Kamis, 15 September 2016

Pembahasan Seks dalam Al-Qur'an dibandingkan Alkitab

Kitab suci di katakan suci karena kitab tersebut mengajarkan peraturan hidup yang baik untuk semua kalangan, mulai dari yang baru lahir sampai yang sudah di usia senja atau bahkan yang sudah meninggal. Kenapa? Karena kitab suci adalah Perkataan Tuhan yang Maha Esa, kalimat-kalimat yang indah tersebut di letakkan-Nya di mulut Nabi-nabi yang di utus-Nya, manusia-manusia pilihan yang bersih dari dosa. Ayat demi ayat yang indah dan tidak memiliki cacat sedikitpun, ayat-ayat yang penuh dengan ilmu pengetahuan yang menjadikan manusia mengenal dengan baik siapa dirinya dan siapa Tuhannya dan hubungan di antara keduanya.

Namun bila dalam kitab suci tersebut di temukan beberapa ayat yang terasa ganjil, apakah itu benar-benar Firman Tuhan atau bukan, maka kesucian kitab yang di katakann suci itu sudah ternoda oleh tangan-tangan manusia yang tidak bertanggung jawab. Apalagi jika ayat-ayat itu belum pantas di pelajari oleh segelintir orang, misalnya anak-anak yang belum pantas mengenal apa yang di sebut dengan “SEKS”.
Sebelum melangkah lebih jauh, terlebih dahulu kita harus mengetahui pengertian dari seks itu. Seks adalah sifat-sifat yang membedakan antara laki-laki dengan perempuan atau keinginan syahwat. Secara umum, perkataan seks memberikan gambaran secara umum tentang suatu keadaan dan suatu hubungan antara laki-laki dewasa dengan perempuan dewasa. Setiap agama mengajarkan tentang seks ini sesuai dengan ciri khas agama tersebut, dalam hal ini saya mencoba membandingkan pendidikan seks antara Al-Qur’an sebagai kitab suci agama Islam dengan Bible sebagai kitab suci agama Kristen. Membahas bagaimana cara Islam memberikan pendidikan seks kepada umatnya melalui Al-Qur’an dan Hadits; dan bagaimana cara Kristen memberikan pendidikan seks kepada umatnya memalui Bible.
Dalam Al-Qur’an Suci Allah Azza Wa Jalla berfirman dalam Surah An-Nisa : 1 sebagai berikut :  
وَٱلۡأَرۡحَامَ‌ۚ إِنَّ ٱللَّهَ كَانَ عَلَيۡكُمۡ رَقِيبً۬ا (١)

1.  Hai sekalian manusia, bertakwalah kepada Tuhan-mu yang Telah menciptakan kamu dari seorang diri, dan dari padanya[263] Allah menciptakan isterinya; dan dari pada keduanya Allah memperkembang biakkan laki-laki dan perempuan yang banyak. dan bertakwalah kepada Allah yang dengan (mempergunakan) nama-Nya kamu saling meminta satu sama lain[264], dan (peliharalah) hubungan silaturrahim. Sesungguhnya Allah selalu menjaga dan Mengawasi kamu.
                                                                                                                                                            
[263]  maksud dari padanya menurut Jumhur Mufassirin ialah dari bagian tubuh (tulang rusuk) Adam a.s. berdasarkan hadis riwayat Bukhari dan muslim. di samping itu ada pula yang menafsirkan dari padanya ialah dari unsur yang serupa yakni tanah yang dari padanya Adam a.s. diciptakan.

[264]  menurut kebiasaan orang Arab, apabila mereka menanyakan sesuatu atau memintanya kepada orang lain mereka mengucapkan nama Allah seperti :As aluka billah artinya saya bertanya atau meminta kepadamu dengan nama Allah.

