Selasa, 06 Desember 2016

Definisi Malaikat



 

Malaikat adalah termasuk makhluk Allah. Kendati demikian, ciptaan Allah yang satu ini memiliki perbedaan jika dibandingkan dengan makhluk-makhluk lainnya. Dari segi penciptaan misalnya, malaikat dijadikan dari nuur (cahaya). Dari proses awal penciptaannya saja, malaikat berbeda dengan makhluk yang lain. Dalam berbagai keterangan kita pernah mendengar bahwa manusia diciptakan dari tanah. Jin, iblis, atau setan diciptakan dari api oleh Allah subhanahu wa ta’ala.
Untuk mempertegas hal ini, Nabi Muhammad shalallahu ‘alaihi wassalam bersabda: “Malaikat itu diciptakan dari nuur (cahaya), jin diciptakan dari nyala api, sedangkan Adam diciptakan dari apa yang disifatkan bagi kamu.”

Untuk mempertahankan kelangsungannya, malaikat tidaklah sama dengan manusia. Dalam ilmu biologi kita mendapat penjelasan bahwa untuk dapat bertahan hidup, maka makhluk hidup seperti hewan dan manusia harus makan dan minum, butuh udara, dan semacamnya. Hal ini ternyata tidak berlaku bagi malaikat. Mereka tidak pernah membutuhkan makanan atau minuman dalam jenis apapun untuk bertahan hidup.
Perbedaan lain yang dimiliki malaikat adalah mereka termasuk hamba Allah yang dimuliakan. Letak kemuliaannya adalah bahwa mereka tidak pernah mendurhakai segala perintah yang telah Allah gariskan. Dengan demikian, seluruh perintah Allah akan senantiasa dilaksanakannya , serta berbagai larangan-Nya tidak pernah dilanggar. Allah subhanahu wa ta’ala berfirman:
(Para malaikat itu) tidak mendurhakai Allah terhadap apa yang diperintahkan kepada mereka dan mengerjakan apa yang diperintahkan-Nya.(Qs. At-Tahrim: 6)
Sifat malaikat yang selalu patuh kepada seluruh perintah Allah dikarenakan mereka sendiri tidak mempunyai hawa nafsu. Adalah sesuatu yang lumrah pabila sifat tersebut dimiliki dan melekat kepada mereka.
Allah juga menciptakan banyak sekali jumlah malaikat. Dari sekian banyak jumlah yang ada, mereka juga memiliki tugas yang berbeda-beda, sesuai dengan yang telah digariskan. Seluruh tugas tersebut mereka laksanakan tanpa ada protes. Dari sejumlah malaikat yang telah Allah ciptakan, setidaknya hanya sepuluh dari jumlah mereka yang wajib untuk diimani. Kesepuluh malaikat tersebut adalah:
1. Malaikat Jibril, dimanakan pula Ruhul Amin atau Ruhul Qudus.
2. Malaikat Mikail
3. Malaikat Israfil
4. Malaikat Izrail
5. Malaikat Raqib
6. Malaikat Atid
7. Malaikat Munkar
8. Malaikat Nakir
9. Malaikat Malik
10. Malaikat Ridwan

Seperti dikemukakan sebelumnya, bahwa keberadaan malaikat adalah makhluk yang terbuat dari cahaya, sehingga mereka seperti jin yang berjisim halus, serta tidak dapat dilihat oleh manusia. Kita hanya wajib mengimani keberadaan mereka, tanpa harus mengetahui hakikatnya. Karena apabila ada keterangan yang menyatakan bahwa malaikat bersayap, maka sudah sepatutnya kita meyakini bahwa sayap yang mereka miliki tidak sama seperti sayap burung.
Apabila dijelaskan bahwa malaikat menjaga tubuh, tumbuhan, dan sebagainya, maka hendaknya kita paham bahwa di dalam alam ini ada alam lain lagi yang lebih halus (alam ghaib). Alam tersebut sangat berlainan dengan alam yang dapat kita rasakan melalui pancaindera. Namun demikian, kita tetap wajib untuk meyakini keberadaannya.
Dengan demikian, malaikat adalah makhluk Allah yang halus, dan kita tidak dapat menyaksikan mereka secara hakiki. Manusia tidak dapat melihat malaikat, juga tidak dapat menentukan bilangan, suku, atau sebagainya. Membahas malaikat, tentunya tidak sampai kepada hakikat sebenarnya karena alat yang mampu untuk melihat hakiki adalah sains atau ilmu pengetahuan. Sedangkan ilmu sains hanya dapat mempelajari dan menganaisis secara cermat terhadap sesuatu apabila objeknya dapat diindera dengan baik. Namun malaikat adalah makhluk halus. Karenanya kewajiban kita hanya sebatas mengimani keberadaannya. Sedangkan hakikat yang sebenarnya kita serahkan kepada Allah Yang Maha Tahu.
Para nabi dapat menjumpai malaikat pembawa wahyu yang kadang-kadang menjelma menjadi manusia dengan kehendak Allah dan terkadang tidak dalam wujud manusia. Namun demikian, kita tidak mengetahui rupa mereka yang sebenarnya.
 Beriman Pada Malaikat
 
 
Mempercayai keberadaan malaikat secara benar menurut syariat Islam adalah dengan mempercayai bahwa malaikat adalah makhluk ghaib yang biasa yang diciptakan oleh Allah subhanahu wa ta’ala, dan mereka BUKAN sebagai untuk disembah. Yang kita sembah hanyalah Allah. Oleh karena itu disamping keimanan terhadap malaikat, kita juga tetap mengerjakan shalat, menyembah kepada Allah, menginfakkan harta sesuai dengan ketentuan Islam, beriman kepada kitab-kitab terdahulu, dan sebagainya. Hal ini sebagaimana ditegaskan Allah dalam firman-Nya sebagai berikut:
Kitab Al-Qur’an ini tidak ada keraguan di dalamnya; petunjuk bagi mereka yang bertakwah. (Yaitu) mereka yang beriman kepada yang ghaib, yang mendirikan shalat, yang menginfakkan sebagian rezeki yang Kami anugrahkan kepada mereka.” (Qs. Al-Baqarah: 2-4)
Sedangkan cara yang salah dalam mengimani malaikat adalah mempercayai mereka sebagai makhluk ghaib, namun juga menyembah mereka. Hal seperti ini dapat kita saksikan dari para penganut animisme manupun dinamisme, atau kepercayaan-kepercayaan di luar agama Islam. Namun kita sebagai Muslim tidak mengimani para malaikat seperti itu, melainkan hanya sebatas meyakini keberadaan mereka tanpa menyembah mereka.

Mendengar atau membaca pembahasan tentang malaikat seringkali membuat hati kita berdecak kagum. Hal ini dikarenakan para malaikat adalah salah satu makhluk Allah yang mulia karena mereka tidak pernah berbuat dosa dan selalu menaati perintah Allah.

 Referensi: - Saifulloh dan Abu Shofia (2003). Menyingkap Tabir Alam Malaikat. Surabaya: Karya Agung

Tidak ada komentar:

Posting Komentar