Oleh: Ustad Nouman Ali Khan
Aku ingin
membicarakan tentang ayat-ayat dalam surat Al-Furqaan pada tulisan kali ini.
Allah s.w.t berfirman:
“Dan orang-orang yang tidak menyembah tuhan
yang lain beserta Allah dan tidak membunuh jiwa yang diharamkan Allah
(membunuhnya) kecuali dengan (alasan) yang benar, dan tidak berzina, barang siapa yang melakukan yang demikian itu,
niscaya dia mendapat (pembalasan) dosa(nya),” (Qs. Al-Furqaan[25]: 68-69)
Allah berfirman
agar kita tidak berzina dalam ayat ini. Jadi kita tidak boleh melakukan pacaran
atau mempunyai hubungan rahasia. Bagi kalian yang belum tahu, sesungguhnya
pacaran termasuk zina. Dan zina itu mempunyai tingkatan-tingkatan. Rasulullah
s.a.w bersabda:
“Setiap anak
Adam telah ditakdirkan bagian untuk berzina dan ini suatu yang pasti terjadi,
tidak bisa tidak. Zina kedua mata adalah dengan melihat. Zina kedua telinga
dengan mendengar. Zina lisan adalah dengan berbicara. Zina tangan adalah dengan
meraba (menyentuh). Zina kaki adalah dengan melangkah. Zina hati adalah dengan
menginginkan dan berangan-angan. Lalu, kemaluanlah yang nanti akan membenarkan
atau mengingkari yang demikian.” (H.R. Muslim, no. 6925)
Ketika kita
berpacaran, maka sudah pasti kita melakukan zina mata dengan memandang lawan
jenis, zina hati karena ingin melakukan hal yang terlarang dengan lawan jenis,
zina tangan karena menyentuh lawan jenis yang bukan mahram, zina lisan dengan
menggoda dan merayu lawan jenis, dan zina telinga dengan mendengar rayuan dan
godaan dari lawan jenis.
Jadi kenapa
Allah berfirman tentang larangan berzina pada ayat surat Al-Furqaan di atas? Karena
bagi sebagian orang, mereka terus-menerus berpacaran dan sulit berhenti.
Misalnya ada seorang pemuda tampan. Dia berjalan-jalan di mall dan para gadis
yang melihatnya tertawa kecil. Pemuda itu berpikir “Oh, ternyata mudah untuk
merebut hati gadis-gadis itu. Tidak ada yang melihat pula.” Namun kita harus
menahan diri kita dalam situasi seperti ini. Aku tahu ini memang sulit
dilakukan, tapi kalian tetap harus menahan diri.
Atau misalnya seorang
gadis berpikir “Pemuda itu memperhatikanku. Dia pasti berpikir aku cantik.” Dan
gadis itu mulai tersenyum sendiri, namun gadis itu haruslah menahan dirinya. Ini
salah, dia tidak bisa melakukan ini. Meskipun orangtua tidak melihatnya, bukan
berarti ini dibolehkan.”
Dan ketika aku
ke AS, aku melihat para pemuda yang sedang kuliah. Dan kuliah di musim panas di
AS itu BURUK! Disana banyak pemuda berumur 18-19 tahun yang hormonnya masih
sangat bergejolak, dan di ruang kelas banyak gadis yang berpakaian tidak
senonoh. Sangat besar kemungkinan seorang gadis menghampiri para pemuda dan
berkata “Hey, dapatkah kamu membantu mengerjakan PR ini?” Disinilah para pemuda
mendapat ujian dari Allah. Ngomong-ngomong ini bukan hanya di Amerika. Hampir di
semua negara para pemuda zaman sekarang mendapatkan ujian keimanan seperti ini.
Kalian juga diuji
ketika di mall, atau ketika keluar rumah dan jalan-jalan. Hal ini tak akan
mudah, terlebih lagi bagi para pemuda. Mungkin kalian punya teman di HP dan
orangtua tidak tahu tentang itu. Mungkin saja kalian punya akun Facebook
rahasia dan berteman dengan para gadis. Jika kalian mempunyainya, maka anda
harus meng-unfriend semua gadis itu. Yap,
kalian harus melakukannya! Saya serius! Kalian harus meng-unfriend mereka
semua.
Dan jangan
hubungi mereka lagi, jangan chatting atau SMS mereka lagi. Mereka kemungkinan
besar akan berkata “Apa yang terjadi? Apakah kamu tidak menyukaiku lagi?” Dan
bahkan jangan balas pesannya “Tidak, tidak, ini bukan karenamu, ini karena ajaran
Islam.” Jangan lakukan itu. Bahkan jangan balas pesannya. Selesai sudah, tidak
ada lagi!
