Jumat, 19 Februari 2016

Mengejutkan, Ini Kata Dalai Lama Tentang Nabi Muhammad SAW

der-14-dalai-lama-in-huettenberg-a27956182-568d5b8021afbde10b8b4572

Dalam Buddhisme Tibet, para Dalai Lama adalah garis tulku dari pemimpin Gelugpa yang dapat dilacak kembali sampai 1391. Pemeluk Buddha Tibet percaya bahwa Dalai Lama adalah perwujudan insani dari Avalokitesvara, bodhisattva of compassion. Antara abad XVII dan 1959, Dalai Lama adalah kepala pemerintahan Tibet, mengendalikan sebagian besar negara dari ibukota Lhasa. Dalai Lama adalah kepala Tibetan Buddhism, dan para pemimpin dari keempat aliran percaya bahwa Dalai Lama adalah lama tertinggi dalam tradisi Tibet. Ia sering dipanggil “His Holiness” (atau HH) sebelum gelarnya, dikutip dari Wikipedia.
Beberpa waktu lalu, Pemenang Nobel dan pemimpin spiritual Tibet, Dalai Lama diklaim mengungkapkan kekagumannya terhadap Nabi Muhammad Saw dan kitab suci Alquran.

Dilansir dari republika.co.id dikabarkan jika Dalai Lama hadir dalam pertemuan khusus dengan delegasi dari Central Muslim Association (CMA) Karnataka di Mysore (India) pada 31 Desember 2015. Dalam pertemuan itu, Dalai Lama memuji pengabdian besar Nabi Muhammad kepada umat manusia.
“Seluruh hidup Nabi Muhammad (SAW) adalah contoh terbaik untuk seluruh umat manusia,” kata Dalai Lama seperti dikutip portal berita tersebut, Ahad (3/1).
Bagi Dalai Lama, Nabi Muhammad SAW adalah contoh terbaik dalam perwujudan perdamaian dan upaya mengakhiri terorisme.

“Kita harus mengikuti jalan yang ditunjukkan oleh Nabi Muhammad (Saw) dalam rangka membangun perdamaian global dan untuk mengakhiri terorisme dan tirani di dunia. Pesan Nabi Muhammad (Saw) adalah perdamain, cinta, keadilan, dan toleransi beragama akan selalu menjadi cahaya utama untuk seluruh umat manusia.” Lanjutnya
Saat itu Dalai Lama menerima sebuah salinan Al Quran berbahasa Inggris dari Presiden CMA. Mushtaq Ahmad. Dalai Lama dengan penuh horman mencium salinan Quran tersebut dan memujinya sebagai kitab yang bisa membimbing manusia.

“Al Quran adalah Kitab Suci yang diberikan oleh Allah untuk membimbing manusia,” katanya.
“Dalai” artinya “lautan” dalam bahasa Mongol, dan “Lama” (bla ma) adalah bahasa Tibet untuk “guru”, dan dapat juga berarti “rahib”. Gelar ini pertama dianugerahkan oleh penguasa Mongol Altan Khan kepada Sonam Gyatso, seorang abbot di biara Drepung yang dianggap sebagai lama paling terkemuka di masanya. Walaupun Sonam Gyatso menjadi lama pertama yang memegang gelar “Dalai Lama”, karena ia adalah anggota ketiga dalam garisnya, ia menjadi “Dalai Lama ke-3”. Kedua gelar sebelumnya diberikan kepada dua inkarnasi sebelumnya. Gelar “Dalai Lama” sekarang diberikan kepada setiap inkarnasi pemimpin agama tersebut. Orang Tibet memanggil Dalai Lama Gyawa Rinpoche (rgya ba rin po che) berarti “Precious Victor,” atau Yeshe Norbu (ye shes nor bu) berarti “Wisdom Jewel”. Dalai Lama ke-14, dan para pendahulunya, dianggap sebagai inkarnasi Buddha of Compassion.

