Keberadaan para malaikat adalah sesuatu yang wajib kita imani sebagai seorang Muslim. Allah menciptakan para malaikat dengan tugasnya masing-masing. Di antara para malaikat itu ada yang ditugaskan untuk mengurus alam semesta, sebagai saksi atas suatu amal perbuatan, mendo’akan orang-orang beriman, menyampaikan amal kepada orang yang telah meninggal, dan sebagainya. Dalam artikel kali ini, kita akan membahas 8 tugas dari sekian banyak tugas yang dilakukan para malaikat. Berikut ini pembahasannya:
1.
Malaikat yang Mengelilingi Dunia
Dalam sebuah haditsnya, Nabi Muhammad shalallahu ‘alaihi wassalam menceritakan bahwasanya ada di antara tugas para malaikat Allah adalah mengelilingi dunia ini. Kebenaran serta penegasan tentang hal ini sebagaimana pernah disampaikan Rasulullah shalallahu ‘alaihi wassalam sebagai berikut: “Sesungguhnya Allah subhanahu wa ta’ala mempunyai beberapa malaikat yang ditugaskan berkeliling dunia menyampaikan salam dari umatku. Maka apabila seorang dari umatku membaca shalawat seratus kali untukku dalam sehari, maka Allah memperkenankan baginya seratus macam hajat. Tujuh puluh hajat di akhirat, sedangkan yang tiga puluh diberikan di dunia.”
2.
Malaikat yang Memasukkan Nyawa ke Dalam Kandungan
Keterangan yang memberikan
gambaran jelas tentang adanya malaikat dengan tugas memasukkan nyawa ke dalam
janin adalah riwayat yang berasal dari Abi Abdurrahman Abdillah ibn Mas’ud
radiyallahu anhu. Ia mengatakan bahwa Rasulullah shalallahu ‘alaihi wassalam
bersabda (dan beliau adalah yang selalu benar dan yang dituntun Allah):
“Sesungguhnya tiap orang di antara kamu dikumpulkan pembentukannya
(kejadiannya) di rahim ibunya dalam empat puluh hari berupa air mani yang
kental. Kemudian menjadi segumpal darah selama itu juga (empat puluh hari),
kemudian menjadi gumpalan seperti sekerat daging, selama itu juga (empat puluh
hari) kemudian diutuslah kepadanya malaikat. Maka sang malaikat meniupkan ruh
padanya dan diperintahkan (ditetapkan) dengan empat hal (kepadanya): ditentukan
rezekinya, ajalnya (umurnya), amalnya (pekerjaannya), celaka atau bahagia
(takdirnya). Maka demi Allah yang tiada tuhan selain daripada-Nya, sesungguhnya
seseorang di antara kamu ada yang mengerjakan pekerjaan ahli surga maka
mendahuluilah atasnya ketentuan (takdir) Allah, lalu dia mengerjakan pekerjaan ahli neraka, maka dia pun masuk neraka. Dan sesungguhnya salah seorang di antara kamu mengerjakan pekerjaan ahli neraka, sehingga tidak ada antara dia dan neraka kecuali sehasta saja, kemudian dia didahului ketentuan Tuhan atasnya, lalu mengerjakan pekerjaan ahli surga, maka ia pun masuk ke dalam surga.” (H.R Bukhari dan Muslim)
mendahuluilah atasnya ketentuan (takdir) Allah, lalu dia mengerjakan pekerjaan ahli neraka, maka dia pun masuk neraka. Dan sesungguhnya salah seorang di antara kamu mengerjakan pekerjaan ahli neraka, sehingga tidak ada antara dia dan neraka kecuali sehasta saja, kemudian dia didahului ketentuan Tuhan atasnya, lalu mengerjakan pekerjaan ahli surga, maka ia pun masuk ke dalam surga.” (H.R Bukhari dan Muslim)
3.
Malaikat yang Membentangkan Sayap di Majelis Ilmu
Seperti dikemukakan dalam
berbagai keterangan bahwa malaikat memiliki sayap. Dan karena rasa hormat
kepada para pencari ilmu, tidak segan-segan para malaikat itu membentangkan
sayap yang dimilikinya untuk sekedar diinjak para pencari ilmu tersebut saat
pergi belajar. Keterangan pendukung terhadap keberadaan informasi ini adalah
sebagaimana diterangkan dalam kitab Ihya’
bahwasanya Rasulullah shalallahu ‘alaihi wassalam bersabda: “Sesungguhnya malaikat membentangkan sayapnya
bagi penuntut ilmu, sebagai tanda kerelaan dengan apa yang mereka perbuat.”
Dari beberapa keterangan,
utamanya yang diperoleh dari berbagai hadits, bahwa Allah subhanahu wa ta’ala
telah mengutus para malaikat untuk bersaksi atas orang-orang yang menghadiri majelis-majelis
dzikir di seluruh dunia. Hal ini tercatat dalam sebuah hadits yang diriwayatkan
oleh Bukhari dan Muslim, dari Abu Hurairah radiyallahu anhu, bahwa Rasulullah
shalallahu ‘alaihi wassalam bersabda:
Adapun tentang ketinggian derajat
para pencari ilmu, Allah subhanahu wa ta’ala telah menerangkannya dalam
Al-Qur’an sebagai berikut:
“Allah mengakui bahwa sesungguhnya tidak ada tuhan selain daripada-Nya,
dan malaikat-malaikat mengakui, dan orang-orang berilmu, yang tegak dalam keadilan.”
(Qs. Ali Imran: 98)
Allah subhanahu wa ta’ala
juga berfirman dalam ayat lainnya:
“Allah mengangkat orang-orang yang beriman di antara kamu dan
orang-orang yang diberi ilmu dengan beberapa tingkat.” (Qs. Al-Mujadalah: 11)
4.
Malaikat yang Menghadiri Majelis Dzikir
“Sesungguhnya Allah telah menugaskan malaikat-malaikat yang berkeliling
di jalan-jalan mencari majelis-majelis dzikir. Ketika telah menemukannya,
mereka lalu saling memanggil temannya yang lain dan berkata ‘Inilah hajat yang
kalian cari.’ Maka majelis itu dikerumuni dengan sayap mereka hingga ke langit
dunia. Kemudian Allah bertanya kepada para malaikat, padahal Dia lebih
mengetahui dari mereka, ‘Apakah yang dibaca oleh hamba-hamba-Ku?’
Para
malaikat menjawab, ‘Mereka bertasbih, bertakbir, memuji, dan mengagungkan
Engkau.’ Allah kemudian bertanya kembali, ‘Apakah mereka telah melihat Aku?’
Para malaikat menjawab, ‘Demi Allah, mereka belum pernah melihat Engkau.’ Allah
bertanya kembali, ‘Bagaimana jika mereka bisa melihat Aku?’ Para malaikat
menjawab, ‘Tentu mereka akan lebih giat lagi beribadah, tambah giat memuja
Engkau dan memperbanyak tasbih kepada Engkau.’ Allah bertanya, ‘Apakah yang
mereka inginkan?’ Para malaikat menjawab, ‘Mereka menghendaki surga.’ Allah
kembali bertanya, ‘Apakah mereka tahu terhadap surga itu?’ Para malaikat
menjawab, ‘Demi Allah mereka belum pernah melihatnya.’ Allah balik bertanya,
‘Bagaimana seandainya mereka melihatnya?’ Para malaikat menjawab, ‘Tentu mereka
akan lebih semangat untuk menggapainya.’ Allah selanjutnya bertanya, ‘Dan dari
apakah mereka berlindung?’ Para malaikat menjawab, ‘Mereka memohon perlindungan
dari siksa neraka.’ Allah bertanya, ‘Apakah mereka telah melihat neraka?’ Para
malaikat menjawab, ‘Demi Allah, mereka tidak pernah melihatnya.’ Lalu Allah
bertanya, ‘Bagaimana jika mereka telah melihatnya?’ Para malaikat menjawab,
‘Tentu mereka akan berlari untuk semakin menjauhinya.’ Allah berfirman,
‘Saksikanlah oleh kalian bahwa Aku telah mengampuni dosa-dosa mereka.’
“Jika seorang hamba mukmin membaca Laa ilaaha illallaah Muhammadur
rasuulullaah, keluarlah dari mulutnya seorang malaikat dalam bentuk burung
hijau bersayap dua, berwarna putih, yang ditaburi dengan mutiara dan yaqut.
