Rabu, 21 Oktober 2015

10 Macam Siksaan dalam Neraka



Berikut ini adalah 10 macam siksaan dari banyak siksaan lainnya yang akan diberikan sebagai hukuman kepada para penduduk neraka:

1) Api neraka yang menghanguskan kulit. Api neraka ciptaan Allah subhanahu wa ta'ala akan membakar kulit orang-orang kafir. Kulit adalah bagian tubuh yang sangat sensitif, bagian yang merasakan apa yang dirasakan oleh tubuh, dimana rasa sakit akibat kebakaran dirasakan, dan inilah alasannya mengapa Allah subhanahu wa ta'ala akan mengganti kulit yang terbakar itu dengan kulit baru, untuk kemudian dibakar lagi, dan proses tersebut berlangsung terus tanpa henti-hentinya:
"Sesungguhnya orang-orang yang kafir terhadap ayat-ayat Kami, kelak Kami akan masukkan mereka ke dalam neraka. Setiap kali kulit mereka hangus, Kami ganti kulit mereka dengan kulit yang lain (baru), supaya mereka merasakan azab. Sesungguhnya Allah Maha Perkasa lagi Maha Bijaksana." (Qs. an-Nisa'[4]: 56)

2) Air yang menghancurkan isi perut. Salah satu jenis siksaan yang akan dirasakan oleh penghuni neraka adalah penyiraman hamim ke atas kepala mereka. Hamim adalah air yang sangat panas; karena panasnya yang sangat tinggi, hamim akan menghancurkan semua isi perut mereka.
"Orang kafir akan dibuatkan untuk mereka pakaian-pakaian dari neraka. Disiramkan air yang sedang mendidih ke atas kepala mereka. Dengan air itu, dihancurkan segala apa yang ada dalam perut mereka dan juga kulit mereka." (Qs. al-Hajj[22]: 19-20)
Tirmidzi meriwayatkan dari Abu Hurairah bahwa Rasulullah shalallahu 'alaihi wassalam bersabda, "Hamim akan dituangkan ke atas kepala mereka dan terus menembus ke dalam perut dan menghancurkan segala apa yang ada di dalamnya, untuk kemudian keluar dari kaki dengan melelehkan semuanya, kemudian orang itu dikembalikan lagi ke bentuk semula." Tirmidzi mengatakan bahwa hadits ini hasan-gharib-shahih. [1]
3) Penyiksaan di wajah. Bagian yang paling agung dan mulia dari tubuh seorang manusia adalah wajah. Karena itu, Rasulullah shalallahu 'alaihi wassalam melarang kita untuk memukul atau menampar wajah orang lain. Salah satu cara yang dilakukan Allah subhanahu wa ta'ala untuk memperlakukan para penghuni neraka dengan hina adalah dengan menumpukkan azab atas mereka di wajah, sehingga mereka berada dalam keadaan buta, tuli, dan bisu pada hari kiamat nanti.
"Dan kami akan mengumpulkan mereka pada hari kiamat (dengan menyeret mereka) pada wajah dalam keadaan buta, bisu, dan tuli. Tempat kediaman mereka adalah neraka jahanam. Tiap kali nyala api jahanam itu akan padam, Kami tambah lagi bagi mereka nyalanya." (Qs. al-Isra'[17]: 97)
Kemudian mereka akan dilemparkan ke dalam neraka dengan muka terlebih dahulu:
"Dan siapa yang membawa kejahatan, disungkurkanlah muka mereka ke dalam neraka. Tidaklah kamu dibalas melainkan (setimpal) dengan apa yang dahulu kamu kerjakan." (Qs. an-Naml[27]: 90)
Api neraka akan menghanguskan muka mereka terus-menerus, tanpa ada batas antara mereka dan api:
"Andaikata orang-orang kafir itu mengetahui, waktu (dimana) mereka tidak mampu mengelakkan api neraka dari muka mereka dan (tidak pula) dari punggung mereka, sedang mereka tidak pula mendapat pertolongan, (tentulah) mereka tidak meminta disegerakan." (Qs. al-Anbiya'[21]: 39)
"Maka mereka dibakar api neraka, dan mereka di dalam neraka itu dalam keadaan cacat." (Qs. al-Mu'minun[23]: 104)
"Pakaian mereka adalah dari pelangkin (ter) dan muka mereka ditutup oleh api neraka." (Qs. Ibrahim[14]: 50)
"Apakah orang yang melindungi dirinya dengan wajahnya dari kejahatan azab pada hari kiamat (sama dengan orang yang bebas dari siksaan)?" (Qs. az-Zumar[39]: 24)
Melihat pemandangan yang menakutkan ini membuat kita gemetar!
"Pada hari ketika wajah mereka dibolak-balikkan dalam neraka, mereka berkata, "Alangkah baiknya, andaikata kami taat kepada Allah dan taat kepada Rasul." (Qs. Al-Ahzab[33]: 66)
Persis seperti kita membolak-balik daging atau ikan di atas pembakaran, begitulah azab yang akan mereka terima di neraka nanti. Semoga Allah subhanahu wa ta'ala melindungi kita dari azab neraka!
4) Diseret. Siksaan lain yang akan dialami orang-orang kafir ialah bahwa mereka akan diseret di atas muka mereka ke dalam neraka.
"Sesungguhnya orang-orang yang berdosa berada dalam kesesatan (di dunia) dan dalam neraka. (Ingatlah) pada hari mereka diseret ke neraka di atas muka mereka. (Dikatakan kepada mereka), "Rasakanlah sentuhan api neraka." (Qs. al-Qamar[54]: 47-48)
Pada waktu mereka diseret itu, penderitaan mereka akan bertambah lagi karena mereka diikat dengan rantai dan belenggu "Kelak mereka akan mengetahui ketka belenggu dan rantai dipasang di leher mereka seray diseret ke dam air yang sangat panas, kemudian mereka dibakar dalam api." (Qs. al-Mu'min[40]: 70-72)
Qatadah berkata, "Mereka akan diseret satu kali di dalam neraka dan satu kali dalam hamim. [2]
5) Penghitaman wajah. Allah subhanahu wa ta'ala akan menghitamkan wajah para penghuni neraka di hari kiamat nanti.
"Pada hari ketika, ada muka yang putih berseridan ada pula muka yang hitam muram. Adapun orang-orang yang hitam muram mukanya (kepada mereka dikatakan), "Kenapa kamu kafir sesudah kamu beriman? Karena itu, rasakanlah azab sebab kekafiranmu itu." (Qs. Ali 'Imran[3]: 106)
Muka mereka begit hitamnya seolah-olah kegelapan malam telah menutup muka mereka:
"Dan orang-orang yang mengerjakan kejahatan (mendapat) balasan yang setimpal dan mereka ditutupi kehinaan. Tidak ada bagi mereka seorang pelindung pun dari (azab) Allah, seakan-akan muka mereka ditutupi dengan kepingan-kepingan malam yang gelap gulita. Mereka itulah penghuni neraka; mereka kekal di dalamnya." (Qs. Yunus[10]: 27)
