Mayoritas penganut agama samawi, yaitu Yahudi, Kristen, dan Muslim beriman pada hari kiamat serta surga dan neraka.
Tidak seperti penganut agama Buddha dan Hindu, yang percaya bahwa
orang-orang mati akan bereinkarnasi kepada kehidupan yang lebih baik
atau lebih buruk tergantung pada amalnya di kehidupan sebelumnya, umat
agama samawi percaya bahwa hanya ada dua kehidupan. Yang pertama,
kehidupan di dunia, dan yang kedua, kehidupan setelah kematian dimana
seseorang dibangkitkan dari kuburnya dan diadili Allah pada hari kiamat
berdasarkan amalannya.
Rahmat vs. Azab
Jadi, pada umumnya, manusia percaya tentang adanya rahmat Tuhan dan azab
Tuhan dalam berbagai agama, tapi pemahaman setiap orang berbeda-beda.
Dalam Islam, sama seperti Yudaisme dan Kekristenan, Tuhan bersifat Maha
Adil. Kasih sayang-Nya melebihi murka-Nya. Tapi mungkin ada yang
bertanya, “Kenapa Tuhan memberikan azab kepada manusia padahal dia
adalah Tuhan yang Penyayang?”
Jawabannya tergantung apakah kita beriman pada Allah atau tidak. Jika
kita beriman pada-Nya dan kita meyakini bahwa Dia Maha Adil, maka Dia
pasti menuntun kita ke jalan yang lurus. Itulah mengapa Allah menurunkan wahyu-Nya kepada para nabi, yang kemudian disampaikan kepada umat manusia.
Di dalam Al-Qur’an, kita bisa melihat bukti-bukti bahwa Allah itu Maha
Penyayang. Hal ini bisa kita lihat dalam berbagai ayat dimana Dia
memberikan petunjuk-Nya kepada manusia, sehingga manusia selalu berada
di jalan yang lurus.
Jadi, untuk orang beriman, rasa takut kepada Tuhan berfungsi untuk
memperkuat keimanannya. Orang yang beriman tahu bahwa dia harus
mempunyai rasa cinta, takut, dan harapan pada-Nya.
Cinta dan harapan adalah dua hal yang panjang untuk dibahas. Jadi,
karena yang dibahas kali ini adalah masalah neraka dan keadilan Sang
Pencipta, kita fokus pada sikap seorang Muslim dan rasa takut kepada
Allah, yang berguna untuk menyelamatkannya dari neraka.
Cinta dan Harapan Orang Beriman
Orang-orang beriman tahu bahwa ada rahmat dan azab, dan seseorang hanya
mendapatkan salah satu darinya (entah itu rahmat atau azab). Jadi, dia
berusaha untuk menjauhkan dirinya dari azab Tuhan dan mendekatkan
dirinya menuju rahmat dan kasih sayang-Nya, dengan demikian dia
mendapatkan kepuasan rohani yang lebih tinggi. Orang yang beriman
mematuhi batasan-batasan Allah, menjauhi larangan-Nya, dan mencoba untuk
mencari ridha Allah dengan sebaik mungkin. Dia tahu bahwa hal ini akan
menyelamatkannya dari azab Allah di akhirat.
{Orang-orang yang menafkahkan hartanya di malam dan di siang hari
secara tersembunyi dan terang-terangan, maka mereka mendapat pahala di
sisi Tuhannya. Tidak ada kekhawatiran terhadap mereka dan tidak (pula)
mereka bersedih hati.} (2: 274)Seperti
yang dijelaskan dalam Quran, orang-orang yang beriman dan dengan tulus
mengakui kebesaran Allah akan merasakan kekaguman batin terhadap
kebesaran dan keagungan Allah. Dengan demikian, kekuatan Allah yang Maha
Besar akan menciptakan rasa takut dalam diri orang beriman yang
didasari rasa kekaguman kepada-Nya. Sebagai hasil dari ketaatan dan
ketulusannya, Allah akan memberikan rahmat kepada mereka berupa
ketenangan batin di dunia ini, dan di akhirat berupa surga.
{Dan bagi orang yang takut akan saat menghadap Tuhannya ada dua syurga.} (55:46)
Tapi, mungkin muncul pertanyaan, bagaimana caranya mendapatkan ridho
Allah dan menjauhi murka-Nya? Jawabannya sangat jelas. Kita harus
mempunyai pengetahuan tentang Sang Pencipta dengan memahami firman-Nya
yang diabadikan dalam Quran.
{… Sesungguhnya yang takut kepada Allah di antara hamba-hamba-Nya, hanyalah orang-orang yang berilmu...} (35: 28)
Orang-orang yang seperti itu akan memahami bahwa keadilan Allah tidak
tertandingi. Karena itulah mereka mengimani semua yang difirmankan
Allah.
