Sebagaimana
diceritakan dalam kitab Daqaiqul Akhbar karangan Syekh Abdurrahman, beliau
menyatakan bahwa ada empat malaikat yang memiliki kemuliaan khusus. Para
malaikat tersebut adalah Israfil, Mikail, Jibril, dan Izrail alaihissalam.
Tugas
mereka adalah memegang dan mengatur segala urusan makhluk. Jibril alaihissalam
bertugas menyampaikan wahyu dan mengangkat para utusan. Sedangkan tugas
malaikat Mikail adalah menurunkan hujan dan mengatur rezeki. Untuk Izrail
tugasnya adalah mencabut nyawa, sedangkan Israfil bertugas untuk meniup
sangkakala (terompet) sebagai pertanda dimulainya hari kiamat.
Ibnu
Abbas radiyallahu anhu berkata: “Sesungguhnya malaikat Israfil pernah memohon
kepada Allah, agar dikaruniai kekuatan yang dapat membawa tujuh langit dan
tujuh bumi. Kemudian Allah memberikan kekuatan tersebut kepadanya. Lalu Israfil
memohon lagi agar dikaruniai kekuatan untuk bisa menguasai angin. Kemudian
Allah pun mengabulkan permohonannya. Lalu ia memohon lagi agar diberi kekuatan
untuk bisa mengangkat gunung dan diberikanlah kekuatan itu kepadanya oleh Allah
subhanahu wa ta’ala, serta kekuatan yang diberikan kepada jin dan manusia.
Kemudian ia memohon lagi agar memiliki kemampuan untuk bisa menguasai seluruh
binatang buas, lalu permohonan tersebut dikabulkan.”
Jumlah
sayap malaikat Israfil ada empat buah. Sayap pertama panjangnya sampai ke arah
barat, yang kedua sampai ke arah timur, yang ketiga menutupi tubuhnya,
sedangkan yang keempat menutupi kepalanya. Warna dari wajahnya adalah kuning
tua.
Sebuah
keterangan ringkas menerangkan bahwa sebab wajahnya berwarna seperti itu adalah
karena getaran rasa takut kepada Allah, yang selalu mengiringinya setiap saat.
Setiap saat dia mengarahkan pandangannya ke arah ‘Arasy, karena semata-mata
menunggu perintah dari Allah.
Salah
satu dari tiang ‘Arasy berada di atas bahunya. Setiap Allah memutuskan di
Lauhil Mahfuzh maka dinding yang menghalanginya terbuka, sehingga segala
keputusan yang Allah tetapkan bisa dilihat oleh Israfil. Memang menurut
riwayat, bahwa Lauhil Mahfuzh itu bergantung di bawah ‘Arasy, sedangkan
malaikat Israfil merupakan satu-satunya malaikat yang paling dekat dengan
‘Arasy tersebut.
Disebutkan,
bahwa jarak antara malaikat Israfil dengan ‘Arasy dihalangi tujuh dinding.
Sedangkan setiap dinding tebalnya adalah sekitar perjalanan lima ratus tahun.
Adapun jarak antara malaikat Israfil dengan malaikat Jibril, kira-kira tujuh
puluh dinding. Jadi, jarak antara malaikat Jibril dengan ‘Arasy adalah tujuh
puluh tujuh lapis dinding.
Abu
Hurairah pernah bertanya kepada Rasulullah shalallahu ‘alaihi wassalam tentang
terompet / sangkakalanya, kemudian Rasulullah shalallahu ‘alaihi wassalam
menjawab, “Sangkakala itu adalah sebuah tanduk raksasa yang terdiri dari
cahaya. Besar tiap lingkaran dalam tanduk itu selebar langit dan bumi.
Sangkakala itu akan ditiupnya sebanyak tiga kali.
Tiupan pertama membuat makhluk ketakutan, tiupan kedua membuat makhluk mati, dan tiupan ketiga membangkitkan makhluk dari kubur (kematiannya).”
Disebutkan,
bahwa malaikat Israfil senantiasa meletakkan mulutnya sehingga senantiasa siap
meniup terompetnya yang berbentuk seperti tanduk apabila mendapat perintah dari
Allah subhanahu wa ta’ala. Disebutkan pula, bahwa terompetnya bercabang empat. Dua
di antaranya bercabang ke arah barat dan timur, sedangkan yang satu lagi bercabang
ke arah bumi dan yang satu lagi bercabang ke arah atas yaitu kepada langit
ketujuh. Adapun lingkaran kepala terompet itu sama dengan lebar langit dan
bumi. Di dalamnya terdapat pintu sebanyak bilangan ruh. Sedangkan di dalamnya
lagi ada tujuh puluh rumah. Tiap-tiap rumah ditempati para ruh. Di antara para
ruh yang ada yakni ruh para nabi yang menempati satu rumah, ruh para jin juga
satu rumah, para setan, binatang, dan sebagainya, sampai tujuh puluh macam.
Tiupan pertama membuat makhluk ketakutan, tiupan kedua membuat makhluk mati, dan tiupan ketiga membangkitkan makhluk dari kubur (kematiannya).”
Referensi: Saifulloh dan Abu Shofia (2003). Menyingkap Tabir Alam Malaikat. Surabaya: Karya Agung
Facebook Page: www.facebook.page/riska.pratama.ardi
Tidak ada komentar:
Posting Komentar