Minggu, 31 Mei 2015

Pacaran Itu Salah



Oleh: Ustad Nouman Ali Khan
Aku ingin membicarakan tentang ayat-ayat dalam surat Al-Furqaan pada tulisan kali ini. Allah s.w.t berfirman:
Dan orang-orang yang tidak menyembah tuhan yang lain beserta Allah dan tidak membunuh jiwa yang diharamkan Allah (membunuhnya) kecuali dengan (alasan) yang benar, dan tidak berzina, barang siapa yang melakukan yang demikian itu, niscaya dia mendapat (pembalasan) dosa(nya),” (Qs. Al-Furqaan[25]: 68-69)
Allah berfirman agar kita tidak berzina dalam ayat ini. Jadi kita tidak boleh melakukan pacaran atau mempunyai hubungan rahasia. Bagi kalian yang belum tahu, sesungguhnya pacaran termasuk zina. Dan zina itu mempunyai tingkatan-tingkatan. Rasulullah s.a.w bersabda:

Setiap anak Adam telah ditakdirkan bagian untuk berzina dan ini suatu yang pasti terjadi, tidak bisa tidak. Zina kedua mata adalah dengan melihat. Zina kedua telinga dengan mendengar. Zina lisan adalah dengan berbicara. Zina tangan adalah dengan meraba (menyentuh). Zina kaki adalah dengan melangkah. Zina hati adalah dengan menginginkan dan berangan-angan. Lalu, kemaluanlah yang nanti akan membenarkan atau mengingkari yang demikian.” (H.R. Muslim, no. 6925)
Ketika kita berpacaran, maka sudah pasti kita melakukan zina mata dengan memandang lawan jenis, zina hati karena ingin melakukan hal yang terlarang dengan lawan jenis, zina tangan karena menyentuh lawan jenis yang bukan mahram, zina lisan dengan menggoda dan merayu lawan jenis, dan zina telinga dengan mendengar rayuan dan godaan dari lawan jenis.
Jadi kenapa Allah berfirman tentang larangan berzina pada ayat surat Al-Furqaan di atas? Karena bagi sebagian orang, mereka terus-menerus berpacaran dan sulit berhenti. Misalnya ada seorang pemuda tampan. Dia berjalan-jalan di mall dan para gadis yang melihatnya tertawa kecil. Pemuda itu berpikir “Oh, ternyata mudah untuk merebut hati gadis-gadis itu. Tidak ada yang melihat pula.” Namun kita harus menahan diri kita dalam situasi seperti ini. Aku tahu ini memang sulit dilakukan, tapi kalian tetap harus menahan diri.
Atau misalnya seorang gadis berpikir “Pemuda itu memperhatikanku. Dia pasti berpikir aku cantik.” Dan gadis itu mulai tersenyum sendiri, namun gadis itu haruslah menahan dirinya. Ini salah, dia tidak bisa melakukan ini. Meskipun orangtua tidak melihatnya, bukan berarti ini dibolehkan.”
Dan ketika aku ke AS, aku melihat para pemuda yang sedang kuliah. Dan kuliah di musim panas di AS itu BURUK! Disana banyak pemuda berumur 18-19 tahun yang hormonnya masih sangat bergejolak, dan di ruang kelas banyak gadis yang berpakaian tidak senonoh. Sangat besar kemungkinan seorang gadis menghampiri para pemuda dan berkata “Hey, dapatkah kamu membantu mengerjakan PR ini?” Disinilah para pemuda mendapat ujian dari Allah. Ngomong-ngomong ini bukan hanya di Amerika. Hampir di semua negara para pemuda zaman sekarang mendapatkan ujian keimanan seperti ini.
Kalian juga diuji ketika di mall, atau ketika keluar rumah dan jalan-jalan. Hal ini tak akan mudah, terlebih lagi bagi para pemuda. Mungkin kalian punya teman di HP dan orangtua tidak tahu tentang itu. Mungkin saja kalian punya akun Facebook rahasia dan berteman dengan para gadis. Jika kalian mempunyainya, maka anda harus meng-unfriend semua gadis itu. Yap, kalian harus melakukannya! Saya serius! Kalian harus meng-unfriend mereka semua.
Dan jangan hubungi mereka lagi, jangan chatting atau SMS mereka lagi. Mereka kemungkinan besar akan berkata “Apa yang terjadi? Apakah kamu tidak menyukaiku lagi?” Dan bahkan jangan balas pesannya “Tidak, tidak, ini bukan karenamu, ini karena ajaran Islam.” Jangan lakukan itu. Bahkan jangan balas pesannya. Selesai sudah, tidak ada lagi!