{[Orang beriman adalah] orang-orang yang mempercayai hari pembalasan,
dan orang-orang yang takut terhadap azab Tuhannya. Karena sesungguhnya
azab Tuhan mereka tidak dapat orang merasa aman (dari kedatangannya)} (70: 26-8)
Begitulah keadilan Allah dan orang-orang beriman tidak bergantung kepada
siapapun kecuali kepada Allah dengan rasa takut dan pengharapan.
{… mereka selalu berdo'a kepada Rabbnya dengan penuh rasa takut dan harap.} (32:16)
Mengenai masalah ini, Nabi Muhammad s.a.w bersabda:
"Ketika hati seorang mukmin dipenuhi dengan harapan dan takut, Allah
s.w.t akan memenuhi harapannya dan menyelamatkannya dari apa yang dia
takuti. " (Ibn Majah)
Keadilan Allah
Bagaimana nasib orang-orang yang tidak percaya pada hari kiamat,
bagaimana ketika mereka bertemu dengan Tuhan mereka dan menyaksikan
surga dan neraka?
{"Sesungguhnya orang-orang yang rugi ialah orang-orang yang
merugikan diri mereka sendiri dan keluarganya pada hari kiamat".
Ingatlah yang demikian itu adalah kerugian yang nyata. Bagi mereka
lapisan-lapisan dari api di atas mereka dan di bawah merekapun
lapisan-lapisan (dari api). Demikianlah Allah mempertakuti
hamba-hamba-Nya dengan azab itu. Maka bertakwalah kepada-Ku hai
hamba-hamba-Ku.} (39: 15-6)
Jadi, adilkah Allah apabila Dia membiarkan manusia begitu saja,
melakukan kemaksiatan dan apapun yang mereka mau tanpa adanya pahala
atau azab di dunia ini dan di akhirat? Allah memperingatkan:
{kemudian kecelakaanlah bagimu (hai orang kafir) dan kecelakaanlah
bagimu. Apakah manusia mengira, bahwa ia akan dibiarkan begitu saja
(tanpa pertanggung jawaban)?} (75:34-6)
Mungkin kisah dibawah ini bisa dijadikan contohnya. Ini kisah nyata tentang seorang gadis beragama Islam.
Ceritanya begini, di sebuah negara yang melaksanakan hukum Islam,
kadang-kadang pihak pemerintah menjalankan pemeriksaan atau razia
mendadak di tempat-tempat perbelanjaan dan terkadang di tempat umum yang
ramai lainnya, untuk memastikan para pegawainya menutup aurat.
Mereka yang ketahuan melanggar akan diberi teguran bagi kesalahan
pertama, dan didenda jika didapati masih tidak mau mematuhi peraturan
yang ditetapkan.
Lazimnya dalam setiap razia tersebut, seorang ustadz ditugaskan bersama
dengan para petugas yang merazia. Tugasnya adalah untuk menyampaikan
nasihat, karena hukuman dan denda semata-mata tidak mampu memberi kesan yang mendalam.
Dalam satu insiden, ketika operasi razia yang dilaksanakan sekitar tahun
2005, seorang gadis yang bekerja di salah satu toko di Pasaraya Billion
telah didapati melakukan kesalahan tidak menutup aurat. Maka dia pun
kena denda.
Setelah surat diberikan oleh pegawai, ustadz ini pun memberi gadis itu
nasihat, "Setelah ini saya harap saudari insaf dan dapat mematuhi
peraturan. Peraturan ini bukan semata-mata peraturan majelis
perbandaran, tapi menutup aurat ini termasuk perintah Allah. Ringkasnya,
kalau menaati segala perintah-Nya, pasti Dia akan membalas berupa
nikmat di surga. Kalau durhaka tak mau patuhi perintah-Nya, takutnya
nanti kamu tidak sempat bertaubat dan mendapat azab di neraka. Allah itu
Maha Penyayang, Dia sendiri tidak mau kita masuk ke dalam neraka..."
Gadis tersebut yang dari awal berdiam diri dan hanya mendengarkan,
tiba-tiba membentak, "KALAU TUHAN ITU MAHA PENYAYANG, KENAPA DIA
MENCIPTAKAN NERAKA? Kenapa tidak menyediakan surga saja buat
mahluk-mahluk-Nya? Seperti itukah Tuhan yang disebut Maha Penyayang?"
Mungkin dari tadi telinga gadis ini sudah 'panas', tak tahan dengar
nasihat sang ustadz. Sudah hatinya panas dinasihati, kena denda pula.
Ustadz itu sempat kaget, “Bahaya nih. Kalau dibiarkan bisa rusak aqidahnya.”