Para gadis, jika
kalian melakukan ini, hentikanlah! Orangtua kalian tidak bertanggung jawab atas
ini. Ketika kalian menjadi remaja dan mencapai usia pubertas, dan kalian mulai
tertarik dengan lawan jenis, dalam Islam itu artinya kalian sudah dewasa dan
harus bertanggung jawab atas diri sendiri. Orangtua tidak lagi bertanggung
jawab atas perbuatan kalian.
Jika kalian
sekarang berumur sekitar 13 tahun dan kalian meninggal hari ini, maka Allah
tidak akan menganggap kalian sebagai anak kecil. Kalian akan diperlakukan
sebagai orang dewasa dalam Islam. Agama ini membuat kalian menjadi dewasa pada
umur sekitar itu. Pada saat kalian sudah mempunyai “rasa” ketika melihat lawan
jenis, itu artinya kalian sudah dewasa. Dan kalian akan diperlakukan oleh Allah
seperti seorang dewasa lainnya.
Tahanlah nafsu
kalian dan berpeganglah pada standar yang lebih tinggi. Jangan pikir diri
kalian sebagai anak-anak lagi. Kalian sudah dewasa (akhil baligh). Maka siapapun yang melakukan pacaran, dia telah
berhubungan dengan dosa besar. Bagaimana mungkin seorang Muslim melakukan ini? Bagaimana
mungkin seorang Muslim melakukan syirik, membunuh seseorang, atau berzina?
Allah berfirman:
“...barang
siapa yang melakukan yang demikian itu, niscaya dia mendapat (pembalasan)
dosa(nya), (yakni) akan dilipat gandakan azab untuknya pada hari kiamat dan dia
akan kekal dalam azab itu, dalam keadaan terhina,”
(Qs. Al-Furqaan[25]: 68-69)
Pada ayat di
atas, Allah berfirman jika seorang Muslim melakukan ketiga hal ini: syirik,
membunuh, dan berzina (hubungan terlarang), dia akan mendapat azab dua kali
lipat. Jika non-Muslim yang melakukannya, dia juga mendapat azab tapi tidak
sampai dobel. Hal ini karena non-Muslim tersebut tidak mengetahui. Tapi kalau seorang
Muslim melakukannya, maka azabnya akan dilipatgandakan. Ini karena seorang
Muslim tahu bahwa ini adalah dosa-dosa besar namun tetap melakukannya. Dan dia
akan tetap diazab dalam keadaan terhina. Hal ini karena syirik, membunuh orang,
dan zina adalah dosa yang menghinakan. Ketiganya merenggut kehormatan manusia.
Jadi Allah s.w.t
sangat marah pada orang-orang seperti ini. Dan mungkin ada di antara para
pembaca yang telah melakukan salah satu atau ketiga dosa ini dalam hidup. Jangan
ceritakan hal ini pada orang lain, cukup Allah yang tahu kesalahan kalian.
Mungkin ketika kalian mendengar ini langsung berpikir “Ya Allah! Azabnya
dilipatgandakan! Apakah masih ada harapan untukku?”
Kemudian setan
mendatangi orang-orang seperti itu dan tahu apa yang dilakukannya? Setan
berbisik “Kamu pada akhirnya akan masuk neraka, kenapa tidak bersenang-senang
saja sekalian? Kamu telah berada di kereta ekspress menuju neraka, maka tinggal
lanjutkan saja man! Kamu tidak bisa tertolong lagi.”
Apa yang Allah
firmankan dalam ayat selanjutnya? Allah berfirman:
“kecuali orang-orang yang bertaubat, beriman
dan mengerjakan amal saleh; maka itu kejahatan mereka diganti Allah dengan
kebajikan. Dan adalah Allah maha Pengampun lagi Maha Penyayang.” (Qs. Al-Furqaan[25]: 70)
Pengecualiannya
adalah meskipun kalian melakukan salah satu atau KETIGA-TIGANYA, jika kalian
kembali kepada Allah dan menjadi orang beriman lagi, maka seakan-akan kalian menjadi
Muslim yang baru lagi. Keimanan kalian menjadi baru lagi. Dan dalam ayatnya, kali
ini kalian harus wa'amila 'amalan shaalihan.
