan iblis mulai menyembah Allah sehingga Allah meninggikan derajatnya. Jadi dia telah melampaui para jin di bumi sehingga dia bisa terbang di atas langit pertama dan melintasi langit kedua, kemudian dia terus menyembah Allah. Dan dia menyembah Allah dengan para malaikat, tapi sebenarnya dia sedang mengejar sesuatu. Dia tidak melakukannya secara gratis, dia menginginkan sesuatu sebagai balasannya. Iblis ingin berkuasa, dia ingin menguasai para jin di bumi. 
Allah tahu kenapa dia terus beribadah, jadi Allah berfirman “Lakukanlah. Seberapa jauh kau dapat melakukannya? Kau seharusnya beribadah untuk menjadi rendah hati.” Apa tujuan kita beribadah? Untuk menjadi rendah hati, siapapun yang rendah hati kepada Allah, maka Allah akan meninggikan derajatnya. Siapapun yang sombong, maka Allah akan merendahkan derajatnya. Inilah hukum Allah. Jadi jika kau ingin mempunyai derajat yang tinggi di kerajaan Allah, maka kau harus mengikuti hukum Allah. 
Dan iblis terus beribadah sehingga dia dapat pergi ke langit ketiga, keempat, kelima, keenam, hingga akhirnya dia sampai ke langit ketujuh, kemudian dia menjadi seperti mukarabin, layaknya malaikat yang paling dekat dengan Allah. Kemudian dia mengajukan diri kepada Allah, Ya Allah, kirimlah aku dengan sekumpulan malaikat untuk bertarung dan membunuh semua jin yang pemberontak di bumi. Allah mengabulkan permohonannya dan mengirimnya dengan bala tentara malaikat. Iblis adalah pemimpin dari sekumpulan tentara ini. Mereka ke bumi dan membunuh semua jin pemberontak. Mereka membiarkan beberapa jin yang tidak terlalu pemberontak.
Dan sekembalinya dari menang perang, iblis berpikir “Insya Allah, waktuku akan tiba. Setelah semua ibadahku, akulah yang pantas mendapatkannya.” Dia berpikir bahwa Allah akan menjadikannya sebagai khalifah di muka bumi, yang mewakili hukum Allah di bumi. Dan itulah ketika Allah S.W.T. memberikan ujian pada semuanya. 
Ketika Tuhan berkata kepada para malaikat “Aku akan menjadikan seorang khalifah di muka bumi”, para malaikat yang dekat dengan Allah berkata “Ya Allah, apakah Kau akan menjadikan khalifah di bumi, sedangkan para jin telah membuat kerusakan di bumi. Ya Allah, kami sebagai malaikat memuji-Mu siang dan malam, kenapa Kau mau melakukan hal itu? Bukannya kami menolak, tapi kami tidak mengerti.” Kemudian Allah berfirman “Aku tahu sesuatu yang tidak kau ketahui.
Kemudian Allah S.W.T. memberikan perintah kepada semua malaikat untuk menghidupkan Adam A.S., dan mereka semua bersujud kepada Adam A.S., kecuali iblis. Iblis tidak mau bersujud dan dia berpikir “Yang benar saja. Makhluk ini? Setelah sekian lama aku beribadah? Ck... ck... ck... Di bumi aku beribadah sehingga bisa ke langit pertama, langit kedua, langit ketiga, hingga langit ketujuh. Dan setelah segala ibadahku, inikah balasannya? Apakah aku tidak akan mendapatkan apa yang kuinginkan? Aku tak akan bersujud kepadanya.” Semuanya bersujud, kecuali iblis, dialah satu-satunya yang berdiri. Dia bukan hanya tidak mau bersujud, namun dia juga berkata “Aku lebih baik darinya dan aku lebih pantas. Aku punya hak untuk tidak bersujud kepadanya. Setelah berkata seperti itu, maka iblis dikutuk dan terjatuh dari tempat tertinggi hingga ke tempat terendah. 
Referensi: www.lampuislam.org 