Dari ayat Al-Qur’an tersebut di atas di jelaskan bahwasannya manusia pertama yang di Ciptakan Allah adalah Adam, dari tulang rusuk Adam terciptalah Hawa sebagai istrinya. Kemudian dari keduanya lahirnya anak-anak manusia baru yang terdiri dari laki-laki dan perempuan, yang mana kita ketahui bahwa proses lahirnya manusia baru tersebut melalui hubungan suami-istri antara Adam dan Hawa. Al-Qur’an menjelaskan pendidikan seks secara hati-hati dan bertahap pada setiap umur, tentunya anak yang berumur 6 tahun jika membaca ayat tersebut belum mengetahui pendidikan apa yang terkadung di dalamnya, paling dia hanya sebatas mengetahui bahwasannya manusia pertama itu bernama Adam. Tetapi beda halnya seorang remaja yang menggunakan fikirannya, dengan sendirinya dia mengetahui pendidikan seks dari kalimat “dan dari pada keduanya Allah memperkembang biakkan laki-laki dan perempuan yang banyak.”

Hal-hal yang berbau seks dalam Al-Qur’an memang sudah di rancang Allah dengan rapi dan dapat menyentuh berbagai kalangan sesuai dengan umurnya dan tingkat pemahaman daya tanggapnya terhadap ayat-ayat Al-Qur’an yang menjelaskan tentang pendidikan seks. Al-Qur’an juga memberi peringatan keras tentang seks yang di salah gunakan (Q.S Al-Isra’ : 32), dan sebaiknya seks di lakukan dengan pasangan yang di ikat dengan sebuah pernikahan yang sah (Q.S Al-Mukminun : 5-7) karena memang sudah menjadi fitrah manusia saling membutuhkan pasangan yaitu dengan lawan jenisnya (Q.S Az-Zariat : 49, Ar-Rum : 21) bukan dengan yang jenis (Q.S Al-A’raf : 80-81). Kemudian pendidikan seks yang sehat dalam Al-Qur’an juga dapat menjauhkan diri dari berbagai penyakit bagi pelaku-pelaku seks yang sah dalam ikatan pernikahan (Q.S Al-Baqarah : 222), bagaimana cara agar terhindar dari aktifitas seks yang haram (zina) baik itu cara berpakaian dan tingkah laku seorang laki-laki atau perempuan yang dapat menjaga setiap titik urat malunya (QS. An-Nur : 30-31, Al-Ahzab : 59) agar tidak putus. Nabi Muhammad shallahu alaihi wa salam bersabda “ Malu itu sebagian dari Iman, jika kamu tidak punya rasa malu ‘urat malunya sudah putus’ berbuatlah sesuka hatimu. “

Dalam Bible pun pendidikan seks di jelaskan, akan tetapi pendidikan seks yang terdapat dalam Bible terlalu mencolok sehingga tidak dapat mengelompokkan usia para pembacanya yang mana anak berumur 6 tahun saja jika sudah tahu membaca akan sangat berbahaya karena bacaan tersebut akan merangsang otak seseorang pada kelenjar Hipotalamus, menimbulkan pikiran dan imajinasi diri serta merangsang syaraf keseluruh tubuh. Seperti tertulis dalam Injil Amsal 7 : 7-21 sebagai berikut : (7) kulihat di antara yang tak berpengalaman, kudapati di antara anak-anak muda seorang teruna yang tidak berakal budi,(8) yang menyeberang dekat sudut jalan, lalu melangkah menuju rumah perempuan semacam itu,(9) pada waktu senja, pada petang hari, di malam yang gelap.(10) Maka datanglah menyongsong dia seorang perempuan, berpakaian sundal dengan hati licik;(11) cerewet dan liat perempuan ini, kakinya tak dapat tenang di rumah,(12) sebentar ia di jalan dan sebentar di lapangan, dekat setiap tikungan ia menghadang.(13) Lalu dipegangnyalah orang teruna itu dan diciumnya, dengan muka tanpa malu berkatalah ia kepadanya:(14) Aku harus mempersembahkan korban keselamatan, dan pada hari ini telah kubayar nazarku itu.(15) Itulah sebabnya aku keluar menyongsong engkau, untuk mencari engkau dan sekarang kudapatkan engkau.(16) Telah kubentangkan permadani di atas tempat tidurku, kain lenan beraneka warna dari Mesir.(17) Pembaringanku telah kutaburi dengan mur, gaharu dan kayu manis.(18) Marilah kita memuaskan berahi hingga pagi hari, dan bersama-sama menikmati asmara.(19) Karena suamiku tidak di rumah, ia sedang dalam perjalanan jauh,(20) sekantong uang dibawanya, ia baru pulang menjelang bulan purnama." (21) Ia merayu orang muda itu dengan berbagai-bagai bujukan, dengan kelicinan bibir ia menggodanya.