Referensi: suratkabar.co 

Kamis, 18 Februari 2016

INSYA ALLAH ATAU IN SHAA ALLAH?


lebih dari ratusan kali saya ditanya tentang perkara ini, berkaitan dengan penulisan transliterasi bahasa Arab, mudah-mudahan status ini jadi penjelas sebagaimana seharusnya.
pertama-tama, bahasa Arab dan bahasa Indonesia tentu berbeda, bila bahasa Indonesia disusun berdasarkan huruf alfabet A-B-C dan seterusnya, sama seperti bahasa Inggris, tidak dengan bahasa Arab. Bahasa Arab tersusun dari huruf hijaiyah semisal ا (alif), ب (ba), ت (ta) dan seterusnya.
perbedaan inilah yang akhirnya mengharuskan adanya transliterasi (penulisan bahasa asing kedalam bahasa Indonesia), misalnya, kata الله dalam bahasa Arab, bila di-transliterasikan ke dalam bahasa Indonesia bisa jadi “Allah”, “Alloh”, “Awloh” atau apapun yang senada dengan bacaan asli Arabnya, tergantung kesepakatan transliterasi
bila orang Indonesia sudah nyaman membaca tulisan الله dengan transliterasi “Allah” ya tidak perlu diganti dengan “Alloh” atau “Awloh”, toh bacanya juga sama walau tulisannya beda :)
by the way, bahkan kalo orang nulis Allah dengan huruf kecil juga nggak dosa, karena dalam bahasa Arab aslinya الله pun nggak ada huruf besar dan huruf kecil :D
hanya kembali lagi, karena transliterasi dan penghormatan kepada Dzat Yang Maha Agung, ya sejatinya sudah kita tulis dengan “Allah”
ok, sekarang, Insya Allah atau In Shaa Allah?
yang bener إن شاء الله hehe..
jadi kita bedah begini ceritanya
إن = bila
شاء = menghendaki
الله = Allah
jadi artinya إن شاء الله = bila Allah berkehendak
nah, balik lagi ke transliterasi, terserah kesepakatan kita mau mentransliterasikan huruf ش jadi apa? “syaa” atau “shaa”?,
kalo di negeri berbahasa Inggris sana, kata ش diartikan jadi “shaa”, kalo di Indonesia jadi “syaa”
masalahnya di Indonesia, huruf ص sudah ditransliterasikan jadi “shaa”, kalo disamain jadi tabrakan deh..
saya pribadi lebih suka mentransliterasikan إن شاء الله jadi “InsyaAllah”, lebih simpel dan sesuai transliterasi bahasa Indonesia :)
nah, bagaimana katanya kalo ada yang bilang “InsyaAllah” berarti artinya “menciptakan Allah?”, naudzubillahi min dzalik…
karena yang satu ini beda lagi masalahnya :)
karena إنشاء (menciptakan/membuat) beda dengan إن شاء (bila menghendaki)
dan pemakaiannya dalam kalimat berdasarkan kaidah bahasa Arab pun berbeda bunyinya,
bila إن شاء الله dibacanya “InsyaAllahu” (bila Allah menghendaki)
bila إنشاء الله dibacanya “Insyaullahi” (menciptakan Allah)
Kesimpulannya? :)
jadi kalo kita nulis pake “InsyaAllah”, atau “In Syaa Allah”, atau “In Shaa Allah” bacanya sama aja dan artinya sama aja, yaitu “bila Allah menghendaki”, jadi nggak ada arti lainnya :)
yang paling bagus, ya udah, nulis dan ngomong pake bahasa Arab aja sekalian, lebih aman hehe..
(tapi yang nulis pun bakal kesulitan hehehe..)
إن شاء الله :).
Referensi:felixsiauw.com 

Rabu, 17 Februari 2016

DUA DOSA YANG TETAP MENGALIR MESKI SUDAH MENINGGAL


 


Sebagian manusia bisa dengan mudah melakukan perbuatan dosa dalam kehidupan sehari-hari. Karena seringnya dilakukan, tindakan tersebut terkadang dianggap biasa sehingga tidak terasa seperti dosa. Padahal dosa bukanlah perkara main-main.