Iblis Menurut Pandangan Islam



Iblīs (Arabic إبليس), adalah nama nenek moyang dari bangsa jin. Sebagaimana Adam adalah seorang nenek moyang dari manusia. Allah menciptakan Iblis dari nyala api.
Iblis (dari bahasa Arab yang artinya "dia yang dipukul memar"). Alkitab tak punya literatur tentang Setan, selain dari perjanjian lama: ha-Satana, yang berarti musuh. Definisi setan ini lalu diadopsi oleh bahasa Yunani: diabolos yang dalam bahasa Inggris disebut devil.
ESTIMOLOGI 
Dalam bahasa Arab nama Iblis berasal dari kata balasa بَلَسَ, meaning yang artinya menyesal. Maka nama Iblis diartikan "Yang akan terus menyesal di dunia dan di akhirat"
ASAL MULA
Sejak penciptaan manusia Adam, iblis diperintahkan Allah untuk bersujud kepadanya, namun iblis tidak mau sujud kepadanya. Oleh karena itu, Iblis di keluarkan oleh Tuhan dari Surga dan menjadi mahluk yang terkutuk.
Ia meminta kepada Tuhan untuk menangguhkan kematiannya hingga hari kiamat. Iblis dendam kepada manusia, keturunan Adam karena lantaran kehadiran Adam, obsesinya jadi makhluk nomor satu jadi buyar. Iblis juga disebut Setan dan seluruh jin dan manusia yang menjadi pengikutnya juga disebut Setan.
Dalam sebuah kitab karangan Imam al-Ghazali disebutkan bahwa Iblis sebelum dilaknat oleh Allah, bernama asli Azazil dan sesungguhnya ia memiliki banyak nama/julukan, yaitu:
* Langit pertama al-Abid (ahli ibadah, selalu mengabdi luar biasa kepada Allah)
* Langit kedua ar-Raki (ahli ruku)
* Langit ketiga as-Saajid (ahli sujud)
* Langit keempat al-Khaasyi (selalu merendah dan takluk kepada Allah)
* Langit kelima al-Qaanit (selalu ta'at)
* Langit keenam al-Mujtahid (bersungguh-sungguh dalam beribadah)
* Langit ketujuh az-Zahid (sederhana dalam menggunakan sarana hidup)
TEMPAT TINGGAL IBLIS
Iblis dan anak cucunya tinggal di kamar mandi, WC, tempat yang bernajis dan kotor serta tempat maksiat. Berdasarkan Anas bin Malik r.a.,
Iblis telah bertanya pada Allah, katanya : "Wahai Tuhanku! Engkau telah memberikan anak Adam tempat kediaman untuk mereka berteduh dan berzikir kepada-Mu, oleh itu tunjukkanlah padaku tempat kediaman untukku."
Firman Allah: "Tempat kediamanmu adalah di dalam tandas."
IBLIS DI NERAKA
Dalam sebuah hadits diterangkan bahwa ketika para penghuni Neraka sudah sampai di neraka, di situ disediakan sebuah mimbar, pakaian, mahkota dan tali untuk mengikat Iblis, yang kesemuanya itu terbuat dari api. 
Kemudian ada suara yang memerintahkan Iblis untuk naik kemimbar: "Wahai Iblis, naiklah kamu ke atas mimbar dan berbicaralah kamu kepada penghuni neraka."
Maka dia pun naik ke mimbar dan berkata: "Wahai para penghuni neraka."
Semua orang yang berada dalam neraka mendengar ucapannya dan memandang ke arah pemimpin mereka itu.
"Wahai orang-orang yang kafir dan orang-orang munafiq, sesungguhnya Allah SWT telah menjanjikan kepadamu dengan janji yang benar bahwa kamu semua mati lalu akan dihimpun dan dihisab menjadi dua kumpulan. Satu kumpulan ke Surga dan satu kumpulan ke Neraka Sa'ir."
Iblis berkata lagi: "Kalian semua menyangka bahwa kalian semua tidak akan meninggalkan dunia bahkan kamu semua menyangka akan tetap berada di dunia. Tidaklah ada bagiku kekuasaan di atasmu melainkan aku hanya mengganggu kalian semua."
"Akhirnya kalian semua mengikuti aku, maka dosa itu untuk kamu. Oleh itu janganlah kamu mengumpat aku, mencaci aku, sebaliknya umpatlah dari kamu sendiri, karena sesungguhnya kamu sendirilah yang lebih berhak mengumpat daripada aku yang mengumpat..."
"Mengapakah kamu tidak mau menyembah Allah SWT? Sedangkan Dia yang menciptakan segala sesuatunya..."
"Hari ini aku tidak dapat menyelamatkan kamu semua dari siksa Allah, dan kamu juga tidak akan dapat menyelamatkan aku. Sesungguhnya pada hari aku telah terlepas dari apa yang telah aku katakan kepada kamu, sesungguhnya aku diusir dan ditolak dari keharibaan Tuhan."
 