Para gadis, jika kalian melakukan ini, hentikanlah! Orangtua kalian tidak bertanggung jawab atas ini. Ketika kalian menjadi remaja dan mencapai usia pubertas, dan kalian mulai tertarik dengan lawan jenis, dalam Islam itu artinya kalian sudah dewasa dan harus bertanggung jawab atas diri sendiri. Orangtua tidak lagi bertanggung jawab atas perbuatan kalian.
Jika kalian sekarang berumur sekitar 13 tahun dan kalian meninggal hari ini, maka Allah tidak akan menganggap kalian sebagai anak kecil. Kalian akan diperlakukan sebagai orang dewasa dalam Islam. Agama ini membuat kalian menjadi dewasa pada umur sekitar itu. Pada saat kalian sudah mempunyai “rasa” ketika melihat lawan jenis, itu artinya kalian sudah dewasa. Dan kalian akan diperlakukan oleh Allah seperti seorang dewasa lainnya.
Tahanlah nafsu kalian dan berpeganglah pada standar yang lebih tinggi. Jangan pikir diri kalian sebagai anak-anak lagi. Kalian sudah dewasa (akhil baligh). Maka siapapun yang melakukan pacaran, dia telah berhubungan dengan dosa besar. Bagaimana mungkin seorang Muslim melakukan ini? Bagaimana mungkin seorang Muslim melakukan syirik, membunuh seseorang, atau berzina? Allah berfirman:
“...barang siapa yang melakukan yang demikian itu, niscaya dia mendapat (pembalasan) dosa(nya), (yakni) akan dilipat gandakan azab untuknya pada hari kiamat dan dia akan kekal dalam azab itu, dalam keadaan terhina,” (Qs. Al-Furqaan[25]: 68-69)
Pada ayat di atas, Allah berfirman jika seorang Muslim melakukan ketiga hal ini: syirik, membunuh, dan berzina (hubungan terlarang), dia akan mendapat azab dua kali lipat. Jika non-Muslim yang melakukannya, dia juga mendapat azab tapi tidak sampai dobel. Hal ini karena non-Muslim tersebut tidak mengetahui. Tapi kalau seorang Muslim melakukannya, maka azabnya akan dilipatgandakan. Ini karena seorang Muslim tahu bahwa ini adalah dosa-dosa besar namun tetap melakukannya. Dan dia akan tetap diazab dalam keadaan terhina. Hal ini karena syirik, membunuh orang, dan zina adalah dosa yang menghinakan. Ketiganya merenggut kehormatan manusia.
Jadi Allah s.w.t sangat marah pada orang-orang seperti ini. Dan mungkin ada di antara para pembaca yang telah melakukan salah satu atau ketiga dosa ini dalam hidup. Jangan ceritakan hal ini pada orang lain, cukup Allah yang tahu kesalahan kalian. Mungkin ketika kalian mendengar ini langsung berpikir “Ya Allah! Azabnya dilipatgandakan! Apakah masih ada harapan untukku?”
Kemudian setan mendatangi orang-orang seperti itu dan tahu apa yang dilakukannya? Setan berbisik “Kamu pada akhirnya akan masuk neraka, kenapa tidak bersenang-senang saja sekalian? Kamu telah berada di kereta ekspress menuju neraka, maka tinggal lanjutkan saja man! Kamu tidak bisa tertolong lagi.”
Apa yang Allah firmankan dalam ayat selanjutnya? Allah berfirman:
kecuali orang-orang yang bertaubat, beriman dan mengerjakan amal saleh; maka itu kejahatan mereka diganti Allah dengan kebajikan. Dan adalah Allah maha Pengampun lagi Maha Penyayang.” (Qs. Al-Furqaan[25]: 70)
Pengecualiannya adalah meskipun kalian melakukan salah satu atau KETIGA-TIGANYA, jika kalian kembali kepada Allah dan menjadi orang beriman lagi, maka seakan-akan kalian menjadi Muslim yang baru lagi. Keimanan kalian menjadi baru lagi. Dan dalam ayatnya, kali ini kalian harus wa'amila 'amalan shaalihan. Kalian harus sangat serius mengerjakan amal shalih semenjak saat itu. Bunyi ayatnya bukan hanya amilan shaalihan, melainkan  wa'amila 'amalan shaalihan. Dalam bahasa Arab, ini disebut "kata tambahan yang absolut.” Kata ini ditambahkan pada kata kerja untuk menekankannya melebihi kalimat lainnya. Jadi dalam ayat ini Allah berfirman bahwa mereka yang telah bertaubat kepada Allah, mereka memperbaiki iman mereka. Dan setelah memperbaiki iman mereka, kali ini mereka sangat serius beramal baik. Mereka sangat tekun dalam mengerjakan amal baik.
