Jumat, 03 Juli 2015

Apakah Islam Disebarkan dengan Pedang?


Pertanyaan:

Bagaimana mungkin Islam disebut agama damai sementara Islam disebarkan dengan pedang?

Jawaban:


Ini adalah argumen yang sering diajukan sebagian non-Muslim. Mereka berkata bahwa Islam tidak akan memiliki jutaan pengikut di seluruh dunia jika tidak disebarkan dengan kekerasan. Dengan begitu saya akan menjelaskan bahwa tuduhan ini salah dan Islam tidak disebarkan oleh pedang. Banyak orang masuk Islam karena ajaran Islam adalah kebenaran, masuk akal, dan logis. Hal inilah yang menyebabkan ajaran Islam menyebar dengan cepat.

1. Islam berarti damai. 
Islam berasal dari akar kata 'salaam', yang berarti damai. Kata ini juga berarti "menundukkan kehendak kepada Allah (swt)." Jadi Islam adalah agama damai, yang diperoleh dengan menundukkan kehendak kita kepada ketetapan Sang Pencipta Agung, Allah (swt).

2. Kadang-kadang kekerasan harus digunakan untuk menjaga perdamaian. 

Tidak semua manusia di dunia ini yang senang dengan perdamaian dan harmoni. Ada banyak orang yang mengganggu berlangsungnya perdamaian demi kepentingan mereka sendiri. Kadang-kadang kekerasan harus digunakan untuk menjaga perdamaian. Dan karena alasan inilah kita memiliki polisi yang menggunakan kekerasan terhadap penjahat dan elemen anti-sosial untuk menjaga perdamaian di negara kita. Islam mengajarkan perdamaian. Namun pada saat yang sama, Islam mengajarkan penganutnya untuk melawan ketika ada penindasan. Perang melawan penindasan terkadang memerlukan penggunaan kekerasan. Dalam Islam kekerasan hanya dapat digunakan untuk memelihara perdamaian dan keadilan.

3. Pendapat sejarawan De Lacy O'Leary.

Jawaban terbaik untuk kesalahpahaman bahwa Islam disebarkan oleh pedang diberikan oleh sejarawan bernama De Lacy O'Leary dalam bukunya "Islam At The Cross Road" (Halaman 8): 

"Sejarah membuatnya jelas, bahwa legenda tentang Muslim fanatik yang melakukan kekerasan di seluruh dunia dan memaksa orang untuk masuk Islam dengan hunusan pedang ketika menaklukkan bangsa-bangsa lain adalah salah satu mitos yang paling fantastis dan tidak masuk akal yang seringkali diulang-ulang para sejarawan."

4. Muslim memerintah Spanyol selama 800 tahun.

Muslim menguasai Spanyol sekitar 800 tahun. Umat Muslim di Spanyol tidak pernah menggunakan pedang untuk memaksa orang lain masuk Islam. Kemudian Tentara Salib Kristen datang ke Spanyol dan membantai umat Muslim. Tidak ada seorang Muslim pun di Spanyol yang diizinkan menyerukan adzan ketika umat Kristen menguasai Spanyol.

5. 14 juta orang Arab Beragama Kristen Koptik. 

Muslim menjadi penguasa tanah Arab selama 1.400 tahun. Selama beberapa tahun Inggris juga pernah berkuasa, dan selama beberapa tahun Perancis berkuasa. Namun secara keseluruhan, Muslim memerintah Arab selama 1.400 tahun. Dan di zaman sekarang, ada 14 juta orang Arab beragama Kristen Koptik, yaitu mereka yang sudah beragama Kristen secara turun-temurun. Jika umat Muslim menggunakan kekerasan disana, maka tidak akan ada satu pun orang Arab di zaman sekarang yang beragama Kristen.

6. Lebih dari 80% non-Muslim di India. 

Umat Muslim menguasai India selama sekitar seribu tahun. Jika mereka mau, mereka punya kekuatan untuk mengubah setiap non-Muslim di India menjadi pemeluk Islam. Saat ini lebih dari 80% penduduk India adalah non-Muslim. Semua penduduk non-Muslim India di zaman sekarang menjadi saksi bahwa Islam tidak disebarkan oleh pedang.

7. Indonesia dan Malaysia.

 Indonesia merupakan negara yang memiliki jumlah maksimum Muslim di dunia. Sebagian besar penduduk Malaysia adalah Muslim. Umat Muslim di Indonesia dan Malaysia hidup dengan damai berdampingan dengan non-Muslim.

8. Pantai Timur Afrika.

 Demikian juga, Islam telah menyebar dengan cepat di Pantai Timur Afrika. Dengan begitu timbul pertanyaan, jika memang Islam disebarkan oleh pedang, "Tentara Muslim manakah yang pergi ke Pantai Timur Afrika?"