6) Api neraka akan mengelilingi orang-orang kafir. Para penghuni neraka adalah orang-orang kafir yang dikelilingi (dibelit) olh dosa-dosa dan ketidaktaatan mereka, sehingga bagi mereka tidak ada lagi hasanah (kebaikan). Allah subhanahu wa ta'ala befirman, sebagai jawaban terhadap orang-orang Yahudi yang mengaku bahwa api neraka akan menyentuh mereka hanya sementara waktu: "(Bukan demikian), siapa yang melakukan kejahatan dan dibelit oleh dosa-dosa, merekalah yang menjadi ahli neraka, mereka kekal di dalamnya." (Qs. al-Baqarah[2]: 81)
Hanya orag-orang kafir dan musyrik yang akan menghadapi kenyataan yang demikian itu. Siddiq Hasan Kan berkata, "Apa yang dimaksud disini dengan kejahatan atau perbuatan jahat adalah perbuatan-perbuata tertentu yang karena alasan-alasan yang sudah jelas tidak akan dapat mengantarkan para pelakunya untuk mencapai hasanah. Kekekalan di neraka adalah untuk orang-orang kafir dan musyrik, sehingga perbuatan jahat dan dosa dalam ayat ini harus ditafsirkan sebagai kata yang berarti kafir dan syirik. Jadi, argumentasi kaum Mu'tazilah dan Khawarij telah dibuktikan kesalahannya oleh hadits-hadits mutawatir yang menyatakan bahwa orang-orang Muslim yang berdosa pada akhirnya nanti akan dikeluarkan dari neraka."
Dosa-dosa dan perbuatan jahat mengelilingi orang-orang kafir seperti gelang melingkari pergelangan tangan. Oleh sebab itu, hukuman yang ditimpakan atas mereka sepadan dengan kejahatan-kejahatan mereka. Karenanya orang-orang kafir akan dikelilingi oleh api neraka, sebagaimana yang difirmankan Allah subhanahu wa ta'ala, "Mereka mempunyai tikar tidur dari api neraka dan di atas mereka ada selimut (api neraka)." (Qs. al-A'raf[7]: 41)
"Tikar tidur" ada di bawah badn mereka, dan "selimut" di atasnya. Maksudnya, api neraka akan mengelilingi mereka dari atas dan bawah, sebagaimana firman Allah subhanahu wa ta'ala:
"Pada hari mereka ditutup oleh azab dari atas mereka dan dari bawah mereka." (Qs. al-'Ankabut[29]: 55)
"Bagi mereka lapisan-lapisan dari api di atas mereka dan di bawah mereka pun lapisan-lapisan api..." (Qs. az-Zumar[39]: 16)
"Dan sesungguhnya jahanam itu benar-benar mengelilingi orang-orang kafir." (Qs. at-Taubah[9]: 49)
Sebagian ulama salaf menginterpretasikan kata mihad (tikar tidur) dengan makna "kasur" dan ghawasy dengan "selimut." [3]
Kata "mengelilingi" dapat ditafsirkan lain, yaitu bahwa neraka mempunyai dinding yang mengelilingi (mengepung) orang-orang kafir, sehingga mereka tidak bisa keluar untuk melarikan diri, sebagaimana firman Allah subhanahu wa ta'ala, "Sesungguhnya telah Kami sediakan bagi orang-orang lalim itu neraka. Dan jika mereka meminta minum, niscaya mereka akan diberi minum dengan air seperti besi mendidih yang melelehkan muka. Itulah minuman yang paling buruk dan tempat istirahat yang paling jelek." (Qs. al-Kahfi[18]: 29)
7) Api neraka menjilat jantung mereka. Di atas telah diterangkan bahwa ukuran tubuh para penghuni neraka besar sekali. Namun demikian, api neraka akan menembus ke dalam tubuh mereka dan menjalar sampai ke bagian-bagian tubuh yang paling dalam.
"Aku akan memasukkannya ke dalam neraka saqar. Tahukah kamu apa neraka saqar itu? Saqar itu tidak meninggalkan dan tidak membiarkan. Neraka saqar itu adalah pembakar kulit manusia." (Qs. al-Muddatstsir[18]: 29)
Menurut sebagian ulama salaf, frase "tidak meninggalkan" mempunyai makna bahwa "api neraka itu memakan tulang-tulang, daging-daging, dan otak, dan tidak ada yang tidak disentuhnya." [4]
"Sekali-kali tidak! Sesungguhnya ia benar-benar akan dilemparkan ke dalam huthamah. Dan tahukah kamu apa huthamah itu? (Yaitu) api (yang disediakan) Allah yang dinyalakan, yang membakar sampai ke jantung." (Qs. al-Humazah[104]: 4-7)
Muhammad ibn Ka'ab al-Qurthubi berkata, "Api huthamah membakarnya sampai ke jantungnya, dan kemudian Allah menciptakan tubuh yang baru. Ada yang mengatakan bahwa ketika Tsabit al-Banani membacakan ayat tersebut, ia berkata, 'Api huthamah akan membakar mereka (orang-orang kafir), sampai api tersebut menjalar ke jantung mereka, tetapi mereka tetap hidup, agar mereka merasakan betapa pedihnya azab tersebut.' Kemudian ia menangis. [5]
8) Semua isi perut mereka akan keluar dan terburai di neraka. Bukhari dan Muslim meriwayatkan dari Usamah ibn Zaid bahwa Rasulullah shalallahu 'alaihi wassalam bersabda:
"Seseorang akan ditarik dan dilemparkan ke dalam neraka pada hari kiamat nanti. Kemudian semua isi perutnya akan keluar dan terburai di dalam neraka, dan ia dipaksa berjalan berkeliling seperti seekor keledai yang menarik sebuah jentera. Penduduk neraka berkumpul di sekelilingnya dan berkata, "Hai Fulan, apa kesalahanmu? Apakah kamu tidak menyuruh kami berbuat baik dan melarang kami melakukan kejahatan?" Ia menjawab, "Saya selalu menyuruh kamu berbuat baik, tetapi saya sendiri tidak melakukannya, dan saya selalu melarang kamu melakukan kejahatan, tetapi saya sendiri sering melakukannya." [6] Kemudian ia berjalan berkeliling seperti seekor keledai menarik jentera."
Salah seorang penduduk neraka yang seluruh isi perutnya akan dikeluarkan di neraka nanti adalah 'Amr ibn Lahiy, orang pertama yang mengubah agama masyarakat Arab. Nabi Muhammad shalallahu 'alaihi wassalam melihatnya menarik isi perutnya sendiri di neraka. Muslim meriwayatkan dari Jabir ibn 'Abdullah bahwa Nabi Muhammad shalallahu 'alaihi wassalam bersabda, "Saya melihat 'Amr ibn 'Amir al-Khuza'i menarik isi perutnya sendiri di neraka, dan ia adalah orang pertama yang memulai tradisi sa'ibah (melepas unta betina untuk makan rumput dengan bebas demi berhala)." [7]
