Kita kembali kepada abad-abad yang telah lalu, membolak-balik lembaran-lembaran sejarah yang telah lewat, membaca dan mengkaji baris demi baris, kemudian berziarah ke rumah rasul agung Muhammad shalallahu ‘alaihi wassalam, melihat keadaan beliau serta mendengar hadits-hadits dan sabda beliau. Sehari saja kita tinggal di rumah beliau sambil memetik pelajaran dan hikmah untuk kemudian kita gunakan sebagai penerang pikiran, ucapan, dan tingkah laku kita.
Ilmu
pengetahuan dan teknologi yang dicapai manusia di zaman sekarang berkembang
pesat. Mereka membaca dan melakukan berbagai riset, mengadakan perjalanan ke
barat dan timur yang kemudian diabadikan lewat buku-buku dan disertasi, film,
slide, dan sebagainya. Apabila seseorang ingin mengkaji kembali riset-riset
itu, mereka tinggal membolak-balikkan buku-buku yang telah mencatatnya, atau
memutar kembali film-film yang mendokumentasikannya.
Dengan
demikian, apa salahnya jika sekarang kita melakukan hal serupa, tetapi yang
akan kita lakukan adalah ziarah syar’iyyah
ke rumah Nabi Muhammad untuk mengenal seluk-beluk kehidupan beliau yang
nantinya bisa diterapkan dalam kehidupan sehari-hari kita.
Saudaraku,
kita tidak perlu bersusah payah melakukan semua ini karena dengan membaca sirah (kisah perjalanan hidup) Nabi
Muhammad dan mengikuti jejak beliau melalui jalan serta metode yang benar
adalah ibadah. Tunduk dan patuh kepada perintah Allah merupakan perwujudan
cinta kepada Nabi Muhammad. Sedangkan tanda yang paling penting dalam rangka
mencintai Rasulullah adalah menaati perintahnya dan menjauhi larangannya.
“Katakanlah (wahai Muhammad), ‘Kalau kalian
mencintai Allah, ikutilah aku maka Allah akan mencintai kalian dan mengampuni
dosa-dosa kalian.’ Dan Allah Maha Pengampun dan Pengasih.” (Qs. Ali Imran: 31)
“Sesungguhnya telah ada pada (diri)
Rasulullah itu suri teladan yang baik bagimu, yaitu bagi orang yang
mengharapkan Allah dan hari akhir serta banyak mengingat Allah.” (al-Ahzab: 21)
Allah
menjadikan cinta kepada Nabi Muhammad sebagai salah satu kunci untuk mencapai
“manisnya iman” seperti yang telah disabdakan oleh beliau,
“Tiga hal yang apabila seseorang berada di
dalamnya, akan merasakan manisnya iman. Pertama, apabila orang itu mencintai
Allah dan rasul-Nya melebihi cintanya kepada yang lain.” (Muttafaq
‘alaih)
Rasulullah juga bersabda,
“Demi yang jiwaku berada dalam genggaman-Nya,
tidak sempurna iman seseorang di antara kamu sampai aku lebih dicintai olehnya
melebihi bapak dan anaknya.” (H.R.
Muslim)
Saya menyarankan agar para membaca juga melihat artikel-artikel lainnya tentang Nabi Muhammad shalallahu 'alaihi wassalam. Hal ini dimaksudkan agar kita lebih mengenal pribadi beliau sehingga tumbuhlah rasa cinta kepada beliau.
Referensi: Referensi: Abdul Malik Ibnu M. al-Qasim (2000). Sehari di Rumah Rasulullah. Jakarta: Gema Insani
Referensi blogg: www.lampuislam.blogspot.com
facebook page: www.facebook.com/riska.pratama.ardi
Tidak ada komentar:
Posting Komentar