Malaikat
adalah salah satu makhluk Allah yang terbuat dari cahaya. Malaikat
diciptakan oleh Allah untuk selalu menaati perintah-Nya. Dan ternyata,
para malaikat juga mempunyai membenci beberapa hal. Dalam artikel kali
ini, kita akan membahas apa saja hal-hal yang dibenci oleh para
malaikat.
1. Melaknat Para Wanita yang Menolak Keinginan Suaminya
1. Melaknat Para Wanita yang Menolak Keinginan Suaminya
Di
antara orang-orang yang dilaknat malaikat adalah wanita yang menolak keinginan
suaminya, sehingga membuat hati sang suami jengkel. Hal ini sebagaimana tertera
dalam hadits Nabi Muhammad shalallahu ‘alaihi wassalam dalam kitab sahih
Bukhari dan Muslim:
“Jika suami mengajak istrinya untuk tidur
bersama, sedangkan sang istri menolak, lalu pada malam itu suaminya menjadi
jengkel hatinya kepada istrinya, maka para malaikat melaknat (mengutuk)
istrinya hingga pagi hari.” (H.R.
Bukhari dan Muslim)
Di dalam hadits disebutkan bahwa para malaikat tidak mau mendekat kepada orang yang junub dan orang yang berlumuran kesumba harum.
Seperti
yang
diketahui, banyak sekali ibadah yang tidak diperkenankan kepada
orang-orang yang memiliki hadas besar. Di antaranya adalah shalat,
memegang Al-Qur’an, membaca Al-Qur'an dan lain-lain, adalah di antara
ibadah yang
tidak diperkenankan untuk dilakukan oleh mereka yang memiliki hadas
besar.
Dalam pandangan agama, mereka yang junub sama halnya dengan raga yang
kotor.
Karenanya, sangat dilarang melakukan ibadah tertentu.
Dan
malaikat sebagai makhluk Allah subhanahu wa ta’ala yang bersih dan terjamin
serta senantiasa suci, tentunya akan senang bertemu dan dekat dengan yang suci
pula. Karena itu, orang yang sedang memiliki hadas besar tidak dikehendaki oleh
para malaikat. Maka dari itu, bila seseorang dalam keadaan junub, dianjurkan untuk cepat-cepat membersihkan diri.
Seperti yang kita ketahui bahwa banyak sekali rumah-rumah di zaman sekarang yang memajang lukisan-lukisan dari makhluk-makhluk yang bernyawa. Padahal hal ini jelas sekali dilarang oleh Allah subhanahu wa ta’ala. Bahkan Rasulullah shalallahu ‘alaihi wassalam bersabda bahwa orang-orang yang paling pedih azabnya pada hari kiamat adalah para pemahat dan para pelukis yang melukis makhluk-makhluk yang bernyawa.
Pada suatu ketika malaikat Jibril telah berjanji kepada Rasulullah shalallahu ‘alaihi wassalam bahwa dirinya akan menemui beliau shalallahu ‘alaihi wassalam. Namun ternyata malaikat Jibril tidak kunjung datang. Kemudian Rasulullah menaruh tongkat yang ada di tangannya dan berkata, “Allah dan utusannya (Jibril) tidak pernah mengingkari janji.” Ternyata, di bawah tempat tidur ada seekor anak anjing. Lalu berkatalah beliau shalallahu ‘alaihi wassalam kepada Aisyah radiyallahu anhu (istri beliau), “Aisyah, sejak kapan anjing ini masuk kesini?” Lalu Aisyah pun menjawab, “Demi Allah, aku tidak tahu.” Kemudian Nabi Muhammad menggiring anjing itu keluar. Lalu malaikat Jibril pun datang ke rumah beliau tidak lama setelah itu. Kemudian Nabi Muhammad berkata kepada Jibril, “Kau telah berjanji kepadaku dan aku menunggumu, tapi engkau tidak juga datang.” Lalu malaikat Jibril memberitahu Nabi Muhammad, “Di dalam rumahmu terdapat seekor anjing, sehingga ia menghalangiku untuk masuk, karena Kami (para malaikat) tidak mau masuk ke dalam rumah yang di dalamnya terdapat gambar (makhluk bernyawa) atau anjing. (H.R. Bukhari dan Muslim)
Alasan tidak diperbolehkannya memelihara anjing di rumah tanpa ada suatu keperluan adalah karena dengan membiarkan seekor anjing berkeliaran di rumah, dikhawatirkan akan ada bekas-bekas najis yang berasal dari air liur atau lidah anjing tersebut. Hal ini dikarenakan anjing selalu menjulurkan lidahnya ketika berjalan. Ada juga ulama lain yang berpendapat bahwa hikmah dari dilarangnya memelihara anjing di rumah adalah karena gonggongan anjing tersebut dapat membuat takut para tamu yang datang ke rumah, atau mengganggu para tetangga dan orang yang melewati tempat tersebut.
Meskipun begitu, Syekh Yusuf al-Qaradawi menjelaskan bahwa anjing yang dipelihara untuk suatu keperluan seperti untuk berburu, menjaga hewan ternak dan tanaman mendapatkan pengecualian. Maka memelihara anjing untuk alasan-alasan tersebut hukumnya adalah makruh.
Mendengar atau membaca pembahasan tentang malaikat seringkali membuat hati kita berdecak kagum. Hal ini dikarenakan para malaikat adalah salah satu makhluk Allah yang mulia karena mereka tidak pernah berbuat dosa dan selalu menaati perintah Allah.
Ketidaksenangan
malaikat kepada orang yang sedang ‘kotor’ itu sebagaimana diterangkan dalam
hadits berikut ini: “Dari Ibnu Abbas:
Sesungguhnya malaikat itu tidak mendekat pada orang yang junub atau yang
berlumuran dengan kesumba harum, hingga orang tersebut mandi.”
