Selasa, 04 Oktober 2016

Kenapa Fatimah tidak Boleh di Poligami oleh Ali Bin Abi Thalib?

   
Seorang Kristen Berargumen:

Mari kita lihat pendapat putrinya nabi muhammad, fatimah ketika hendak dipoligami sama Ali bin Abi Thalib,

Ali bin Abi Thali berniat menikahi putri Abu Jahal. Ali bin Abi Thalib meminta izin kepada istrinya. mendengar berita itu, Fatimah marah dan melaporkannya kepada ayahanda, Muhammad. Seketika Muhammad marah besar. Para sahabat bersaksi bahwa mereka tidak pernah melihat muhammad semarah itu. Muhammad berkata kepada putrinya, “engkau adalah putriku. siapa yang membuatmu marah, berarti membuatku marah juga.”


Diriwayatkan oleh Bukhari dan Muslim dari hadist Almiswar bin Makhromah berkata : “Ali melamar putri Abu Jahal, lalu Fatimah mendengarnya lantas ia menemui Rasul Saw berkatalah Fatimah : kaummu meyakini bahwa engkau tidak pernah marah karena putrimu; Ali menikahi putri Abu Jahal, maka berdirilah Rasulullah Saw dan saya mendengar ketika dia membaca dua kalimat syahadat lalu berkata : aku menikahkan anakku dengan Abul As bin Robi’ dan diatidak membohongiku, sesunggunhya Fatimah itu bagian dari saya, dan saya sangat membenci orang yang membuatnya marah. Demi Allah putri Rasulullah dan putri musuh Allah tidak pernah akan berkumpul dalam naungan seorang laki-laki maka kemudian Ali membatalkan (lamaran itu)”. diriwayatkan Bukhori dan Muslim.

Rasulullah saw bersabda:
 
فاطمة بضعة مني يريبني ما أرابها ويؤذيني ما آذاها
“Fatimah adalah bagian dari diriku, menggoncangkan aku apa saja yang menggoncangkan dia, dan menyakitiku apa saja yang menyakitinya.” Rasulullah berkhutbah di dalam mesjid di hadapan kaum muslimin. di situ hadir Ali bin Abi Thalib. maka Rasulullah berkata, “Demi Allah, selama Fatimah adalah putri Rasulullah, maka aku tidak akan mengizinkan putriku serumah dengan putri musuh Allah.”

Ali bin Abi Thalib pulang dari mesjid dengan sedih, karena merasa telah membuat rasulullah marah besar. sesampainya di rumah, Ali bin Abi Thalib langsung berbicara kepada Fatimah. “Wahai istriku, aku minta maaf, karena telah berniat menikahi putri Abu Jahal. hari ini, dimesjid rasulullah berkhutbah dan dengan marah mengatakan bahwa beliau tidak akan mengizinkan engkau serumah dengan putri abu jahal. aku tidak ingin membuat rasulullah dan putrinya marah. sudikah engkau memaafkanku?”

Fatimah menganggukan kepala dan menyatakan bersedia memaafkan Ali Bin Abi Thalib.. yg akhirnya tidak melakukan poligami. na loh kalian yg setujuh poligami !.. Fatimah aja nggak mau di madu !! Mengenai Fathimah Azzahra ra tentulah tak mengingkari poligami, dan ia tak akan mengingkari semua hukum Allah dan Sunnah Rasul saw.

Jawaban:

Sebagaimana ketika Usamah bin Zeyd ra meminta keringanan untuk seorang wanita muhajirin yg mencuri, maka Rasul saw naik mimbar dan berwasiat, “sungguh ummat sebelum kalian bila oran orang terhormat maka diringankan atas mereka, bila kaum dhuafa maka didirikanlah hukum, Demi Allah bila Fathimah putri muhammad mencuri maka Muhammad akan memotong tangannya” (shahih Bukhari hadits no.6406).

ini menunjukkan bahwa tak mungkin Rasul saw mengajarkan sunnah poligami namun melarang khusus untuk putrinya, maka ini adalah pemahaman yg keliru, dan tentunya Putri Rasulullah saw ini sangat mulia dg mencintai sunnah Nabi saw, dan bisa dipastikan bahwa wanita mulia ini adalah wanita yg paling mencintai sunnah, karena Fathimah ra adalah didikan Rasulullah saw. Mengenai Rasul saw melarang Ali  bin Abu Tholib berpoligami, itu karena Ali Bin Abu Tholib berencana menikah dengan  putri Abu Jahal, dan tentunya Ali bin Abu Tholib ingin menyelamatkan putri Abu Jahal yang muslimah dari kekejian ayahnya, namun Rasul saw tak menyetujui itu, karena mensejajarkan putri beliau saw dengan Putri Abu Jahal akan membuat fitnah baru dengan mengatakan bahwa Rasul saw memerangi kuffar namun berbesan dengan musuh Allah, memerintahkan muslimin memerangi orang orang kafir namun menyambung hubungan keluarga dengan pimpinan Musuh Allah.

Kalangan antipoligami juga sering mengetengahkan hadits tentang larangan Rasulllah saw terhadap Ali berpoligami saat masih beristeri dengan puteri beliau, Fatimah ra. Mereka mengutip Hadits: Nabi saw marah besar ketika mendengar putri beliau, Fathimah binti Muhammad saw, akan dipoligami Ali bin Abi Thalib ra. Ketika mendengar rencana itu, Nabi pun langsung masuk ke masjid dan naik mimbar, lalu berseru: “Beberapa keluarga Bani Hasyim bin al-Mughirah (kerabat Abu Jahl) meminta izin kepadaku untuk mengawinkan putri mereka (anak Abu Jahl) dengan Ali bin Abi Thalib. Ketahuilah, aku tidak akan mengizinkan, sekali lagi tidak akan mengizinkan. Sungguh tidak aku izinkan, kecuali Ali bin Abi Thalib menceraikan putriku terlebih dahulu, Fatimah Bagian dari diriku, apa yang meragukan dirinya meragukan diriku, dan apa yang menyakiti hatinya menyakiti hatiku, aku sangat kwatir kalau-kalau hal itu mengganggu pikirannya (Jâmi’ al-Ushûl, juz XII, 162, Hadits: 9026).

Penggunaan Hadits ini untuk melarang poligami ternyata tidak sesuai dengan latar-belakang pelarangan tersebut. Nabi saw melarang Ali ra menikah lagi karena Ali ra hendak menikahi anak musuh Allah Swt, Abu Jahl. Menurut Rasulullah saw tidak layak menyandi putri utusan Allah dengan putri musuh Allah. Sehingga, letak pelarangan tersebut bukan pada poligaminya, namun lebih kepada orang yang hendak dinikahi. Beliau sendiri juga menegaskan, tidak mengharamkan yang halal dan menghalalkan yang haram. Hal ini dapat disimpulkan dari Hadits yang sama dari riwayat lain. Dalam riwayat al-Bukhari, Rasulullah saw bersabda: “Sesungguhnya Fatimah adalah dari diriku dan aku khawatir agama akan terganggu. “Kemudian beliau menyebutkan perkawinan Bani Abdi Syams dan beliau menyanjung pergaulannya, “Dia bicara denganku dan mempercayaiku, dia berjanji padaku dan dia penuhi. Dan sungguh aku tidak mengharamkan yang halal dan tidak pula menghalalkan yang haram, akan tetapi, demi Allah, jangan sekali-kali bersatu putri Utusan Allah dengan putri musuh Allah.” (H.R. Bukhari)

Sebab yang paling mungkin adalah sesuai perkataan beliau sendiri, bahwa mengguncang Fatimah sama saja dengan mengguncang Rasul. Beliau mencintai putrinya dan tidak ingin membiarkan keguncangan (apapun yg bisa beliau cegah, termasuk poligami) menyusahkan putrinya itu. Rasulullah pastilah sangat mengenal putrinya, tahu apa yg sanggup menguatkannya dan apa yg mengguncangkannya. Kalau Abu Bakar melepaskan putrinya Aisya mjd istri ke-sekian Nabi, maka itu adalah hak Abu Bakar karena ia mengenal putrinya itu. Tapi kalau Rasulullah melarang putrinya di poligami, hadis itu memberi pelajaran pada saya, bahwa seorang ayah bisa saja melepas putrinya dipoligami tapi bisa juga ia mencegahnya.

