Allah s.w.t akan menguji hamba-hamba yang dicintai-Nya. Dan Dia akan melihat apakah kalimat syahadat yang mereka ucapkan adalah benar. Allah s.w.t berfirman dalam Quran:
“Apakah
manusia itu mengira bahwa mereka dibiarkan (saja) mengatakan: "Kami telah
beriman", sedang mereka tidak diuji lagi? Dan sesungguhnya Kami telah
menguji orang-orang yang sebelum mereka, maka sesungguhnya Allah mengetahui
orang-orang yang benar dan sesungguhnya Dia mengetahui orang-orang yang dusta.” (Qs. al-Ankabut [29]: 2-3).
Allah tidak akan
membiarkan anda sampai Dia mengetes anda sebagai seorang munafiq atau mukmin. Allah
tidak akan membiarkan anda memasuki surga kecuali Dia akan menguji anda berulang
kali. Seorang mukmin tidak akan menjadi wali Allah sampai dia diuji.
Dan akan ada
orang-orang yang menguji keimanan anda, keluarga anda, atau kehormatan anda
dalam kehidupan sehari-hari.
Allah s.w.t
berfirman:
“Dan sungguh
akan Kami berikan cobaan kepadamu dengan sedikit ketakutan, kelaparan,
kekurangan harta, jiwa dan buah-buahan. Dan berikanlah berita gembira kepada
orang-orang yang sabar, (yaitu) orang-orang yang apabila ditimpa musibah mereka
mengucapkan ‘Inna lillaahi wa innaa ilaihi roji’uun’. Mereka itulah yang mendapat
keberkatan yang sempurna dan rahmat dari Tuhan mereka, dan mereka itulah orang-orang
yang mendapat petunjuk.” (QS. Al-Baqarah[2] : 155-157)
Ketika seseorang
memfitnah anda tanpa bukti, Allah tahu bahwa anda terbebas dari tuduhan itu. Allah
tahu orang itu cuma menuduh anda, tapi Dia menguji anda sehingga Dia bisa
menaikkan derajat anda! Ketika orang-orang merendahkan anda, derajat anda akan
naik menjadi orang yang dicintai Allah jika anda bersabar! Jadi jangan
mengeluhkan ujian melainkan sambutlah ia!
Ketika orang
beriman mendapatkan kesukaran, dia tidak menjadi depresi karena dia mengingat
Allah dan ridha terhadap keputusan Allah sehingga Allah memberikan ketenangan batin
padanya. Seorang Muslim sejati tidak akan merasa depresi. Jika seseorang merasa
depresi dan stres, maka ada sesuatu yang salah dengan imannya.
Dan dikatakan
dalam hadist qudsi:
“Barangsiapa
yang tidak ridha dengan apa yang Allah berikan padanya. Barangsiapa yang tidak
bersabar ketika Allah menimpakan kesukaran, maka Dia lebih baik mencari tuhan
lain selain Aku. Dan jika seseorang ridha dengan Allah meskipun Allah hanya
memberinya sedikit, maka Allah akan ridha dengan amalannya yang sedikit.”
Jika Allah
memberi sedikit rezeki kepada seseorang, misalnya dia punya sebuah motor tua, rumah
sederhana, dan baginya itu sudah cukup. Dia tidak makan 3 kali sehari setiap
hari, tapi dia mendapatkan secukupnya untuk mengisi perutnya. Dia ridha dengan
Allah, maka Allah akan ridha dengan amalannya yang sedikit.
Kesukaran hanya
menjadi negatif jika hal itu menjadi penghalang antara anda dan Allah s.w.t. Tapi
kesukaran menjadi positif dan menjadi motivasi bagi anda ketika ia mendekatkan anda
kepada Allah s.w.t.
Setiap orang
yang melalui kepedihan dan kesukaran harus menyadari bahwa semua ini bukan
berarti Allah s.w.t ingin menghukum anda, melainkan ini adalah seruan dari
Allah s.w.t agar kita mendekat kepada-Nya.
Dan inilah salah
satu hikmah dari cobaan dan musibah. Kita menjadi dekat satu sama lain dengan saling
mengobrol dan menelpon, namun kita menjadi dekat kepada Allah s.w.t melalui
cobaan dan musibah!
Dan anda bisa
menanggapinya sebagai berikut: Yang pertama, anda menghadapi kesukaran dan mendekatkan
diri kepada Allah s.w.t. Yang kedua, anda memilih untuk begitu saja menerima
kesukaran itu seorang diri, tidak melakukan apapun, dan kemudian anda akan
melihat dampaknya terhadap keimanan anda. Ketika anda
terisolasi, anda mulai merasakan keimanan mulai memudar! Kualitas shalat,
khusyu’nya shalat, semuanya memudar! Kemampuan anda untuk membaca Quran, untuk
berpuasa, tidak lagi ada.
Apa yang anda
lakukan? Yang anda lakukan adalah menyerahkan diri kepada setan! Dan setan
telah berjanji untuk menyesatkan jalan anda dari Allah s.w.t. Jadi dalam
masa-masa sulit anda harus mencari orang-orang yang beriman dan beramal shaleh,
dan buatlah mereka menuntun anda kepada Allah s.w.t.