Kalian harus sangat serius mengerjakan amal shalih semenjak saat itu. Bunyi
ayatnya bukan hanya amilan shaalihan,
melainkan wa'amila 'amalan shaalihan. Dalam bahasa Arab, ini
disebut "kata tambahan yang absolut.” Kata ini ditambahkan pada kata kerja
untuk menekankannya melebihi kalimat lainnya. Jadi dalam ayat ini Allah
berfirman bahwa mereka yang telah bertaubat kepada Allah, mereka memperbaiki
iman mereka. Dan setelah memperbaiki iman mereka, kali ini mereka sangat serius
beramal baik. Mereka sangat tekun dalam mengerjakan amal baik.
Jika kalian
dapat menjadi orang seperti itu, meski kalian telah melakukan suatu hal yang
sangat buruk dalam hidup, maka Allah akan mengambil semua dosa kalian dan
mengubah dosa itu jadi pahala. Dia tidak hanya menghapuskan dosa kalian. Kita
ingin agar Allah menghapuskan dosa kita, mungkin dosa kita sebesar gunung.
Dalam kasus ini Allah tidak hanya menghapuskan gunung dosanya, malah Allah akan
mengubah segunung dosa menjadi segunung pahala jika kalian bertaubat seperti
itu.
Orang yang
terjauh dari Allah adalah orang yang telah kehilangan iman. Orang yang
melakukan syirik, membunuh orang lain yang tak bersalah, atau berzina, merekalah
yang terjauh dari Allah. Dan Allah dalam ayat ini seakan-akan berfirman: “Meskipun
mereka begitu jauh dari-Ku, namun mereka kembali padaku. Aku akan melupakan
semua dosa mereka dan Aku akan mengubah semua dosa mereka menjadi pahala pada
hari kiamat.” Subhanallah.
Orang-orang itu begitu jauh dari Allah tapi tetap kembali. Itulah yang Allah
inginkan. Allah selalu Maha Pengampun.
Dan setan
mendatangi mereka seiring mereka membaca artikel ini, dan setan berkata “Hey
dengar, jika kamu melakukan dosa yang sangat besar, dan kemudian bertaubat,
kamu bisa melakukan segunung dosa dan mengubahnya menjadi segunung pahala. Jadi
kenapa kita tidak melakukan hal yang sangat buruk kemudian bertaubat saja? Karena
itu adalah jalan termudah untuk mendapatkan bergunung-gunung pahala.”
Dan ada juga
sebagian orang yang berpikir “Mereka sangat kacau dan ketika bertaubat
sungguh-sungguh, Allah memberikan mereka begitu banyak pahala. Tapi aku tidak
seburuk itu. Aku hanya beberapa kali mencela temanku, aku pernah marah pada
ibuku suatu ketika, aku membentak suamiku, aku mengatakan hal jahat pada
saudariku. Aku punya dosa juga tapi tidak seburuk itu. Aku tidak pernah
membunuh siapapun dan tidak pernah berzina. Jadi apakah taubatku tergolong
bagus? Sedangkan mereka melakukan dosa yang besar dan bertaubat, tapi taubatku
hanya karena dosa-dosa kecil. Apakah taubatku juga bernilai?”
Allah berfirman
dalam ayat berikutnya:
“Dan orang-orang yang bertaubat dan
mengerjakan amal saleh, maka sesungguhnya dia bertaubat kepada Allah dengan
taubat yang sebenar-benarnya.” (Qs.
Al-Furqaan[25]: 71)
Jadi bagi siapapun
yang bertaubat dan melakukan amal baik, maka itu termasuk taubat yang baik
karena berarti dia juga telah kembali kepada Allah dengan taubat yang sangat
serius. Dengan kata lain, kalian jangan berkata “Man, aku belum menjadi orang
yang sangat buruk! Jadi taubatku tidak sebagus orang yang pernah membunuh 20 nyawa
dan kemudian bertaubat.” Tidak, tidak, tidak.
Ingatlah satu
hal tentang dosa. Jika dosa itu kalian anggap remeh, maka dosa itu menjadi
perkara besar bagi Allah. Namun ketika dosa kalian menjadi perkara besar bagi
kalian, dosa itu kalian anggap masalah besar, maka dosa itu adalah perkara
kecil bagi Allah. Allah akan mengampuninya dengan mudah jika kalian sangat
peduli terhadap dosa kalian. Jika kalian tidak peduli pada dosa meskipun itu
dosa kecil, maka dosa itu akan menjadi sangat besar pada hari kiamat. Ini
karena kalian tidak peduli. Kepedulian datang dari hati kita dan Allah s.w.t
menghakimi apa yang ada dalam hati kita.
Referensi : www.LampuIslam.blogspot.com
Page Facebook: www.facebook.com/riska.pratama.ardi
Tidak ada komentar:
Posting Komentar