Selain itu penolakan Fatimah untuk dipoligami adalah memang karena Fatimah tidak siap dipoligami. Kesiapan setiap perempuan berbeda-beda. Dan seorang laki-laki tidak bisa menyamaratakan semua perempuan. Sebagaimana diisyaratkan dalam riwayat berikut ini:

Ibn Sa‘ad (168 H/764 M–230 H/845 M) dalam kitabnya, Al-Thabaqât Al-Kabîr, mencatat dialog menarik berikut ini: Amrah binti Abdurrahman berkata, “Rasulullah ditanya, ‘Rasulullah, mengapa engkau tidak menikahi perempuan dari kaum Anshar? Beberapa di antara mereka cantik-cantik.’ Rasulullah menjawab, ‘Mereka perempuan-perempuan yang mempunyai kecemburuan besar yang tidak akan bersabar dengan madunya. Aku mempunyai beberapa istri, dan aku tidak suka menyakiti kaum perempuan berkenaan dengan hal itu.’”

Kesiapan mental setiap perempuan berbeda-beda. Karena itu, suami bijak yang ingin meneladani Nabi tidak akan memaksakan kehendaknya untuk berpoligami jika istrinya tidak siap dan sabar dimadu serta sangat pencemburu. Sebab, Nabi pun tidak suka menyakiti perasaan perempuan dalam hal ini. Memaksakan poligami terhadap istri yang tidak sanggup dimadu hanya akan menimbulkan gejolak yang tidak perlu dalam kehidupan berumah tangga. Ini tentunya menyalahi tujuan perkawinan sebagaimana diajarkan Allah:

untuk menciptakan ketenteraman (sakînah) dalam hati suami-istri (QS Al-Rûm [30]: 21).

Kutipan dari ENSIKLOPEDI MUHAMMAD, Afzalur Rahman, Jilid 4 (Muhammad sebagai Suami dan Ayah), h. 99, Pelangi Mizan, 2009)

Sumber: answeringkristen.wordpress.com
Referensi: www.lampuislam.org
Facebook Page: www.facebook.com/riska.pratama.ardi

Dimanakah Baginda Nabi Muhammad SAW sekarang?

 

Pertanyaan ini termasuk salah satu topik andalan yang lumayan sering dilontarkan oleh para kristen penghujat Islam dalam berbagai forum debat di internet dengan macam-macam maksud dan tujuan. Namun pada prinsipnya, dan inilah yang sebenarnya, pertanyaan itu semata-mata cuma untuk menghibur diri sendiri dalam rangka mempertahankan keyakinan mereka yang mudah goyah. Itu sebabnya mengapa mereka merasa perlu untuk terus menerus mencari alasan pembenaran agar ajaran kristen tampak seolah-olah lebih baik dan lebih benar dibandingkan dengan ajaran Islam.
Dengan mengangkat topik ini, bagaimana kristen tidak tampak lebih baik dan lebih benar? Seperti yang mereka yakini, saat ini Yesus sudah berada di sorga dan mereka yang mengakui Yesus sebagai Tuhan dijamin pasti akan masuk sorga!
Sedangkan umat muslim? Ke mana semua mereka setelah mati nanti? Jangankan masuk sorga, sedangkan nabi besar yang mereka ikuti saja, setelah wafat tidak jelas di mana keberadaannya. Bagamana pula dengan nasib umatnya sendiri kelak?

Dimana nabi Muhammad sekarang?
————————————————————————————————–
Untuk memahami jawaban yang benar menurut petunjuk Al-Qur’an dan Hadits, sebenarnya mereka perlu mengetahui dengan baik bahwa dalam ajaran islam, jasad dan ruh para Nabi dan Syuhada tidak pernah mati, dan tidak pula pernah rusak oleh tanah.
————————————————————————————————–
 
1. FAKTA AL-QUR’AN
“Janganlah kamu mengira bahwa orang-orang yang gugur di jalan Allah itu mati; bahkan mereka itu HIDUP disisi Tuhannya dengan mendapat rezki.” (QS. Ali-Imran[3]:169).
2. FAKTA AL-HADITS
”Allah subhanahu wa ta’ala mengharamkan tanah untuk memakan jasad para Nabi.”  [Kitab Shahih Sunan Abu Dawud hal. 196 hadits no. 925 oleh Syaikh Nashiruddin Al Albani].
Abdullah bin Umar: Rasulullah SAW bersabda,” Mu’adzin al-muhtasibin (yang mengharap pahala disisi Allah) seperti seorang syahid yang berlumuran darah. Apabila dia mati jasadnya tidak dimakan belatung didalam kuburnya”  [Kitab At-targhib wat Tarhib Diriwayatkan oleh Mundziri, hal. 181. No.24] Dan masih banyak lagi hadits-hadits yang berhubungan dengan hal ini.
3. FAKTA MEDIA PUBLIK
Jika kristen bertanya, apakah fakta-fakta di atas dianggap sudah menjawab pertanyaan di mana nabi Muhammad sekarang? Jawabnya, tentu saja sudah! Tapi kalau masih belum faham juga, maka begini penjelasan yang lebih spesifik:
  • Nabi Muhammad Shallallahu Alaihi Wasallam saat ini berada di Madinah, di dalam maqamnya yang dimuliakan oleh manusia, oleh para malaikat, dan oleh Allah sendiri. Beliau hidup dan senantiasa dipenuhi kebutuhan hidupnya sesuai dengan firman Allah dalam Al-Qur’an surah Ali-Imran[3]:169 di atas.
  • Setiap hari para malaikat bumi mendatangi maqam nabi Muhammad Shallallahu Alaihi Wasallam untuk menyampaikan salam (syalawat) dari umatnya di seluruh penjuru dunia. Ini sesuai dengan sabda beliau, “Sesungguhnya Allah Subhanahu wata’ala memiliki Malaikat- Malaikat yang terbang ke berbagai tempat di bumi menyampaikan kepadaku salam dari umatku.” [Shahih HR Imam Ahmad]
  • Setiap saat ruh dan jasad nabi Muhammad Shallallhu Alaihi Wasallam menjawab semua syalawat dari umatnya. Ini sesuai dengan sabda beliau, “Tidak ada yg menyampaikan salam dari umatku, kecuali Allah akan mengembalikan ruhku (kepada Jasad ku di madinah ) dan menjawab salamnya ” [Shahih HR Abu Daud]
  • Sebagaimana yang dilakukan oleh umat Islam saat melaksanakan ibadah Haji & Umrah, maka menjelang kiamat nanti nabi Isa Alaihisallam yang kembali ke bumi akan datang mengucapkan salam di maqam nabi Muhammad Shallalhu Alaihi Wasallam. Hal ini dinubuatkan dalam sabda beliau, “Sungguh Isa Ibn Maryam akan turun dan melalui Madinah dalam perjalanan haji dan jika dia mengcapkan salam kepadaku, pasti aku akan menjawabnya.” [HR Al-Hakim, beliau mengatakan sahih]
  • Hingga kini dan sampai kiamat nanti Nabi Muhammad Shallallahu Alaihi Wasallam masih mengunjungi orang-orang tertentu melalui mimpi, sebagaimana sabda beliau,  “Barangsiapa yang pernah melihat aku dalam mimpinya, berarti dia benar-benar melihatku. Sesungguhnya syaitan tidak bisa menjelma dengan rupaku.“ [Jami’u As-Soghir Imam Suyuthi, Musnad Imam Ahmad, Sahih Al-Bukhari, Sunan At-Tirmidzie, hadis ini sahih] atau diriwayatkan daripada Abu Hurairah r.a katanya: Rasulullah s.a.w pernah bersabda: “Barangsiapa yang pernah melihat aku dalam mimpinya, berarti dia akan dapat melihatku di dalam keadaan sadar. Sesungguhnya tidak mampu syaitan menjelma dengan rupaku .“ [Jami’u As-Soghir Imam Suyuthi, Sahih Al-Bukhari, Sahih Muslim, Sunan Abu Dawud, hadis sahih]
    Sampai di sini, boleh jadi timbul pertanyaan baru; benarkah ada manusia yang pernah memimpikan bertemu dengan Nabi Muhammad Shalallahu Alaihi Wasallam? Jawabnya, ada! Tapi kisah-kisah seputar ini sangat jarang diliput oleh media untuk dipublikasi secara luas. Kendati demikian, tidak ada salahnya bila kita menyimak juga penjelasan dari sumber-sumber yang layak dipercaya seperti di antaranya di sini, atau di sini.
    Meski begitu, berbekal mimpi indah bahwa Yesus yang mereka tuhankan “masih hidup” di sorga dan sudah menjanjikan masuk sorga bagi mereka, tidak sedikit kristen yang kemampuan olah pikirnya tidak cukup baik untuk mencerna penjelasan Al-Qur’an dan Hadits seperti di atas, masih tetap saja “nyosor” dengan pertanyaan klise seperti misalnya, “Karena sudah dimakamkan (atau disemayamkan di maqam), artinya nabi anda mati, kan?”
    Ini juga salahsatu ketidakfahaman mereka tentang makna atau definisi “maqam” dalam Islam. Menurut perbendaharaan kata bahasa asli Al-Qur’an dan Hadits, yaitu Arab, secara ringkas maqam dapat diartikan sebagai station, tempat, posisi atau koordinat, atau peringkat dalam tatanan melodi. Selanjutnya tentang maqam ini, silahkan lihat juga:
  • Di dalam Kamus al-Munawwir (Arab-Indonesia), A.W. Munawwir (1984) menyebutkan, bahwa kata maqaam berasal dari kata qaa-ma, ya-quu-mu, qi-yaam, yang berarti ‘naik/meningkat, berdiri, bangkit, bangun, berangkat’.
  • Dalam A Dictionary of Modern Written Arabic, Hans Wehr (1974) mengartikan maqaam dengan ‘site, location, position, place, spot, situation, station, standing, rank, dignity.’
  • Sedangkan dalam Ensiklopedi Islam, Cyril Classe- (1999) memberi arti maqam dengan “tempat berdiri”, sebuah stasiun spiritual, semisal kesalehan sikap atau sebuah sikap yang muncul sebagai corak jiwa yang dominan.
     
