Ridhwaan adalah nama
malaikat yang ditugaskan oleh Allah untuk menjaga pintu
surga. Sebenarnya, di dalam Al-Qur'an sendiri tidak ada keterangan yang
jelas yang menerangkan bahwa malaikat penjaga pintu gerbang surga
adalah Ridhwan. Begitu pula jika kita meneliti hadits-hadits sahih,
tidak ada yang menyebutkan namanya dengan jelas. Terkadang namanya
diucapkan sebagai
"Rizvan" oleh orang Persia, Urdu, Pashto, Tajik, Punjabi, Kashmir dan
bahasa lainnya yang terpengaruh oleh bahasa Persia. Sedangkan orang
Prancis menyebutnya sebagai "Redouane." [1]
Sekarang
nama ini digunakan
sebagai nama maskulin oleh orang Arab atau orang yang beragama Islam.
Malaikat
Ridwan biasanya dikaitkan bersama dengan malaikat Malik. Hal ini
dikarenakan malaikat Ridwan adalah penjaga pintu surga sementara
malaikat Malik adalah penjaga pintu neraka. Jika kita melakukan kajian
terhadap kitab-kitab hadits, ada beberapa yang menjelaskan tentang nama
dari malaikat ini, akan tetapi hadits-hadits yang ada adalah hadits
dhaif sehingga tidak bisa dipercaya. Berikut ini adalah hadits-hadits
yang menjelaskan tentang malaikat ini:
“...dan penjaga surga
adalah seorang malaikat yang bernama Ridhwan sebagaimana datang dengan jelas di
dalam beberapa hadist.” [2]
“Tidak ada seorang muslim
pun yang membaca Yasin sedang dia berada dalam sakaratul maut, maka tidaklah
Malaikat Maut mencabut nyawanya sampai Ridwan penjaga surga memberinya minuman.”
[3]
“Allah Azza wa Jalla berfirman,
“Wahai Ridwan, bukalah pintu-pintu surga.” [4]
“Lalu saya berkata (di
dalam surga), “Wahai Ridwan, punya siapa istana ini?” [5]
Al Waahidy juga telah mengomentari hadist mengenai malaikat ini secara panjang
lebar di dalam kitabnya yang berjudul Asbaabun Nuzuul. [7] Dengan demikian isnad (periwayat) hadits ini sangat
lemah, bahkan sebagian ulama memasukkan hadist ini dalam kitab Al-Maudhuu’aat (hadits-hadits palsu),
seperti Abul Hasan Ali bin Muhammad bin ‘Iraaq al-Kinaani dalam kitabnya Tanziihu Asy-Syarii’ah Al-Marfuu’ah ‘anil Akhbaar
Asy-Syanii’ah Al-Maudhuu’ah (1/339).
Tugas
Malaikat Ridhwan
Malaikat Ridwan, mempunyai tugas sebagai menjaga surga dengan penampilan yang sangat indah sehingga menyenangkan hati para penghuni surga. Malaikat Ridhwan akan menyambut kedatangan para penghuni surga ketika mereka baru memasuki surga dengan penuh keramah-tamahan dan kehangatan. Kemudian dia akan membukakan pintu gerbang
surga untuk mereka.
Wujud
Malaikat
Wujud para malaikat telah
dijabarkan di dalam Al Qur'an ada yang memiliki sayap sebanyak 2, 3 dan 4,
sebagaimana dalam surat Faathir 35:1 yang berbunyi:
“Segala puji bagi Allah Pencipta langit dan bumi, Yang menjadikan
malaikat sebagai utusan-utusan (untuk mengurus berbagai macam urusan) yang
mempunyai sayap, masing-masing (ada yang) dua, tiga dan empat. Allah
menambahkan pada ciptaan-Nya apa yang dikehendaki-Nya. Sesungguhnya Allah Maha
Kuasa atas segala sesuatu.” (Qs. Faathir
35:1)
Lebih
jauh, di dalam beberapa
hadits disebutkan bahwa sayap malaikat Jibril adalah 600 sayap, Israfil
memiliki 1200 sayap,
dimana satu sayapnya menyamai 600 sayap Jibril dan para malaikat Hamalat
al-'Arsy memiliki 2.400 sayap dimana satu sayapnya menyamai 1.200
sayap Israfil. Sebagai manusia biasa, kita tidak bisa melihat wujud
malaikat dengan mata kita. Hal ini dikarenakan mata manusia tercipta
dari tanah liat yang diberi bentuk oleh Allah
subhanahu wa ta'ala sehingga kita tidak akan bisa melihat wujud asli
dari malaikat yang sejatinya tercipta dari cahaya. Namun apabila kita
menelaah hadits-hadits yang ada, kita akan menemukan bahwa Nabi Muhammad
shalallahu ‘alaihi
wassalam pernah melihat wujud asli malaikat Jibril.
