Malaikat
Munkar dan Nakir adalah dua di antara sepuluh malaikat yang wajib diketahui dan
diimani keberadaannya. Tugas keduanya adalah mengajukan pertanyaan-pertanyaan
kepada para mayit yang baru saja dikubur.
Diriwayatkan
dalam sebuah hadits, tatkala mayat diletakkan dalam kubur, maka datanglah dua
malaikat dengan menggunakan pakaian serba hitam. Kedua matanya melotot /
pandangannya menakutkan, suaranya seperti guntur yang menyambar. Tampak pula
kedua taringnya seolah mampu menggali bumi. Lalu keduanya datang kepada mayat
di sekitar kepalanya... sampai akhir hadits.
Dalam
hadits yang lain disebutkan pula bahwa mata keduanya sepert belanga yang
terbuat dari tembaga dan taringnya laksana tanduk sapi, sedangkan suaranya
tidak ubahnya halilintar.
Keterangan
lain pernah meriwayatkan, bahwa malaikat Munkar dan Nakir bisa menggali dan
menginjak hanya dengan menggunakan rambut yang mereka miliki. Di samping itu
masing-masing dari mereka juga membawa sebuah tongkat (gada) besi yang memiliki
bobot sangat berat. Bahkan diilustrasikan seandainya seluruh jama’ah haji yang
berada di Mina diminta untuk mengangkat tongkat yang dimiliki kedua malaikat
ini, niscaya tidak akan mampu.
Di
hadits yang lain juga disebutkan bahwasanya Rasulullah shalallahu ‘alaihi
wassalam bersabda “...Jika gunung-gunung itu dipikul dengan gada itu, niscaya
hancur menjadi tanah...”
Setelah
sendirian berada dalam kubur, maka dalam berbagai keterangan hadits disebutkan
bahwa mayat yang ditinggalkan oleh para pengantar kemudian hidup kembali bahkan
mendengar dengan jelas suara alas kaki dari para pengantarnya. Dan babak baru
dari perjalanan manusia yang amat panjang pun akhirnya dimulai.
Ketika
dalam kesendirian itulah maka sayup-sayup suara para pengantar hilang ditelan
kejauhan, dan datanglah dua malaikat memecah kesunyian kubur. Kedua malaikat
yaitu Munkar dan Nakir kemudian memberi beberapa pertanyaan sebagai berikut: ”Siapa
Tuhanmu? Apa agamamu? Dan siapa nabimu?”
Jika sang mayat termasuk kalangan mukmin, maka ia akan menjawab, “Allah adalah
Tuhanku, Islam adalah agamaku, dan nabiku adalah Nabi Muhammad shalallahu
‘alaihi wassalam.”
Saat
menyaksikan sang mayit idak lagi seceria kala penulisan amal pertama, maka
malaikat Rumman yang ditugaskan itu berkata: “Hai orang yang bersalah, mengapa
kamu tidak malu kepada Allah yang menciptakan dirimu waktu kamu mengerjakan
berbagai amal kejelekan tersebut kala di dunia? Padahal hari ini kamu malu
kepadaku.” Dengan serta merta sang
malaikat mengambil gada dan dipukulkannya kepada mayat tersebut.
Rasulullah
shalallahu ‘alaihi wassalam melanjutkan, “Lalu Munkar dan Nakir menghardik
orang mukmin itu dengan hardikan yang keras. Dan itulah fitnah terbesar yang
didatangkan kepada setiap mayit.”
Sebelum
malaikat Munkar dan Nakir datang menjumpai para mayat di dalam kubur, terlebih
dahulu mayat itu didatangi oleh malaikat bernama Rumman. Bentuk dari wajah
malaikat ini adalah bercahaya bagaikan matahari. Lalu ia duduk dan berkata
kepada mayat: “Tulislah semua yang pernah engkau lakukan selama di dunia baik
itu pekerjaan baik, maupun kejahatan.”
Lalu
si mayat berkata: “Dengan apa aku menulis. Mana alat tulis yang dapat aku
pakai, darimana mendapatkan tinta dan dimana pula tempat tintanya?” Maka
malaikat itu berkata: “Gunakan air liurmu sebagai tinta, sedangkan jarimu
sebagai pena.”
Lalu
mayat itu berkata, “Apa yang akan kutulis, sedangkan aku tidak memiliki buku?”
Kemudian Rasulullah shalallahu ‘alaihi wassalam meneruskan sabdanya, “Lalu
malaikat itu memotong sebagian dari kafan si mayat lantas memberikannya sebagai
buku pencatat amal.” Kemudian malaikat Rumman berkata, “Inilah bukumu, sekarang
tulislah.” Kemudian si mayat menulis seluruh perbuatan yang pernah dilakukannya
dengan diawali dari perbuatan baik. Saat menulis serta mencatat amal yang baik
ini, maka ia melakukannya dengan lancar dan senang hati. Namun ketika sampai
giliran pda penulisan perbuatan jelek yang pernah dilakukannya, ia merasa enggan
dan malu. Karena perasaan tersebut, maka sesekali ia berhenti menulisnya.
malaikat mengambil gada dan dipukulkannya kepada mayat tersebut.
Maka
si mayat itu berkata: “Bebaskan aku, sehingga aku menulisnya.” Lalu si mayat
menulis seluruh perbuatan jeleknya. Kemudian si mayat diperintahkan untuk
menggulung, dan menyetempel. Setelah digulung, si mayat berkata: “Dengan apa
aku mengecapnya, padahal aku tak memiliki alat untuk itu?” Maka malaikat Rumman
kemudian berkata: “Stempelah dengan kukumu.” Dan setelah selesai, lalu
dikalungkannya seluruh catatan itu pada si mayat sampai hari kiamat. Sesudah
itu masuklah malaikat Munkar dan Nakir ke dalam kur si mayat tersebut.
Referensi: Saifulloh dan Abu Shofia (2003). Menyingkap Tabir Alam Malaikat. Surabaya: Karya Agung
Facebook Page: www.facebook.com/riska.pratama.ardi
Tidak ada komentar:
Posting Komentar