Masalah
pornografi
di zaman sekarang sudah terlampau parah. Orang-orang dapat dengan
mudahnya mengakses pornografi dari ponsel atau dari internet. Demi
Allah,
merupakan kewajiban kita untuk menjauhkan diri dari perbuatan maksiat.
Kita
harus mengisi hari-hari kita dengan hal yang bermanfaat. Saya ingin
menceritakan sebuah kisah nyata yang membuat saya sedih ketika
mendengarnya. Kisah ini saya dengar dari ceramah di YouTube yang
diceritakan oleh Mufti Ismail Menk.
Ada
anak laki-laki di salah satu negara di jazirah Arab. Anak itu mempunyai kebiasaan
buruk. Dia kecanduan pornografi. Pada suatu hari, dengan membayar menggunakan kartu
kreditnya, dia berlangganan email mingguan berisi video dan foto-foto gadis-gadis telanjang
dari salah satu situs porno. Sebagian temannya meminta kepadanya “Kami tidak
ingin membayar untuk mendapatkan foto-foto dan video itu, jadi ketika emailnya sampai
kepadamu, tolong kirimkan juga pada kami.” Kebetulan dia mempunyai grup berisi
begitu banyak teman di ponselnya. Jadi dia
terbiasa mengirim email berisi gambar porno tersebut kepada teman-temannya setiap
minggu.
Karena
harus mengirim emailnya setiap minggu, lama-kelamaan dia pun lelah
melakukannya. Jadi dia memutuskan menggunakan auto-forward pada emailnya. Auto-forward
berarti emailnya akan terkirim secara otomatis secara tiap minggunya.
Bulan
demi bulan pun berlalu. Pada suatu hari, dia bepergian bersama teman-temannya
dalam suatu perjalanan wisata. Dan dalam perjalanan itu mobilnya mengalami
kecelakaan. Dia pun meninggal dunia dalam kecelakaan itu, sementara beberapa
temannya yang ikut menumpang berhasil selamat dari kecelakaan.
Seketika
kabar duka pun tersebar, dan teman-temannya yang lain begitu terpukul mendengar
kabar kematian teman mereka. Beberapa hari kemudian ketika teman-temannya
berkumpul di rumahnya, mereka terus menangis seiring mereka bercerita kepada seorang
syekh yang hadir. Mereka berkata “Syekh, setiap minggu kami mendapatkan email auto-forward
berisi video dan gambar-gambar pornografi dari teman kami ini, sedangkan sekarang dia sudah ada
di kuburnya (sudah meninggal).”
Allahuakbar!
Ambillah pelajaran dari kisah ini! Apakah kita ingin hal ini terjadi pada kita?
Pemuda itu sudah meninggal, tapi karena dia melakukan auto-forward, maka email
porno itu secara otomatis terus berdatangan kepada teman-temannya. Mereka
sampai harus menelusuri kembali ke servernya. Dan butuh waktu sangat lama
sampai akhirnya email tersebut diputus, karena mereka harus menunggu sampai
langganan emailnya kadaluarsa.
Mereka
semua menangis ketika menceritakan kisah ini kepada syekh tadi. Mereka semua
mendapat pelajaran yang berharga. Mudah-mudahan Allah mengampuni si pemuda
karena teman-temannya berhenti menonton pornografi
setelah mendapat hikmah dari peristiwa ini. Semoga Allah s.w.t dapat
mengampuninya.
Semoga
kita bisa mengambil hikmah dari kisah ini. Jika kita meninggal sementara kita terbiasa
melakukan hal yang buruk, hal itu akan menjadi sangat memalukan bagi kita. Maka
jadilah orang yang taat kepada Allah dalam menjalani hidup.
Referensi: www.lampuislam.org
Facebook Page: www.facebook.com/riska.pratama.ardi
Tidak ada komentar:
Posting Komentar