9. Thomas Carlyle. 

Sejarawan terkenal, Thomas Carlyle, dalam bukunya "Heroes and Hero Worship", menuliskan tentang kesalahpahaman pada penyebaran Islam: "Memang dengan pedang, tapi dimana Anda akan mendapatkan pedang Anda? Karena untuk setiap gagasan baru, berawal dari satu orang saja. Dalam pikirannya sendiri. Hanya disanalah gagasan itu bersemayam. Hanya satu orang saja dari seluruh dunia yang mempercayainya, satu orang melawan seluruh manusia. Jika ia mengambil pedang dan mencoba untuk menyebarkan gagasannya dengan pedang tersebut, hal itu tidak akan berhasil baginya. Anda harus mendapatkan pedang Anda! Secara keseluruhan, gagasan anda akan tersebar sendiri sebisanya."

10. Tidak ada paksaan dalam agama. 

Dengan pedang apa Islam menyebar? Bahkan jika umat Islam mempunyai pedang, mereka tidak bisa menggunakannya untuk menyebarkan Islam karena Al-Qur'an berfirman dalam ayat berikut: 

"Tidak ada paksaan untuk (memasuki) agama (Islam); sesungguhnya telah jelas jalan yang benar daripada jalan yang sesat." [Qs. 2: 256]

11. Pedang Akal. 

Inilah adalah pedang intelektual. Pedang yang menaklukkan hati dan pikiran orang-orang. Al-Qur'an berfirman dalam Surah Nahl[16]: 125:

"
Serulah (manusia) kepada jalan Tuhan-mu dengan hikmah dan pelajaran yang baik dan bantahlah mereka dengan cara yang baik." [Qs. 16: 125]

12. Berkembangnya agama-agama dunia pada 1934-1984. 

Sebuah artikel di Reader Digest 'Almanac' tahun 1986, menuliskan persentase perkembangan agama-agama besar di dunia dari tahun 1934 sampai 1984. Artikel ini juga muncul di majalah 'The Plain Truth'. Yang paling cepat perkembangannya adalah Islam, yang meningkat sebesar 235%, dan Kristen hanya meningkat sebesar 47%. Yang jadi pertanyaan, perang apakah yang terjadi di abad ini yang membuat jutaan orang masuk Islam?

13. Islam adalah agama yang paling cepat berkembang di Amerika dan Eropa. 

Di zaman sekarang, agama yang paling cepat berkembang di Amerika adalah Islam. Agama yang paling cepat berkembang di Eropa dalam Islam. Pedang apakah yang memaksa orang-orang di Barat untuk berbondong-bondong menerima Islam seperti itu?

14. Dr Joseph Adam Pearson.

 Dr Joseph Adam Pearson mengatakan, "Orang-orang yang khawatir bahwa senjata nuklir suatu hari nanti akan jatuh di tangan orang-orang Arab, gagal menyadari bahwa bom Islam telah dijatuhkan pada hari MUHAMMAD s.a.w lahir."

Sumber: irf.net
Referensi: www.LampuIslam.blogspot.com 

Page Facebook: www.facebook.com/riska.prata,a.ardi

Senin, 29 Juni 2015

Kenapa Umat Muslim Terpecah-Belah Menjadi Banyak Golongan?



Pertanyaan:

Semua Muslim membaca Al-Qur'an yang sama. Lalu mengapa ada begitu banyak kelompok dan jama’ah yang berbeda-beda di kalangan umat Islam?

Jawaban:

1. Muslim Harus Bersatu

Merupakan fakta bahwa Muslim zaman sekarang saling terpecah-belah. Yang menyedihkan adalah bahwa perpecahan tersebut tidak diajarkan oleh Islam sama sekali. Islam mengajarkan untuk menjaga persatuan di antara umat Muslim.

Al-Qur’an berfirman:

Dan berpeganglah kamu semuanya kepada tali Allah, dan janganlah kamu bercerai-berai.” (Qs. Ali Imran[3]:103)

Apakah yang dimaksud tali Allah dalam ayat ini? Maksudnya adalah Al-Qur’an. Al-Qur’an adalah tali Allah yang harus dipegang teguh semua Muslim. Ada dua penegasan dalam ayat ini. Selain mengatakan “berpeganglah kamu semuanya” ayatnya kemudian menegaskan, “dan janganlah kamu bercerai-berai.”

Al-Qur'an lebih lanjut berfirman:

Hai orang-orang yang beriman, ta'atilah Allah dan ta'atilah Rasul-(Nya).” (Qs. An-Nisaa’[4]:103)

Dengan begitu, semua Muslim harus mengikuti Al-Qur'an dan hadis sahih dan tidak boleh berpecah-belah.

2. Dilarang untuk Membuat Golongan dan Jama’ah Sendiri-sendiri dalam Islam

Al-Qur’an berfirman:

"Sesungguhnya orang-orang yang memecah-belah agama-Nya dan mereka menjadi bergolongan, tidak ada sedikitpun tanggung jawabmu kepada mereka. Sesungguhnya urusan mereka hanyalah terserah kepada Allah, kemudian Allah akan memberitahukan kepada mereka apa yang telah mereka perbuat.”  (Qs. Al-An’aam[6]:159)

Dalam ayat ini Allah s.w.t berfirman bahwa kita harus menjauhkan diri kita dari orang-orang yang berpecah-belah dan membuat golongan sendiri.