9) Rantai, belenggu, dan martil para penghuni neraka. Allah subhanahu wa ta'ala telah menjanjikan bahwa para penghuni neraka akan "diberi" rantai, dibelengggu, dan martil:
"Sesungguhnya Kami menyediakan bagi orang-orang kafir rantai, belenggu, dan neraka yang menyala-nyala." (Qs. al-Insan[76]: 4)
"Karena sesungguhnya pada sisi Kami ada belenggu-belenggu yang berat dan neraka yang menyala-nyala, serta makanan yang menyumbat di kerongkongan dan azab yang pedih." (Qs. al-Muzammil[73]: 12-13)
Belenggu-belenggu tersebut akan dipasang di leher mereka:
"Dan kami pasang belenggu di leher orang-orang kafir. Mereka tidak dibalas melainkan dengan apa yang telah mereka kerjakan." (Qs. Saba'[34]: 33)
"Ketika belenggu dan rantai dipasang di leher mereka seraya mereka diseret." (Qs. al-Mu'min[40]: 71)
Rantai-rantai atau belenggu-belenggu itu sengaja digunakan Allah subhanahu wa ta'ala untuk menghukum mereka: "Karena sesungguhnya pada sisi Kami ada belenggu-belenggu..." (Qs. al-Muzammil[73]: 12)
Rantai-rantai tersebut adalah sejenis hukuman yang lain, yang digunakan unuk mengikat orang-orang yang berdosa,  sebagaimana layaknya para penjahat di dunia ini dirantai dan diikat. Simak bagaimana Al-Qur'an menggambarkannya, "(Allah berfirman), 'Pegangilah ia, lalu belenggulah tangannya ke lehernya. Kemudian masukkanlah dia ke dalam api neraka yang menyala-nyala. Kemudian belitlah dia dengan rantai yang panjangnya tujuh puluh hasta.'" (Qs. al-Haqqah[69]: 30-32)
Allah subhanahu wa ta'ala telah menjanjikan bahwa orang-orang kafir yang mencoba melarikan diri dari neraka akan dicambuk dengan batang-batang besi dan kemudian dilemparkan lagi ke bagian neraka yang lebih dalam:
"Dan untuk mereka cambuk-cambuk dari besi (untuk menghukum mereka). Setiap kali mereka hendak keluar dari neraka lantaran kesengsaraan mereka, niscaya mereka dikembalikan ke dalamnya. (Kepada mereka dikatakan), "Rasakanla azab yang membakar ini." (Qs. al-Hajj[22]: 21-22)
10) Mereka akan ditemani oleh sembahan-sembahan dan setan-setan mereka di neraka. Kaum kafir dan musyrik mempunyai kebiasaan untuk mengagung-agungkan berhala-berhala yang mereka sembah, bukannya mengagungkan dan menyembah Allah subhanahu wa ta'ala. Mereka dengan cara apapun juga akan berusaha membela berhala-berhala tersebut, bahkan bersedia mengorbankan diri dan harta mereka demi pengabdian mereka kepada berhala-berhala dan sembahan-sembahan mereka itu. Pada hari kiamat nanti, Allah subhanahu wa ta'ala akan memasukkan sembahan-sembahan mereka itu ke dalam neraka, sebagai penghinaan atas mereka agar menyesal dan mereka tahu bahwa mereka telah sesat dan menyembah sesuatu yang tidak mempunyai kekuatan yang dapat memberi mereka keuntungan atau mencelakakan mereka.
"Sesungguhnya kamu dan apa yang kamu sembah selain Allah adalah umpan jahanam, kamu pasti masuk ke dalamnya. Andaikata berhala-berhala itu tuhan, tentulah mereka tidak masuk neraka. Dan (mereka) semua kekal di dalamnya." (Qs. al-Anbiya'[21]: 98-99)
Ibn Rajab mengatakan, "Karena orang-orang kafir itu menyembah berhala-berhala, bukannya menyembah Allah subhanahu wa ta'ala, dan mereka percaya berhala-berhala tersebut dapat menjadi perantara antara mereka dengan Allah sehingga dapat mendekatkan mereka kepada Allah subhanahu wa ta'ala, mereka akan dihukum dengan mengikutsertakan berhala-berhala tersebut bersama mereka di neraka untuk menghina dan mempermalukan mereka, dan untuk membuat mereka menyesali perbuatan-perbuatan mereka. Karena, apabila suatu hukuman disertai dengan sesuatu yang menjadi penyebab dijatuhkannya hukuman tersebut, hal ini akan menambah kepedihandan penyesalan bagi si pelaku kejahatan." [8]
Karena alasan ini pula, matahari dan bulan akan dilemparkan ke dalam neraka dan menjadi bahan bakarnya, untuk menghukum orang-orang kafir yang suka menyembah keduanya, bukannya menyembah Allah. Ini sebagaimana dikatakan dalam sebuah hadits, "Matahari dan bulan akan digulingkan dalam neraka." [9]
Al-Qurthubi mengatakan, "Benda-benda tersebut dimasukkan ke dalam neraka, karena merekalah--bukannya Allah subhanahu wa ta'ala--yang telah disembah oleh orang-orang kafir. Benda-benda tersebut dimasukkan ke dalam neraka bukan dengan maksud untuk menghukum benda-benda itu, karena benda-benda itu adalah benda mati yang tidak bernyawa, melainkan untuk menambah rasa penyesalan dan malu orang-orang kafir. Hal inilah yang dikatakan oleh sebagian ulama." [10]
Untuk alasan yang sama, orang-orang kafir akan dikumpulkan bersama setan-setan mereka agar hukuman mereka terasa lebih berat dan lebih pedih:
"Siapa yang berpaling dari ajaran Tuhan Yang Maha Pemurah (Al-Qur'an), Kami adakan baginya setan (yang menyesatkan), maka setan itulah yang menjadi teman yang selalu menyertainya. Dan sesungguhnya setan-setan itu benar-benar menghalangi mereka dari jalan yang benar dan mereka menyangka bahwa mereka mendapat petunjuk. Sehingga apabila orang-orang yang berpaling itu datang kepada Kami (di hari kiamat) ia berkata, "Aduhai, andai saja (jarak) antara aku dan kamu seperti jarak antara timur dan barat." Setan itu adalah sejahat-jahat teman (yang menyertai manusia). (Harapanu itu) sekali-kali tidak akan memberi manfaat kepadamu di hari itu karena kamu telah menganiaya (dirimu sendiri). Sesungguhnya kamu bersama-sama dalam azab." (Qs. az-Zukhruf[43]: 36-39)