Balasannya mutlak neraka yang sudah disiapkan Allah SWT bagi hamba-Nya yang ingkar. Ternyata, setelah meninggal tanggungjawab terhadap dosa maksiat yang pernah dilakukan tidak terputus begitu saja.

Selama perbuatan maksiat tersebut masih berdampak dan berpengaruh kepada orang lain, maka dosanya akan tetap mengalir kepada pelakunya meski Ia sudah meninggal. Apa saja dosa-dosa tersebut? Berikut ulasannya.

Jika biasanya kita mengenal amal jariyah yang pahalanya mengalir meski sudah meninggal, maka ada juga dosa jariyah yang di janjikan Allah SWT akan diterima manusia. Saat sudah meninggal, seseorang akan tetap mendapatkan dosa karena perbuatannya semasa di dunia masih berpengaruh buruk terhadap orang lain.

Padahal di alam barzah manusia sangat membutuhkan limpahan pahala sebagai pertolongan mereka menunggu hari kiamat. Namun karena dosa jariyah ini mereka justru harus menanggung dosa-dosa yang dilakukan orang lain, akibat pengaruh atas tindakan maksiat yang pernah Ia lakukan semasa hidup.

“Sesungguhnya Kami menghidupkan orang-orang mati dan Kami menuliskan apa yang telah mereka kerjakan dan bekas-bekas yang mereka tinggalkan. dan segala sesuatu Kami kumpulkan dalam kitab Induk yang nyata (Lauh Mahfuzh).” (QS. Yasin: 12)

Lantas apa saja dosa yang akan terus mengalir ini?

1. Menjadi Pelopor Maksiat
Pelopor merupakan orang yang pertama melakukan suatu tindakan sehingga yang lain turut mengikuti. Pengikutnya bersedia meniru baik dengan paksaan maupun tanpa diminta sama sekali. Kondisi ini akan sangat bagus jika menjadi pelopor untuk tujuan yang baik. Namun bagaimana jika menjadi pelopor maksiat?

Dalam hadis dari Jarir bin Abdillah radhiyallahu ‘anhu, Rasulullah shallallahu ‘alaihi wa sallam bersabda : "Siapa yang mempelopori satu kebiasaan yang buruk dalam islam, maka dia mendapatkan dosa keburukan itu, dan dosa setiap orang yang melakukan keburukan itu karena ulahnya, tanpa dikurangi sedikitpun dosa mereka.” (HR. Muslim).

Orang yang menjadi pelopor ini sama sekali tidak mengajak orang di lingkungannya untuk berbuat maksiat serupa. Ia juga tidak memberikan motivasi kepada orang lain untuk mengikutinya. Namun karena perbuatannya ini Ia berhasil menginsipirasi orang lain melakukan maksiat serupa.

Itulah mengapa anak Nabi Adam, Qabil, yang menjadi orang pertama yang membunuh manusia harus bertangungjawab atas semua kasus pembunuhan di alam ini. Nabi shallallahu ‘alaihi wa sallam bersabda,

“Tidak ada satu jiwa yang terbunuh secara dzalim, melainkan anak adam yang pertama kali membunuh akan mendapatkan dosa karena pertumpahan darah itu.” (HR. Bukhari 3157, Muslim 4473 dan yang lainnya).

Tidak bisa dibayangkan, bagaimana dosa yang akan ditanggung pelopor dan pendesign rok mini, baju you can see, penyebar video porno dan masih banyak tindak maksiat lainnya. Sebagai pelopor dosa mereka akan terus mengalir hingga hari kiamat kelak.

2. Mengajak Orang lain Melakukan Kesesatan dan Maksiat
Berbeda dengan pelopor yang hanya menginspirasi orang lain, orang yang satu ini dengan nyata mengajak orang lain untuk melakukan kesesatan dan tindakan maksiat. Merekalah merupakan juru dakwah kesesatan, atau mereka yang mempropagandakan kemaksiatan.

Dalam Alquran Allah SWT menceritakan bagaimana orang kafir kelak akan menerima dosa dari kekufurannya. Belum lagi dengan dosa-dosa orang-orang yang juga mereka sesatkan.