Setelah ahli neraka mendengar kata-kata Iblis itu, lalu mereka melaknati Iblis. Setelah itu Iblis dipukul oleh Malaikat Zabaniah dengan tombak yang terbuat dari api dan jatuhlah dia ke dasar Neraka yang paling bawah, dia kekal selama-lamanya bersama-sama dengan orang-orang yang menjadi pengikutnya.
Malaikat Zabaniah lalu berkata kepada Iblis dan pengikutnya: "Tidak ada kematian bagi kamu semua dan tidak ada pula bagimu kesenangan, kamu kekal di Neraka untuk selama-lamanya."
 Referensi: www.lampuislam.org 

Khutbah Iblis yang Sangat Menyentuh


Dengan menyebut nama Allah yang Maha Pengasih lagi Maha Penyayang

Iblis berkhutbah…??, benar… ia berkhutbah… bahkan khutbah yang paling menyentuh hati… tidak ada khutbah yang menyentuh hati sebagaimana khutbah Iblis ini.



Quote:Quote:Al-Hasan Al-Bashri rahimahullah berkata :

ﺇِﺫَﺍ ﻛَﺎﻥَ ﻳَﻮْﻡُ ﺍﻟْﻘِﻴَﺎﻣَﺔِ ، ﻗَﺎﻡَ ﺇِﺑْﻠِﻴْﺲُ ﺧَﻄِﻴْﺒًﺎ ﻋَﻠَﻰ ﻣِﻨْﺒَﺮٍ ﻣِﻦْ ﻧَﺎﺭٍ ،
ﻓَﻘَﺎﻝَ : ﺇِﻥَّ ﺍﻟﻠﻪَ ﻭَﻋَﺪَﻛُﻢْ ﻭَﻋْﺪَ ﺍﻟْﺤَﻖِّ ﻭَﻭَﻋَﺪْﺗُﻜُﻢْ ﻓَﺄَﺧْﻠَﻔْﺘُﻜُﻢْ

"Tatkala hari kiamat Iblis berdiri di atas sebuah mimbar dari api lalu berkhutbah seraya berkata, "Sesungguhnya Allah telah menjanjikan kepadamu janji yang benar, dan akupun telah menjanjikan kepadamu tetapi aku menyalahinya…" (Tafsiir At-Thobari 16/563)


Quote:Al-Haafizh Ibnu Katsiir rahimahullah berkata :

ﻳُﺨْﺒِﺮُ ﺗَﻌَﺎﻟَﻰ ﻋَﻤَّﺎ ﺧَﻄَﺐَ ﺑِﻪِ ﺇِﺑْﻠِﻴْﺲُ ﺃَﺗْﺒَﺎﻋَﻪُ، ﺑَﻌْﺪَﻣَﺎ ﻗَﻀَﻰ ﺍﻟﻠﻪُ ﺑَﻴْﻦَ
ﻋِﺒَﺎﺩَﻩُ، ﻓَﺄﺩﺧﻞ ﺍﻟﻤﺆﻣﻨﻴﻦ ﺍﻟﺠﻨﺎﺕ، ﻭﺃﺳﻜﻦ ﺍﻟﻜﺎﻓﺮﻳﻦ ﺍﻟﺪﺭﻛﺎﺕ،
ﻓﻘﺎﻡ ﻓﻴﻬﻢ ﺇﺑﻠﻴﺲ -ﻟﻌﻨﻪ ﺍﻟﻠﻪ - ﺣﻴﻨﺌﺬ ﺧﻄﻴﺒﺎ ﻟﻴﺰﻳﺪﻫﻢ ﺣﺰﻧﺎ ﺇﻟﻰ
ﺣﺰﻧﻬﻢ )4 ( ﻭﻏَﺒﻨﺎ ﺇﻟﻰ ﻏﺒْﻨﻬﻢ، ﻭﺣﺴﺮﺓ ﺇﻟﻰ ﺣﺴﺮﺗﻬﻢ

"Allah mengabarkan tentang khutbah yang disampaikan oleh Iblis kepada para pengikutnya, yaitu setelah Allah memutuskan/menghisab para hambaNya, lalu Allah memasukan kaum mukminin ke surga, dan Allah menempatkan orang-orang kafir ke dalam neraka jahannam. Maka Iblispun tatkala itu berdiri dan berkhutbah kepada para pengikutnya agar semakin menambah kesedihan di atas kesedihan mereka, kerugian di atas kerugian, serta penyesalan di atas penyesalan…." (Tafsiir Al-Qur'an Al-'Adziim 4/489)
 
  Khutbah tersebut disampaikan oleh Iblis kepada para pengikutnya pada saat yang sangat menegangkan…tatkala mereka pertama kali dimasukkan ke dalam neraka jahannam…tatkala mereka telah melihat api yang menyala-nyala yang siap membakar mereka…!!!