Kitab Amsal 7 : 7-21 di atas menceritakan tentang perzinahan seorang perempuan yang bersuami. Sungguh ayat-ayat yang tidak mendidik tentang kebaikan, apakah tidak bisa para penulis yang berjumlah puluhan itu menuliskan kalimat-kalimat yang lebih baik seperti itu, agar semua kalangan yang membacanya dapat mengambil pelajaran dari ayat-ayat yang di klaim sebagai “FIRMAN TUHAN” itu. Berbeda halnya dengan Al-Qur’an yang menggunakan kalimat-kalimat yang indah dan santun sehingga setiap orang yang membacanya dapat mengambil pelajaran yang merupakan “FIRMAN TUHAN” itu seperti firman Allah dalam Surah  Al-Baqarah ayat 223 sebagai berikut :

نِسَآؤُكُمۡ حَرۡثٌ۬ لَّكُمۡ فَأۡتُواْ حَرۡثَكُمۡ أَنَّىٰ شِئۡتُمۡ‌ۖ وَقَدِّمُواْ لِأَنفُسِكُمۡ‌ۚ وَٱتَّقُواْ ٱللَّهَ وَٱعۡلَمُوٓاْ أَنَّڪُم مُّلَـٰقُوهُ‌ۗ وَبَشِّرِ ٱلۡمُؤۡمِنِينَ (٢٢٣)
 
223.  Isteri-isterimu adalah (seperti) tanah tempat kamu bercocok tanam, Maka datangilah tanah tempat bercocok-tanammu itu bagaimana saja kamu kehendaki. dan kerjakanlah (amal yang baik) untuk dirimu, dan bertakwalah kepada Allah dan Ketahuilah bahwa kamu kelak akan menemui-Nya. dan berilah kabar gembira orang-orang yang beriman.

Lihatlah bahwasannya Al-Qur’an menggunakan setiap kalimatnya dengan santun dan indah serta dapat di terima oleh semua umur terutama bagi remaja yang dapat menggunakan fikirannya dalam pemahamannya mempelajari Al-Qur’an Karim. Dan makna yang terkandung dalam ayat di atas adalah menggauli istri dengan cara yang baik tetapi tidak di paparkan secara vulgar melainkan dengan perumpamaan kebun yang di gunakan untuk bercocok tanam bukan seperti Bible yang mengajarkan tentang seks secara terang-terangan bahkan perilaku seks yang tidak mungkin di lakukan oleh orang-orang suci dengan para pelacur.

Goerge Bernard Shaw, seorang pemikir dan dermawan Inggris mengatakan bahwasannya Bible merupakan Kitab Suci yang paling berbahaya di bumi. Jaga kitab tersebut dalam keadaan yang terkunci, dan larang anak anda membacanya.

Dalam pasal dan ayat lain juga di tuliskan bahwasannya “FIRMAN TUHAN”  itu menceritakan tentang ayat-ayat yang sama sekali tidak pantas di baca oleh anak-anak di bawah umur. Kitab Perjanjian Lama yaitu Kitab Kidung Agung 7:6-9 adalah sebagai berikut : (6) Betapa cantik, betapa jelita engkau, hai tercinta di antara segala yang disenangi.(7) Sosok tubuhmu seumpama pohon korma dan buah dadamu gugusannya.(8) Kataku: "Aku ingin memanjat pohon korma itu dan memegang gugusan-gugusannya Kiranya buah dadamu seperti gugusan anggur dan nafas hidungmu seperti buah apel.(9) Kata-katamu manis bagaikan anggur!" Ya, anggur itu mengalir kepada kekasihku dengan tak putus-putusnya, melimpah ke bibir orang-orang yang sedang tidur!