    Semoga setiap umat Islam yang turut membaca penjelasan ini, Insya Allah, kelak akan mendapat perkenan Allah untuk berjumpa dengan Baginda Nabi Besar Muhammad Sholallahu alaihi wassalam sebagaimana yang senantiasa menjadi kerinduan umat Islam di seluruh dunia.
    Amin, Allahuma Amiin.
    Referensi: www.lampuislam.org 

Benarkah Qs 19:17 Mengatakan Setiap Muslim akan Masuk Neraka?

     


وَإِنْ مِنْكُمْ إِلا وَارِدُهَا كَانَ عَلَى رَبِّكَ حَتْمًا مَقْضِيًّا
"Dan tidak ada seorangpun dari padamu, melainkan mendatangi neraka itu. Hal itu bagi Tuhanmu adalah suatu kemestian yang sudah ditetapkan." (QS. Maryam' 19:71)
 
Ayat tersebut diatas adalah salah satu andalan dari para Kristiani penghujat dalam mencoba melemahkan keimanan Muslim terhadap ajaran yang diturunkan Allah yaitu Islam yang jelas menununtun pada cahaya surga dan merupakan jalan satu-satunya yang tidak terkontaminasi dengan berbagai bentuk kesesatan ciptaan manusia. Sama seperti tuduhan Kristiani yang lain, tuduhan diatas juga muncul berdasarkan kurangnya pemahaman mereka mengenai firman Allah yaitu Al-Qur'an. Hal tersebut dapat dimaklumi karena mereka sama sekali tidak mengerti ilmu-ilmu dalam mempelajari Al-Qur'an, tidak mengerti serta tidak dapat membaca bahasa Arab dimana Al-Qur'an itu dioriginalkan oleh Allah dengan bahasa mula-mula firman tersebut diturunkan ditempatnya dan yang lain hanya terjemahannya saja untuk memudahkan pembaca disetiap negara, ditambah karena kitab mereka sudah kehilangan keaslian seiring musnahnya bahasa asli dari Bible mereka sendiri sehingga menjadikan Kristiani sering memandang pemahaman Al-Qur'an sama seperti Bible padahal jelas hal tersebut sangat salah.
Jadi jika hanya berpedoman pada terjemahan dan bukan pada Al-Qur'an itu sendiri, maka terjadilah tuduhan yang aneh-aneh dan mengada-ada sebagaimana kebiasaan Kristiani pengkritik Islam, dan hal tersebut dapat dimaklumi karena mereka terbiasa dengan terjemahan yang dimanipulasi bahkan lebih ekstrim lagi mengimani terjemahan yang penuh manipulasi tersebut. Tapi yang tidak dapat dimaklumi disini adalah, jika Kristiani jelas tidak mengerti bagaimana cara memahami Al-Qur'an, lantas mengapa mereka masih saja nekat memberikan tuduhan diluar rana pengetahuan mereka? Sudah jelas Muslim telah mempelajari Al-Qur'an sejak SD dibimbing dengan guru yang berkompeten, ditambah sudah tentu Muslim juga telah mengkhatamkan Al-Qur'an di usia SD dan SMP, sedangkan Kristiani jangankan mengkhatamkan Al-Qur'an, membaca Al-Qur'an saja tidak bisa, kenapa mereka malah sok mau menggurui kita mengenai kandungan yang tertanam dalam Al-Qur'an? Apakah dunia ini sudah terbalik dimana sekarang zamannya manusia yang tidak mengerti apa-apa mengajari manusia yang mengerti? Intinya setiap tuduhan Kristiani yang berhubungan dengan Al-Qur'an itu sebenarnya adalah hal yang memalukan dan tidak perlu, mereka lupa kelas mereka dimana.
Maaf saja jika kami sedikit berpanjang lebar sebelum menjawab apa yang biasa Kristiani tuduhkan, karena pasalnya jika kita hanya menjawab tuduhan mereka saja tentu saja tuduhan tersebut pasti akan tetap dibawa ketempat lain bahkan mungkin mereka lebih bernafsu mengkritik ayat lain dalam Al-Qur'an yang tidak mereka mengerti sama sekali, dengan kata lain kebebalan terus mereka pertahankan. Jadi sebelum menjawab, sebaiknya kita buat Kristiani itu berlogika dulu bahwa mereka ini sebenarnya manusia yang tidak pantas menghakimi Islam dari segi ajaran maupun kitab, karena bukan levelnya seseorang memaknai Islam dari persepsi Gereja. Jelas para Kristiani tidak pantas dan tidak sanggup untuk melakukan hal tersebut.
 