 Khutbah tersebut… Benar-benar masuk ke dalam hati para pengikut Iblis…, Khutbah yang mengalirkan air mata mereka khutbah yang benar-benar telah menyadarkan mereka akan kesalahan kesalahan mereka…
Khutbah yang menyadarkan mereka bahwasanya selama ini mereka hanya terpedaya oleh sang pemimpin…sang khotiib…Iblis la’natullah 'alaihi Allah menyebutkan khutbah Iblis yang sangat menyentuh tersebut:  Quote:Allah 'Azza wa Jalla berfirman:

ﻭَﻗَﺎﻝَ ﺍﻟﺸَّﻴْﻄَﺎﻥُ ﻟَﻤَّﺎ ﻗُﻀِﻲَ ﺍﻷﻣْﺮُ ﺇِﻥَّ ﺍﻟﻠَّﻪَ ﻭَﻋَﺪَﻛُﻢْ ﻭَﻋْﺪَ ﺍﻟْﺤَﻖِّ
ﻭَﻭَﻋَﺪْﺗُﻜُﻢْ ﻓَﺄَﺧْﻠَﻔْﺘُﻜُﻢْ ﻭَﻣَﺎ ﻛَﺎﻥَ ﻟِﻲ ﻋَﻠَﻴْﻜُﻢْ ﻣِﻦْ ﺳُﻠْﻄَﺎﻥٍ ﺇِﻻ ﺃَﻥْ
ﺩَﻋَﻮْﺗُﻜُﻢْ ﻓَﺎﺳْﺘَﺠَﺒْﺘُﻢْ ﻟِﻲ ﻓَﻼ ﺗَﻠُﻮﻣُﻮﻧِﻲ ﻭَﻟُﻮﻣُﻮﺍ ﺃَﻧْﻔُﺴَﻜُﻢْ ﻣَﺎ ﺃَﻧَﺎ
ﺑِﻤُﺼْﺮِﺧِﻜُﻢْ ﻭَﻣَﺎ ﺃَﻧْﺘُﻢْ ﺑِﻤُﺼْﺮِﺧِﻲَّ ﺇِﻧِّﻲ ﻛَﻔَﺮْﺕُ ﺑِﻤَﺎ ﺃَﺷْﺮَﻛْﺘُﻤُﻮﻧِﻲ ﻣِﻦْ
ﻗَﺒْﻞُ ﺇِﻥَّ ﺍﻟﻈَّﺎﻟِﻤِﻴﻦَ ﻟَﻬُﻢْ ﻋَﺬَﺍﺏٌ ﺃَﻟِﻴﻢٌ ) ٢٢ (ﻭَﺃُﺩْﺧِﻞَ ﺍﻟَّﺬِﻳﻦَ ﺁﻣَﻨُﻮﺍ
ﻭَﻋَﻤِﻠُﻮﺍ ﺍﻟﺼَّﺎﻟِﺤَﺎﺕِ ﺟَﻨَّﺎﺕٍ ﺗَﺠْﺮِﻱ ﻣِﻦْ ﺗَﺤْﺘِﻬَﺎ ﺍﻷﻧْﻬَﺎﺭُ ﺧَﺎﻟِﺪِﻳﻦَ ﻓِﻴﻬَﺎ
ﺑِﺈِﺫْﻥِ ﺭَﺑِّﻬِﻢْ ) ٢٣ )

"Dan berkatalah syaitan tatkala perkara (hisab) telah diselesaikan: "Sesungguhnya Allah telah menjanjikan kepada kalian janji yang benar, dan akupun telah menjanjikan kepada kalian tetapi aku menyalahinya. sekali-kali tidak ada kekuasaan bagiku terhadap kalian, melainkan (sekedar) aku menyeru kalian lalu kalian mematuhi seruanku, oleh sebab itu janganlah kalian mencerca aku akan tetapi cercalah diri kalian sendiri. Aku sekali-kali tidak dapat menolong kalian dan kalian pun sekali-kali tidak dapat menolongku. Sesungguhnya aku tidak membenarkan perbuatan kalian yang mempersekutukan aku (dengan Allah) sejak dahulu". Sesungguhnya orang-orang yang zalim itu mendapat siksaan yang pedih". Dan dimasukkanlah orang-orang yang beriman dan beramal saleh ke dalam surga yang mengalir di bawahnya sungai-sungai, mereka kekal di dalamnya dengan seizin Tuhan mereka" (QS Ibrahim : 22-23)

Demikianlah khutbah Iblis tersebut….setelah ia menggoda manusia setelah menipu mereka…setelah menjerumuskan mereka dalam neraka…setelah tercapai cita citanya…lalu… Iapun berlepas diri dari para pengikutnya. Ia sama sekali tidak mau bertanggung jawab atas godaan-godaannya…