Sayap yang satu jika dibentangkan berada di masyriq (timur), sedangkan yang
lainnya berada di maghrib (barat). Burung itu naik ke langit hingga sampai ke ‘Arasy
disertai suara dengungan seperti dengungan lebah. Lalu malaikat pendukung
‘Arasy berkata, ‘Demi keperkasaan dan keagungan Allah, diamlah!’ Burung itu
menjawab, ‘Aku tidak akan berhenti sebelum Allah mengampuni hamba yang membaca
kalimat tadi.’
“Hai Ali, bersedekahlah kamu untuk orang yang telah meninggal, karena
Allah menyuruh para malaikat untuk membawa pahala sedekahnya orang hidup kepada
orang-orang yang telah meninggal. Maka mereka bersuka ria melebihi suka rianya
ketika di dunia. Dan mereka berdo’a, ‘Ya Allah, ampunilah dosa orang yang
menerangi kubur kami. Dan gembirakanlah ia dengan surga, sebagaimana ia
menggembirakan kami dengan surga pula.’ (Dalam kitab Washiyatul Mushthafa)
Kemudian Rasulullah shalallahu ‘alaihi
wassalam bersabda, ‘Wahai Jibril, dengan apa Mu’awiyah mencapai kedudukan /
derajat ini?’ Jibril menjawab, ‘Sebab ketekunan Mu’awiyah membaca surat
al-Ikhlash di kala ia sedang berdiri, rukuk, dan berjalan.”
Mendengar atau membaca pembahasan tentang malaikat seringkali membuat hati kita berdecak kagum. Hal ini dikarenakan para malaikat adalah salah satu makhluk Allah yang mulia karena mereka tidak pernah berbuat dosa dan selalu menaati perintah Allah.
Kemudian
seorang malaikat lain ada yang menyampaikan, ‘Ya Allah, di majelis itu ada
orang yang bukan dari golongan mereka. Hanya saja kehadirannya disana
bertepatan karena ada keperluan, maka datanglah dia ke majelis itu.’ Allah
menjawab, ‘Mereka juga termasuk ahli majelis yang tidak akan kecewa, orang yang
duduk bersama mereka.’” (Muttafaq
‘Alaihi)
Abu Hurairah dan Abu Sa’id berkata
bahwasanya Rasulullah shalallahu ‘alaihi wassalam pernah bersabda sebagai
berikut:
“Tiada suatu kaum yang berkumpul duduk dalam majelis dzikir kepada
Allah, melainkan mereka pasti dikelilingi malaikat dan diliputi rahmat Allah,
dan diturunkan atas mereka ketenangan, dan diingat oleh Allah di hadapan para
malaikat-Nya.” (H.R Muslim)
5.
Malaikat yang Keluar dari Mulut Orang yang Berdzikir
Orang yang senantiasa
melakukan kegiatan atau amal baik akan senantiasa mendapatkan perhatian dari
Allah. Demikian pula mereka yang senantiasa melakukan dzikir lantaran ingat
terhadap kebesaran Allah. Malaikat sebagai makhluk Allah yang tidak pernah
melakukan maksiat, juga senang kepada orang-orang yang selalu ingat kepada
Allah. Karena itu sebagai rasa suka dan simpati akan perbuatan hamba-hamba
Allah yang senantiasa berdzikir kepada-Nya, mereka juga akan turut berdzikir
saat manusia berdzikir. Bahkan para malaikat itu keluar dari mulut orang-orang
yang berdzikir sebagai jelmaan dzikir mereka. Sedangkan dalil atau bukti
penguat terhadap pernyataan ini antara lain sebagai berikut:
Lalu
Allah memberinya tujuh puluh ribu lidah yang beristighfar bagi hamba itu sampai
hari kiamat, dimana kelak pada hari kiamat malaikat itu akan menuntunnya
melewati sirath dan memasukkannya ke surga.”
6.
Malaikat yang Bertugas Menyampaikan Amal Kepada Orang yang Meninggal
Seperti yang kita ketahui
bahwasanya ketika manusia meninggal, maka tidak akan ada yang dapat
membantunya, selain tiga hal. Ketiga hal ini adalah ilmu yang bermanfaat,
sedekah jariah, dan do’a anaknya yang shaleh. Dengan demikian kendati seorang
manusia telah meninggal, maka akan ada hubungan antara sang mayat dengan mereka
yang masih hidup.