Dari
Abu Hurairah radhiyallahu ‘anhu bahwasanya Rasulullah shalallahu ‘alaihi
wassalam bersabda: “Para malaikat
senantiasa berdo’a untuk seseorang, selama ia masih berada di tempat shalat,
(dan) selama masih belum berhadas.”
Ketika
malaikat-malaikat itu dekat dan bersanding dengan manusia, mereka tidak
semata-mata berdiam diri. Di antara kebersamaan dengan manusia yang suci itu,
mereka senantiasa berdo’a kepada Allah. Do’a itu senantiasa dikumandangkan agar
manusia yang berada di dekatnya selalu mendapatkan ampunan dan belas
kasihan dari Allah subhanahu wa ta’ala. Bunyi
do’a yang disampaikan para malaikat kepada Allah adalah, “Ya Allah, ampunilah baginya, ya Allah, kasihanilah dia.” (H.R. Bukhari)
Karenanya,
mempertahankan posisi dan keadaan diri yang suci dari hadas kecil,
terlebih lagi hadas besar adalah sebuah kesempatan yang menguntungkan. Apalagi
di negeri kita banyak sekali tempat dan alat untuk bersuci.
Karenanya, kondisi suci ini semoga menjadi sebuah pilihan bagi keseharian kita.
Keuntungan
yang dapat kita petik dari keadaan diri yang senantiasa bersih, di samping
dekat dan dido’akan para malaikat, juga akan memberikan kekuatan untuk kita
agar tidak melakukan kemaksiatan di jalan, seperti melihat lawan jenis yang
bukan mahram kita, berbicara jelek dengan menggunjing sesama, menceritaan
kejelekan orang lain, dan kegiatan buruk lainnya. Dengan kondisi dalam keadaan
berwudhu’, maka manusia akan tergerak hatinya untuk melakukan hal-hal yang
baik.
Seperti yang kita ketahui bahwa banyak sekali rumah-rumah di zaman sekarang yang memajang lukisan-lukisan dari makhluk-makhluk yang bernyawa. Padahal hal ini jelas sekali dilarang oleh Allah subhanahu wa ta’ala. Bahkan Rasulullah shalallahu ‘alaihi wassalam bersabda bahwa orang-orang yang paling pedih azabnya pada hari kiamat adalah para pemahat dan para pelukis yang melukis makhluk-makhluk yang bernyawa.
Oleh
karenanya, malaikat pun enggan memasuki rumah yang di dalamnya terdapat patung
atau lukisan makhluk yang bernyawa. Hal ini dikarenakan sebagaimana Allah tidak
menyukainya, demikian juga malaikat tidak menyukainya.
Pada suatu ketika malaikat Jibril telah berjanji kepada Rasulullah shalallahu ‘alaihi wassalam bahwa dirinya akan menemui beliau shalallahu ‘alaihi wassalam. Namun ternyata malaikat Jibril tidak kunjung datang. Kemudian Rasulullah menaruh tongkat yang ada di tangannya dan berkata, “Allah dan utusannya (Jibril) tidak pernah mengingkari janji.” Ternyata, di bawah tempat tidur ada seekor anak anjing. Lalu berkatalah beliau shalallahu ‘alaihi wassalam kepada Aisyah radiyallahu anhu (istri beliau), “Aisyah, sejak kapan anjing ini masuk kesini?” Lalu Aisyah pun menjawab, “Demi Allah, aku tidak tahu.” Kemudian Nabi Muhammad menggiring anjing itu keluar. Lalu malaikat Jibril pun datang ke rumah beliau tidak lama setelah itu. Kemudian Nabi Muhammad berkata kepada Jibril, “Kau telah berjanji kepadaku dan aku menunggumu, tapi engkau tidak juga datang.” Lalu malaikat Jibril memberitahu Nabi Muhammad, “Di dalam rumahmu terdapat seekor anjing, sehingga ia menghalangiku untuk masuk, karena Kami (para malaikat) tidak mau masuk ke dalam rumah yang di dalamnya terdapat gambar (makhluk bernyawa) atau anjing. (H.R. Bukhari dan Muslim)
Alasan tidak diperbolehkannya memelihara anjing di rumah tanpa ada suatu keperluan adalah karena dengan membiarkan seekor anjing berkeliaran di rumah, dikhawatirkan akan ada bekas-bekas najis yang berasal dari air liur atau lidah anjing tersebut. Hal ini dikarenakan anjing selalu menjulurkan lidahnya ketika berjalan. Ada juga ulama lain yang berpendapat bahwa hikmah dari dilarangnya memelihara anjing di rumah adalah karena gonggongan anjing tersebut dapat membuat takut para tamu yang datang ke rumah, atau mengganggu para tetangga dan orang yang melewati tempat tersebut.
Meskipun begitu, Syekh Yusuf al-Qaradawi menjelaskan bahwa anjing yang dipelihara untuk suatu keperluan seperti untuk berburu, menjaga hewan ternak dan tanaman mendapatkan pengecualian. Maka memelihara anjing untuk alasan-alasan tersebut hukumnya adalah makruh.
Mendengar atau membaca pembahasan tentang malaikat seringkali membuat hati kita berdecak kagum. Hal ini dikarenakan para malaikat adalah salah satu makhluk Allah yang mulia karena mereka tidak pernah berbuat dosa dan selalu menaati perintah Allah.
Referensi: -Saifulloh dan Abu Shofia (2003). Menyingkap Tabir Alam Malaikat. Surabaya: Karya Agung
Tidak ada komentar:
Posting Komentar