Bahkan ia sama sekali tidak mau disalahkan dan dicela…akan tetapi ia menyuruh mereka (para pengikutnya) untuk mencela diri mereka sendiri
Bahkan ia mengaku sejak dulu kufur/ingkar terhadap kesyirikan yang dilakukan oleh pengikutnya… Yang lebih menjadikan para pengikutnya tersentuh, Iblis menutup khutbahnya dengan menyatakan bahwa:
 
Quote:  Bayangkanlah jika seandainya kita menjadi pengikut Iblis dan kita dipanggang di Api Neraka, menjadi sia-sialah semua hal yang kita banggakan selama di Dunia ini
"Sesungguhnya orang-orang zalim mendapatkan siksaan yang pedih"…

sungguh kehinaan dan kesedihan yang tidak bisa terbayangkan dalam hati para penghuni neraka tatkala mendengar khutbah dari sang pemimpin…

 bayangkanlah jika Allah menyelamatkan kita dari tipu daya Iblis, lantas Dia memasukan kita ke dalam Surga-Nya...sungguh sirnalah semua penderitaan hidup yang kita alami di Dunia ini.
Allah Subhana wa Ta’ala Berfirman :

ﺇِﻥَّ ﺍﻟْﻤُﺘَّﻘِﻴﻦَ ﻓِﻲ ﻣَﻘَﺎﻡٍ ﺃَﻣِﻴﻦٍ ﻓِﻲ ﺟَﻨَّﺎﺕٍ ﻭَﻋُﻴُﻮﻥٍ ﻳَﻠْﺒَﺴُﻮﻥَ ﻣِﻦ
ﺳُﻨﺪُﺱٍ ﻭَﺇِﺳْﺘَﺒْﺮَﻕٍ ﻣُّﺘَﻘَﺎﺑِﻠِﻴﻦَ ﻛَﺬَﻟِﻚَ ﻭَﺯَﻭَّﺟْﻨَﺎﻫُﻢ ﺑِﺤُﻮﺭٍ ﻋِﻴﻦٍ
“Sesungguhnya orang-orang yang bertaqwa berada di tempat yang aman, (yaitu) di dalam taman-taman dan mata air-mata air. Mereka memakai sutera yang halus dan sutera yang tebal, (duduk) berhadap-hadapan. Demikianlah. Dan kami jodohkan mereka dengan bidadari bermata jeli.” [Qs. Ad-Dukhan: 51-54]Semoga Allah menjaga kita dari rayuan Iblis…jangan sampai kita termasuk dari orang-orang yang tersentuh karena kutbah Iblis ini….orang-orang yang tatkala di dunia tidak tersentuh oleh nasehat-nasehat, tidak tergerak hati mereka tatkala mendengar pengajian-pengajian dan khutbah-khutbah…hati mereka hanyalah tergerak dan tersentuh tatkala mendengar khutbah Iblis wal'iyaadzu billah.  
Sumber: KaskusReferensi: www.lampuislam.org Facebook Page: www.facebook.com/riska.pratama.ardi

Akhir Hayat Penggemar Musik dan Pecinta Al-Qu'ran


Assalamualaikum Warohmatullahi Wa Barokaatuhu
Pada kesempatan ini saya ingin berbagi sebuah kisah nyata AKHIR HAYAT PENGGEMAR MUSIK DAN PENCINTA AL QUR'AN. Saya merinding ketika pertama kali membaca kisah ini. Semoga kita tetap dalam lindungan-NYA untuk mati dalam keadaan iman dan islam...aamiin

berikut adalah kisah AKHIR HAYAT PENGGEMAR MUSIK DAN PENCINTA AL QUR'AN selelngkapnya.

Tatkala masih di bangku sekolah, aku hidup bersama kedua orangtuaku dalam lingkungan yang baik. Aku selalu mendengar do’a ibuku saat pulang dari keluyuran dan begadang malam. Demikian pula ayahku, ia selalu dalam shalatnya yang panjang. Aku heran, mengapa ayah shalat begitu lama, apalagi jika saat musim dingin yang menyengat tulang.

Aku sungguh heran. Bahkan hingga aku berkata kepada diri sendiri: “Alangkah sabarnya mereka, setiap hari begitu, benar-benar mengherankan!” Aku belum tahu bahwa di situlah kebahagiaan orang mukmin, dan itulah shalat orang-orang pilihan, Mereka bangkit dari tempat tidumya untuk bermunajat kepada Allah. Setelah menjalani pendidikan militer, aku tumbuh sebagai pemuda yang matang. Tetapi diriku semakin jauh dari Allah. Padahal berbagai nasihat selalu kuterima dan kudengar dari waktu ke waktu. Setelah tamat dari pendidikan, aku ditugaskan ke kota yang jauh dari kotaku. Perkenalanku dengan teman-teman sekerja membuatku agak ringan menanggung beban sebagai orang terasing.