Sebagai permulaan sebelum kita mulai membahas tudingan Kristiani, mari kita bersama-sama merenungkan kebenaran firman Allah berikut.
وَعَدَ اللَّهُ الْمُؤْمِنِينَ وَالْمُؤْمِنَاتِ جَنَّاتٍ تَجْرِي مِنْ تَحْتِهَا الأنْهَارُ خَالِدِينَ فِيهَا وَمَسَاكِنَ طَيِّبَةً فِي جَنَّاتِ عَدْنٍ وَرِضْوَانٌ مِنَ اللَّهِ أَكْبَرُ ذَلِكَ هُوَ الْفَوْزُ الْعَظِيمُ
"Allah menjanjikan kepada orang-orang mukmin, lelaki dan perempuan, (akan mendapat) surga yang dibawahnya mengalir sungai-sungai, kekal mereka di dalamnya, dan (mendapat) tempat-tempat yang bagus di surga 'Adn. Dan keridhaan Allah adalah lebih besar; itu adalah keberuntungan yang besar." (QS. At-Taubah' 9:72)
Maha Benar Allah dengan segala firman-Nya. Sekarang kita fokus pada jawaban terhadap tuduhan mereka.
"Dan tidak ada seorangpun dari padamu, melainkan mendatangi neraka itu. Hal itu bagi Tuhanmu adalah suatu kemestian yang sudah ditetapkan." (T-QS. Maryam' 19:71)
Biasanya Kristiani yang kebablasan akan mengatakan bahwa terjemahan ayat diatas membuktikan semua Muslim masuk neraka, karena ada kalimat "tidak seorangpun dari padamu mendatangi neraka". Tapi sebelumnya bacalah baik-baik konteks ayat berikut:
QS. Maryam' 19:66-72
وَيَقُولُ الإنْسَانُ أَئِذَا مَا مِتُّ لَسَوْفَ أُخْرَجُ حَيًّا أَوَلا يَذْكُرُ الإنْسَانُ أَنَّا خَلَقْنَاهُ مِنْ قَبْلُ وَلَمْ يَكُ شَيْئًا فَوَرَبِّكَ لَنَحْشُرَنَّهُمْ وَالشَّيَاطِينَ ثُمَّ لَنُحْضِرَنَّهُمْ حَوْلَ جَهَنَّمَ جِثِيًّا ثُمَّ لَنَنْزِعَنَّ مِنْ كُلِّ شِيعَةٍ أَيُّهُمْ أَشَدُّ عَلَى الرَّحْمَنِ عِتِيًّا ثُمَّ لَنَحْنُ أَعْلَمُ بِالَّذِينَ هُمْ أَوْلَى بِهَا صِلِيًّا وَإِنْ مِنْكُمْ إِلا وَارِدُهَا كَانَ عَلَى رَبِّكَ حَتْمًا مَقْضِيًّا ثُمَّ نُنَجِّي الَّذِينَ اتَّقَوْا وَنَذَرُ الظَّالِمِينَ فِيهَا جِثِيًّا
Terjemahan:
66. Dan berkata manusia: "Betulkah apabila aku telah mati, bahwa aku sungguh-sungguh akan dibangkitkan menjadi hidup kembali?"
67. Dan tidakkah manusia itu memikirkan bahwa sesungguhnya Kami telah menciptakannya dahulu, sedang ia tidak ada sama sekali?
68. Demi Tuhanmu, sesungguhnya akan Kami bangkitkan mereka bersama syaitan, kemudian akan Kami datangkan mereka ke sekeliling Jahannam dengan berlutut.
69. Kemudian pasti akan Kami tarik dari tiap-tiap golongan siapa di antara mereka yang sangat durhaka kepada Tuhan Yang Maha Pemurah.
70. Dan kemudian Kami sungguh lebih mengetahui orang-orang yang seharusnya dimasukkan ke dalam neraka.
71. Dan tidak ada seorangpun dari padamu, melainkan mendatangi neraka itu. Hal itu bagi Tuhanmu adalah suatu kemestian yang sudah ditetapkan.
72. Kemudian Kami akan menyelamatkan orang-orang yang bertakwa dan membiarkan orang-orang yang zalim di dalam neraka dalam keadaan berlutut.
Jika kita membaca konteks ayat diatas secara keseluruhan, ada beberapa pembagian 'manusia' yang mesti ditekankan disini. Dalam kalimat, "Dan tidak ada seorangpun dari padamu" (Ayat 71), kata 'padamu' yang dimaksud tersebut secara umum adalah manusia ciptaan Allah yang mempertanyakan kehendak dan kuasa Allah (Ayat 66-67), tapi secara khusus 'padamu' yang dimaksud adalah manusia yang sangat durhaka kepada Allah (Ayat 69) dan manusia yang sudah seharusnya dimasukkan kedalam neraka dalam Pengetahuan Allah (Ayat 69)
Sekarang kita cermati QS. Maryam' 9:71 yang merupakan sumber ketidak pahaman dan bukti kekosongan Kristiani.
وَإِنْ مِنْكُمْ إِلا وَارِدُهَا كَانَ عَلَى رَبِّكَ حَتْمًا مَقْضِيًّا
"wa-in minkum illaa waariduhaa kaana 'alaa rabbika hatman maqdhiyyaan"
"Dan tidak ada seorangpun dari padamu, melainkan mendatangi neraka itu. Hal itu bagi Tuhanmu adalah suatu kemestian yang sudah ditetapkan.
Dalam ayat diatas Allah memakai kata 'waariduhaa' yang berarti 'mendatanginya' atau 'melewatinya' (pass over it). Allah tidak memakai kata 'khaaliduhaa' yang berarti 'memasukinya' (enter). Perhatikan Terjemahan Yusuf Ali:
"Not one of you but will pass over it: this is, with thy Lord, a decree which must be accomplished." (T-QS. Maryam' 9:71)
Perlu diketahui bahwa setiap orang kelak di akhirat akan meniti sirath (jalan atau jembatan) yang berada di atas neraka. Yang selamat dan tidak akan jatuh ke dalam neraka hanyalah orang-orang yang bertakwa, orang yang bertakwa akan diselamatkan dan tidak akan menyentuh api neraka tersebut.
Jadi jelasnya, Allah memakai kata 'waariduhaa' yang berarti 'mendatangi' atau 'melewati' untuk semua manusia karena semua manusia akan mendatangi neraka dalam arti menitih jembatan atau sirath yang berada diatas neraka, tapi bukan berarti semua manusia akan memasukinya atau berdiam diri dalam neraka tersebut. Ayat berikutnya sudah sangat menjelaskan:
 