Ustadz Syamsul Arifin Nababan yang merupakan seorang Mualaf mengatakan dalam Debat Murtadi vs Mualaf bahwasannya ayat tersebuat di atas di tulis untuk membedakan mana yang di sebut dengan buah dada dan mana yang di sebut dengan buah anggur. Sekali pun itu hanya sebuah sindiran tetapi jika di pikir-pikir dan jika itu memang benar itu di tulis untuk membedakan kedua buah itu, maka akan sangat lucu dan mirisnya kitab ini.

Apakah itu yang dinamakan dengan “FIRMAN TUHAN”? sepertinya tidak karena “FIRMAN TUHAN” merupakan kalimat-kalimat yang indah dan satun bukan kalimat yang vulgar seperti yang tertulis dalam Kitab Suci Kristen yaitu Bible. FIRMAN TUHAN seharusnya memberikan pengajaran kepada umat manusia agar tidak berbuat pelanggaran yang mengundang kemurkaan Tuhan. Tentunya sangat jelaskan bahwasannya ayat-ayat yang tidak pantas dan kotor itu bukanlah Firman Tuhan melainkan kerjaan para manusia yang tidak bertanggung jawab. Tentunya Tuhan memberikan ahzab atau hukuman bagi siapa saja yang melanggar peraturan yang Dia tentukan atas kehidupan umat manusia tetapi Bible berkata lain tentang hal ini, silahkan baca Kitab Hosea 4:12-14 sebagai berikut :

(12) Umat-Ku bertanya kepada pohonnya, dan tongkatnya akan memberitahu kepadanya, sebab roh perzinahan menyesatkan mereka, dan mereka berzinah meninggalkan Allah mereka.(13) Mereka mempersembahkan korban di puncak gunung-gunung dan membakar korban di atas bukit-bukit, di bawah pohon besar dan pohon hawar dan pohon rimbun, sebab naungannya baik. Itulah sebabnya anak-anakmu perempuan berzinah dan menantu-menantumu perempuan bersundal.(14) Aku tidak akan menghukum anak-anak perempuanmu sekalipun mereka berzinah, atau menantu-menantumu perempuan, sekalipun mereka bersundal; sebab mereka sendiri mengasingkan diri bersama-sama dengan perempuan-perempuan sundal dan mempersembahkan korban bersama-sama dengan sundal-sundal bakti, dan umat yang tidak berpengertian akan runtuh.

Sangat jelas tentang apa yang di katakan dalam ayat dalam kitab Hosea tersebut di atas. Tuhan dengan sangat jelas dan tegas mengatakan bahwa Dia tidak akan menghukum setiap perempuan bila mereka melanggar peraturan Allah. Hal ini di karenakan dalam kalimat “Aku tidak akan menghukum anak-anak perempuanmu sekalipun mereka berzinah, atau menantu-menantumu perempuan, sekalipun mereka bersundal;” dalam kalimat tersebut Tuhan tidak akan menguhukum setiap perempuan jika mereka berbuat dosa apapun sekalipun mereka berzinah atau pun bersundal. Kata “Sekalipun” merupakan contoh dosa yang tidak mendapatkan hukuman karena sebelum kata tersebut terdapat kalimat yang menyakatan bahwasannya Tuhan tidak akan mengukum setiap perempuan jika mereka berbuat dosa. Jadi setiap perempuan umat Kristen tidak memiliki dosa apabila mereka berbuat dosa apapun itu sekali pun itu dosa berzinah atau pun bersundal. Tetapi Al-Qur’an mengkritik abis tentang hal itu dalam Surah Al-Isra’ ayat 32 sebagai berikut :
وَلَا تَقۡرَبُواْ ٱلزِّنَىٰٓ‌ۖ إِنَّهُ ۥ كَانَ فَـٰحِشَةً۬ وَسَآءَ سَبِيلاً۬ (٣٢)

32.  Dan janganlah kamu mendekati zina; Sesungguhnya zina itu adalah suatu perbuatan yang keji. dan suatu jalan yang buruk.