Referensi: Al-Asyqar, 'Umar Sulaiman (2001). Surga dan Neraka. Jakarta: Serambi Ilmu Semesta

Referensi: www.LampuIslam.blogspot.com 
Page Facebook: facebook.com/riska.pratama.ardi 

Jumat, 09 Oktober 2015

Apakah ISIS (Daulah Islam Irak dan Suriah) Adalah Tanda Kiamat?


Oleh Ustadz Ammi Nur Bait

Khutbah Pertama:

إِنَّ الحَمْدَ لِلَّهِ ، نَحْمَدُهُ وَنَسْتَعِيْنُهُ وَنَسْتَغْفِرُهُ وَنَتُوْبُ إِلَيْهِ ، وَنَعُوْذُ بِاللهِ مِنْ شُرُوْرِ أَنْفُسِنَا وَسَيِّئَاتِ أَعْمَالِنَا ، مَنْ يَهْدِهِ اللهُ  فَلَا مُضِلَّ لَهُ ، وَمَنْ يُضْلِلْ فَلَا هَادِيَ لَهُ , وَأَشْهَدُ أَنْ لَا إِلـٰهَ إِلَّا اللهُ وَحْدَهُ لَا شَرِيْكَ لَهُ ، وَأَشْهَدُ أَنَّ مُحَمَّدًا عَبْدُهُ وَرَسُوْلُهُ ؛ صَلَّى اللهُ وَسَلَّمَ عَلَيْهِ وَعَلَى آلِهِ وَصَحْبِهِ أَجْمَعِيْنَ .
أَمَّا بَعْدُ عِبَادَ اللهِ : اِتَّقُوْا اللهَ تَعَالَى وَرَاقِبُوْهُ جَلَّ وَعَلَا ، وَاعْلَمُوْا أَنَّ تَقْوَاهُ : عَمَلٌ بِطَاعَةِ اللهِ عَلَى نُوْرٍ مِنَ اللهِ رَجَاءَ ثَوَابَ اللهِ ، وَتَرْكٌ لِمَعْصِيَةِ اللهِ عَلَى نُوْرٍ مِنَ اللهِ خِيْفَةَ عَذَابِ اللهِ.
Kaum muslimin rahimakumullah,
Akhir-akhir ini, kita simak di media baik televisi maupun media cetak, baik lokal maupun internasional, ramai membicarakan isu tentang ISIS (Islamic State Iraq and Sham) atau sekarang mereka cukup menamakan diri mereka sebagai IS (Islamic State).  Respon dari masyarakat pun beragam; ada yang karena berita ini mereka menjadi takut kalau Negara Islam berdiri, kira-kira demikianlah gambarannya. Ada pula yang semakin antipati terhadap ajaran Islam sehingga angka islamophobia kian meningkat. Ada juga yang menyatakan dukungan terhadap ISIS atau IS. Ada pihak-pihak yang lebih moderat dan pertengahan, mereka memandang aksi ISIS bukan representasi dari ajaran Islam, ditambah mereka hanya minoritas yang sangat sedikit jumlahnya. Hanya saja media membuatnya menjadi bombatis dan berlebihan.
Tidak diragukan lagi, gembar-gembor media terhadap pemberitaan ini memang berlebihan bahkan terkadang membuat resah masyarakat yang mendengarkan.
Di sisi lain, ada sebagian masyarakat yang mengaitkan munculnya ISIS ini dengan datangnya hari kiamat, segera munculnya Dajjal, dan kedatangan Imam Mahdi.
Kaum muslimin rahimakumullah,
Pada kesempatan kali ini, kita tidak sedang membicarakan tentang kejahatan atau kebaikan ISIS, kita akan membicarakan tentang kaitan ISIS dengan datangnya hari kiamat. Benarkah kelompok yang muncul di Irak ini menjadi tanda dari sekian banyak tanda-tanda datangnya hari kiamat.
Ibadallah,
Sesungguhnya kiamat adalah sesuatu yang pasti. Kita tunggu maupun tidak kita tunggu, dia akan datang tanpa terduga. Dan Allah Ta’ala menciptakan beberapa tanda akan datangnya kiamat.
فَهَلْ يَنْظُرُونَ إِلَّا السَّاعَةَ أَنْ تَأْتِيَهُمْ بَغْتَةً فَقَدْ جَاءَ أَشْرَاطُهَا فَأَنَّى لَهُمْ إِذَا جَاءَتْهُمْ ذِكْرَاهُمْ
Tidaklah yang mereka tunggu-tunggu melainkan hari kiamat (yaitu) kedatangannya kepada mereka dengan tiba-tiba, karena sesungguhnya telah datang tanda-tandanya. Maka Apakah faedahnya bagi mereka kesadaran mereka itu apabila kiamat sudah datang?” (QS. Muhammad: 18)
Tanda hari kiamat ada dua:
Pertama, tanda-tanda kecil kiamat (asyrat shugra).
Bisa bentuknya peristiwa luar biasa yang terjadi jauh sebelum kiamat, seperti diutusnya Nabi shallallahu ‘alaihi wa sallam atau mukjizat-mukjizat beliau.
Allah menyebut mukjizat beliau membelah bulan, termasuk tanda kiamat.
اقْتَرَبَتِ السَّاعَةُ وَانْشَقَّ الْقَمَرُ
Telah dekat kiamat dan bulan telah terbelah.” (QS. Al-Qomar: 1)
Al-Hafidz Ibnu Katsir mengatakan,
فبعثة رسول الله صلى الله عليه وسلم من أشراط الساعة ؛ لأنه خاتم الرسل الذي أكمل الله تعالى به الدين وأقام به الحجة على العالمين ، وقد أخبر صلى الله عليه وسلم بأمارات الساعة وأشراطها ، وأبان عن ذلك وأوضحه بما لم يؤته نبي قبله