Di sana, aku tak mendengar lagi suara bacaan Al-Qur’an. Tak ada lagi suara ibu yang membangunkan dan menyuruhku shalat. Aku benar-benar hidup sendirian, jauh dari lingkungan keluarga yang dulu kami nikmati.
Aku ditugaskan mengatur lalu lintas di sebuah jalan tol. Di samping menjaga keamanan jalan, tugasku membantu orang-orang yang membutuhkan bantuan.

Pekejaan baruku sungguh menyenangkan. Aku lakukan tugas-tugasku dengan semangat dan dedikasi tinggi.

Tetapi, hidupku bagai selalu diombang-ambingkan ombak. Aku bingung dan sering melamun sendirian…banyak waktu luang…pengetahuanku terbatas.

Aku mulai jenuh…tak ada yang menuntunku di bidang agama. Aku sebatang kara. Hampir tiap hari yang kusaksikan hanya kecelakaan dan orang-orang yang mengadu kecopetan atau bentuk-bentuk penganiayaan lain. Aku bosan dengan rutinitas. Sampai suatu hari terjadilah suatu peristiwa yang hingga kini tak pernah kulupakan.

Ketika itu, kami dengan seorang kawan sedang bertugas di sebuah pos jalan. Kami asyik ngobrol…tiba-tiba kami dikagetkan oleh suara benturan yang amat keras. Kami mengalihkan pandangan. Ternyata, sebuah mobil bertabrakan dengan mobil lain yang meluncur dari arah berlawanan. Kami segera berlari menuju tempat kejadian untuk menolong korban.

Kejadian yang sungguh tragis. Kami lihat dua awak salah satu mobil daIam kondisi sangat kritis. Keduanya segera kami keluarkan dari mobil lalu kami bujurkan di tanah.

Kami cepat-cepat menuju mobil satunya. Ternyata pengemudinya telah tewas dengan amat mengerikan. Kami kembali lagi kepada dua orang yang berada dalam kondisi koma. Temanku menuntun mereka mengucapkan kalimat syahadat.

Ucapkanlah “Laailaaha Illallaah…Laailaaha Illallaah…” perintah temanku. Tetapi sungguh mengherankan, dari mulutnya malah meluncur lagu-lagu. Keadaan itu membuatku merinding.Temanku tampaknya sudah biasa menghadapi orang-orang yang sekarat…Kembali
 ia menuntun korban itu membaca syahadat. Aku diam membisu. Aku tak berkutik dengan pandangan nanar. Seumur hidupku, aku belum pernah menyaksikan orang yang sedang sekarat, apalagi dengan kondisi seperti ini. Temanku terus menuntun keduanya mengulang-ulang bacaan syahadat. Tetapi… keduanya tetap terus saja melantunkan lagu.

Tak ada gunanya… Suara lagunya semakin melemah…lemah dan lemah sekali. Orang pertama diam, tak bersuara lagi, disusul orang kedua. Tak ada gerak… keduanya telah meninggal dunia. Kami segera membawa mereka ke dalam mobil. Temanku menunduk, ia tak berbicara sepatah pun. Selama pejalanan hanya ada kebisuan, hening.

Kesunyian pecah ketika temanku memulai bicara. Ia berbicara tentang hakikat kematian dan su’ul khatimah (kesudahan yang buruk). Ia berkata: “Manusia akan mengakhiri hidupnya dengan baik atau buruk. Kesudahan hidup itu biasanya pertanda dari apa yang dilakukan olehnya selama di dunia”. Ia bercerita panjang lebar padaku tentang berbagai kisah yang diriwayatkan dalam buku-buku Islam. Ia juga berbicara bagaimana seseorang akan mengakhiri hidupnya sesuai dengan masa lalunya secara lahir batin.  Perjalanan ke rumah sakit terasa singkat oleh pembicaraan kami tentang kematian. Pembicaraan itu makin sempurna gambarannya tatkala ingat bahwa kami sedang membawa mayat. Tiba-tiba aku menjadi takut mati. Peristiwa ini benar-benar memberi pelajaran berharga bagiku. Hari itu, aku shalat kusyu’ sekali.

Tetapi perlahan-lahan aku mulai melupakan peristiwa itu. Aku kembali pada kebiasaanku semula…Aku seperti tak pemah menyaksikan apa yang menimpa dua orang yang tak kukenal beberapa waktu lalu. Tetapi sejak saat itu, aku memang benar-benar menjadi benci kepada yang namanya lagu-lagu. Aku tak mau tenggelam menikmatinya seperti sedia kala. Mungkin itu ada kaitannya dengan lagu yang pemah kudengar dari dua orang yang sedang sekarat dahulu. Kejadian Yang Menakjubkan… Selang enam bulan dari peristiwa mengerikan itu…sebuah kejadian menakjubkan kembali terjadi di depan mataku.

