Selasa, 26 Mei 2015

ISIS (Iraq dan SYAM) MENGAPA BUKAN INDONESIA ATAU SINGAPORE? BAG (1)

 

 

Sejak saat itu mulailah terjadi gelombang demi gelombang kaum Muslimin dari segenap penjuru dunia untuk berbai’at dan bergabung dengan pasukan Imam Mahd
ISIS, Iraq dan Syam: Mengapa bukan Indonesia atau Singapura? [1]
Selain Makkah, Madinah, Al-Quds (Palestina), salah negeri lain yang mendapat kestimewaan dan sering disebut dalam Al-Quran dan hadits-hadits Nabi adalam Syam (sekarang Suriah)
oleh: Lutfi
TULISAN soal fenomena Daulah Islamiyah Iraq wa Syam (DAIS) atau ISIS/ISIL saya tulis semua untuk menjawab pertanyaan anak saya.  “Katanya mereka mau bikin negara Iraq dan Syam, kok berjuangnya di sini pa?”
Semua saya tidak bisa menjawab pertanyaan yang seolah sepele. Saya terpaksa bertanya kanan-kiri dan terpaksa membuka-buka literatur.
Mengapa ISIS yang memakai atribut Iraq dan Syam, tetapi mengapa seolah-olah Indonesia kena imbasnya? Atau dengan kata lain, mengapa aparat dan pejabat negeri ini seolah jadi repot?
Ya, pada akhirnya semua jadi repot. Karena kita menjadi tidak nyaman, karena tiba-tiba kalimat tauhid  “La Illahaillalah” menjadi barang terlarang.
Saya termasuk dalam selemah-lemahnya iman, karena tidak mampu menentang kampanye global ini. Bahkan di Indonesia pun, tidak ada lembaga agama yang mencoba melakukan klarifikasi dan memberikan tuntunan soal ini secara adil.
Dari beberapa diskusi dan bacaan yang saya temukan,  saya peroleh; Mengapa ISIS memakai Iraq dan Syam sebagai difinisi atribut mereka? Bahkan sekarang berbagai media tak lagi menyebut ISIS namun hanya IS alias Islamic State? Dari sini makin kelihatan dan makin memang menimbulkan banyak pertanyaan.
Mengapa Iraq dan Syam?
Syam merupakan istilah untuk beberapa negara yang terbentang dari; Palestina, Yodania, Libanon dan Suriah.
Selain Makkah, Madinah, Al-Quds (Palestina), salah negeri lain yang mendapat kestimewaan dan sering disebut dalam Al-Quran dan hadits-hadits Nabi adalam Syam (sekarang Suriah).
Secara khusus, Allah mengutip beberapa kali tentang Syam dan keberkahannya;
وَلِسُلَيمٰنَ الرّيحَ عاصِفَةً تَجرى بِأَمرِهِ إِلَى الأَرضِ الَّتى بٰرَكنا فيها ۚ وَكُنّا بِكُلِّ شَيءٍ عٰلِمينَ
“Dan (telah Kami tundukkan) untuk Sulaiman angin yang sangat kencang tiupannya yang berhembus dengan perintahnya ke negeri (Syam) yang Kami telah memberkatinya. Dan adalah Kami Maha Mengetahui segala sesuatu”. [QS: al-Anbiyaa’/21:81].
وَجَعَلنا بَينَهُم وَبَينَ القُرَى الَّتى بٰرَكنا فيها قُرًى ظٰهِرَةً وَقَدَّرنا فيهَا السَّيرَ ۖ سيروا فيها لَيالِىَ وَأَيّامًا ءامِنينَ
“Dan kami jadikan antara mereka dan antara negeri-negeri (Syam) yang Kami limpahkan berkat kepadanya, beberapa negeri yang berdekatan dan Kami tetapkan antara negeri-negeri itu (jarak-jarak) perjalanan. Berjalanlah kamu di kota-kota itu pada malam dan siang hari dengan aman”. [QS: Sabaa’/34:18].
Negeri yang disebut Syam ini memang istimewa sejak awal. Rasulullah membaca ayat, “Dan kami tempatkan mereka di dataran tinggi yang mendatar dan yang menyimpan air” (QS. Al-Mu’minun: 50). Beliau bertanya, “Apakah kalian mengetahui dimana tempat itu?” Para sahabat menjawab, “Allah dan Rasul-Nya yang lebih mengetahui.” Beliau melanjutkan, “Tempat itu di negeri Syam, bumi yang dinamakan Ghuthah, di sebuah kota yang disebut Damaskus. Ia adalah kota yang terbaik di negeri Syam.” (HR. Tamam Rozi no. 915)