Setelah gadis itu marah, ustadz pun menjawab: "Adikku, kalau Tuhan tidak
menciptakan neraka, saya tidak mau jadi ustadz. Memangnya kamu pikir
gaji saya sekarang besar? Lebih baik saya jadi bandar judi, atau bandar
narkoba. Hidup di dunia bisa bersenang-senang, dan setelah mati pun
tidak akan risau sebab sudah dijamin masuk surga.
Mungkin kamu pun akan saya culik dan jual jadi wanita malam. Kalau kamu
melarikan diri, akan saya bunuh saja. Jika neraka tidak ada, saya tidak
akan takut berbuat begitu, karena saya tidak akan mendapatkan azab dari
Allah. Namun tidak begitu adikku, nanti mudah-mudahan kita berdua bisa bertemu di surga. Bukankah Tuhan itu Maha Penyayang?"
Gadis itu terkejut mendengar sang ustadz berkata seperti itu? Dia terheran-heran dan wajahnya kebingungan.
Ustadz itu pun menjelaskan, "Masalah seperti tadi akan berlaku kalau
Tuhan hanya menyediakan surga. Orang baik dan orang jahat, pembunuh dan
perampok, semuanya masuk surga. Maka untuk apa jadi orang baik? Jadi
orang jahat dan bisa sesukanya berbuat maksiat lebih menyenangkan bukan?
Manusia tak perlu lagi diuji sebab semua orang akan 'lulus' dengan
cuma-cuma. Pembunuh akan bertemu orang yang dibunuh dalam surga. Pencuri
akan bertemu lagi dengan pemilik harta yang dicurinya dalam surga,
setelah itu pencuri itu bisa mencuri lagi kalau dia mau. Tidak ada yang
akan menerima hukuman. Apakah Tuhan seperti ini yang kita mau? Apakah
kamu rasa Tuhan yang seperti itu bertindak adil?" tanya ustadz.
"Ya tidak adil kalau seperti itu. Orang jahat tidak bisa terlepas dari kesalahannya seperti itu saja." Gerutu si gadis.
Sang ustadz tersenyum dan bertanya lagi: "Bila Tuhan yang seperti itu
kamu katakan tidak adil, apakah Tuhan seperti itu dianggap baik?"
Ditanya seperti itu, gadis itu hanya bisa terdiam.
Ustadz pun mengakhiri kata-katanya: "Adik, saya memberi nasihat ini
karena kamu sebagai rasa peduli sesama Muslim. Allah itu Maha Penyayang,
tapi Dia juga Maha Adil. Itulah sebabnya neraka itu diperlukan. Neraka
digunakan untuk menghukum hamba-hamba-Nya yang durhaka, yang mendzalimi
diri sendiri dan juga orang lain.
Saya rasa kamu sudah paham sekarang. Kita sedang diuji di dunia ini,
siapakah diantara kita yang baik amalnya. Jasad kita bahkan
segala-galanya milik Allah, maka bukan HAK kita untuk berpakaian sesuka
hati kita. Ingatlah; semuanya dipinjamkan oleh-Nya, sebagai amanah dan
ujian. Semoga kita dapat bersabar dalam mentaati segala perintahNya,
untuk kebaikan diri kita juga."Allah Yang Maha Adil juga telah memberikan peringatan tegas di sepanjang
zaman melalui nabi-nabi-Nya kepada mereka yang kafir kepada-Nya. Dia
dengan jelas memberikan janji berupa surga bagi mereka yang beriman
kepada-Nya dan neraka bagi mereka yang kafir kepada-Nya selagi mereka
hidup di muka bumi. Mereka tidak percaya kepada tanda-tanda-Nya,
peringatan dan firman-Nya. Allah berfirman kepada orang-orang kafir:
{Orang-orang kafir dibawa ke neraka Jahannam berombong-rombongan.
Sehingga apabila mereka sampai ke neraka itu dibukakanlah pintu-pintunya
dan berkatalah kepada mereka penjaga-penjaganya: "Apakah belum pernah
datang kepadamu rasul-rasul di antaramu yang membacakan kepadamu
ayat-ayat Tuhanmu dan memperingatkan kepadamu akan pertemuan dengan hari
ini?" Mereka menjawab: "Benar (telah datang)". Tetapi telah pasti
berlaku ketetapan azab terhadap orang-orang yang kafir. Dikatakan
(kepada mereka): "Masukilah pintu-pintu neraka Jahannam itu, sedang kamu
kekal di dalamnya" Maka neraka Jahannam itulah seburuk-buruk tempat
bagi orang-orang yang menyombongkan diri.} (39: 71-2)
Apakah orang-orang kafir itu pernah memikirkan bahwa azab yang menanti
mereka amat pedih? Begitu pedihnya sehingga mereka lebih memilih
kematian daripada mernerima azab.
