Mari kita membayangkan kembali kepada zaman Nabi Muhammad dan seakan-akan kita diundang oleh beliau untuk memasuki rumahnya. Kita pun mengucapkan salam dan mengetuk pintu rumah beliau. Kemudian terdengar suara beliau yang dengan lembut menjawab salam kita dan mempersilahkan kita untuk memasuki rumah beliau yang sederhana. Kita pun memasukinya dan sekarang berada di dalam rumah Nabi Muhammad.
Kita
menyadari bahwa sebenarnya kurang pantas melayangkan pandangan dan
melihat-lihat ke sekeliling rumah Nabi Muhammad, tetapi sebagai umat yang
diwajibkan untuk mencontoh gaya hidup Nabi Muhammad shalallahu 'alaihi wassalam, kita ingin melihat lebih
dekat perilaku beliau sehari-hari.
Di
dalam rumah itu tidak ada apa-apa, kecuali hanya sebuah rumah sederhana tanpa
ada satu pun tanda-tanda kemewahan di dalamnya. Tidak ada gambar atau lukisan
pada dinding seperti yang ada di rumah-rumah zaman sekarang ini. Beliau
bersabda,
“Malaikat tidak akan masuk ke dalam rumah
yang di dalamnya terdapat anjing dan lukisan.” (H.R. Bukhari)
Mari
kita layangkan pandangan ke arah lain. Adakah perabotan yang mewah disana? Mari
kita mendengar apa yang pernah disampaikan oleh sahabat-sahabat beliau tentang
keadaan rumah ini dan apa-apa yang ada di dalamnya. Zaid bin Tsabit berkata,
“Anas bin Malik, pelayan Rasulullah pernah memperlihatkan kepadaku tempat minum
Rasulullah yang terbuat dari kayu yang keras yang dipatri dengan besi, lalu
Anas berkata, ‘Wahai Tsabit, inilah tempat minum Rasulullah.’” (H.R. Tirmidzi) “Dan dengan gelas kayu
itulah Rasulullah minum air, perasan kurma, madu, dan susu.” (H.R. Tirmidzi) Dari Anas bin Malik
radiyallahu ‘anhu dikisahkan,
“Bahwasanya Rasulullah minum sebanyak
tiga teguk dan bernapas di luar gelas, tidak di dalam gelas ketika sedang minum.” (Muttafaq ‘alaih)
Sedangkan,
perabotan lain yang tampak adalah baju besi yang biasa dipakai Rasulullah saat
perang. Akan tetapi, tak lama sebelum beliau meninggal, baju besi itu
digadaikan kepada seorang Yahudi dengan 30 sha’ gandum seperti yang diceritakan
Aisyah. Dan ketika Rasulullah wafat, baju itu berada di tangan Yahudi dan belum
ditebusnya.
Salah
satu akhlaq beliau yang perlu dicontoh adalah jika datang bepergian di waktu
malam, beliau tidak langsung masuk ke rumah secara tiba-tiba, agar tidak
mengejutkan istri dan keluarganya, melainkan terlebih dahulu menunggu sampai
pagi. Dan seperti biasanya, tidak lupa beliau mengucapkan salam ketika masuk ke
dalam rumah.
Pikirlah
dengan mata yang jeli dan hati yang jernih sabda beliau,
“Berbahagialah orang yang dituntun masuk ke
dalam Islam, dan kehidupannya cukup serta menerima apa yang Allah berikan.” (H.R. Tirmidzi)
Saya menyarankan agar para membaca juga melihat artikel-artikel lainnya tentang Nabi Muhammad shalallahu 'alaihi wassalam. Hal ini dimaksudkan agar kita lebih mengenal pribadi beliau sehingga tumbuhlah rasa cinta kepada beliau.
Referensi: Abdul Malik Ibnu M. al-Qasim
(2000). Sehari di Rumah Rasulullah. Jakarta: Gema Insani
Referensi Blogg: www.lampuislam.blogspot.comfacebook page: www.facebook.com/riska.pratama.ardi
Tidak ada komentar:
Posting Komentar