Diutusnya Rasulullah shallallahu ‘alaihi wa sallam termasuk tanda kiamat. Karena beliau adalah penghujung para rasul. Dengan beliau, Allah sempurnakan agama dan Allah tegakkan hujjah kepada seluruh alam. Rasulullah shallallahu ‘alaihi wa sallam juga telah mengabarkan akan tanda-tanda kiamat. Beliau jelaskan kejadian-kejadian yang belum dijelaskan nabi sebelumnya. (Tafsir Ibnu Katsir, 7/315).
Termasuk tanda kiamat kecil adalah semua kejadian yang biasa bagi manusia, bahkan munculnya umumnya tidak disadari, tapi disebut sebagai tanda kiamat dalam Alquran dan sunnah, seperti dicabutnya ilmu, tersebarnya kebodohan di masyarakat, maraknya minum khamr, berlomba-lomba meninggikan bangunan, terjadi banyak pembunuhan, kekacauan, dst.
Kedua, tanda-tanda besar kiamat (kubra).
Itulah kejadian besar, peristiwa luar biasa, yang menunjukkan dekatnya kiamat. Seperti munculnya Dajjal, turunnya Nabi Isa ‘alaihis salam, munculnya Yakjuj dan Makjuj, dst. (Asyrat Sa’ah, Yusuf al-Wabil, hlm. 77).
Apakah ISIS Termasuk tanda Kiamat?
Dari Abu Musa al-Asy’ari radhiyallahu ‘anhu, Rasulullah shallallahu ‘alaihi wa sallam bersabda,
إِنَّ بَيْنَ يَدَيِ السَّاعَةِ فِتَنًا كَقِطَعِ اللَّيْلِ الْمُظْلِمِ، يُصْبِحُ الرَّجُلُ فِيهَا مُؤْمِنًا، وَيُمْسِي كَافِرًا، وَيُمْسِي مُؤْمِنًا، وَيُصْبِحُ كَافِرًا، الْقَاعِدُ فِيهَا خَيْرٌ مِنَ الْقَائِمِ، وَالْمَاشِي فِيهَا خَيْرٌ مِنَ السَّاعِي
Sesungguhnya sebelum kiamat akan terjadi banyak fitnah, seperti sepotong malam yang gelap. Pagi hari seseorang masih mukmin, sore sudah menjadi kafir. Sore hari seseorang beriman, paginya menjadi kafir. Orang yang duduk lebih baik dari pada yang berdiri, yang berjalan lebih baik dari pada berlari. (HR. Ahmad, Abu Daud, Ibnu Majah, dan yang lainnya).
Dan umumnya, fitnah itu muncul dari daerah timur. Najd, Iran, Asia tengah dan sekitarnya.
حَدَّثَنَا مُحَمَّدُ بْنُ الْمُثَنَّى قَالَ حَدَّثَنَا حُسَيْنُ بْنُ الْحَسَنِ قَالَ حَدَّثَنَا ابْنُ عَوْنٍ عَنْ نَافِعٍ عَنْ ابْنِ عُمَرَ قَالَ قَالَ اللَّهُمَّ بَارِكْ لَنَا فِي شَامِنَا وَفِي يَمَنِنَا قَالَ قَالُوا وَفِي نَجْدِنَا قَالَ قَالَ اللَّهُمَّ بَارِكْ لَنَا فِي شَامِنَا وَفِي يَمَنِنَا قَالَ قَالُوا وَفِي نَجْدِنَا قَالَ قَالَ هُنَاكَ الزَّلَازِلُ وَالْفِتَنُ وَبِهَا يَطْلُعُ قَرْنُ الشَّيْطَانِ
Telah menceritakan kepada kami Muhammad bin Al Mutsanna yang berkata telah menceritakan kepada kami Husain bin Hasan yang berkata telah menceritakan kepada kami Ibnu ‘Aun dari Nafi’ dari Ibnu Umar yang berkata [Nabi shallallahu ‘alaihi wasallam] bersabda “Ya Allah berilah keberkatan kepada kami, pada Syam kami dan pada Yaman kami”. Para sahabat berkata “dan juga Najd kami?”. Beliau bersabda “disana muncul kegoncangan dan fitnah, dan disanalah akan muncul tanduk setan” [Shahih Bukhari 2/33 no 1037].
Dalam hadis lain, dari Abu Hurairah radhiyallahu ‘anhu, Rasulullah shallallahu ‘alaihi wa sallam bersabda,
لاَ تَقُومُ السَّاعَةُ حَتَّى يُقْبَضَ العِلْمُ، وَتَكْثُرَ الزَّلاَزِلُ، وَيَتَقَارَبَ الزَّمَانُ، وَتَظْهَرَ الفِتَنُ، وَيَكْثُرَ الهَرْجُ – وَهُوَ القَتْلُ القَتْلُ – حَتَّى يَكْثُرَ فِيكُمُ المَالُ فَيَفِيضَ
“Tidak akan terjadi kiamat, hingga ilmu dicabut, sering gempa bumi, waktu menjadi pendek, muncul banyak fitnah, dan banyak terjadi al-haraj. Yaitu pembunuhan-pembantaian. Hingga kalian banyak mendapatkan harta dan melimpah.” (HR. Bukhari 1036).
Demikian beberapa hadis yang menyebutkan kejadian kiamat. Banyak terjadi fitnah, yang mengancam keselamatan agama manusia, terutama di daerah Najd, Iran, dan sekitarnya. Dan banyak terjadi pembunuhan dan pembantaian.
Hanya saja, kita tidak bisa memastikan apakah yang dimaksud itu adalah kejadian munculnya ISIS saat ini ataukah kejadian lainnya. Kita tidak tahu. Karena itu, sikap yang tepat, kita biarkan realita ini berjalan dan tidak memberikan komentar, maupun mengkaitkannya dengan kedatangan hari kiamat.
أَقُوْلُ هَذَا القَوْلِ وَأَسْتَغْفِرُ اللهَ لِي وَلَكُمْ وَلِسَائِرِ المُسْلِمِيْنَ مِنْ كُلِّ ذَنْبٍ فَاسْتَغْفِرُوْهُ يَغْفِرْ لَكُمْ إِنَّهُ هُوَ الغَفُوْرُ الرَحِيْمُ.