Tapi ketika seseorang yang bertanya kepada seorang Muslim, "siapakah kamu?", jawaban yang umum adalah “saya seorang Sunni”, atau  “saya Syi’ah.” Sebagian lagi menyebut diri mereka Hanafi, Syafi'i, Maliki atau Hanbali. Ada juga yang berkata “Saya Sufi”, sementara yang lain mengatakan “Saya jama’ah Tabligh.”

3. Nabi Kita Semua adalah Seorang Muslim

Seseorang bisa bertanya pada Muslim yang demikian, "Siapa Nabi kita tercinta? Apakah dia seorang pengikut Hanafi, atau Syafi'i, atau Hanbali, atau Maliki?" Tidak! Dia adalah seorang Muslim, seperti semua nabi Allah lainnya.

Hal ini disebutkan dalam Qs. Ali Imran[3] ayat 52 bahwa Nabi Isa atau Yesus a.s adalah seorang Muslim.

Selanjutnya, dalam Qs. Ali Imran[3] ayat 67, Al-Qur'an berfirman bahwa Ibrahim a.s bukanlah pengikut Yahudi atau Kristen, melainkan seorang Muslim.

4. Al-Qur'an Berfirman: “sebut dirimu Muslim”

a. Jika ada yang bertanya pada Muslim: “Siapakah anda?”, dia harus mengatakan "Saya seorang MUSLIM”, bukan Hanafi atau Syafi'i. Surat Fussilat[41] ayat 33 berfirman:

"Siapakah yang lebih baik perkataannya daripada orang yang menyeru kepada Allah, mengerjakan amal yang saleh, dan berkata: "Sesungguhnya aku termasuk orang-orang yang menyerah diri (Muslim)?(Qs. Fussilat[41]:33)

Al-Qur'an berfirman "Katakanlah: Sesungguhnya aku termasuk orang-orang yang menyerah diri (Muslim).” Dengan demikian, katakanlah, "Saya seorang Muslim."

b. Nabi s.a.w mengirim surat kepada raja-raja dan para penguasa non-Muslim untuk mengundang mereka masuk Islam. Dalam surat-surat tersebut, beliau menyebutkan ayat Al-Qur'an dari Surat Ali Imran[3] ayat 64:

"Saksikanlah, bahwa kami adalah orang-orang yang berserah diri (kepada Allah)." (Qs. Ali Imran[3]:64)

5. Menghormati Semua Ulama Besar Islam

Kita harus menghormati semua ulama besar Islam, termasuk keempat Imam, yaitu Imam Abu Hanifah, Imam Syafi'i, Imam Hanbali, dan Imam Malik (semoga Allah merahmati mereka semua). Mereka adalah ulama-ulama besar dan semoga Allah memberi mereka pahala atas dakwah dan kerja keras mereka. Seseorang bisa saja setuju dengan pandangan dan pendapat Imam Abu Hanifah, Imam Syafi'i, dll. Tapi ketika ada yang bertanya, “siapakah kamu?", dia hanya boleh menjawab: “Saya seorang Muslim.”

6. Berkenaan dengan Hadist “tujuh puluh tiga golongan”

Sebagian orang mungkin berpendapat dengan mengutip hadist Rasulullah s.a.w dari Sunan Abu Dawud Hadist Nomor 4579. Dalam hadits ini Nabi s.a.w diriwayatkan bersabda, "Umatku akan terpecah-belah menjadi tujuh puluh tiga golongan."

Hadits ini meriwayatkan bahwa nabi menubuatkan munculnya tujuh puluh tiga golongan. Beliau tidak bersabda bahwa umat Islam harus mengelompok-ngelompokkan diri. Al-Qur’an memerintahkan kita agar tidak membuat golongan sendiri-sendiri. Mereka yang mengikuti ajaran Al Qur'an dan Hadis Sahih, dan tidak membuat golongan sendiri-sendiri adalah orang-orang yang berada di jalan yang benar.

Menurut Hadist Tirmidzi Nomor 171, Nabi s.a.w diriwayatkan telah bersabda, "Umatku akan terpecah menjadi tujuh puluh tiga golongan, dan mereka semua akan berada di neraka kecuali satu golongan." Para sahabat bertanya “Ya Rasulullah, golongan  manakah yang akan selamat tersebut?” Kemudian beliau pun menjawab, "Ia adalah golonganku dan sahabat-sahabatku."

Al-Qur’an berfirman dalam beberapa ayat, "Taatilah Allah dan taatilah Rasul-Nya". Seorang Muslim sejati hanya boleh mengikuti Al-qur’an dan Hadis Sahih. Dia boleh setuju dengan pandangan ulama manapun selama hal tersebut sesuai dengan ajaran Al Qur'an dan Hadis Sahih. Jika pandangan mereka bertentangan dengan Firman Allah, atau Sunnah Rasul-Nya, maka pandangan tersebut tidak dapat diterima, terlepas dari betapa berpengetahuannya ulama tersebut.

Kalau saja semua umat Islam membaca Al-Qur'an dengan pemahaman yang benar dan mematuhi Hadist Sahih, Insya Allah sebagian besar perbedaan-perbedaan ini akan diselesaikan dan kita bisa menjadi umat Islam yang bersatu.

Sumber: irf.net