ثُمَّ نُنَجِّي الَّذِينَ اتَّقَوْا وَنَذَرُ الظَّالِمِينَ فِيهَا جِثِيًّا
"Kemudian Kami akan menyelamatkan orang-orang yang bertakwa dan membiarkan orang-orang yang zalim di dalam neraka dalam keadaan berlutut." (QS. Maryam' 19:72)
Kristiani begitu gemar membuat penipuan dalam hal ini dengan cara tidak mengutip ayat selanjutnya. Orang beriman yang bertakwa akan dapat melewati sirath tersebut dan tidak akan mendapat siksa atau api neraka sedikitpun serta akan selamat, berbeda dengan orang kafir dan orang zalim yang akan gagal melewati sirath tersebut dan akan terjatuh masuk kedalam neraka. Sedangkan orang-orang kafir dari kaum Yahudi dan Nasrani dan orang-orang yang menyekutukan Allah telah dipastikan masuk neraka dan kekal didalamnya:
إِنَّ الَّذِينَ كَفَرُوا مِنْ أَهْلِ الْكِتَابِ وَالْمُشْرِكِينَ فِي نَارِ جَهَنَّمَ خَالِدِينَ فِيهَا أُولَئِكَ هُمْ شَرُّ الْبَرِيَّةِ
"Sesungguhnya orang-orang yang kafir yakni ahli Kitab (Yahudi dan Nasrani) dan orang-orang yang musyrik (akan masuk) ke neraka Jahannam; mereka kekal di dalamnya. Mereka itu adalah seburuk-buruk makhluk." (QS. Al-Bayyinah' 98:6)
Orang-orang Yahudi dan Kristen tidak akan diselamatkan dan terjatuh kedalam neraka, mereka masuk nereka karena tidak beriman kepada Islam, Al-Qur'an, dan Nabi Muhammad pemberita jalan yang lurus.
يَا أَهْلَ الْكِتَابِ قَدْ جَاءَكُمْ رَسُولُنَا يُبَيِّنُ لَكُمْ كَثِيرًا مِمَّا كُنْتُمْ تُخْفُونَ مِنَ الْكِتَابِ وَيَعْفُو عَنْ كَثِيرٍ قَدْ جَاءَكُمْ مِنَ اللَّهِ نُورٌ وَكِتَابٌ مُبِينٌ يَهْدِي بِهِ اللَّهُ مَنِ اتَّبَعَ رِضْوَانَهُ سُبُلَ السَّلامِ وَيُخْرِجُهُمْ مِنَ الظُّلُمَاتِ إِلَى النُّورِ بِإِذْنِهِ وَيَهْدِيهِمْ إِلَى صِرَاطٍ مُسْتَقِيمٍ
"Hai Ahli Kitab, sesungguhnya telah datang kepadamu Rasul Kami (Muhammad), menjelaskan kepadamu banyak dari isi Al Kitab yang kamu sembunyi kan, dan banyak (pula yang) dibiarkannya. Sesungguhnya telah datang kepadamu cahaya dari Allah, dan Kitab (Al-Qur'an) yang menerangkan. Dengan kitab itulah Allah menunjuki orang-orang yang mengikuti keredhaan-Nya ke jalan keselamatan, dan (dengan kitab itu pula) Allah mengeluarkan orang-orang itu dari gelap gulita kepada cahaya yang terang benderang dengan seizin-Nya, dan menunjuki mereka ke jalan yang lurus." (QS. Al-Maaidah' 5:15-16)
يَا أَهْلَ الْكِتَابِ قَدْ جَاءَكُمْ رَسُولُنَا يُبَيِّنُ لَكُمْ عَلَى فَتْرَةٍ مِنَ الرُّسُلِ أَنْ تَقُولُوا مَا جَاءَنَا مِنْ بَشِيرٍ وَلا نَذِيرٍ فَقَدْ جَاءَكُمْ بَشِيرٌ وَنَذِيرٌ وَاللَّهُ عَلَى كُلِّ شَيْءٍ قَدِيرٌ
"Hai Ahli Kitab, sesungguhnya telah datang kepada kamu Rasul Kami, menjelaskan (syari'at Kami) kepadamu ketika terputus (pengiriman) rasul-rasul agar kamu tidak mengatakan: "Tidak ada datang kepada kami baik seorang pembawa berita gembira maupun seorang pemberi peringatan." Sesungguhnya telah datang kepadamu pembawa berita gembira dan pemberi peringatan. Allah Maha Kuasa atas segala sesuatu." (QS. Al-Maaidah' 5:19)
Wallahu'alam. Kalau problema ini sudah terselesaikan, maka sekarang yang perlu dipertanyakan adalah dalil jaminan masuk surga bagi Kristiani, karena dalam Bible tidak ada satupun ayat yang menunjukkan Kristiani akan menempati kerajaan sorga setelah mereka mati. Padahal Kristiani begitu yakin dengan klaim mereka akan penebusan dosa Yesus, namun ironisnya Yesus sekalipun tidak pernah menyinggung Kristen sebagai umat dan pengikutnya, Yesus tidak pernah menyinggung Kristen sebagai kelompok yang dosanya sudah ditebus olehnya, ditambah Yesus tidak pernah menyinggung satupun umat Kristen bahwa mereka itu akan masuk surga. Apalagi penebusan dosa oleh penyaliban juga tidak lebih dari omong kosong dan imajinasi palsu dimana tidak ada keterangan spesifik dalam Bible yang membenarkannya.
Sedangkan dalam Islam atau Al-Qur'an, Jaminan dan Janji Allah akan masuk surga bagi Muslim atau Muslimah yang beriman dan beramal saleh selama hidup didunia itu jelas:
مَنْ عَمِلَ سَيِّئَةً فَلا يُجْزَى إِلا مِثْلَهَا وَمَنْ عَمِلَ صَالِحًا مِنْ ذَكَرٍ أَوْ أُنْثَى وَهُوَ مُؤْمِنٌ فَأُولَئِكَ يَدْخُلُونَ الْجَنَّةَ يُرْزَقُونَ فِيهَا بِغَيْرِ حِسَابٍ
"Barangsiapa mengerjakan perbuatan jahat, maka dia tidak akan dibalasi melainkan sebanding dengan kejahatan itu. Dan barangsiapa mengerjakan amal yang saleh baik laki-laki maupun perempuan sedang ia dalam keadaan beriman, maka mereka akan masuk surga, mereka diberi rezki di dalamnya tanpa hisab." (QS. Al-Mu'min' 40:40)
وَعَدَ اللَّهُ الْمُؤْمِنِينَ وَالْمُؤْمِنَاتِ جَنَّاتٍ تَجْرِي مِنْ تَحْتِهَا الأنْهَارُ خَالِدِينَ فِيهَا وَمَسَاكِنَ طَيِّبَةً فِي جَنَّاتِ عَدْنٍ وَرِضْوَانٌ مِنَ اللَّهِ أَكْبَرُ ذَلِكَ هُوَ الْفَوْزُ الْعَظِيمُ
"Allah menjanjikan kepada orang-orang mukmin, lelaki dan perempuan, (akan mendapat) surga yang dibawahnya mengalir sungai-sungai, kekal mereka di dalamnya, dan (mendapat) tempat-tempat yang bagus di surga 'Adn. Dan keridhaan Allah adalah lebih besar; itu adalah keberuntungan yang besar." (QS. At-Taubah' 9:72)
وَبَشِّرِ الَّذِينَ آمَنُوا وَعَمِلُوا الصَّالِحَاتِ أَنَّ لَهُمْ جَنَّاتٍ تَجْرِي مِنْ تَحْتِهَا الأنْهَارُ كُلَّمَا رُزِقُوا مِنْهَا مِنْ ثَمَرَةٍ رِزْقًا قَالُوا هَذَا الَّذِي رُزِقْنَا مِنْ قَبْلُ وَأُتُوا بِهِ مُتَشَابِهًا وَلَهُمْ فِيهَا أَزْوَاجٌ مُطَهَّرَةٌ وَهُمْ فِيهَا خَالِدُونَ
"Dan sampaikanlah berita gembira kepada mereka yang beriman dan berbuat baik, bahwa bagi mereka disediakan surga-surga yang mengalir sungai-sungai di dalamnya. Setiap mereka diberi rezki buah-buahan dalam surga-surga itu, mereka mengatakan : "Inilah yang pernah diberikan kepada kami dahulu." Mereka diberi buah-buahan yang serupa dan untuk mereka di dalamnya ada isteri-isteri yang suci dan mereka kekal di dalamnya" (QS. Al-Baqarah' 2:25)
 
Maha Benar Allah Dengan Segala Firman-Nya
Salam teman-teman sesama Muslim.

Referensi: www.lampuislam.org

Menjawab Tuduhan Perintah Membunuh dalam Al-Qur'an

Bismillahirrohmanirrohim...

