Rabu, 27 Mei 2015

Kisah Pemuda yang Meminta Izin Berzina Pada Rasulullah


Pada suatu hari ada seorang pemuda yang gagah mendatangi Nabi Muhammad S.A.W. Dia berkata “Wahai Rasulullah, izinkan aku untuk berbuat zina. Para Sahabat r.a yang hadir disana pun marah mendengar ucapannya. Betapa lancangnya si pemuda meminta kepada nabi Muhammad agar mengizinkannya berzina.
Namun lihatlah nasihat yang diberikan oleh Nabi Muhammad s.a.w. Beliau adalah guru terbaik sepanjang masa. Dia mendekatkan pemuda itu ke sisinya dan mempersilahkannya duduk. Kemudian Nabi Muhammad mendekatinya dan berkata “Apakah kau mau ibumu berzina?” Pemuda itu berkata: “Tidak ya Rasulullah. Aku tidak ingin ibuku berbuat zina. Aku akan menyerahkan diriku padamu wahai Rasulullah.”

“Demikian pula halnya setiap manusia pasti tidak menyukai hal itu terjadi pada ibu-ibu mereka”, jelas Rasulullah shallallahu `alaihi wa sallam kepada pemuda itu.
Dia bersabda: “Bagaimana kalau adikmu?” Pemuda itu berkata: “Tidak ya Rasulullah.” Rasulullah s.a.w bersabda “Demikian pula manusia tidak menyukai hal itu terjadi pada saudara-saudara perempuan mereka.”
Nabi Muhammad S.A.W. bersabda “Kalau putrimu?” Pemuda itu bahkan belum menikah. Disini Nabi Muhammad S.A.W. memberikannya sebuah pengandaian, apakah dia mau jika suatu hari nanti setelah menikah dan mempunyai anak perempuan, anaknya berzina. Pemuda itu berkata: “Tidak ya Rasulullah.” Lalu beliau bersabda, “Tidak pula manusia menyukai hal itu terjadi pada anak-anak perempuan mereka.”
Dia bersabda: “Kalau bibimu dari sisi ayahmu?” Pemuda itu berkata: “Tidak ya Rasulullah.”
“Bagaimana dengan bibimu dari sisi ibumu?” Dia berkata: “Tidak juga!” Kemudian Rasulullah shallallahu `alaihi wa sallam bersabda, “Tidak pula manusia menyukai hal itu terjadi pada bibi mereka.”
Maka Rasulullah meletakkan tangannya kepada pemuda itu seraya mengucapkan: “Ya Allah, ampunilah dosanya, bersihkanlah hatinya dan peliharalah kemaluannya.” Lihatlah bagaimana Nabi Muhammad s.a.w memberi pelajaran dengan lemah lembut namun mengandung kebijaksanaan yang besar.
(Kisah ini dinukil dari HR. Ahmad dan Thabrani, disahihkan oleh Al-Albani dalam Silsilah no. 370).

Tidak ada komentar:

Posting Komentar