“Mereka akan memikul dosa-dosanya dengan penuh pada hari kiamat, dan berikut dosa-dosa orang yang mereka sesatkan yang tidak mengetahui sedikitpun (bahwa mereka disesatkan).”(QS. an-Nahl: 25)

Ayat ini memiliki makna yang sama dengan  hadis dari Abu Hurairah radhiyallahu ‘anhu, Rasulullah shallallahu ‘alaihi wa sallam bersabda : “Siapa yang mengajak kepada kesesatan, dia mendapatkan dosa, seperti dosa orang yang mengikutinya, tidak dikurangi sedikitpun.” (HR. Ahmad 9398, Muslim 6980, dan yang lainnya).

Contoh mudah terkait hadist ini adalah orang-orang yang menjadi propaganda kesesatan, mereka menyebarkan pemikiran-pemikiran yang menyimpang, mengajak masyarakat untuk berbuat kesyirikan dan bid’ah.

Merekalah para pemilik dosa jariyah, lantas bagaimana dosa mereka? Selama masih ada manusia yang mengikuti apa yang mereka serukan, maka selama itu pula orang ini turut mendapatkan limpahan dosa, sekalipun dia sudah dikubur tanah.

Termasuk juga mereka yang mengiklankan maksiat, memotivasi orang lain untuk berbuat dosa, sekalipun dia sendiri tidak melakukannya, namun dia tetap mendapatkan dosa dari setiap orang yang mengikutinya.

Semoga kita lebih berhati-hati dalam bertindak, dan lebih banyak melakukan amal shaleh dibanding dosa-dosa maksiat. Karena hidup tidak hanya semata di dunia lalu selesai ketika sudah meninggal. Namun perjalanan masih panjang untuk menuju kehidupan yang kekal.
Referensi: www.infoyunik.com 

FATIH SAFERAGIC, PENGHAFIDZ QUR'AN TAMPAN ASAL AMERIKA


Fatih mulai belajar menghafal Alquran pada usia sembilan tahun dan mampu menghafal Alquran dalam tiga tahun. Dia dikenal bersuara bagus saat melantunkan ayat-ayat suci Alquran.
Fatih Seferagic. Dialah penghafal Alquran muda dari Amerika Serikat. Nama pemuda berwajah rupawan ini sudah kondang ke berbagai negara. Dia dikenal bersuara bagus saat melantunkan ayat-ayat suci Alquran.
Usia Fatih masih belia. Dia lahir di Jerman pada 1 Maret 1995. Saat berusia empat tahun, Fatih dan keluarganya pindah ke Amerika Serika. Mereka menetap di Houston, Texas.
Fatih mulai belajar menghafal Alquran pada usia sembilan tahun. Dia belajar di Islamic Society of Baltimore, Maryland, di bawah asuhan Syaikh Qari Zahid dan Qari Abid. Menempa diri selama tiga tahun, akhirnya Fatih berhasil menghafal seluruh ayat Alquran.
Sudah menghafal Alquran pada usia 12 tahun, tak membuat Fatih berpuas diri. Dia terus menuntut ilmu agama dengan menghafal hadis-hadis Nabi Muhammad SAW. Pada 2010, dia masuk ke Bayyinah Dream Program untuk belajar bahasa Arab.


Fatih tak hanya cemerlang dalam ilmu agama. Dalam kehidupan sosial pun dia aktif, termasuk ikut sejumlah organisasi. Dia menjadi ketua Remaja Masjid Shaykh Yasir Birjas di Dallas, Texas. Tak hanya itu, Fatih juga bergabung sebagai penulis dalam situs islam yang membahas permasalahan remaja, Muslim Youth Musing.
Sebagai remaja, Fatih juga memiliki akun di media sosial, seperti Facebook dan Twitter. Tahun lalu, pengikut Twitternya sudah puluhan ribu. Melalui akun media sosial itulah Fatih berinteraksi dengan orang-orang dari berbagai penjuru dunia.
Kemampuan Fatih yang luar biasa dalam membaca dan menghafal Alquran sudah banyak diunggah ke laman Youtube. Video-video yang diunggah itu telah dilihat oleh ratusan ribu pengunjung laman berbagai video tersebut. (Ism, Dari berbagai sumber).

