Kita seringkali membaca atau mendengar hadits-hadits yang berasal dari Rasulullah shalallahu ‘alaihi wassalam, baik ketika kita membacanya pada suatu artikel di internet, melalui buku-buku agama, melalui ceramah-ceramah agama di TV dan di radio, dan sebagainya. Hadits-hadits itu berisi tentang kabar-kabar yang harum dari para Sahabat tentang kisah hidup Nabi Muhammad shalallahu ‘alaihi wassalam, akhlaq beliau, suka dan duka yang beliau alami, dan juga nasihat-nasihat serta larangan dari beliau. Maka sudah sepantanyalah kita sebagai seorang Muslim mengetahui apa sebenarnya hak-hak beliau atas diri kita dan kita harus berusaha semaksimal mungkin untuk memenuhi hak-hak tersebut. Kewajiban kita kepada beliau adalah beriman dan mempercayai segala perhatian dan tindakan Rasulullah shalallahu ‘alaihi wassalam serta seluruh ajaran yang beliau bawa. Kita wajib menaati ajaran beliau dan menjauhi apa-apa yang menyebabkan kita menjadi ingkar dan tidak percaya kepada beliau.
Kita
harus rela dengan hukum dan sunnah Rasulullah shalallahu ‘alaihi wassalam. Kita
harus menempatkan beliau pada posisi sebagaimana yang dinyatakan oleh Allah serta
tidak menganggap remeh ajaran beliau. Kita wajib menjadikan beliau sebagai
teladan sepanjang masa. Kita juga wajib mencintai beliau, menghormati, serta
membela kehormatan beliau apabila ada orang yang mencoba merendahkan,
sebagaimana kita juga wajib mencintai dan membela keluarga serta
sahabat-sahabat beliau.
Allah
telah berfirman, “Sesungguhnya Allah dan
para malaikat-Nya bershalawat untuk Rasulullah. Hai orang-orang yang beriman,
bershalawatlah kamu untuk Rasulullah dan ucapkanlah salam penghormatan
kepadanya.” (Qs. al-Ahzab: 56)
Nabi Muhammad shalallahu ‘alaihi wassalam pernah bersabda, “Hari yang paling baik di antara hari-harimu adalah hari Jumat. Pada hari itu Adam diciptakan dan ditiupkan ruh (kepadanya). Maka perbanyaklah bershalawat kepadaku pada hari Jumat. Sesungguhnya shalawat kaumku diperlihatkan dan disampaikan kepadaku.” Kemudian seseorang berkata, “Wahai Rasulullah, bagaimana shalawat bisa sampai kepada engkau, sedangkan jasadmu telah rusak?” Rasulullah menjawab, “Allah telah mengharamkan tanah untuk memakan jasad para nabi.” (H.R. Abu Daud)
Sebagai
umatnya, tentunya kita tidak boleh kikir kepada hak beliau. Sabda beliau, “Orang yang kikir adalah orang yang apabila
aku disebut di hadapannya, orang itu tidak mau bershalawat kepadaku.” (H.R. Tirmidzi)
Rasulullah
juga bersabda,
“Tidak berkumpul suatu kaum dalam satu
majelis, dan tidak disebut di dalamnya nama Allah serta tidak bershalawat
kepada nabinya, kecuali ditimpakan kepada mereka suatu kebohongan. Kalau Allah
menghendaki, mereka akan disiksa, dan kalau Dia berkehendak, mereka akan
diampuni.” (H.R. Tirmidzi)
Maka
dari itu janganlah kita meninggalkan ajaran beliau dan sudah sepantasnya kita
mematuhi ajaran-ajaran beliau. Apalagi ketika kita sudah banyak membaca sirah
kehidupan beliau yang dipenuhi kisah-kisah mulia tentang keberanian,
perjuangan, kesabaran, dan keteguhan beliau dalam memperjuangkan agama ini.
Sungguh sangat indah kisah hidup beliau. Masih membekas di benak kita akan
petunjuk Rasulullah. Sepak terjang dan sunnah Rasulullah bisa kita lihat dalam
diri para ulama salaf dan para pengikut mereka. Karena, merekalah para pengganti
dan pewaris Nabi Muhammad. Mudah-mudahan Allah memberikan kepada kita kekuatan
untuk mengikuti sunnah Nabi Muhammad dan menjadikan beliau sebagai teladan.
Berkata Imam Ahmad bin Hanbal, “Aku tidak menulis sebuah hadits, kecuali aku telah mengamalkannya terlebih dahulu. Sampai-sampai ketika sampai kepadaku sebuah hadits bahwa Rasulullah berbekam dan memberi Abu Thaibah satu dinar (sebagai upahnya), aku juga memberi satu dinar kepada tukang bekam sewaktu akan berbekam.” [1]
Abdurrahman
bin Mahdi berkata, “Aku mendengar Sufyan ats-Tsauri berkata, ‘Aku mengamalkan
setiap hadits Raslullah yang sampai kepadaku walau hanya sekali.’” [2]
Muslim
bin Yassar berkata, “Aku shalat sambil memakai sandal, padahal sebenarnya aku
lebih suka melepaskannya karena lebih mudah, tetapi aku melakukan hal itu
karena mengikuti sunnah.” (H.R. Bukhari)
Sebagai
penutup dari artikel ini, penulis cantumkan sabda kekasih tercinta, Nabi
Muhammad shalallahu ‘alaihi wassalam dalam sebuah hadits agung, “Seluruh umatku
akan masuk surga, kecuali yang tidak mau.” Sahabat bertanya, “Ya Rasulullah,
siapakah yang tidak mau masuk surga?” Beliau bersabda,
“Barangsiapa yang taat kepadaku dia akan
masuk surga, dan yang maksiat kepadaku (tidak mengikutiku), dialah orang yang
tidak mau (masuk surga).” (H.R.
Bukhari)
Ya
Allah, ya Rabb kami! Karuniakanlah kepada kami kecintaan kepada rasul-Mu dan
berikanlah kepada kami kesempatan untuk mengikuti jejak langkah rasul-Mu, yaitu
jalan orang-orang yang tidak sesat dan tidak menyesatkan.
Ya
Allah, shalawat kami kepada Nabi Muhammad sepanjang pergantian siang dan malam.
Ya Allah, ucapkanlah shalawat kami kepada beliau, sebagaimana orang-orang yang
Engkau kasihi mengucapkannya.
Referensi: www.lampuislam.blogspot.com
Page Facebook: www.facebook.com/riska.pratama.ardi