Khutbah Kedua:
اَلْحَمْدُ لِلَّهِ عَظِيْمِ الإِحْسَانِ وَاسِعِ الفَضْلِ وَالجُوْدِ وَالاِمْتِنَانِ , وَأَشْهَدُ أَنْ لَا إِلَهَ إِلَّا اللهُ وَحْدَهُ لَا شَرِيْكَ لَهُ , وَأَشْهَدُ أَنَّ محمداً عَبْدُهُ وَرَسُوْلُهُ ؛ صَلَّى اللهُ وَسَلَّمَ عَلَيْهِ وَعَلَى آلِهِ وَأَصْحَابِهِ أَجْمَعِيْنَ وَسَلَّمَ تَسْلِيْماً كَثِيْرًا . أَمَّا بَعْدُ عِبَادَ اللهِ : اِتَّقُوْا اللهَ تَعَالَى .
Ibadallah,
Salah satu kesalahan yang dilakukan sebagian orang, upaya selalu mengintai tanda-tanda kiamat. Setiap ada kejadian menarik, dia sebarkan di tengah masyarakat, ini tanda akhir zaman. Dajjal sudah dekat, Imam Mahdi akan segera keluar, dst. Bahkan ada yang menjadikannya sebagai bahan ramalan. Besok pulau jawa akan terbelah, muncul sungai besar memisahkannya, dst.
Dulu banyak orang tanya kepada Nabi shallallahu ‘alaihi wa sallam tentang kapan kiamat. Dan Allah menurunkan jawaban kepada mereka melalui ayat Alquran, menegaskan bahwa ini masalah ghaib. Mengetahui kapan kiamat adalah bagian ilmu Allah yang hanya dimiliki Allah.
يَسْأَلُكَ النَّاسُ عَنِ السَّاعَةِ قُلْ إِنَّمَا عِلْمُهَا عِندَ اللَّهِ وَمَا يُدْرِيكَ لَعَلَّ السَّاعَةَ تَكُونُ قَرِيبًا
"Manusia bertanya kepadamu tentang hari berbangkit. Katakanlah: “Sesungguhnya pengetahuan tentang hari berbangkit itu hanya di sisi Allah”. dan tahukah kamu (hai Muhammad), boleh Jadi hari berbangkit itu sudah dekat waktunya." (QS. al-Ahzab: 63)
Tentu saja, ini termasuk sikap tercela. Karena tujuan adanya banyak peristiwa dan fitnah di akhir zaman, bukan untuk dijadikan bahan perdebatan kapan kiamat. Tapi agar manusia semakin takut kepada Allah. Sehingga berusaha mencari jalan terbaik, untuk kebaikan dunia dan akhiratnya.
Dr. Umar al-Asyqar mengatakan,
فالبحث في هذا الأمر، والزعم أن الساعة ستقع في عام بعينه تَقَوُّل على الله بغير علم، والخائضون في ذلك مخالفون للمنهج القرآني النبوي الذي وجه الناس إلى ترك البحث في هذا الموضوع، ودعاهم إلى الاستعداد لهذا اليوم بالإيمان والعمل الصالح
Mencari-cari tanda kiamat, atau meramal bahwa kiamat akan terjadi di tahun sekian, termasuk berbicara atas nama Allah tanpa bukti. Orang yang memperdebatkan hal ini, telah menyimpang dari pelajaran yang disampaikan dalam Alquran dan sunah nabi, yang mengajarkan manusia agar meninggalkan upaya mengkait-kaitkan tanda-tanda kiamat. Dan mengajak mereka untuk mempersiapkan diri dengan menguatkan iman dan amal soleh. (al-Yaum al-Akhir, al-Qiyamah as-Shugra, Dr. Umar al-Asyqar, hlm. 121).
وَاعْلَمُوْا – رَعَاكُمُ اللهُ – أَنَّ الْكَيِّسَ مِنْ عِبَادِ اللهِ مَنْ دَانَ نَفْسَهُ وَعَمِلَ لِمَا بَعْدَ المَوْتِ ، وَالعَاجِزَ مَنْ أَتْبَعَ نَفْسَهُ هَوَاهَا وَتَمَنَّى عَلَى اللهِ الأَمَانِي . وَصَلُّوْا وَسَلِّمُوْا رَعَاكُمُ اللهُ عَلَى مُحَمَّدِ ابْنِ عَبْدِ اللهِ كَمَا أَمَرَكُمُ اللهُ بِذَلِكَ فِي كِتَابِهِ فَقَالَ : ﴿إِنَّ اللَّهَ وَمَلَائِكَتَهُ يُصَلُّونَ عَلَى النَّبِيِّ يَا أَيُّهَا الَّذِينَ آمَنُوا صَلُّوا عَلَيْهِ وَسَلِّمُوا تَسْلِيماً ﴾ [الأحزاب:٥٦]
اَللَّهُمَّ صَلِّ عَلَى مُحَمَّدٍ وَعَلَى آلِ مُحَمَّدٍ كَمَا صَلَيْتَ عَلَى إِبْرَاهِيْمَ وَعَلَى آلِ إِبْرَاهِيْمَ إِنَّكَ حَمِيْدٌ مَجِيْدٌ ، وَبَارِكْ عَلَى مُحَمَّدٍ وَعَلَى آلِ مُحَمَّدٍ كَمَا بَارَكْتَ عَلَى إِبْرَاهِيْمَ وَعَلَى آلِ إِبْرَاهِيْمَ إِنَّكَ حَمِيْدٌ مَجِيْدٌ . وَارْضَ اللَّهُمَّ عَنِ الخُلَفَاءِ الرَّاشِدِيْنَ الأَئِمَّةِ المَهْدِيِيْنَ أَبِيْ بَكْرِ الصِّدِّيْقِ ، وَعُمَرَ الفَارُوْقِ ، وَعُثْمَانَ ذِيْ النُوْرَيْنِ، وَأَبِي الحَسَنَيْنِ عَلِي، وَارْضَ اللَّهُمَّ عَنِ الصَّحَابَةِ أَجْمَعِيْنَ، وَعَنِ التَابِعِيْنَ وَمَنْ تَبِعَهُمْ بِإِحْسَانٍ إِلَى يَوْمِ الدِّيْنِ، وَعَنَّا مَعَهُمْ بِمَنِّكَ وَكَرَمِكَ وَإِحْسَانِكَ يَا أَكْرَمَ الأَكْرَمِيْنَ.
اَللَّهُمَّ أَعِزَّ الإِسْلَامَ وَالْمُسْلِمِيْنَ ، وَأَذِلَّ الشِرْكَ وَالمُشْرِكِيْنَ ، وَدَمِّرْ أَعْدَاءَ الدِّيْنَ ، اَللَّهُمَّ انْصُرْ إِخْوَانَنَا المُسْلِمِيْنَ اَلَّذِيْنَ يُجَاهِدُوْنَ فِي سَبِيْلِكَ فِي كُلِّ مَكَانٍ ، اَللَّهُمَّ انْصُرْ مَنْ نَصَرَ دِيْنَكَ وَكِتَابَكَ وَسُنَّةَ نَبِيِّكَ يَا ذَا الْجَلَالِ وَالإِكْرَامِ ، اَللَّهُمَّ وَعَلَيْكَ بِأَعْدَاءِ الدِّيْنِ فَإِنَّهُمْ لَا يُعْجِزُوْنَكَ ، اَللَّهُمَّ إِنَّا نَجْعَلُكَ فِي نُحُوْرِهِمْ وَنَعُوْذُ بِكَ اللَّهُمَّ مِنْ شُرُوْرِهِمْ . اَللَّهُمَّ آمِنَّا فِي أَوْطَانِنَا وَأَصْلِحْ أَئِمَّتَنَا وَوُلَاةِ أُمُوْرِنَا وَاجْعَلْ وُلَايَتَنَا فِيْمَنْ خَافَكَ وَاتَّقَاكَ وَاتَّبَعَ رِضَاكَ يَا رَبَّ العَالَمِيْنَ .
اَللَّهُمَّ آتِ نُفُوْسَنَا تَقْوَاهَا ، زَكِّهَا أَنْتَ خَيْرُ مَنْ زَكَّاهَا أَنْتَ وَلِيُّهَا وَمَوْلَاهَا . اَللَّهُمَّ إِنَّا نَسْأَلُكَ الُهدَى وَالتُّقَى وَالعَفَةَ وَالغِنَى . اَللَّهُمَّ أَصْلِحْ ذَاتَ بَيْنِنَا ، وَأَلِّفْ بَيْنَ قُلُوْبِنَا ، وَاهْدِنَا سُبُلَ السَّلَامِ ، وَأَخْرِجْنَا مِنَ الظُّلُمَاتِ إِلَى النُّوْرِ ، وَبَارِكْ لَنَا فِي أَسْمَاعْنَا  وَأَبْصَارِنَا وَأَزْوَاجِنَا وَذُرِّيَّاتِنَا وَأَمْوَالِنَا ، وَاجْعَلْنَا مُبَارَكِيْنَ أَيْنَمَا كُنَّا .
عِبَادَ اللهِ : اُذْكُرُوْا اللهَ يَذْكُرْكُمْ ، وَاشْكُرُوُهْ عَلَى نِعَمِهِ يَزِدْكُمْ ،  وَلَذِكْرُ اللَّهِ أَكْبَرُ وَاللَّهُ يَعْلَمُ مَا تَصْنَعُونَ  .
Sumber: khotbahjumat.com dengan beberapa penyesuaian.