Dalam aktivitas kesehariannya, Fatih Seferagic tetap menggunakan pakaian ‘gaul’ selayaknya remaja Amerika pada umumnya, seperti celana jeans dan sweater. Aktivitas utamanya adalah sekolah, dan juga mengajar Al Qur’an dan menjadi ketua remaja masjid Shaykh Yasir Birjas di Dallas. Selain itu, Fatih pun aktif dalam hobinya bermain ice skating. 
Seperti pemuda Amerika gaul pada umumnya, Fatih pun aktif di sosmed. Sosmed utama seperti Facebook, Twitter hingga tak ketinggalan Instagram dan Skype pun digunakannya untuk berkomunikasi dengan ummat.  Berikut akun-akun sosmed Fatih:
Facebook: https://www.facebook.com/fatihseferagic
Twitter: @fatihseferagic
Instagram: TheRealFatih
Bahkan, Fatih pun menyediakan pelajaran Qur’an melalui Skype, tetapi hanya tersedia bagi mereka yang berdomisi di Amerika dan Kanada. Hal ini merupakan hal yang membanggakan karena seorang pemuda gaul di negeri sekuler seperti Amerika ternyata mampu atas izin ALLAH, menjadi seorang hafidz, imam, guru Qur’an, bahkan mengajarkannya secara luas.

Alhamdulillah ALLAH telah menganugrahkan kepadanya seorang istri yang cantik yang bernama  Safiyya ( Kara (well. ketika dulu saya tau berita ini, saya sempet sedikit patah hati lhoo hehehe), pada saat menikah umur fatih 18 tahun dan istrinya 21 tahun, 
      
 Kabar pernikahan ini diberitahukan sendiri oleh Fatih melalui status facebooknya. SubhanALLAH betapa indahnya pula selain menjadi hafidz Qur’an dan menikah di usia muda. Tentu boleh jadi banyak Muslimah  yang patah hati mendengar kabar ini.
Bercermin dari kisah hidup Fatih, hendaknya kita semua dapat meniru semangat Fatih Seferagic, dan menjadikan dia salah satu inspirasi dalam menghafal Qur’an dan menjadi seorang yang berguna bagi agama ini. Jadi, sudah bukan saatnya lagi pemuda dan pemudi Islam seperti kamu selalu alay dan galau. Yuk jadikanlah dirimu seperti Fatih Seferagic!

Referensi: www.dream.co.id
Page Facebook: www.facebook.com/riska.pratama.ardi

Selasa, 16 Februari 2016

RIO HARYANTO, PRESTASI SEJALAN DENGAN AGAMA


Apakah yang membuat seorang pria menjadi begitu berharga di mata perempuan? Benar, punya penampilan fisik yang mempesona alias ganteng. Ketampanan itu dilengkapi dengan prestasi dalam pekerjaannya dan tentu saja rajin beribadah. Punya tiga hal itu pasti membuat seorang pria menjadi idola, dan hal itulah yang terjadi pada sosok pembalap ganteng Rio Haryanto.
Pembalap muda Indonesia berusia 22 tahun ini memang begitu luar biasa. Punya basis pendukung yang sangat besar, Rio menjadi pembalap Indonesia pertama yang melintasi level GP2 dan bisa menjajal mobil Formula Satu. Kini pemuda kelahiran Solo itu berpotensi menjadi wakil Asia di ajang Formula Satu di masa depan.
Namun beberapa hari terakhir sosok Rio menjadi bahan pembicaran. Apakah karena mencetak prestasi lagi? Bukan, tapi karena kebiasannya memasang Ayat Kursi di kokpit mobil balapnya. Ayat suci Al-Quran yang merupakan bagian dari Surah Al-Baqarah ayat ke-255 itu ternyata sengaja dipasang Rio di dalam kokpit sebelah kanan supaya selalu dia baca setiap kali balapan.