Juga salah seorang sahabat Rasulullah berkata bahwa Rasulullah bersabda, “Syam akan terbuka untuk kamu. Jika kamu diberi pilihan tempat tinggal, maka pilihlah tempat tinggal di kota yang bernama Damaskus. Ia adalah benteng Muslimin dari pertempuran dan kekuatan mereka bersumber dari sana di tempat yang bernama Ghuthah.” (HR. Ahmad no. 17470)
Imam Hasan Basri dan Qotadah Sadusi menafsirkan kata bumi dalam surah Al-A’raf ayat 137 dengan bagian timur dan bagian barat bumi adalah Syam.
Sebagian ulama menafsirkan keberkahan yang terdapat di negeri ini disebabkan para rasul dan para nabi. Sebagian lain menyatakan bahwa keberkahan negeri ini dengan keberkahan buah-buahan dan sumber-sumber air yang ada.
Bayangkan betapa dahsyatnya doa Rasulullah untuk negeri Syam. Ibnu Umar berkata, Rasulullah bersabda, “Ya Allah, berkahilah kami dalam negeri Syam dan negeri Yaman.” Sebagian sahabat berkata, “Dan negeri Najd (dalam riwayat lain: Iraq)?” Beliau berkata, “Ya Allah, berkahilah kami dalam negeri Syam dan negeri Yaman.” Sebagian sahabat berkata, “Dan negeri Najd?” Beliau menjawab, “Di sana terdapat gempa, fitnah dan keluarnya tanduk syaitan.” (HR. Bukhari no. 990)
Dalam kisah akhir dunia, dalam banyak riwayat disebutkan Islam harus melewati lima fase periode waktu. Dan pada periode kelima, saat Islam akan jaya, setelah luluh lantak, kedatangannya (periode itu) ditandai dengan munculnya tiga peristiwa yaitu; wafatnya seorang pemimpin sehingga menimbulkan kekacauan berkepanjangan setelah wafatnya pemimpin itu, terjadinya pembaiatan paksa seorang lelaki di depan Ka’bah dan  dibenamkannya ke dalam bumi suatu pasukan yang berangkat dari arah utara utuk menangkap Imam Mahdi dan orang-orang yang berbai’at dengannya itu.
Sebagaimana disebutkan oleh Nabi dalam hadits sebagai berikut: ”Akan terjadi perselisihan (kekacauan) setelah wafatnya seorang pemimpin, maka keluarlah seorang lelaki dari ahli Madinah mencari perlindungan  menuju ke Makkah, lalu lelaki itu didatangi oleh sekumpulan manusia dari ahli Makkah, maka mereka membai’at paksa lelaki itu di antara Rukun  dan Maqom (Ibrahim) padahal ia tidak suka dengan hal itu, kemudian suatu pasukan diutus dari ahli Syam (untuk menangkap orang-orang yang berbai’at itu), maka mereka dibenamkan ke dalam bumi di suatu tempat bernama Al-Baida antara Mekkah dan Madinah.” (HR Abu Dawud)
Maka setelah terbenamnya pasukan itu tinggalah satu atau dua orang dibiarkan hidup oleh Allah untuk menceritakan apa yang dialami oleh pasukan tersebut sehingga tersiarlah ke seluruh dunia berita menggemparkan itu.
Dan setiap mukmin yang faham hadits ini pasti langsung faham bahwa Imam Mahdi telah diutus.  Maka sejak saat itu mulailah terjadi gelombang demi gelombang kaum Muslimin dari segenap penjuru dunia untuk berbai’at dan bergabung dengan pasukan Imam Mahdi.
Mulailah pasukan Al-Mahdi menjalankan proyek pengalihan kondisi dunia di mana ummat Islam hidup di babak keempat di bawah kepemimpinan Mulkan Jabbriyyan (penguasa-penguasa yang memaksakan kehendak sambil mengabaikan kehendak Allah dan RasulNya) menuju babak kelima yaitu tegaknya Khilafah ’ala minhaj An-Nubuwwah (kekhalifahan mengikuti metode Kenabian).
Mulailah proyek peralihan keadaan zaman dari kondisi penuh kezaliman menuju kondisi penuh keadilan.  Sebagaimana Nabi shollallahu ’alaih wa sallam sinyalir sebagai berikut:
“Sedangkan Al-Mahdi ia akan penuhi bumi dengan keadilan sebagaimana sebelumnya dipenuhi dengan kezaliman.” (HR Al-Hakim 8714).*/bersambung Kenapa yang Disebut Nabi Bumi Syam, bukan Indonesia?”
Penulis tertarik pada fenome Syam dan Akhir Zaman

Tidak ada komentar:

Posting Komentar