Islam agama haus darah, hujatan seperti ini seringkali dilontarkan oleh para kafir penghujat Islam. Sekarang kita perhatikan ayat ayat yang sering mereka persoalkan , untuk menjawab secara lebih simple akan saya ringkas (kelompokan) ayat-ayat yang disampaikannya

A. QS.Al-Anfal:39

Dan perangilah mereka, supaya jangan ada fitnah dan supaya agama

itu semata-mata untuk Allah. Jika mereka berhenti (dari kekafiran), maka

sesungguhnya Allah Maha Melihat apa yang mereka kerjakan.

Untuk memahami ayat sebaiknya kita baca ayat tersebut sebelum dan sesudahnya sehingga tahu konteks perintah tersebut

30. Dan , ketika orang-orang kafir memikirkan daya upaya terhadapmu untuk menangkap dan memenjarakanmu atau membunuhmu, atau mengusirmu. Mereka memikirkan tipu daya dan Allah menggagalkan tipu daya itu. Dan Allah sebaik-baik Pembalas tipu daya.  

31. Dan apabila dibacakan kepada mereka ayat-ayat Kami, mereka berkata: "Sesungguhnya kami telah mendengar (ayat-ayat yang seperti ini), kalau kami menhendaki niscaya kami dapat membacakan yang seperti ini, ini tidak lain hanyalah dongeng-dongengan orang-orang purbakala." 

32. Dan (ingatlah), ketika mereka (orang-orang musyrik) berkata: "Ya Allah, jika betul (Al Quran) ini, dialah yang benar dari sisi Engkau, maka hujanilah kami dengan batu dari langit, atau datangkanlah kepada kami azab yang pedih." 
33. Dan Allah sekali-kali tidak akan mengazab mereka, sedang kamu berada di antara mereka. Dan tidaklah (pula) Allah akan mengazab mereka, sedang mereka meminta ampun 

34. Kenapa Allah tidak mengazab mereka padahal mereka menghalangi orang untuk (mendatangi) Masjidilharam, dan mereka bukanlah orang-orang yang berhak menguasainya? Orang-orang yang berhak menguasai(nya) hanyalah orang-orang yang bertakwa. tetapi kebanyakan mereka tidak mengetahui. 

35. Sembahyang mereka di sekitar Baitullah itu, lain tidak hanyalah siulan dan tepukan tangan. Maka rasakanlah azab disebabkan kekafiranmu itu. 

36. Sesungguhnya orang-orang yang kafir menafkahkan harta mereka untuk menghalangi (orang) dari jalan Allah. Mereka akan menafkahkan harta itu, kemudian menjadi sesalan bagi mereka, dan mereka akan dikalahkan. Dan ke dalam Jahannamlah orang-orang yang kafir itu dikumpulkan, 

37. supaya Allah memisahkan (golongan) yang buruk dari yang baik dan menjadikan (golongan) yang buruk itu sebagiannya di atas sebagian yang lain, lalu kesemuanya ditumpukkan-Nya, dan dimasukkan-Nya ke dalam neraka Jahannam. Mereka itulah orang-orang yang merugi. 

38. Katakanlah kepada orang-orang yang kafir itu: "Jika mereka berhenti , niscaya Allah akan mengampuni mereka tentang dosa-dosa mereka yang sudah lalu; dan jika mereka kembali lagi sesungguhnya akan berlaku sunnah (hukum) orang-orang dahulu ." 

39. Dan perangilah mereka, supaya jangan ada fitnah dan supaya agama itu semata-mata untuk Allah Jika mereka berhenti (dari kekafiran), maka sesungguhnya Allah Maha Melihat apa yang mereka kerjakan. 

40. Dan jika mereka berpaling, maka ketahuilah bahwasanya Allah Pelindungmu. Dia adalah sebaik-baik Pelindung dan sebaik-baik Penolong. 
jadi setelah melihat ayat-ayat sebelumnya maka akan jelas sekali seperti apa “konteks perintah perang tersebut” = perintah perang tersebut adalah perintah yang bersyarat =apa syaratnya”

1. apabila mereka berusaha / berdaya upaya untuk mengusir/ memenjarakan /membunuh (ayat 30)  

2. mereka melecehkan ayat-ayat Allah (ayat 31) 

3 mereka melecehkan dan menantang Allah (ayat 32-34) 

4. mereka menjalankan ibadah tetapi hanya untuk melecehkan (ayat 35) 

5 mereka manafkahkan hartanya untuk menghalang-halangi (ayat 36) 

6. mereka perlu dipisahkan lebih dahulu ,barangkali diantara merka masih ada orang yang baik (ayat 37) 

7. di ingatkan agar berhenti dari tindakan-tindakan (yang sudah diuraikan sebelumnya),dan kalau mereka berhenti maka akan di maafkan / diampuni,tetapi kalau mereka tetap tidak mau berhenti masih diingatkan apa-apa yang pernah terjadi orang-orang terdahulu (ayat 38)

 8. barulah diperintah berperang (ayat 39) 

9. dan diingatkan bahwa Allah sebaik-baiknya penolong dan pelindung.(ayat 40) 

Kesimpulannya adalah perintah berperang adalah harus memenuhi syarat-syarat seperti di atas, dan menyikapinya harus melalui proses bertahap! = tidak asal-asalan atau tergesa-gesa. Dan paling perlu diingat adalah “persoalan pertama dan utama” yaitu mereka dahulu yang memulai bersikap memusuhi! 

Apakah ajaran seperti ini ajaran yang jahat?? Bukan ajaran tentang pembelaan diri? memerangi orang yang sudah punya niatan Mengusir, memenjarakan, membunuh?? dan itupun berdasarkan syarat yang sangat banyakdan harus dilakukan secara bertahap dalam menghadapi mereka! 
Jadi "proses perintah peperangan” atau diijinkan berperang sudah sangat jelas yaitu berdasarkan kriteria yang jelas dan dilakukan tahap demi tahap hingga di perintah untuk berperang. Seperti ada ungkapan“musuh jangan dicari kalau ada Musuh jangan lari” rasanya ungkapan ini sangat cocok sekali”dan selanjutnya kita lihat ayat-ayat yang dianggap jahat oleh para misionaris dan penghujat Islam

B. QS. At-Taubah:5 Apabila sudah habis bulan-bulan Haram itu, maka bunuhlah orang-orang musyrikin itu di mana saja kamu

 QS 9:14  Perangilah mereka, niscaya Allah akan menyiksa mereka dengan (perantaraan) tangan-tanganmu dan Allah akan menghinakan mereka dan menolong kamu terhadap mereka, serta melegakan hati orang-orang yang beriman,

QS 9:29 Perangilah orang-orang yang tidak beriman kepada Allah dan tidak (pula) kepada hari kemudian dan mereka tidak mengharamkan apa yang telah diharamkan oleh Allah dan Rasul-Nya dan tidak beragama dengan agama yang benar (agama Allah), (yaitu orang-orang) yang diberikan Al Kitab kepada mereka, sampai mereka membayar jizyah dengan patuh sedang mereka dalam keadaan tunduk.

QS 9:103  Ambillah zakat dari sebagian harta mereka, dengan zakat itu kamu membersihkan dan mensucikan mereka, dan mendo`alah untuk mereka. Sesungguhnya do`a kamu itu (menjadi) ketenteraman jiwa bagi mereka. Dan Allah Maha Mendengar lagi Maha Mengetahui. 

QS 9:123 Hai orang-orang yang beriman, perangilah orang-orang kafir yang di sekitar kamu itu, dan hendaklah mereka menemui kekerasan daripadamu, dan ketahuilah, bahwasanya Allah beserta orang-orang yang bertakwa.

a. suasana perang pasti ada “kekerasan”ayat diatas sangat jelas sekali dikutip dari satu surat yaitu At taubah atau surat Baraah. Yaitu surat yang membahas soal “perang” kalau sebelumnya membahas soal :penyebab-penyebab perintah perang maka dalam surat ini akan penjelasan bagaimana menyikapi “saat terjadinya perang”

Dan begitu khususnya Surat ini maka ada perbedaan yang sangat mencolok dengan Surat-Surat lain yang selalu di awali dengan “Basmalah” tetapi khusus Surat ini tidak. Dan dalam peperangan sudah sangat jelas “membunuh atau terbunuh” jadi aroma kekerasan pasti terjadi dalam peperangan fisik!