Jika kalian dapat menjadi orang seperti itu, meski kalian telah melakukan suatu hal yang sangat buruk dalam hidup, maka Allah akan mengambil semua dosa kalian dan mengubah dosa itu jadi pahala. Dia tidak hanya menghapuskan dosa kalian. Kita ingin agar Allah menghapuskan dosa kita, mungkin dosa kita sebesar gunung. Dalam kasus ini Allah tidak hanya menghapuskan gunung dosanya, malah Allah akan mengubah segunung dosa menjadi segunung pahala jika kalian bertaubat seperti itu.
Orang yang terjauh dari Allah adalah orang yang telah kehilangan iman. Orang yang melakukan syirik, membunuh orang lain yang tak bersalah, atau berzina, merekalah yang terjauh dari Allah. Dan Allah dalam ayat ini seakan-akan berfirman: “Meskipun mereka begitu jauh dari-Ku, namun mereka kembali padaku. Aku akan melupakan semua dosa mereka dan Aku akan mengubah semua dosa mereka menjadi pahala pada hari kiamat.” Subhanallah. Orang-orang itu begitu jauh dari Allah tapi tetap kembali. Itulah yang Allah inginkan. Allah selalu Maha Pengampun.
Dan setan mendatangi mereka seiring mereka membaca artikel ini, dan setan berkata “Hey dengar, jika kamu melakukan dosa yang sangat besar, dan kemudian bertaubat, kamu bisa melakukan segunung dosa dan mengubahnya menjadi segunung pahala. Jadi kenapa kita tidak melakukan hal yang sangat buruk kemudian bertaubat saja? Karena itu adalah jalan termudah untuk mendapatkan bergunung-gunung pahala.”
Dan ada juga sebagian orang yang berpikir “Mereka sangat kacau dan ketika bertaubat sungguh-sungguh, Allah memberikan mereka begitu banyak pahala. Tapi aku tidak seburuk itu. Aku hanya beberapa kali mencela temanku, aku pernah marah pada ibuku suatu ketika, aku membentak suamiku, aku mengatakan hal jahat pada saudariku. Aku punya dosa juga tapi tidak seburuk itu. Aku tidak pernah membunuh siapapun dan tidak pernah berzina. Jadi apakah taubatku tergolong bagus? Sedangkan mereka melakukan dosa yang besar dan bertaubat, tapi taubatku hanya karena dosa-dosa kecil. Apakah taubatku juga bernilai?”
Allah berfirman dalam ayat berikutnya:
Dan orang-orang yang bertaubat dan mengerjakan amal saleh, maka sesungguhnya dia bertaubat kepada Allah dengan taubat yang sebenar-benarnya.” (Qs. Al-Furqaan[25]: 71)
Jadi bagi siapapun yang bertaubat dan melakukan amal baik, maka itu termasuk taubat yang baik karena berarti dia juga telah kembali kepada Allah dengan taubat yang sangat serius. Dengan kata lain, kalian jangan berkata “Man, aku belum menjadi orang yang sangat buruk! Jadi taubatku tidak sebagus orang yang pernah membunuh 20 nyawa dan kemudian bertaubat.” Tidak, tidak, tidak.
Ingatlah satu hal tentang dosa. Jika dosa itu kalian anggap remeh, maka dosa itu menjadi perkara besar bagi Allah. Namun ketika dosa kalian menjadi perkara besar bagi kalian, dosa itu kalian anggap masalah besar, maka dosa itu adalah perkara kecil bagi Allah. Allah akan mengampuninya dengan mudah jika kalian sangat peduli terhadap dosa kalian. Jika kalian tidak peduli pada dosa meskipun itu dosa kecil, maka dosa itu akan menjadi sangat besar pada hari kiamat. Ini karena kalian tidak peduli. Kepedulian datang dari hati kita dan Allah s.w.t menghakimi apa yang ada dalam hati kita.
 

Tidak ada komentar:

Posting Komentar