Dalam Kitab Kejadian 4 : 25 sebagai berikut :

Adam bersetubuh pula dengan isterinya, lalu perempuan itu melahirkan seorang anak laki-laki dan menamainya Set, sebab katanya: "Allah telah mengaruniakan kepadaku anak yang lain sebagai ganti Habel; sebab Kain telah membunuhnya."

Apakah pantas pendidikan seks yang di berikan oleh Bible sevulgar itu? Coba bandingkan sendiri dengan apa yang di katakan oleh Al-Qur’an dalam Surah An-Nisaa’ ayat pertama di awal artikel ini. Sangat berbeda jauh dengan apa yang di katakan Bible, jika anak yang masih di bawa umur membaca ayat tersebut, dia akan bertanya-tanya apakah maksud dari kalimat “ Adam BERSETUBUH pula dengan isterinya “ atau anak-anak yang sudah puber jika membaca ayat-ayat yang semacam itu dalam Bible dapat memuaskan orientasi seksualnya tidak perlu lagi mencari majalah porno, memang wajar hal itu terjadi tetapi yang ganjilnya hal itu di dapatkannya dari Kitab Suci yang di katakan sebagai “FIRMAN TUHAN” itu. Sungguh miris sekali!

Tuhan Tidak mungkin mengajarkan tentang suatu yang tidak baik kepada kita semua, hal itu semuanya di lakukan oleh tangan-tangan yang tidak bertanggungjawab (QS. Ali Imran :71). Sangat tidak mungkin Tuhan memberikan Firman Suci-Nya dalam kalimat yang kotor dan tidak pantas di dengar (Kitab Yehezkiel 4: 12-15) tetapi Tuhan memberikan Firman Suci-Nya kepada umat manusia untuk menjadi pengajaran yang mendidik manusia itu menjadi hamba yang benar (Kitab 2 Timotius 3:16). Allah dalam Firman-Nya yang sesungguhnya dalam Al-Qur’an menjelaskan setiap pribadi yang baik adalah untuk pribadi yang baik dan pribadi yang buruk untuk pribadi yang buruk (QS. An-Nur : 26) bukan dengan sebaliknya seperti Firman Suci-Nya yang sudah ternoda dalam Bible (Hosea 1:2-3). Bukanlah pula di katakan Firman Tuhan jika mengatakan pendidikan seks dengan mengatakan secara terang-terangan tentang kedewasaan seseorang (Yehezkeil 16:7-8, 23:1-3, 23:18-21). Yang di katakan bahwa kalimat-kalimat yang di klaim suci tersebut mendidik manusia kekehidupan yang beradab, dalam hal ini tentang seks yaitu Firman yang sudah menjadi fitrahnya sejak lahir (QS. Ar-Rum :21).Sekarang sudah saatnya kita khusunya remaja-remaja yang masih dalam tahap pembelajaran kehidupan ini mengetahui bagaimana Pendidikan Seks yang di ajarkan dalam kedua kitab Suci Al-Qur’an dan Bible. Andalah yang menentukan mana yang benar pendidikan seks-nya dalam kedua kitab tersebut. TERIMA KASIH.
 
Faecbook Page Daily Islamic: www.facebook.com/riska.pratama.ardi 
Ref: www.lampuislam.org
Referensi :
  1. The Choice Islam And Christianity, Syekh Ahmed Hoosed Deedat
  2. Mana Yang Porno, Alkitab atau Al-Qur’an, H. Insan LS Mokoginta
  3. Konsep Dan Objektif Pendidikan Seks Menurut Perspektif Al-Qur’an, Dr. Muhammad Zahiri Awang Mat dan Rahimi Md. Saad
  4. Kebohongan Kristen, www.geocities.com/cicak_mdn/menu.html
  5. Al-Qur’an Digital
  6. Al-Qur’an Word
  7. Bible Terjemahan Bahasa Indonesia.
 

Tidak ada komentar:

Posting Komentar