Karena kalau tidak ada kekerasan didalam perang maka tidak mungkin termasuk sebagai “perang”

Jadi apakah relevan menilai bahwa :”kekerasan didalam perang ‘ itu jahat?

Yang penjelasan sebelumnya sudah sangat jelas bahwa itu merupakan perlawanan terhadap sebuah kezaliman,yang sudah dilakukan berbagai cara / proses bertahap (diberi peringatan terlebih dahulu dan tahapan-tahapan selanjutnya.

b. dalam hal waktu ada pembatasan/ waktu-waktu terlarang bulan yang diharamkan (ayat 5 )

c. Jizyah dan Zakat
Dan mungkin ada sesuatu yang dianggap Jahat yaitu mengenai Jizyah untuk orang di luar Islam! Benarkah aturan ini Jahat??
 
Sebaiknya perhatikan juga bahwa orang Mukmin juga mempunyai kewajiban yaitu Membayar Zakat
(ayat 103) Sedangkan orang Islam dibebani mem-bayar zakat, jadi kalau orang ahli kitab tidak dibebani membayar apa-apa , apakah ini adil???

Yang beragama Islam di wajibkan membayar Zakat tetapi yang tidak Islam dibebaskan?? = apakah itu keadilan??  
siapapun akan menjawab tidak adil! Tetapi kalau seperti ini semua warga di beri kewajiban membayar (walau namanya saja berbeda) tetapi mereka sama-sama dilindungi bukankah justru inilah keadilan = bukan ajaran Jahat!

3. QS.Al-Baqarah:191

Dan bunuhlah mereka di mana saja kamu jumpai mereka, dan usirlah mereka dari tempat mereka telah mengusir kamu (Mekah); dan fitnah itu lebih besar bahayanya dari pembunuhan, dan janganlah kamu memerangi mereka di Masjidil Haram, kecuali jika mereka memerangi kamu di tempat itu. Jika mereka memerangi kamu (di tempat itu), maka bunuhlah mereka. Demikianlah balasan bagi orang-orang kafir.

sekarang kita perhatikan juga ayat sebelum dan sesudahnya

190. Dan perangilah di jalan Allah orang-orang yang memerangi kamu, (tetapi) janganlah kamu melampaui batas, karena sesungguhnya Allah tidak menyukai orang-orang yang melampaui batas.

191. Dan bunuhlah mereka di mana saja kamu jumpai mereka, dan usirlah mereka dari tempat mereka telah mengusir kamu (Mekah); dan fitnah[*] itu lebih besar bahayanya dari pembunuhan, dan janganlah kamu memerangi mereka di Masjidil Haram, kecuali jika mereka memerangi kamu di tempat itu. Jika mereka memerangi kamu (di tempat itu), maka bunuhlah mereka. Demikanlah balasan bagi orang-orang kafir.
Fitnah (menimbulkan kekacauan), seperti mengusir sahabat dari kampung halamannya, merampas harta mereka dan menyakiti atau mengganggu kebebasan mereka beragama.

193. Dan perangilah mereka itu, sehingga tidak ada fitnah lagi dan (sehingga) ketaatan itu hanya semata-mata untuk Allah. Jika mereka berhenti (dari memusuhi kamu), maka tidak ada permusuhan (lagi), kecuali terhadap orang-orang yang zalim

194. Bulan haram dengan bulan haram, dan pada sesuatu yang patut dihormat berlaku hukum qishaash. Oleh sebab itu barangsiapa yang menyerang kamu, maka seranglah ia, seimbang dengan serangannya terhadapmu. Bertakwalah kepada Allah dan ketahuilah, bahwa Allah beserta orang-orang yang bertakwa.

setelah kita tahu bagaimana saat perang tetapi ada yang perlu diingat !a. kalau akhirnya terjadi perang dan harus ada kekerasan maka jangan sampai melampaui batas (ayat 190) = tidak boleh menggunakan kekerasan secara berlebihan dari apa yang mereka lakukan = yang sepadan dengan apa yang mereka lakukan . bahayanya fitnah yang lebih kejam daripada pembunuhan (ayat 191)

Bulan Haram dan tempat yang terlarang untuk berperang tetapi kalau diserang pada saat itu maka tetap berlaku hukum Qishash yaitu boleh balas menyerang (101 & 194) maka dalam konteks ini sangat jelas sekali tidak ada ayat kejahatan didalamnya karena semua karena ada sebab / pemicu dari mereka sendiri yang memerangi terlebih dahulu = memerangi karena diperangi lebih dahulu maka berlakulah hukum Qisash yaitu membalas yang sepadan / setara tidak boleh melampaui batas!!

Menyambut tawaran damai dari mereka setelah terlibat peperangan.

"tetapi jika mereka membiarkan kamu, dan tidak memerangi kamu serta mengemukakan perdamaian kepadamu (menyerah) maka Allah tidak memberi jalan bagimu (untuk menawan dan membunuh) mereka." (QS.4:90)
 
"Dan jika mereka condong kepada perdamaian, maka condonglah kepadanya dan bertawakkallah kepada Allah. Sesungguhnya Dialah Yang Maha Mendengar lagi Maha Mengetahui." (QS.8:61)
Wallahu'alam bishshowab...
Sumber: muslim-menjawab
Referensi: www.lampuislam.org 

Senin, 03 Oktober 2016

Berapa Jumlah Huruf dalam Al-Qur'an?

Sejak 1200 tahun silam, ketika dunia belum mengenal komputer atau alat hitung sejenis, Imam Syafi'i telah mampu mendata jumlah masing-masing huruf dalam al-Qur'an secara detail dan akurat.
Imam Syafi’i dalam kitab Majmu al-Ulum wa Mathli’u an Nujum dan dikutip oleh Imam ibn ‘Arabi dalam mukaddimah al-Futuhuat al-Ilahiyah menyatakan jumlah huruf-huruf dlm Al Qur'an diurut sesuai dengan banyaknya:
o ا Alif  : 48740 huruf,
o ل Lam : 33922 huruf,
o م Mim : 28922 huruf,
o ح Ha ’ : 26925 huruf,
o ي Ya’ : 25717 huruf,
o و Wawu : 25506 huruf,
o ن Nun : 17000 huruf,
o لا Lam alif : 14707 huruf,
o ب Ba ’ : 11420 huruf,
o ث Tsa’ : 10480 huruf,
o ف Fa’ : 9813 huruf,
o ع ‘Ain : 9470 huruf,
o ق Qaf : 8099 huruf,
o ك Kaf : 8022 huruf,
o د Dal : 5998 huruf,
o س Sin : 5799 huruf,
o ذ Dzal : 4934 huruf,
o ه Ha : 4138 huruf,
o ج Jim : 3322 huruf,
o ص Shad : 2780 huruf,
 o ر Ra ’ : 2206 huruf,
o ش Syin : 2115 huruf,
o ض Dhadl : 1822 huruf,
o ز Zai : 1680 huruf,
o خ Kha ’ : 1503 huruf,
o ت Ta’ : 1404 huruf,
o غ Ghain : 1229 huruf,
o ط Tha’ : 1204 huruf dan terakhir
o ظ Dza’ : 842 huruf.

Jumlah total semua huruf dalam al-Qur’an sebanyak 319,719 (Tiga Ratus Sembilan Belas Ribu Tujuh Ratus sembilan Belas Ribu).