Rabu, 16 September 2015

Kenapa Allah Mengunci Hati Orang-orang Kafir?



Pertanyaan:
Jika Allah telah mengunci hati orang-orang kafir (non-Muslim), maka mengapa mereka yang salah jika mereka tidak menerima Islam?
Dijawab oleh Dr. Zakir Naik dari irf.net

1. Allah telah mengunci hati orang-orang yang bertekad menolak kebenaran
Allah (swt) berfirman dalam Surat Al-Baqarah[2]: 6-7
"Sesungguhnya orang-orang kafir, sama saja bagi mereka, kamu beri peringatan atau tidak kamu beri peringatan, mereka tidak juga akan beriman. Allah telah mengunci mati hati dan pendengaran mereka, dan penglihatan mereka ditutup. Dan bagi mereka siksa yang amat berat." [Al-Qur'an 2: 6-7]
Ayat-ayat ini tidak mengacu pada orang-orang kafir pada umumnya yang tidak mau beriman. Kata Arab yang digunakan adalah al-lazina kafaru, yaitu orang-orang yang sudah membulatkan tekad untuk menolak kebenaran. Jadi tidak akan ada bedanya untuk orang-orang seperti mereka baik Anda memperingatkan mereka atau tidak, mereka tetap tidak akan beriman. Allah telah mengunci hati, pendengaran, dan mata mereka. Bukan karena Allah telah mengunci mati hati mereka yang menyebabkan mereka tidak memahami dan tidak beriman, melainkan sebaliknya karena orang-orang kafir ini sudah bertekad untuk menolak kebenaran. Selain itu, meskipun Anda memperingatkan mereka, mereka sudah bertekad untuk tidak beriman, maka Allah telah mengunci mati hati mereka. Oleh karena itu Allah tidak bisa disalahkan, tapi orang-orang kafir yang bertekad untuk tidak beriman itulah yang bertanggung jawab.
2. Misalnya seorang guru yang memprediksi siswanya akan gagal
Misalkan seorang guru yang berpengalaman, seminggu sebelum ujian, telah memprediksi bahwa siswa A, B, dan C akan gagal dalam ujian karena siswa-siswa tersebut sangat nakal, tidak pernah memperhatikan di kelas, dan tidak melakukan pekerjaan rumahnya. Jika setelah ujian diumumkan, ketiga siswa tersebut gagal dalam ujian, maka siapa yang harus disalahkan: Gurunya atau ketiga siswa tersebut? Hanya karena guru itu telah memprediksi bahwa ketiga siswa itu akan gagal, tidak berarti bahwa guru itu yang harus disalahkan melainkan ketiga siswa itu sendiri yang bertanggung jawab atas kegagalan mereka.
Demikian pula Allah (swt) sudah mengetahui bahwa ada sebagian orang yang sudah bertekad untuk tidak beriman sehingga Allah pun mengunci hati mereka. Jadi para non-Muslim itu sendiri-lah yang bertanggung jawab karena mereka menolak beriman, bukan Allah (swt).

Referensi: www.LampuIslam.blogspot.com 
Page Facebook: www.facebook.com/riska.pratama.ardi

Kamis, 03 September 2015

Apakah Metode Islam Dalam Menyembelih Hewan Itu Kejam?


Pertanyaan:
Mengapa Muslim menyembelih hewan secara kejam dengan menyiksa dan membunuhnya perlahan-lahan?
Dijawab Oleh Dr. Zakir Naik dari www.irf.net
Metode Islam dalam menyembelih hewan, yang disebut Zabiha telah menuai banyak kritikan.
Sebelum saya menjawab pertanyaan ini, saya akan menceritakan diskusi antara seorang penganut Sikh dan seorang Muslim tentang tata cara penyembelihan hewan.

