Artikel ini bersumber dari Ustadz Jamal Baagil, Batu, Malang, yang diambil melalui Facebook Ustadz Abrar Rifai.
Sebagaimana
kita ketahui bahwa semua penduduk Surga akan dilayani semua
kebutuhannya. Mau makanan apa saja ada. Kapan saja menginginkan sesuatu
selalu terpenuhi. Nah, cerita seorang teman nih, namanya Pardi. Ia
sekarang sudah di surga, berkirim kabar kepada teman-temannya di Dunia.
Pardi ingin nasi rawon, sebagaimana kegemarannya dulu semasa di Dunia.
Baru
saja rawon terbetik di benaknya, seketika rawon yang masih mengepul
panasnya sudah terhidang di hadapannya. Berikutnya dia ingin sate.
Rupanya Pardi dulu memang penggemar sate Madura. Sebagaimana rawon, sate
pun segera terhidang rapi di hadapannya.
Masih berasap seperti
baru diangkat dari panggangan. Walau sudah tahu berbagai balasan
kenikmatan di surga bagi orang2 beriman, Pardi masih juga heran, dari
mana datangnya rawon, sate dan semua makanan yang terhidang ini?
Penasaran membuncah, akhirnya ia memberanikan diri bertanya pada
malaikat Ridhwan, “Malaikat, gimana ceritanya ini kok semua makanan bisa
seketika ada? Kapan masaknya ini?”
“Lho, ini di surga Mas,
semuanya memang otomatis langsung ada. Gak pake lama, gak pake masak.
Lha wong di surga. Gak ada api di sini.” jawab Malaikat Ridhwan
meyakinkan. “Ooooo,” melongo Oiya.
Pardi semasa di dunia dulu
adalah perokok berat. Maka kegemarannya merokok pun terbawa sampai ke
surga. “Malaikat, aku mau minta Djisamsu!” “Owh, tenang. Djisamsu, surya
16, surya 12, marlboro, dunhil semuanya ada!” “Lho, sampean ini perokok
juga to, kok hafal semua merek rokok?” “Owh, tidaaaaaaak! Aku ini
malaikat, jelas aja tahu semua hal yang dilakukan manusia.” “Owh, iya,
ya, yaaa... Iya wes, sekarang mana rokoknya?”
Belum usai Pardi menyampaikan permintaannya, satu bungkus rokok Djisamsu
sudah ada di hadapannya. Pardi tersenyum senang. “Siiiiip! Nah gini
dong, biar sedikit berasap nih mulut.” namun Pardi agak bersungut, “Lho
koreknya mana ini?” “Sudah ku bilang tadi, semuanya ada di Surga kecuali
api!” “Terus gimana dong, gimana saya bisa merokok ini kalau tidak ada
api?” “Kalau kamu mau api, pergi aja ke Neraka!” “Lho, kok ke neraka?”
“Iyah! Sebab api hanya ada di sana.” “Iya wes kalau gitu, aku mau main
ke neraka dulu. Apa ini! di surga, tapi gak bisa merokok. Susah!”
Setelah
pintu Surga dibuka, Pardi segera bergegas keluar, menuju Neraka.
Sesampainya di sana, ia temui Malaikat Malik. “Assalamualaikum!”
“Waalaikumussalam warahmatullahi wabarakatuh!” agak terkejut juga
Malaikat Malik atas kedatangan Pardi. “Lah kamu, ada apa ke sini,
bukankah kamu adalah penduduk Surga?” “Iya. Aku main aja ke sini. Gak
enak juga lama2 di Surga, gak bisa rokok'an!” “Owh. Terus mau apa kamu
ke sini?” “Ini...” Pardi menunjukkan sebatang Djisamsu, “mau minta api
sebentar.” “Serius kamu?” “Iya, serius. Masa dua rius!” “Baiklah!”
Malaikat Malik segera membuka pintu neraka. Tapi baru saja, pintu neraka
sedikit dibuka, Pardi sudah pingsan. Sebatang Djisamsu yang dipegangnya
seketika jadi abu. “Nah! Tuh kaaaan. Bawel sih!”
Malaikat Malik
segera menyuruh sekelompol Malaikat untuk mengevakuasi Pardi ke tempat
yang aman. Setelah Pardi siuman, ia segera balik ke Surga. Sesampai di
depan pintu, Malaikat Ridhwan bertanya, “Gimana, sudah kamu
rokok-annya?” “Boro2 merokok!” “Lha, terus?” “Gak wes, aku gak akan
sekali2 lagi pergi ke neraka. Walau hanya menginjak halamannya!” “Terus
maumu apa sekarang?” “Masuk Surga lagi dong. Kan memang tempatku di
sini.” “Oke, oke, kamu boleh balik lagi ke Surga. Akan akan aku bukakan
pintu. Tapi dengan satu syarat.....” “Syarat apa?” “No smoking!!!”
Referensi:
www.lampuislam.org
Facebook Page:
www.facebook.com/riska.pratama.ardi