 
Bukan tanpa alasan, ternyata Rio menempel ayat suci itu lantaran dirinya percaya bahwa Ayat Kursi bisa membantunya tiap tenang entah saat sedang latihan atau dalam balapan sebenarnya. Tak heran kalau sebuah kebiasaan sederhana putra pasangan Sinyo Haryanto dan Indah Pennywati ini langsung mendapat pujian dari banyak orang. Uniknya, tak hanya Ayat Kursi yang menemani Rio di kokpit mobil balap lho. Kokoh ganteng ini juga memasang bendera merah putih di bagian ekor mobil Cosworth yang dia kendarai.
Gadis-gadis muda pun semakin tak bisa menahan rasa kekagumannya kepada Rio yang begitu membanggakan ini. Bahkan pembalap yang bergabung dengan tim Manor Racing ini juga sampai mencuri perhatian netizens Malaysia. Di mana sosok Rio menjadi bahan pembicaraan grup Facebook bernama Friends of Barisan Nasional.

Meski begitu ada beberapa kisah yang menyayat hati sang pembalap muda ini di balik mimpinya untuk menyabet F1 di masa depan.

Kisah Rio Haryanto Bikin Panitia Balik Bendera Polandia hingga Mobilnya Dibongkar Lalu Ditinggalkan

Namanya masih belum terlalu dikenal kala itu. Rio Haryanto tampil gemilang di GP3 seri Istanbul, Turki, tahun 2010 lalu. Belum lagi kewarganegaraan Indonesianya, membuat publik, termasuk panitia, pun meremehkannya. Alih-alih tampil ala kadarnya gara-gara mentalnya diuji duluan, Rio justru menampilkan performa terbaiknya.

Lewat perjuangan mati-matian, akhirnya Rio yang sama sekali tak dijagokan itu berhasil meraih podium. Konyolnya, panitia sama sekali tak mengira kalau Rio bakal juara, sampai-sampai lagu Indonesia Raya dan bendera merah putih tak disiapkan oleh mereka. Namun panitia akhirnya putar otak dengan membalik bendera Polandia sebagai ganti merah putih.
Panitia juga tak menyediakan kaset untuk lagu Indonesia Raya sehingga Rio terpaksa menyanyi sendiri saat bendera Merah putih dikibarkan. 
Tak cukup dengan insiden bendera Polandia dibalik, di GP3 Silverstone, Inggris, 2010 lalu, ia kembali mendapatkan penghinaan dari panitia.
Saat itu, lagi-lagi Rio yang tak pernah dijagokan kembali berhasil menyabet podium. Yang bikin geleng-geleng kepala, panitia seolah tak percaya dengan kemenangan ini dan kemudian melakukan pemeriksaan menyeluruh terhadap mobil yang dikendarai
Dugaan kecurangan tersebut pada akhirnya tidak terbukti. Mirisnya, panitia yang tanpa malu menuduh Rio menang curang, tanpa berdosa meninggalkan mobil yang sudah dibongkar total itu.
Tim pun rugi waktu dan juga biaya gara-gara beberapa part mobil Rio rusak. Jengkelnya lagi, gara-gara ini Rio akhirnya harus tersingkir di race berikutnya.
adapun cerita yg lebih miris yaitu ketika GP2 di Monza, Italia, beberapa waktu lalu menyisakan cerita tak terpuji yang dilakukan oleh pengawas lomba kepada Rio Haryanto. Ketika itu, Rio melakukan manuver tiba-tiba dengan memotong jalan karena untuk menghindari tabrakan. Sayangnya, aksi menyelamatkan nyawa ini justru kena pinalti oleh pengawas lomba.
Mirisnya ketika hal ini dilakukan oleh pembalap lainnya, ternyata panitia tidak memberikan mereka pinalti.
Entah apa maksudnya para pengawas lomba ini. Namun dari kejadian ini indikasi diskriminasi sangat kuat.
selain itu lagi lagi sang pembalap muda ini mendapatkan ketidakadilan oleh panitia, dimana pada saat  GP2 seri Rusia beberapa waktu lalu juga menyisakan cerita miris. Bagaimana tidak, Rio yang sudah jelas-jelas berada di peringkat pertama harus turun tingkat. Kejadian ini diawali dari turunnya safety car karena saat itu terjadi kecelakaan. Aturannya, ketika safety car diturunkan, maka pembalap dilarang untuk saling salip. Ketika momen ini terjadi, Rio sebenarnya sudah sukses berada di posisi pertama.

Sayangnya, panitia tak menganggap hal tersebut sah dan menempatkan Rio di tempat kedua. Banyak yang protes dengan keputusan panitia saat itu. Bahkan salah satu komentator siaran GP2 sampai berang gara-gara sudah jelas jika Rio tak melakukan kesalahan apa pun. adapun kejadian yang sangat melecehkan sang pembalap muda ini,Mungkin bagi kita, sangat membanggakan ketika mendengar Rio punya kesempatan untuk bertanding di kelas Formula 1. Namun, berita baik ini ternyata dipandang sebelah mata.
Pelakunya adalah seorang komentator siaran F1, saat Rio tengah bergelut di panasnya aspal Suzuka, Jepang. Rio-Haryanto-1 Entah apa maksudnya, si komentator tiba-tiba nyeletuk “Rio de Janeiro” ketika menyebutkan nama Rio.
Tak cukup dengan itu, si pembawa acara juga makin memandang remeh Rio dengan berkali-kali menyebut nama Haryanto dengan “Harry Auntie”.
akan tetapi penghinaan penghinaan ini menjadi alasan mengapa bocah malang ini layak di F1.

 Kebiasaan Rio haryanto membaca ayat kursi sebelum memulai perlombaan ternyata menuai banyak pujian dari masyarakat Malaysia.

Kini Rio memang sudah bukan bocah lagi, pria kelahiran 22 Januari 1993 itu tengah harap-harap cemas menantikan dukungan dari pemerintah Indonesia supaya ia bisa berlaga di F1 dan bergabung dengan Manor Racing. Nasib Rio berlaga di F1 bersama Manor ditentukan dalam lima hari ke depan atau tepatnya pada 16 Februari mendatang. Rio mengaku dirinya memang tidak bisa apa-apa, tapi satu hal yang terus ia lakukan adalah memperbanyak ibadah dan rajin salat Tahajud.
"Kalau sekarang, Tahajud lebih diperbanyak. Soal keputusannya, saya masih menunggu. Yang pasti saya berdebar-debar. Namun kedatangan Manor sedikit melegakan. Mereka masih tertarik kepada saya," ujar Rio Haryanto seperti dikutip dari Liputan6.com, Jumat (12/2/2016). Selain pemerintah, Rio berharap juga ada pihak lain yang membantu dirinya supaya bisa berlaga di F1. “Saya sangat menghargai pihak Kemenpora yang sudah bekerja keras. Dan saya masih menunggu pihak-pihak lain yang mau membantu,” pungkas Rio Haryanto.
Semoga dimudahkan segalanya untuk sang pembalap muda berprestasi ini yang pastinya akan mengharumkan nama Indonesia di Formula1.

Referensi: www.tribunnews.com
www.sport.detik.com
Facebook Page: www.facebook.com/riska.pratama.ardi

Senin, 15 Februari 2016

Efek Bacaan Al-Qur'an dan Musik pada Sebuah Apel


Ketika saya mulai mendalami Islam semasa kuliah, saya bertekad untuk mulai berhenti mendengarkan musik. Ini merupakan keputusan yang sulit tapi pada akhirnya saya berhasil berhenti mendengarkannya. Ini bukanlah persoalan mudah bagi saya, dan pada akhirnya saya kembali mendengarkan musik, kemudian kembali berhenti, dan kembali mendengarkannya sekali lagi. Alhamdulillah, saya akhirnya benar-benar berhenti mendengarkannya sekitar lima tahun yang lalu (Semoga Allah meneguhkan pendirian saya kali ini).
Ada banyak orang yang siap berdebat dan berkata bahwa tak ada salahnya mendengarkan musik, karena musik dapat menenangkan jiwa, dan sebagainya. Tapi setelah membaca sebuah email, saya tersadar bahwa keputusan saya adalah keputusan yang bijak, sebuah upaya untuk meningkatkan ketaqwaan saya, sebuah usaha yang memerlukan perjuangan terus-menerus dari diri kita. Insya Allah, setelah membaca artikel ini, anda dapat berubah dan berhenti mendengarkan musik.