Pada suatu ketika seorang Sikh bertanya kepada seorang Muslim, "Mengapa kamu menyembelih hewan secara menyakitkan dengan memotong tenggorokannya, tidak seperti yang kami lakukan dengan satu kali tebasan menggunakan metode jhatka?" Muslim tersebut menjawab "Kami adalah orang-orang pemberani karena menyerangnya dari depan. Kami adalah laki-laki macho, sedangkan kau adalah pengecut karena menyerangnya dari belakang."
Cerita di atas hanya lelucon saja. Alasan sebenarnya adalah, metode Zabiha tidak hanya manusiawi namun juga secara ilmiah adalah metode terbaik. Berikut ini penjelasannya:
1. Metode Islam dalam menyembelih hewan
Zakkaytum adalah kata kerja yang berasal dari akar kata Zakat (untuk memurnikan). Bentuk infinitifnya adalah Tazkiyah yang berarti “pemurnian.” Metode Islam dalam menyembelih hewan harus memenuhi syarat-syarat berikut:
a. Hewan tersebut harus disembelih dengan benda tajam (pisau)
Hewan harus disembelih dengan benda tajam (pisau) dan dengan cepat sehingga rasa sakit penyembelihan dapat diminimalisir.
b. Memotong batang tenggorokan dan pembuluh leher
Zabiha adalah kata Arab yang berarti “disembelih.” Penyembelihan harus dilakukan dengan memotong batang tenggorokan dan pembuluh darah di leher tanpa memotong sumsum tulang belakang yang mengakibatkan hewan itu mati.
c. Darah harus dibiarkan mengalir habis
Darah harus dibiarkan mengalir sampai habis sepenuhnya sebelum kepala hewan itu dipenggal. Tujuannya adalah untuk menguras habis darah yang berfungsi sebagai medium yang baik bagi organisme mikro. Sumsum tulang belakang tidak boleh dipotong karena serabut saraf ke jantung bisa rusak selama proses tersebut sehingga menyebabkan serangan jantung, yang menyebabkan darah terhenti di dalam pembuluh darah.
2. Darah merupakan medium yang baik bagi kuman dan bakteri
Darah merupakan medium yang baik bagi kuman, bakteri, racun, dll. Oleh karena itu cara menyembelih metode Islami lebih higienis karena sebagian besar darah yang mengandung kuman, bakteri, racun, dll yang merupakan penyebab beberapa penyakit telah dikuras habis.
3. Daging tetap segar untuk waktu yang lebih lama
Daging dari hewan yang disembelih dengan cara Islami tetap segar untuk waktu yang lebih lama karena darah pada daging lebih sedikit dibandingkan dengan metode penyembelihan lainnya.
4. Hewan tidak merasa sakit
Pemotongan pembuluh leher yang cepat memutus aliran darah ke saraf otak yang bertanggung jawab atas rasa sakit. Hal ini membuat hewan tidak merasakan sakit. Kita melihat bahwa hewan yang disembelih dengan cara Islami meronta-ronta dan menendang-nendang. Hal ini bukan karena hewan merasa sakit, namun karena kontraksi dan relaksasi dari otot-otot yang kekurangan darah dan karena aliran darah yang keluar dari tubuh.
Referensi: www.LampuIslam.blogspot.com
Page Facebook: www.facebook.com/riska.pratama.ardi

Kenapa Islam Membolehkan Seorang Muslim Makan Daging?



Pertanyaan:
Sains memberitahu kita bahwa apapun yang dimakan seseorang, akan berpengaruh pada perilaku orang tersebut. Dengan demikian, kenapa Islam membolehkan umat Islam untuk makan makanan non-vegetarian (daging), karena makan daging hewan bisa membuat seseorang menjadi liar dan ganas?
Dijawab Oleh Dr. Zakir Naik dari www.irf.net

1. Hanya diperbolehkan memakan hewan herbivora
Saya setuju bahwa apa yang seseorang makan akan berdampak pada perilakunya. Inilah salah satu alasan mengapa Islam melarang untuk mengonsumsi hewan karnivora seperti singa, harimau, macan tutul, dll yang liar dan ganas. Konsumsi daging hewan buas seperti itu akan membuat seseorang berperilaku liar dan ganas. Islam hanya membolehkan makan hewan herbivora seperti sapi, kambing, domba, dll yang damai dan jinak. Kami sebagai Muslim makan hewan-hewan yang damai dan jinak karena kami cinta damai dan tidak suka dengan kekerasan.
2. Al-Qur'an berfirman bahwa Rasulullah melarang apa yang buruk
Al-Qur'an berfirman:
"Rasulullah menyuruh mereka mengerjakan yang ma'ruf (baik) dan melarang mereka dari mengerjakan yang mungkar (buruk) dan menghalalkan bagi mereka segala yang baik dan mengharamkan bagi mereka segala yang buruk...” [Qs. 7: 157]
"Apa yang diberikan Rasul kepadamu, maka terimalah. Dan apa yang dilarangnya bagimu, maka tinggalkanlah." [Qs. 59: 7]
Bagi seorang Muslim, tuntunan dari Rasulullah cukup untuk meyakinkannya bahwa Allah tidak ingin dirinya makan beberapa jenis daging sementara membolehkan beberapa jenis daging lainnya.
3. Hadist dari Muhammad (saw) yang melarang makan hewan karnivora
Menurut berbagai hadist sahih dalam Sahih Bukhari dan Sahih Muslim termasuk hadits yang diriwayatkan oleh Ibnu Abbas dalam Sahih Muslim, Kitab berburu dan menyembelih, hadist nomor 4752 dan Sunan Ibn Majah bab 13 hadits nomor 3232-3234, Muhammad (saw) melarang untuk makan daging hewan-hewan dengan kriteria sebagai berikut:
(i) Hewan liar dengan gigi taring, yaitu daging hewan karnivora. Ini adalah hewan dalam keluarga kucing seperti singa, harimau, kucing, anjing, serigala, hyena, dll
(ii) Beberapa binatang pengerat seperti tikus, curut, kelinci bercakar, dll
(iii) Reptil tertentu seperti ular, buaya, dll
(iv) Burung pemangsa yang bercakar, seperti burung pemakan bangkai, elang, burung gagak, burung hantu, dll
Referensi: www.LampuIslam.blogspot.com
Page Facebook: www.facebook.com/riska.pratama.ardi