Jumat, 29 Januari 2016

KEMULIAAN AKHLAQ RASULULLAH SAW



Gerak-gerik seseorang mencerminkan ketajaman akal dan kejernihan hatinya. Kita bisa menilai keadaan seseorang melalui tingkah laku dan perangainya.
Orang yang paling mengenal akhlaq Nabi Muhammad adalah Aisyah, istrinya tercinta, putri sahabat terbaiknya, Abu Bakar ash-Shiddiq. Aisyah sangat memahami tingkah laku Nabi Muhammad serta segala hal yang menyangkut kehidupan suaminya itu baik lahir maupun batin. Karena dialah yang paling dekat dengan Rasulullah, baik di waktu tidur, bangun, sakit, dan sehatnya. Di waktu suka maupun duka. Dengarlah komentar istrinya tercinta sebagai berikut,

Rasulullah bukan orang yang suka berkata keji, bukan orang yang buruk perangainya, dan bukan orang yang suka berkeliaran di pasar, bukan pula orang yang membalas kejelekan dengan kejelekan, akan tetapi beliau adalah orang yang suka memaafkan dan melupakan kesalahan.” (H.R. Ahmad)
Al-Husain bin Ali, cucu Nabi Muhammad, menceritakan bagaimana keagungan akhlaq kakeknya itu dalam sebuah riwayat, “Aku bertanya kepada ayah (Ali bin Abi Thalib) tentang bagaimana Rasulullah di tengah-tengah sahabatnya.” Ayah berkata, “Rasulullah selalu menyenangkan, santai dan terbuka, mudah berkomunikasi dengan siapapun, lemah-lembut dan sopan, tidak keras dan tidak terlalu lunak, tidak pernah mencela, tidak pernah menuntut dan menggerutu, tidak mengulur waktu, dan tidak tergesa-gesa. Beliau meninggalkan tiga hal: riya, boros, dan sesuatu yang tidak berguna. Beliau tidak pernah mencaci dan mencela orang karena kesalahannya, tidak mencari kesalahan orang, tidak berbicara kecuali yang bermanfaat dan berpahala. Kalau beliau berbicara, maka yang lain diam menunduk seperti ada burung di atas kepalanya, tidak pernah disela ata dipotong pembicaraannya, membiarkan orang menyelesaikan pembicaraannya, tertawa bersama mereka yang tertawa, heran bersama orang yang heran, bersabar menghadapi orang asing yang tidak sopan, segera memberi apa yang diperlukan orang yang berkesusahan, dan tidak menerima pujian kecuali dari yang pernah dipuji olehnya.” (H.R. Tirmidzi)
Dari sekian kemuliaan akhlaq yang dimiliki Nabi Muhammad, apabila satu saja diikuti dan diteladani, niscaya akan menjadi investasi kebaikan yang tak akan pernah mendatangkan sesuatu kecuali kebaikan pula. Pilihlah di antaranya, jika tidak mampu semuanya. Selain itu, di antara sekian jalan yang pantas kita teladani adalah pengajaran yang diberikan Rasulullah tentang masalah-masalah agama dalam berbagai perbincangan dengan para sahabatnya. Di antara pesan yang sering beliau sampaikan adalah, “Barangsiapa yang meninggal sedangkan dia menyekutukan Allah, maka dia masuk neraka.” (H.R. Bukhari) Begitu juga sabda beliau,
Seorang Muslim adalah seorang yang orang lain selamat dari perkataan dan tangannya, dan seorang yang berhijrah adalah orang yang berhijrah dari apa yang dilarang Allah.(Muttafaq ‘alaih)
Tidak kalah pentingnya perkataan beliau,
Berilah kabar gembira pada orang yang berjalan di kegelapan menuju masjid bahwa kelak akan diberi cahaya yang sempurna di hari kiamat.” (H.R Tirmidzi dan Abu Daud)
Juga di antara pesan beliau,
Lawanlah orang-orang yang musyrik itu dengan hartamu, jiwamu, dan perkataanmu.” (H.R. Abu Daud)
Hendaklah seseorang itu menjaga perkataannya supaya tidak salah dan terjerumus ke dalam neraka, walaupun dia harus berpisah menjauh dari timur dan barat.(Muttafaq ‘alaih)


Referensi: Abdul Malik Ibnu M. al-Qasim (2000). Sehari di Rumah Rasulullah. Jakarta: Gema Insan.
referensi blog:www.lampuislam.blogspot.com 

Tidak ada komentar:

Posting Komentar