Sifat-sifat
lain yang dimiliki para malaikat adalah mereka tidak akan bertambah tua
maupun bertambah muda, keadaan mereka sekarang sama persis
seperti ketika mereka diciptakan. Allah menciptakan malaikat dengan
tugas-tugas tertentu seperti mengatur pemagian rezeki, mengatur
pembagian air hujan, berdzikir kepada Allah, dan tugas-tugas lainnya.
Dengan sayap yang mereka miliki, maka mereka dapat terbang secepat kilat
dan bahkan lebih cepat dari itu. Mereka tidak berjenis kelamin dan
tidak
berkeluarga. Mereka juga tidak pernah merasakan lapar atau dahaga
sehingga mereka tidak butuh makan atau minum.
Referensi: www.lampuislam.org
Facebook Page: www.facebook.com/riska.pratama.ardi
[1] Excerpts from 'The Angels' by Sachiko Murata
[2] Al-Bidayah wa
An-Nihayah 1/53, Ibnu Katsir.
[3] Ubay bin
Ka’ab diriwayatkan oleh Al-Qadhai dalam Musnad Asy-Syihab (1036) dari jalan
Mukhallad bin Abdil Wahid dari Ali bin Zaid bin Jud’an dan Atha` bin Abi
Maimunah dari Zirr bin Hubaisy dari Ubay secara marfu’. Di dalam sanadnya ada
Ali bin Zaid bin Jud’an yang sudah masyhur sebagai rawi yang lemah. Ditambah lagi
dengan adanya Mukhallad bin Abdil Wahid, yang Ibnu Hibban berkata tentangnya
dalam Al-Majruhin (1096), “Mungkarul hadits jiddan (orang yang
sangat mungkar haditsnya).”
[4] Hadits
Abdullah bin Abbas diriwayatkan oleh Abu Asy-Syaikh dalam kitab Ats-Tsawab dan Al-Baihaqi dalam Syuab Al-Iman tentang kisah berhiasnya
surga setiap memasuki ramadhan. Hadits ini datang dari jalan Adh-Dhahhak dari
Ibnu Abbas secara marfu’. Haditsnya lemah karena Adh-Dhahhak tidak mendengar
dari Ibnu Abbas.
[5] Hadits
Abdullah bin Abi Aufa. As-Suyuthi menyatakan dalam Al-Jami’ Al-Kabir sebagaimana dalam Kunzul Ummal, “Diriwayatkan
oleh Ath-Thabrani dan Ibnu Asakir dari Abdullah bin Abi Aufa, sedang di dalam
sanadnya ada Abdurrahman bin Muhammad Al-Maharibi dan Ammar bin Saif, keduanya
sering meriwayatkan hadits-hadits yang mungkar.” Lihat Mizan Al-I’tidal (2/585) dan (3/165).
[6] Hadits
Anas bin Malik diriwayatkan oleh Al-Uqaili dalam Adh-Dhuafa (1/313) dari jalan
Hamzah bin Washil Al-Minqari dari Qatadah dari Anas secara marfu’, Al-Uqaili
berkata setelahnya, “Hamzah bin Washil Al-Minqari, seorang dari Bashrah, majhul
dalam periwayatan dan haditsnya tidak terjaga.”
[7] Asbaabun
Nuzuul, hal:332,Surat Al-Furqaan.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar