Malaikat adalah termasuk makhluk Allah. Kendati demikian, ciptaan Allah yang satu ini memiliki perbedaan jika dibandingkan dengan makhluk-makhluk lainnya. Dari segi penciptaan misalnya, malaikat dijadikan dari nuur (cahaya). Dari proses awal penciptaannya saja, malaikat berbeda dengan makhluk yang lain. Dalam berbagai keterangan kita pernah mendengar bahwa manusia diciptakan dari tanah. Jin, iblis, atau setan diciptakan dari api oleh Allah subhanahu wa ta’ala.
Untuk
mempertegas hal ini, Nabi Muhammad shalallahu ‘alaihi wassalam bersabda: “Malaikat itu diciptakan dari nuur (cahaya),
jin diciptakan dari nyala api, sedangkan Adam diciptakan dari apa yang
disifatkan bagi kamu.”
Untuk
mempertahankan kelangsungannya, malaikat tidaklah sama dengan manusia. Dalam
ilmu biologi kita mendapat penjelasan bahwa untuk dapat bertahan hidup, maka
makhluk hidup seperti hewan dan manusia harus makan dan minum, butuh udara, dan
semacamnya. Hal ini ternyata tidak berlaku bagi malaikat. Mereka tidak pernah
membutuhkan makanan atau minuman dalam jenis apapun untuk bertahan hidup.
Perbedaan
lain yang dimiliki malaikat adalah mereka termasuk hamba Allah yang dimuliakan.
Letak kemuliaannya adalah bahwa mereka tidak pernah mendurhakai segala perintah
yang telah Allah gariskan. Dengan demikian, seluruh perintah Allah akan
senantiasa dilaksanakannya , serta berbagai larangan-Nya tidak pernah
dilanggar. Allah subhanahu wa ta’ala berfirman:
“(Para malaikat itu) tidak mendurhakai Allah
terhadap apa yang diperintahkan kepada mereka dan mengerjakan apa yang
diperintahkan-Nya.” (Qs. At-Tahrim:
6)
Sifat
malaikat yang selalu patuh kepada seluruh perintah Allah dikarenakan mereka
sendiri tidak mempunyai hawa nafsu. Adalah sesuatu yang lumrah pabila sifat
tersebut dimiliki dan melekat kepada mereka.
Allah
juga menciptakan banyak sekali jumlah malaikat. Dari sekian banyak jumlah yang
ada, mereka juga memiliki tugas yang berbeda-beda, sesuai dengan yang telah
digariskan. Seluruh tugas tersebut mereka laksanakan tanpa ada protes. Dari
sejumlah malaikat yang telah Allah ciptakan, setidaknya hanya sepuluh dari
jumlah mereka yang wajib untuk diimani. Kesepuluh malaikat tersebut adalah:
1.
Malaikat Jibril, dimanakan pula Ruhul
Amin atau Ruhul Qudus.
2.
Malaikat Mikail
3.
Malaikat Israfil
4.
Malaikat Izrail
5.
Malaikat Raqib
6.
Malaikat Atid
7.
Malaikat Munkar
8.
Malaikat Nakir
9.
Malaikat Malik
10.
Malaikat Ridwan
Seperti
dikemukakan sebelumnya, bahwa keberadaan malaikat adalah makhluk yang terbuat
dari cahaya, sehingga mereka seperti jin yang berjisim halus, serta tidak dapat
dilihat oleh manusia. Kita hanya wajib mengimani keberadaan mereka, tanpa harus
mengetahui hakikatnya. Karena apabila ada keterangan yang menyatakan bahwa
malaikat bersayap, maka sudah sepatutnya kita meyakini bahwa sayap yang mereka
miliki tidak sama seperti sayap burung.
Apabila
dijelaskan bahwa malaikat menjaga tubuh, tumbuhan, dan sebagainya, maka
hendaknya kita paham bahwa di dalam alam ini ada alam lain lagi yang lebih
halus (alam ghaib). Alam tersebut sangat berlainan dengan alam yang dapat kita
rasakan melalui pancaindera. Namun demikian, kita tetap wajib untuk meyakini
keberadaannya.
Dengan
demikian, malaikat adalah makhluk Allah yang halus, dan kita tidak dapat
menyaksikan mereka secara hakiki. Manusia tidak dapat melihat malaikat, juga
tidak dapat menentukan bilangan, suku, atau sebagainya. Membahas malaikat,
tentunya tidak sampai kepada hakikat sebenarnya karena alat yang mampu untuk
melihat hakiki adalah sains atau ilmu pengetahuan. Sedangkan ilmu sains hanya
dapat mempelajari dan menganaisis secara cermat terhadap sesuatu apabila
objeknya dapat diindera dengan baik. Namun malaikat adalah makhluk halus.
Karenanya kewajiban kita hanya sebatas mengimani keberadaannya. Sedangkan
hakikat yang sebenarnya kita serahkan kepada Allah Yang Maha Tahu.
Para
nabi dapat menjumpai malaikat pembawa wahyu yang kadang-kadang menjelma menjadi
manusia dengan kehendak Allah dan terkadang tidak dalam wujud manusia. Namun
demikian, kita tidak mengetahui rupa mereka yang sebenarnya.
Beriman Pada Malaikat
Mempercayai
keberadaan malaikat secara benar menurut syariat Islam adalah dengan
mempercayai bahwa malaikat adalah makhluk ghaib yang biasa yang diciptakan oleh
Allah subhanahu wa ta’ala, dan mereka BUKAN sebagai untuk disembah. Yang kita
sembah hanyalah Allah. Oleh karena itu disamping keimanan terhadap malaikat,
kita juga tetap mengerjakan shalat, menyembah kepada Allah, menginfakkan harta
sesuai dengan ketentuan Islam, beriman kepada kitab-kitab terdahulu, dan
sebagainya. Hal ini sebagaimana ditegaskan Allah dalam firman-Nya sebagai
berikut:
“Kitab Al-Qur’an ini tidak ada keraguan di
dalamnya; petunjuk bagi mereka yang bertakwah. (Yaitu) mereka yang beriman
kepada yang ghaib, yang mendirikan shalat, yang menginfakkan sebagian rezeki
yang Kami anugrahkan kepada mereka.” (Qs.
Al-Baqarah: 2-4)
Mendengar atau membaca pembahasan tentang malaikat seringkali membuat hati kita berdecak kagum. Hal ini dikarenakan para malaikat adalah salah satu makhluk Allah yang mulia karena mereka tidak pernah berbuat dosa dan selalu menaati perintah Allah.
Referensi: - Saifulloh dan Abu Shofia (2003). Menyingkap Tabir Alam Malaikat. Surabaya: Karya Agung
Facebook Page: www.facebook.com/riska.pratama.ardi
Tidak ada komentar:
Posting Komentar