Ada malaikat yang
ditugaskan khusus untuk menyampaikan amal kepada para mayat. Keterangan yang
menyatakan tentang adanya malaikat yang menyampaikan amal orang hidup kepada
orang yang telah meninggal disabdakan oleh Rasulullah shalallahu ‘alaihi
wassalam sebagai berikut:
7.
Malaikat yang Menjadi Saksi di Hari Raya (Idul Fitri)
Disebutkan dalam sebuah
hadits, pada hari raya Idul Fitri atau hari raya Fitrah, Allah subhanahu wa
ta’ala telah berfirman kepada para malaikat sebagaimana diterangkan dalam
sebuah hadits bahwa Rasulullah shalallahu ‘alaihi wassalam pernah bersabda:
“Apabila orang-orang telah berpuasa di bulan Ramadhan kemudian keluar
merayakan Idul Fitri, maka Allah berfirman kepada para malaikat-Nya, ‘Hai
malaikat-Ku, tiap pekerja menuntut upah, demikian juga hamba-hamba-Ku yang
telah berpuasa sebulan penuh dan berhari raya, tentu menuntut upahnya.
Saksikanlah bahwa Aku telah mengampuni mereka.’ Lalu terdengar suara panggilan,
‘Hai umat Muhammad, pulanglah kalian ke rumah masing-masing, Aku telah ganti
dosa-dosa kalian dengan pahala.’
Lalu
Allah berfirman, ‘Hai hamba-hamba-Ku, kalian telah berpuasa dan berbuka
untuk-Ku, maka berdirilah kalian dalam keadaan dosa-dosa yang terampuni.’”
(Zubdatul Wa’izhin)
8.
Malaikat Turut Hadir di Pemakaman Wali Allah
Wali
Allah atau juga disebut dengan kekasih-Nya mendapatkan kedudukan yang tinggi di
hadapan Allah. Merekalah yang selama hidup di dunia tidak pernah memikirkan
jabatan, status, atau glamor kehidupan dunia lainnya. Hidup mereka lurus, tidak
berkelok-kelok. Bagi mereka dunia adalah sekedar pelabuhan kecil untuk
melanjutkan perjalanan hidup yang lebih panjang lagi. Karenanya, hidup
sementara selama di dunia akan mereka manfaatkan semaksimal mungkin untuk
aktivitas ibadah.
Karena
keberadaan mereka seperti itu, maka Allah begitu memperhatikan kehadiran mereka
di dunia. Bahkan murka Allah ketika melihat kemaksiatan yang dilakukan manusia,
acap kali reda karena memperhatikan keberadaan para ulama ini.
Karena
itu ketika para wali meninggal dunia, maka Allah juga mengutus para malaikat-Nya
untuk menghadiri serta menyalati mereka. Dan keterangan yang mengatakan tentang
hal ini adalah sebagaimana yang diriwayatkan oleh Al-Baihaqi dari Abi Umamah al
Bahili sebagai berikut:
“Malaikat Jibril alaihissalam pernah datang
kepada Rasulullah shalallahu ‘alaihi wassalam. Ketika itu Rasulullah shalallahu
‘alaihi wassalam sedang berada di Tabuk. Jibril datang bersama tujuh puluh ribu
malaikat. Lalu Jibril alaihissalam berkata, ‘Ya Rasulullah, lihat dan
saksikanlah jenazah Mu’awiyah (bukan Mu’awiyah bin Abu Sufyan).’ Lalu
Rasulullah shalallahu ‘alaihi wassalam melihat ke arah Madinah setelah sayap
Jibril alaihissalam diletakkan di tanah. Lalu beliau bersama malaikat Jibril
dan para malaikat lainnya mengerjakan shalat berjama’ah untuk Mu’awiyah.
Mendengar atau membaca pembahasan tentang malaikat seringkali membuat hati kita berdecak kagum. Hal ini dikarenakan para malaikat adalah salah satu makhluk Allah yang mulia karena mereka tidak pernah berbuat dosa dan selalu menaati perintah Allah.
Referensi: -Saifulloh dan Abu Shofia (2003). Menyingkap Tabir Alam Malaikat. Surabaya: Karya Agung
Facebook Page: www.facebook.com/riska.pratama.ardi
Tidak ada komentar:
Posting Komentar