Cobaan paling
ringan yang diterima seseorang adalah dia sedang berjalan-jalan dan tertusuk
oleh duri dan membuatnya berkata “Aduh!” Rasulullah s.a.w bersabda: “Tidak
seorang pun tertusuk duri, kecuali Allah s.w.t menghapuskan dosanya karenanya.”
Cobaan dan
musibah adalah cara mendapatkan ampunan, semua itu adalah cara memurnikan anda,
sehingga anda dapat pergi ke tempat
tersuci (surga). Hukuman Allah bukanlah karena kemarahan atau kemurkaan-Nya,
melainkan cara untuk membersihkan anda dari dosa.
Jangan hanya
duduk dan mengira-ngira mengapa Allah memberikan kesukaran pada anda, karena tidak
mungkin anda bisa mengetahui penyebabnya. Tapi saya menjamin satu hal pada anda.
Allah berfirman dalam Quran bahwa Dia akan menjelaskan kenapa hal-hal tertentu
menimpa anda di dunia. Dia tidak bisa memberitahu anda sekarang, karena jika
Dia memberitahu anda sekarang, maka ini tidak lagi disebut ujian.
Dan dalam hadist
Allah Azza wa Jalla memilih orang yang paling dekat kepada-Nya untuk diberikan
ujian terberat. Kenapa Allah melakukan itu? Karena Allah Azza wa Jalla tidak
hanya ingin untuk memberikan derajat tinggi kepadanya, tapi Allah Azza wa Jalla
juga ingin menjadikannya sebagai contoh bagi umat manusia. Dan Allah Azza wa
Jalla ingin menjadikan bahwa mereka punya alasan yang kuat untuk pergi ke jannah (surga). Temanku, jika anda ingin
pergi ke jannah (surga), Allah harus
menunjukkan di hari kiamat “Hamba-Ku yang ini mendapatkan jannah karena alasan ini.”
Rasulullah s.a.w
bersabda: “Perkara seorang mukmin itu aneh, ketika Allah merahmatinya dengan
sesuatu yang baik dan dia bersyukur kepada Allah, maka Allah memberinya pahala
dan merahmatinya. Dan ketika Allah memberinya kesulitan, kemudian dia bersabar
untuk melalui kesulitan itu, dia juga mendapatkan pahala dan rahmat dari
Allah.”
Pahala yang akan
diberikan Allah kepada orang-orang yang bersabar tidak terhitung banyaknya! Seseorang
akan menderita selama beberapa tahun, dan meskipun di sepanjang hidupnya
dipenuhi cobaan yang berat, misalnya penyakit yang parah sampai kematian
merenggutnya. Namun ketika kematian datang, penyakitnya juga dicabut! Tidak ada
seorangpun yang menderita kanker di dalam kubur atau di jannah (surga).
Kesukaran-kesukaran
ini sesungguhnya baik, tapi kita menganggapnya sebagai sesuatu yang jahat.
Allah
mengirimkan kesukaran untuk menguji anda! Kematian dapat merenggut anda kapan
saja! Jadi pastikan selalu iman anda berada dalam kondisi baik. Dia mengirimkan
ujian pada anda untuk menjaga anda dari dosa-dosa anda sendiri!
Allah Azza wa
Jalla mengirimkan kesukaran pada anda mungkin karena anda belum berdo’a sejak
waktu yang lama, dan kini waktunya mendekat kembali pada Allah! Terkadang kita
baru bisa mendekat kepada Allah ketika ujian mendera, kita harus merasakan
kesulitan dulu baru mau mengingat Allah s.w.t, Dan Allah membuka jalan untuk
itu. Dia mengirimkan kesukaran untuk menyempurnakan kita!
Berbagai manfaat
ada bersama datangnya kesukara. Juga seperti yang dikatakan pepatah “Cobaan itu
baik bagimu karena ia adalah kepedihan. Dan kepedihan adalah kelemahan yang
keluar dari tubuhmu. Jika kepedihan itu tidak menghancurkanmu, maka ia
membuatmu lebih kuat.” Dan agar kita
ingat bahwa kita adalah milik Allah! Dengan demikian Dia mempunyai segala hak
untuk melakukan apapun kepada kita seperti yang diinginkan-Nya.
Tidakkah kita
mengetahui kisah para Anbiyya (para
nabi) a.s, merekalah orang-orang yang menerima ujian terberat, meski begitu
mereka tidak pernah berpaling dari Allah s.w.t! Namun sedikit saja kesulitan
datang kepada kita, kita langsung berpikir “Apa salahku? Aku sudah shalat 5
waktu, bersedekah, melakukan ini dan itu! Kenapa Allah menimpakan ini padaku?”
Anda seringkali mendengar orang-orang mengatakan hal bodoh ini! “Kenapa aku
menerima kesulitan?”, kata mereka. Jika Allah s.w.t menguji para anbiyya (nabi), kenapa Dia tidak boleh
menguji kita? Ini adalah hak-Nya. Wallahu'alam.
Referensi: www.LampuIslam.blogspot.com
Page Facebook: www.facebook.com/riska.pratama.ardi
Tidak ada komentar:
Posting Komentar