Beberapa bulan yang lalu, sebuah email dikirimkan kepada organisasi Al-Huda Kanada dan di-forward-kan hingga sampai kepada saya. Isi dari email tersebut begitu luar biasa. Berikut ini isinya:
Bismillah
Assalammu'alaikum warahmatullahi wabarakatuh
Beberapa minggu yang lalu, putri saya, yang masih kelas 1 SD, melakukan uji coba ilmiah di sekolahnya. Kami memutuskan untuk melakukan sebuah eksperimen yang menarik. Hipotesis kami adalah mendengarkan Al-Qur'an mempunyai dampak bagi diri kita, sama halnya ketika kita mendengarkan musik yang juga mempunyai dampak yang terlihat jelas. Untuk membuktikan hipotesis ini, kami mengambil sebuah apel yang mempunyai kandungan sekitar 60-70% air, sama seperti tubuh manusia. Kami membelah dua apel itu, memasukkan masing-masing bagiannya ke dalam kantung plastik, dan selama tujuh hari kami memainkan lantunan ayat-ayat Al-Qur'an untuk salah satu bagian apel, dan lantunan musik untuk bagian apel yang satu lagi. Kedua apel ini disimpan dalam suhu ruangan. Hasilnya sangat luar biasa dan hipotesis kami benar adanya.

Dalam surat Yunus, Allah Subhanahu wa ta'ala berfirman tentang Al-Qur'an:

"Hai manusia, sesungguhnya telah datang kepadamu pelajaran dari Tuhanmu dan penyembuh bagi penyakit-penyakit (yang berada) dalam dada dan petunjuk serta rahmat bagi orang-orang yang beriman." (Qs. Yunus[10]:57)


Tolong perhatikan gambar di bawah ini. Gambar pertama adalah gambar ketika apelnya baru dibelah. Gambar kedua adalah gambar setelah tiga minggu melakukan eksperimen.
Jazakallah khairan. Wassalam.

Quanita Rizvi
Al-Huda Institute, Kanada

Eksperimen di atas sungguh luar biasa. Oleh karenanya, para staff di Reflections, sebuah sekolah di Karachi, Pakistan, melakukan eksperimen yang sama untuk menguji validitasnya. Di bawah ini adalah sebuah email yang ditulis oleh Asim Ismail, ketua pendidikan Islam di sekolah itu.

Selama dua minggu, seorang guru memainkan musik di hadapan potongan apel selama sepuluh menit per hari. Dan bacaan Al-Qur'an diperdengarkan di hadapan potongan apel satunya lagi dengan durasi yang sama. Gambar di bawah menunjukkan hasil eksperimen ini. Potongan apel yang membusuk adalah potongan apel yang diperdengarkan musik, dan potongan apel yang tampak masih agak segar adalah potongan apel yang diperdengarkan Al-Qur'an. Subhanallah! Satu hal lagi yang perlu diperhatikan adalah, apel yang diperdengarkan Al-Qur'an masih mengeluarkan aroma yang segar sedangkan apel yang diperdengarkan musik... Ya, bisa anda bayangkan sendiri bagaimana aromanya.




"Ingatlah, hanya dengan mengingat Allah-lah hati menjadi tentram." (Qs. Ar Ra'd[13]:28) 
Subhanallah. Semoga Allah menjaga hati kita dari kerusakan dan menyembuhkannya dengan berdzikir kepada Allah Subhanahu wa ta'ala dan membaca Al-Qur'an. Aamiin.
Diterjemahkan secara bebas dari: discomaulvi wordpress