{Mereka (penduduk neraka) berseru: "Hai Malik biarlah Tuhanmu
membunuh kami saja". Dia menjawab: "Kamu akan tetap tinggal (di neraka
ini)"} (43:77)
Inilah alasan mengapa orang-orang beriman takut kepada azab neraka dan
berdo’a kepada Allah agar melindungi mereka dari siksaan semacam itu:
{[hamba-hamba Allah Yang Maha Penyayang adalah] orang-orang yang
berkata: "Ya Tuhan kami, jauhkan azab jahannam dari kami, sesungguhnya
azabnya itu adalah kebinasaan yang kekal"} (25: 65)
Rasulullah memberikan kabar baik kepada mereka yang beriman kepada
Allah, tapi pernah membuat Allah murka karena dosa-dosa yang mereka
lakukan. Rasulullah bersabda bahwa mereka pada akhirnya akan dimasukkan
ke dalam surga. Dia bersabda:neraka.” (Muslim, 91)
Abu Said berkata:
"Siapapun yang ragu-ragu (berkenaan dengan masalah ini) haruslah
membaca ayat berikut: {Sesungguhnya Allah tidak menganiaya seseorang
walaupun sebesar zarrah.} (4:40)
Namun, bagi mereka yang kafir terhadap peringatan Allah, yang mencela
keberadaan surga, neraka, dan hari kiamat, baik dari umat zaman sekarang
maupun dari umat terdahulu, Allah memberitahu tentang apa yang terjadi
kepada mereka:
{Dan apakah mereka tidak mengadakan perjalanan di muka bumi dan
memperhatikan bagaimana akibat (yang diderita) oleh orang-orang sebelum
mereka? orang-orang itu adalah lebih kuat dari mereka (sendiri) dan
telah mengolah bumi (tanah) serta memakmurkannya lebih banyak dari apa
yang telah mereka makmurkan....} (30: 9)
{… apakah ia tidak mengetahui, bahwasanya Allah sungguh telah
membinasakan umat-umat sebelumnya yang lebih kuat daripadanya, dan lebih
banyak mengumpulkan harta?} (28:78)
{Berapa banyak umat yang telah Kami binasakan sebelum mereka, sedang
mereka adalah lebih bagus alat rumah tangganya dan lebih sedap di
pandang mata!} (19:74)
Sebagai penutup, mereka yang mengatakan bahwa neraka seharusnya tidak
ada jika Tuhan itu Maha Adil, dan tidak peduli dengan peringatan dari
Tuhan mereka, sesungguhnya mereka akan mengetahui betapa adilnya Tuhan,
tapi tentu sudah terlambat bagi mereka untuk berubah ketika mereka sudah
menemui ajal dan dibangkitkan kembali oleh Tuhan mereka. Orang-orang
seperti itu dijelaskan Quran sebagai berikut:
{apakah kamu merasa aman (dari hukuman Tuhan) yang menjungkir
balikkan sebagian daratan bersama kamu atau Dia meniupkan (angin keras
yang membawa) batu-batu kecil? dan kamu tidak akan mendapat seorang
pelindungpun bagi kamu, atau apakah kamumerasa aman dari dikembalikan-Nya kamu ke laut sekali lagi, lalu Dia
meniupkan atas kamu angin taupan dan ditenggelamkan-Nya kamu disebabkan
kekafiranmu. Dan kamu tidak akan mendapat seorang penolongpun dalam hal
ini terhadap (siksaan) Kami. } (17: 68-9)
Lebih jauh Dia memperingatkan:
{Dan belanjakanlah sebagian dari apa yang telah Kami berikan kepadamu
sebelum datang kematian kepada salah seorang di antara kamu; lalu ia
berkata: "Ya Rabb-ku, mengapa Engkau tidak menangguhkan (kematian)ku
sampai waktu yang dekat, yang menyebabkan aku dapat bersedekah dan aku
termasuk orang-orang yang saleh?" Dan Allah sekali-kali tidak akan
menangguhkan (kematian) seseorang apabila telah datang waktu
kematiannya. Dan Allah Maha Mengenal apa yang kamu kerjakan.} (63: 10-11)
Mari kita berlomba-lomba untuk menjadi orang-orang saleh yang difirmankan Allah dalam ayat di atas. Siapakah orang-orang itu?
{Bertasbih kepada Allah di masjid-masjid yang telah diperintahkan
untuk dimuliakan dan disebut nama-Nya di dalamnya, pada waktu pagi dan
waktu petang, laki-laki yang tidak dilalaikan oleh perniagaan dan tidak
(pula) oleh jual beli dari mengingati Allah, dan (dari) mendirikan
sembahyang, dan (dari) membayarkan zakat. Mereka takut kepada suatu hari
yang (di hari itu) hati dan penglihatan menjadi goncang.} (24: 36-7)