Seseorang mengendarai mobilnya dengan pelan, tetapi tiba-tiba mobilnya mogok di sebuah terowongan menuju kota. Ia turun dari mobilnya untuk mengganti ban yang kempes. Ketika ia berdiri di belakang mobil untuk menurunkan ban serep, tiba-tiba sebuah mobil dengan kecepatan tinggi menabraknya dari arah belakang. Lelaki itu pun langsung tersungkur seketika.  Aku dengan seorang kawan, -bukan yang menemaniku pada peristiwa yang pertama- cepat-cepat menuju tempat kejadian. Dia kami bawa dengan mobil dan segera pula kami menghubungi rumah sakit agar langsung mendapat penanganan. Dia masih muda, dari tampangnya, ia kelihatan seorang yang ta’at menjalankan perintah agama.

Ketika mengangkatnya ke mobil, kami berdua cukup panik, sehingga tak sempat memperhatikan kalau ia menggumamkan sesuatu. Ketika kami membujurkannya di dalam mobil, kami baru bisa membedakan suara yang keluar dari mulutnya. Ia melantunkan ayat-ayat suci Al-Qur’an…dengan suara amat lemah.  “Subhanallah! ” dalam kondisi kritis seperti , ia masih sempat melantunkan ayat-ayat suci Al-Quran? Darah mengguyur seluruh pakaiannya; tulang-tulangnya patah, bahkan ia hampir mati. Dalam kondisi seperti itu, ia terus melantunkan ayat-ayat Al-Qur’an dengan suaranya yang merdu. Selama hidup aku tak pernah mendengar suara bacaan Al Quran seindah itu. Dalam batin aku bergumam sendirian: “Aku akan menuntun membaca syahadat sebagaimana yang dilakukan oleh temanku terdahulu… apalagi aku Sudah punya pengalaman,” aku meyakinkan diriku sendiri.

Aku dan kawanku seperti kena hipnotis mendengarkan suara bacaan Al-Qur’an yang merdu itu. Sekonyong-konyong tubuhku merinding menjalar dan menyelusup ke setiap rongga. Tiba-tiba suara itu berhenti. Aku menoleh ke belakang. Kusaksikan dia mengacungkan jari telunjuknya lalu bersyahadat. Kepalanya terkulai, aku melompat ke belakang. Kupegang tangannya, detak jantungnya nafasnya, tidak ada yang terasa. Dia telah meninggal dunia. Aku lalu memandanginya lekat-lekat, air mataku menetes, kusembunyikan tangisku, takut diketahui kawanku. Kukabarkan kepada kawanku kalau pemuda itu telah wafat. Kawanku tak kuasa menahan tangisnya. Demikian pula halnya dengan diriku. Aku terus menangis, air mataku deras mengalir. Suasana dalam mobil betul-betul sangat mengharukan.

Sampai di rumah sakit… Kepada orang-orang di sana kami mengabarkan perihal kematian pemuda itu dan peristiwa menjelang kematiannya yang menakjubkan. Banyak orang yang terpengaruh dengan kisah kami, sehingga tak sedikit yang meneteskan air mata. Salah seorang dari mereka, demi mendengar kisahnya, segera menghampiri jenazah dan mencium keningnya.

Semua orang yang hadir memutuskan untuk tidak beranjak sebelum mengetahui secara pasti kapan jenazah akan dishalatkan. Mereka ingin memberi penghormatan terakhir kepada jenazah, semua ingin ikut menyalatinya.

Salah seorang petugas tumah sakit menghubungi rumah almarhum. Kami ikut mengantarkan jenazah hingga ke rumah keluarganya. Salah seorang saudaranya mengisahkan ketika kecelakaan, sebetulnya almarhum hendak menjenguk neneknya di desa. Pekerjaan itu rutin ia lakukan setiap hari Senin. Di sana, almarhum juga menyantuni para janda, anak yatim dan orang-orang miskin. Ketika tejadi kecelakaan, mobilnya penuh dengan beras, gula, buah-buahan dan barang-barang kebutuhan pokok lainnya. Ia juga tak lupa membawa buku-buku agama dan kaset-kaset pengajian. Semua itu untuk dibagi-bagikan kepada orang-orang yang ia santuni. Bahkan ia juga membawa permen untuk dibagi-bagikan kepada anak-anak kecil.

