Selasa, 15 Maret 2016

MENCINTAI BAGINDA RASULULLAH DENGAN MEMENUHI HAK-HAK BELIAU



Kita seringkali membaca atau mendengar hadits-hadits yang berasal dari Rasulullah shalallahu ‘alaihi wassalam, baik ketika kita membacanya pada suatu artikel di internet, melalui buku-buku agama, melalui ceramah-ceramah agama di TV dan di radio, dan sebagainya. Hadits-hadits itu berisi tentang kabar-kabar yang harum dari para Sahabat tentang kisah hidup Nabi Muhammad shalallahu ‘alaihi wassalam, akhlaq beliau, suka dan duka yang beliau alami, dan juga nasihat-nasihat serta larangan dari beliau. Maka sudah sepantanyalah kita sebagai seorang Muslim mengetahui apa sebenarnya hak-hak beliau atas diri kita dan kita harus berusaha semaksimal mungkin untuk memenuhi hak-hak tersebut. Kewajiban kita kepada beliau adalah beriman dan mempercayai segala perhatian dan tindakan Rasulullah shalallahu ‘alaihi wassalam serta seluruh ajaran yang beliau bawa. Kita wajib menaati ajaran beliau dan menjauhi apa-apa yang menyebabkan kita menjadi ingkar dan tidak percaya kepada beliau.

Kita harus rela dengan hukum dan sunnah Rasulullah shalallahu ‘alaihi wassalam. Kita harus menempatkan beliau pada posisi sebagaimana yang dinyatakan oleh Allah serta tidak menganggap remeh ajaran beliau. Kita wajib menjadikan beliau sebagai teladan sepanjang masa. Kita juga wajib mencintai beliau, menghormati, serta membela kehormatan beliau apabila ada orang yang mencoba merendahkan, sebagaimana kita juga wajib mencintai dan membela keluarga serta sahabat-sahabat beliau.
Allah telah berfirman, “Sesungguhnya Allah dan para malaikat-Nya bershalawat untuk Rasulullah. Hai orang-orang yang beriman, bershalawatlah kamu untuk Rasulullah dan ucapkanlah salam penghormatan kepadanya.” (Qs. al-Ahzab: 56)

Nabi Muhammad shalallahu ‘alaihi wassalam pernah bersabda, “Hari yang paling baik di antara hari-harimu adalah hari Jumat. Pada hari itu Adam diciptakan dan ditiupkan ruh (kepadanya). Maka perbanyaklah bershalawat kepadaku pada hari Jumat. Sesungguhnya shalawat kaumku diperlihatkan dan disampaikan kepadaku.” Kemudian seseorang berkata, “Wahai Rasulullah, bagaimana shalawat bisa sampai kepada engkau, sedangkan jasadmu telah rusak?” Rasulullah menjawab, “Allah telah mengharamkan tanah untuk memakan jasad para nabi.” (H.R. Abu Daud)
Sebagai umatnya, tentunya kita tidak boleh kikir kepada hak beliau. Sabda beliau, “Orang yang kikir adalah orang yang apabila aku disebut di hadapannya, orang itu tidak mau bershalawat kepadaku.” (H.R. Tirmidzi)
Rasulullah juga bersabda,
Tidak berkumpul suatu kaum dalam satu majelis, dan tidak disebut di dalamnya nama Allah serta tidak bershalawat kepada nabinya, kecuali ditimpakan kepada mereka suatu kebohongan. Kalau Allah menghendaki, mereka akan disiksa, dan kalau Dia berkehendak, mereka akan diampuni.” (H.R. Tirmidzi)
Maka dari itu janganlah kita meninggalkan ajaran beliau dan sudah sepantasnya kita mematuhi ajaran-ajaran beliau. Apalagi ketika kita sudah banyak membaca sirah kehidupan beliau yang dipenuhi kisah-kisah mulia tentang keberanian, perjuangan, kesabaran, dan keteguhan beliau dalam memperjuangkan agama ini. Sungguh sangat indah kisah hidup beliau. Masih membekas di benak kita akan petunjuk Rasulullah. Sepak terjang dan sunnah Rasulullah bisa kita lihat dalam diri para ulama salaf dan para pengikut mereka. Karena, merekalah para pengganti dan pewaris Nabi Muhammad. Mudah-mudahan Allah memberikan kepada kita kekuatan untuk mengikuti sunnah Nabi Muhammad dan menjadikan beliau sebagai teladan.

Berkata Imam Ahmad bin Hanbal, “Aku tidak menulis sebuah hadits, kecuali aku telah mengamalkannya terlebih dahulu. Sampai-sampai ketika sampai kepadaku sebuah hadits bahwa Rasulullah berbekam dan memberi Abu Thaibah satu dinar (sebagai upahnya), aku juga memberi satu dinar kepada tukang bekam sewaktu akan berbekam.” [1]
Abdurrahman bin Mahdi berkata, “Aku mendengar Sufyan ats-Tsauri berkata, ‘Aku mengamalkan setiap hadits Raslullah yang sampai kepadaku walau hanya sekali.’” [2]
Muslim bin Yassar berkata, “Aku shalat sambil memakai sandal, padahal sebenarnya aku lebih suka melepaskannya karena lebih mudah, tetapi aku melakukan hal itu karena mengikuti sunnah.” (H.R. Bukhari)
Sebagai penutup dari artikel ini, penulis cantumkan sabda kekasih tercinta, Nabi Muhammad shalallahu ‘alaihi wassalam dalam sebuah hadits agung, “Seluruh umatku akan masuk surga, kecuali yang tidak mau.” Sahabat bertanya, “Ya Rasulullah, siapakah yang tidak mau masuk surga?” Beliau bersabda,
Barangsiapa yang taat kepadaku dia akan masuk surga, dan yang maksiat kepadaku (tidak mengikutiku), dialah orang yang tidak mau (masuk surga).” (H.R. Bukhari)
Ya Allah, ya Rabb kami! Karuniakanlah kepada kami kecintaan kepada rasul-Mu dan berikanlah kepada kami kesempatan untuk mengikuti jejak langkah rasul-Mu, yaitu jalan orang-orang yang tidak sesat dan tidak menyesatkan.
Ya Allah, shalawat kami kepada Nabi Muhammad sepanjang pergantian siang dan malam. Ya Allah, ucapkanlah shalawat kami kepada beliau, sebagaimana orang-orang yang Engkau kasihi mengucapkannya.
Ya Allah, kumpulkanlah kami di surga nanti bersama rasul-Mu dan sejukkanlah mata kami dengan melihat wajahnya yang agung serta berikanlah kami kesempatan untuk minum dari telaga beliau sehingga kami tidak akan haus selamanya. Mudah-mudahan Allah memberikan rahmat dan salam-Nya kepada beliau, keluarga beliau, dan sahabat-sahabat yang mulia tanpa terkecuali.

Referensi: www.lampuislam.blogspot.com 
Page Facebook: www.facebook.com/riska.pratama.ardi

Tidak ada komentar:

Posting Komentar