Setiap kali kita khatam Al-Qur'an, kita telah membaca lebih dari 3 ratus ribu  huruf. Jika 1 huruf = 1 kebaikan dan 1 kebaikan = 10 pahala, maka kira - kira sekitar 3 - 10 juta pahala kita dapatkan.
Mudah-mudahan ini menjadi motivasi kita untuk terus membaca al-Qur'an dan menalar maknanya.
Masha Allah Luar biasa bagi mereka yang istiqomah khatam 1 juz tiap harinya. berarti setiap bulan,  minimal mereka mendapat pahala sekitar 3 juta dari Al-Qur’an. bahkan sebenarnya tidak usah menunggu 1 bulan untuk mendapat gaji (pahala) 3jt dari Allah, cukup 1 minggu khatam dan bisa dapat 3jt, jika dalam 1 bulan bisa khatam 4x maka bisa mendapat gaji (pahala) kurang lebih sekitar 12jt dari Allah.
sungguh merugi bila ada yang digaji 5jt/bln. dah bangga, dengan jam kerja 8jam/hari!
sedangkan Allah SWT menggaji kita sekitar 12jt lebih/bulan hanya dengan jam kerja maks. 2 atau 3 jam perharinya!
Yuk istiqomah tilawah (membaca Al-Quran) 1 hari 1 juz. tapi jika kita mampu (insha Allah)  membaca Al-Qur'an 3 hari khatam dalam 1 bulannya? wah...Masha Allah maka sekitar 31jt+/bulan gaji (pahala) yang akan kita dapatkan.

itu hanya sekedar ilustrasi saja, jika kita bisa bekerja lembur di perusahaan sampai berjam-jam setiap harinya yang hanya mendapatkan kurang dari 10jt setiap bulannya, tapi Allah SWT sang maha kaya memberikan semua  lebih dari itu.
Semoga bermanfaat. Aamiin.
SumberWA
#copasbygroup
Referensi: www.lampuislam.org 

Dr.Zakir Naik Jelaskan Mengapa Daging Babi Haram pada Dokter Jepang.

 
Mamoko: Selamat malam. Namaku Mamoko Suzuki. Aku berprofesi sebagai seorang dokter dan telah menjalani kuliah kedokteran. Hari aku ingin menjadi Muslim dan mengucapkan syahadat.
(Para penonton bertepuk tangan dan meneriakkan takbir!)
Mamoko: Ah, maaf. Sebelumnya aku ingin bertanya kenapa babi diharamkan dalam Islam?
Dr. Zakir Naik: Babi diharamkan dalam Quran tidak kurang dalam 3 ayat. Pelarangannya disebutkan di surat Ma’idah[5]: 3, di surat Al-Baqarah[2]: 173, di surat An’am[6]: 145, dan surat An-Nahl[60]: 150. Allah berfirman dalam Quran “Sesungguhnya Allah hanya mengharamkan bagimu bangkai, darah, daging babi, dan binatang yang (ketika disembelih) disebut (nama) selain Allah.” (Qs. Al-Baqarah[2]: 173). Babi juga diharamkan dalam Bibel, di kitab Ulangan 14: 8, di kitab Yesaya[65]: 5, dan juga kitab Imamat [11]: 7-8.
Mari kita bahas alasan logis, alasan ilmiah kenapa babi diharamkan. Ilmu sains memberitahu kita bahwa jika kita makan babi, ada kemungkinan akan terkena sekitar 70 macam parasit, di antaranya cacing pita, cacing tambang, cacing kremi, semuanya ada! Sebagai seorang dokter, tentunya kau pasti telah belajar di kuliah kedokteranmu, ada cacing yang dikenal sebagai tinia solium (cacing pita). Bahkan jika kau memasak daging babinya dengan baik, telur cacing ini tetap tidak akan mati. Jika telur cacing ini masuk ke dalam aliran darah, ia dapat terbawa hingga ke otakmu dan menyebabkan kerusakan otak, ia juga dapat masuk ke mata dan menyebabkan kebutaan, ia juga dapat masuk ke jantung dan menyebabkan kerusakan jantung, dan juga dapat masuk ke hati dan menyebabkan kerusakan hati. Pada saat kau sadar bahwa kau terinfeksi oleh cacing ini, telah terjadi kerusakan yang tidak bisa disembuhkan. Jadi ini sangat berbahaya. Ada satu lagi parasit yang dikenal dengan nama trichura tichurasis. Ini adalah cacing yang ada dalam tubuh manusia dan menyebabkan kerusakan.
Di zaman sekarang sains juga memberitahu kita bahwa daging babi mempunyai kandungan lemak lebih banyak dibanding dagingnya. Dan karenanya kita bisa terserang aterosklerosis (radang pembuluh darah). Ketika kau terserang penyakit ini, artinya lemak dalam daging babi itu telah menyumbat pembuluh darahmu. Selain itu kau juga bisa terkena hipertensi (darah tinggi) karena memakan daging babi. Dan itulah alasan orang yang makan babi punya banyak lipatan perut karena mereka punya banyak lemak.
Sains juga memberitahu kita bahwa babi tinggal di tempat kotor dan suka memakan kotoran. Ia adalah binatang yang menjijikkan. Dan babi adalah satu-satunya binatang yang suka melihat temannya melakukan seks dengan babi lainnya. Babi adalah binatang yang paling tidak tahu malu di muka bumi ini. Inilah alasan kenapa kami sebagai Muslim tidak makan babi.
Mamoko: Aku mengerti, terima kasih banyak.
Dr. Zakir Naik: Insya Allah, mudah-mudahan semenjak sekarang kau tidak akan makan babi lagi.
Mamoko: Aku tidak mau makan babi.
Dr. Zakir Naik: Masya Allah, sangat bagus.
Dr. Zakir Naik: Saudari, apakah kau percaya Tuhan hanya satu?
 
Mamoko: Ya.
Dr. Zakir Naik: Apa kau percaya Nabi Muhammad adalah nabi Tuhan?
Mamoko: Ya.
Dr. Zakir Naik: Apakah ada yang memaksamu untuk masuk Islam?
Mamoko: Tidak.
Dr. Zakir Naik: Kau melakukannya karena keinginan sendiri? Masya Allah. Aku akan mengucapkan Arabnya, dan kau bisa mengulanginya.
(Kemudian Dr. Zakir Naik menuntun Mamoko untuk mengucapkan syahadat)
Dr. Zakir Naik: Masya Allah kau telah menjadi Muslim.
Mamoko: Terima kasih banyak.
Dr. Zakir Naik: Insya Allah aku berdo’a kepada Allah s.w.t semoga Dia memberimu lebih banyak hidayah, dan semoga Dia memasukkanmu ke dalam surga. Dan semoga Allah s.w.t menuntun anggota keluargamu, teman-temanmu, dan ribuan orang Jepang lainnya untuk masuk Islam, insya Allah.
 
 
Referensi: www.lampuislam.org 

Membaca Al-Qur'an Kuatkan Fungsi Otak

Otak manusia bisa dibagi menjadi dua bagian, yaitu:
  • Otak kanan
  • Otak kiri
Manfaat membaca al-Qur'an bagi kedua bagian otak:

1. Otak kanan
Nada dan irama ketika membaca al-Qur'an, ditambah jika diniati dengan menghafalnya, maka hal ini dapat memperkuat fungsi otak kanan. Otak kanan adalah otak yang melahirkan ide-ide, kreativitas, inovasi, memperkuat memori jangka panjang, dll.
2. Otak kiri
Teknik membaca al-Qur'an dengan kaidah tajwid dapat memperkuat ingatan dan membantu fungsi berpikir dan nalar. Fungsi yang ada pada otak kiri manusia.
Referensi: www.lampuislam.org