Bila ada yang mengeluhkan-padanya tentang kejenuhan dalam pejalanan, ia menjawab dengan halus. “Justru saya memanfaatkan waktu perjalananku dengan menghafal dan mengulang-ulang bacaan Al-Qur’an, juga dengan mendengarkan kaset-kaset pengajian, aku mengharap ridha Allah pada setiap langkah kaki yang aku ayunkan,” kata almarhum. Aku ikut menyalati jenazah dan mengantarnya sampai ke kuburan. Dalam liang lahat yang sempit, almarhum dikebumikan. Wajahnya dihadapkan ke kiblat.

“Dengan nama Allah dan atas ngama Rasulullah”. Pelan-pelan, kami menimbuninya dengan tanah…Mintalah kepada Allah keteguhan hati saudaramu, sesungguhnya dia akan ditanya… Almarhum menghadapi hari pertamanya dari hari-hari akhirat…

Dan aku… sungguh seakan-akan sedang menghadapi hari pertamaku di dunia. Aku benar-benar bertaubat dari kebiasaan burukku. Mudah-mudahan Allah mengampuni dosa-dosaku di masa lalu dan meneguhkanku untuk tetap mentaatinya, memberiku kesudahan hidup yang baik (khusnul khatimah) serta menjadikan kuburanku dan kuburan kaum muslimin sebagai taman-taman Surga. Amin… (Azzamul Qaadim, hal 36-42)

Sumber : [“Saudariku Apa yang Menghalangimu Untuk Berhijab”; judul asli Kesudahan yang Berlawanan; Asy Syaikh Abdul Hamid Al-Bilaly; Penerbit : Akafa Press Hal. 48] 

Referensi: www.lampuislam.org 
Facebook Page: www.facebook.com/riska.pratama.ardi

Hati-hati Dalam Bergaul



Menjaga pergaulan adalah salah satu hal penting yang harus dilakukan oleh setiap muslim dan muslimah

Tahukah Anda? Jika Anda mempunyai kualitas yang buruk itu mungkin bisa berasal dari teman-teman Anda, mungkin juga keluarga Anda. Setan itu bisa berbentuk teman, sahabat sejati, dan macam-macam bentuk lainnya. Semoga Allah menjaga kita. Aamiin.

Terkadang setan itu menggunakan mulut dari seseorang yang sangat dekat denganmu. Setan sangat cerdik, dia sangat cerdas. Terkadang, didikan di rumah sangat baik, tapi di sekolah seperti apakah kita? Mungkin mereka belajar ketidakjujuran ketika ujian, belajar untuk berkata kotor, mencuri, dsb. Jadi, kita harus lebih berhati-hati jika kita bersekolah di sekolah yang seperti itu.

Kita juga harus berhati-hati dengan siapa kita berteman. Allah 'Azza wa Jalla berfirman dalam surah al-Furqan 27-29:


(27). وَيَوْمَ يَعَضُّ الظَّالِمُ عَلَىٰ يَدَيْهِ يَقُولُ يَا لَيْتَنِي اتَّخَذْتُ مَعَ الرَّسُولِ سَبِيلًا 
Dan (ingatlah) hari (ketika itu) orang yang zalim menggigit dua tangannya, seraya berkata: "Aduhai kiranya (dulu) aku mengambil jalan bersama-sama Rasul."

(28). يَا وَيْلَتَىٰ لَيْتَنِي لَمْ أَتَّخِذْ فُلَانًا خَلِيلًا 
Kecelakaan besarlah bagiku; kiranya aku (dulu) tidak menjadikan sifulan itu teman akrab (ku).

(29). لَقَدْ أَضَلَّنِي عَنِ الذِّكْرِ بَعْدَ إِذْ جَاءَنِي ۗوَكَانَ الشَّيْطَانُ لِلْإِنْسَانِ خَذُولًا 
Sesungguhnya dia telah menyesatkan aku dari Al Qur'an ketika Al Qur'an itu telah datang kepadaku. Dan adalah syaitan itu tidak mau menolong manusia.
Sungguh pada hari kiamat, mereka akan menyesali dan berkata "Ya Allah, temanku ini, sahabatku ini, mereka membuatku lupa pada-Mu ya Allah dan sungguh setan sangat lihai menipuku ya Allah."
Ketika seseorang merokok, 9 dari 10 orang merokok karena ikut-ikutan dengan teman-teman mereka.
Ketika seekor paus berenang, dia akan berenang bersama seekor paus lainnya. Ketika kita melihat ikan kecil, ikan kecil akan berenang bersama dengan ikan kecil lainnya, dan begitulah seterusnya.
Seorang yang shaleh dan seorang pemabuk tidak bisa berjalan bersama. Ini seperti seekor sarden berenang bersama paus. Yang satu memakan yang lain. Dan hal ini takkan terjadi. Allahuakbar.
Semoga Allah 'Azza wa Jalla selalu menjaga diri kita. Aamiin.
 
Referensi: www.lampuislam.org