Gerak-gerik seseorang mencerminkan ketajaman akal dan kejernihan hatinya. Kita bisa menilai keadaan seseorang melalui tingkah laku dan perangainya.
Orang
yang paling mengenal akhlaq Nabi Muhammad adalah Aisyah, istrinya tercinta,
putri sahabat terbaiknya, Abu Bakar ash-Shiddiq. Aisyah sangat memahami tingkah
laku Nabi Muhammad serta segala hal yang menyangkut kehidupan suaminya itu baik
lahir maupun batin. Karena dialah yang paling dekat dengan Rasulullah, baik di
waktu tidur, bangun, sakit, dan sehatnya. Di waktu suka maupun duka. Dengarlah
komentar istrinya tercinta sebagai berikut,
“Rasulullah bukan orang yang suka berkata
keji, bukan orang yang buruk perangainya, dan bukan orang yang suka berkeliaran
di pasar, bukan pula orang yang membalas kejelekan dengan kejelekan, akan
tetapi beliau adalah orang yang suka memaafkan dan melupakan kesalahan.” (H.R. Ahmad)
Al-Husain
bin Ali, cucu Nabi Muhammad, menceritakan bagaimana keagungan akhlaq kakeknya
itu dalam sebuah riwayat, “Aku bertanya kepada ayah (Ali bin Abi Thalib)
tentang bagaimana Rasulullah di tengah-tengah sahabatnya.” Ayah berkata,
“Rasulullah selalu menyenangkan, santai dan terbuka, mudah berkomunikasi dengan
siapapun, lemah-lembut dan sopan, tidak keras dan tidak terlalu lunak, tidak
pernah mencela, tidak pernah menuntut dan menggerutu, tidak mengulur waktu, dan
tidak tergesa-gesa. Beliau meninggalkan tiga hal: riya, boros, dan sesuatu yang
tidak berguna. Beliau tidak pernah mencaci dan mencela orang karena
kesalahannya, tidak mencari kesalahan orang, tidak berbicara kecuali yang
bermanfaat dan berpahala. Kalau beliau berbicara, maka yang lain diam menunduk
seperti ada burung di atas kepalanya, tidak pernah disela ata dipotong
pembicaraannya, membiarkan orang menyelesaikan pembicaraannya, tertawa bersama
mereka yang tertawa, heran bersama orang yang heran, bersabar menghadapi orang
asing yang tidak sopan, segera memberi apa yang diperlukan orang yang
berkesusahan, dan tidak menerima pujian kecuali dari yang pernah dipuji
olehnya.” (H.R. Tirmidzi)
Dari
sekian kemuliaan akhlaq yang dimiliki Nabi Muhammad, apabila satu saja diikuti
dan diteladani, niscaya akan menjadi investasi kebaikan yang tak akan pernah
mendatangkan sesuatu kecuali kebaikan pula. Pilihlah di antaranya, jika tidak
mampu semuanya. Selain itu, di antara sekian jalan yang pantas kita teladani
adalah pengajaran yang diberikan Rasulullah tentang masalah-masalah agama dalam
berbagai perbincangan dengan para sahabatnya. Di antara pesan yang sering
beliau sampaikan adalah, “Barangsiapa yang meninggal sedangkan dia menyekutukan
Allah, maka dia masuk neraka.” (H.R.
Bukhari) Begitu juga sabda beliau,
“Seorang Muslim adalah seorang yang orang
lain selamat dari perkataan dan tangannya, dan seorang yang berhijrah adalah
orang yang berhijrah dari apa yang dilarang Allah.” (Muttafaq ‘alaih)
Tidak
kalah pentingnya perkataan beliau,
“Berilah kabar gembira pada orang yang
berjalan di kegelapan menuju masjid bahwa kelak akan diberi cahaya yang
sempurna di hari kiamat.” (H.R
Tirmidzi dan Abu Daud)
Juga
di antara pesan beliau,
“Lawanlah orang-orang yang musyrik itu dengan
hartamu, jiwamu, dan perkataanmu.” (H.R.
Abu Daud)
Referensi: Abdul Malik Ibnu M. al-Qasim (2000). Sehari di Rumah Rasulullah. Jakarta: Gema Insan.
referensi blog:www.lampuislam.blogspot.com
page facebook: www.facebook.com/riska.pratama.ardi
Tidak ada komentar:
Posting Komentar