Selasa, 26 Mei 2015

ISIS (Iraq dan SYAM) MENGAPA BUKAN INDONESIA ATAU SINGAPORE? BAG (2)

Mengapa Amerika begitu berkeinginan menghancurkan negeri-negeri di Timur Tengah? Mengapa yang disebut-sebut Nabi adalah Syam, bukan Indonesia?
ISIS, Iraq dan Syam: Mengapa bukan Indonesia atau Singapura? [2]
Selain Makkah, Madinah, Al-Quds (Palestina), salah negeri lain yang mendapat kestimewaan dan sering disebut dalam Al-Quran dan hadits-hadits Nabi adalam Syam (sekarang Suriah)

oleh: Lutfi
Kenapa bukan Indonesia
Dalam kisah ahir zaman nanti, Imam Mahdi akan memimpin perang demi perang membebaskan negeri demi negeri dari kekuasaan para diktator. Di sinilah kisahnya yang diakui akhir dari kemenangan dunia Islam setalah berbagai penderitaan dan kezaliman terjadi.
Mengawali suatu proyek besar membebaskan dunia  untuk kembali kepada Allah semata,  Allah menurunkan Imam al Mahdi. Seorang lelaki masih keluarga Nabi, namanya serupa nama Nabi dan nama ayahnya juga serupa nama ayah Nabi. “Ia akan penuhi bumi dengan kejujuran dan keadilan sebagaimana sebelumnya dipenuhi dengan kezaliman dan penganiayaan.” (HR abu Dawud 9435)
Bahkan umat Islam (sekali lagi yang paham membaca tanda kekuasaan Allah) diwajibkan berbaiat pada Imam Mahdi, sekalipun harus merangkak padanya.
Tahap-tahap terkait turunnya Imam Mahdi mudah dibaca di banyak diwayat hadis. Di antaranya sebagai berikut;
“Kalian perangi jazirah Arab dan Allah beri kalian kemenangan. Kemudian Persia, dan Allah beri kalian kemenangan. Kemudian kalian perangi Rum (Romawi, pusat Kristen), dan Allah beri kalian kemenangan. Kemudian kalian perangi Dajjal, dan Allah beri kalian kemenangan.” (HR Muslim 5161)
“Ketika kalian melihatnya (kehadiran Imam Mahdi), maka berbai’at-lah dengannya walaupun harus merangkak-rangkak di atas salju karena sesungguhnya dia adalah Khalifatullah Al-Mahdi.” (HR Abu Dawud 4074)
Semua perawi hadis menyepakati, kemunculan Dajjal disertai turunnya Isa ‘alaihissalam.  Di mana Nabi Isa turun di sebuah menara putih di Damaskus:
“Ketika Allah telah mengutus al-Masih Ibnu Maryam, maka turunlah ia di menara putih di sebelah timur Damsyiq (Damaskus, Suriah, red) dengan mengenakan dua buah pakaian yang dicelup dengan waras dan za’faran, dan kedua telapak tangannya diletakkannya di sayap dua Malaikat; bila ia menundukkan kepala maka menurunlah rambutnya, dan jika diangkatnya kelihatan landai seperti mutiara. Maka tidak ada orang kafirpun yang mencium nafasnya kecuali pasti meninggal dunia, padahal nafasnya itu sejauh mata memandang. Lalu ‘Isa mencari Dajjal hingga menjumpainya di pintu Lud, lantas dibunuhnya Dajjal hingga menjumpainya di pintu Lud, lantas dibunuhnya Dajjal. Kemudian ‘Isa datang kepada suatu kaum yang telah dilindungi Allah dari Dajjal, lalu ‘Isa mengusap wajah mereka dan memberi tahu mereka tentang derajat mereka di surga.” [HR. Shahih Muslim, Kita Al-Fitan wa Asyrathis Sa’ah, Bab Dzikr Ad-Dajjal 18:67-68]
Jelas sekali dalam hadits itu disebut Damsyik (Damaskus), bukan Indonesia atau Singapura.
Karena itu tak perlu iri hati atau dengki. Karena itu sudah ketetapan Allah Subhanahu Wata’ala. Tak perlu dengki karena Indonesia tidak disebut. Sebab hanya Syam yang berkali-kali dikutip Nabi dan Allah Subhanahu Wata’ala dan di sanalah akhir kisah kezaliman Islam berakhir.
Tidak perlu pula merasa dengki, sampai harus mengatakan, “Indonesia negeri damai, bukan Timur Tengah”, hanya untuk mengolok-olok Timur Tengah karena kita terbawa propaganda ‘dajjal-dajjal’ dunia, yang mengecoh umat Islam seolah-olah paham radikalisme disebabkan kaum Muslim. Memang Indonesia bukan Timur Tengah, karena itulah dalam Al-Quran dan Hadits negeri kita jarang disebut-sebut, karena mungkin tidak terlalu istimewa.
Ada ratusan kelompok milisi di Syam
Ada ratusan kelompok milisi di Syam
Bagi yang paham tanda-tanda zaman dan paham hadits-hadits Nabi, pasti memahami mengapa ratusan kelompok-kelompok Islam (tak hanya ISIS) ingin berada di sana, di Syam. Bagi yang tidak bisa memahami Al-Quran dan hadist, mereka hanya akan sinis seolah Timur Tengah hanya produk kekerasan.
Maka dari itu, bagi orang yang beriman (yang meyakini Al-Quran dan hadits), membaca peta Timur Tengah saat ini harusnya jauh lebih mudah.
Mengapa Amerika begitu berkeinginan menghancurkan negeri-negeri di Timur Tengah? Wabil khusus; Iraq, Suriah,  Mesir atau Palestina? Tentu urusannya bukan karena sekedar negera-negara yang disebut ini kaya minyaknya.
Yang jauh lebih penting adalah karena inti fenomena di balik ‘keberkahan’ Syam tadi. Karena di sinilah nantinya Imam Mahdi turun.
Ingat, dalam hadis tadi, kehadiran Imam Mahdi juga merebut wilayah Rum (Romawi, pusat peradaban Kristen dunia) yang diback-up Amerika dan Barat. Juga Persia yang didukung Iran dengan Syiahnya.
Jadi bukan persoalan minyak semata. Amerika dan Barat tahu betul isi ayat-ayat Al-Quran kita dan hadist Rasulullah ini. Maka guna meminimalisasi perlawanan untuk mereka, diciptakanlah konflik di Timur Tengah agar jangan sampai mereka mengulang kesalahan Romawi.
Sebuah kejayaan bangsa akan sulit bertahan melebihi  1000 tahun. Dan Amerika berusaha untuk lebih lama bertahan.
Bila Barat dan Amerika saja begitu cermat membaca arah gerakan dunia, maka mengapa kita tidak cermat membaca dan meyakini tanda-tanda zaman sebagaimana banyak dikutip Al-Quran?
Mari kembali pada ajaran Islam yang mulia dan kembali pada Al-Quran dan Sunnah, agar kita tidak sering terkejut dengan fenomena ISIS atau model kampanye dan propaganda lain. Lallahu a’lam.*
Penulis adalah peminat kajian Akhir Zaman dan Syam

Tidak ada komentar:

Posting Komentar