Berikut
ini akan kami bawakan risalah yang berisi tanya-jawab dalam hal aqidah Islam
yang ditulis oleh Syaikh Muhammad bin Abdul Wahhab rahimahullah.
Dengan
mencermati karya beliau ini akan tampaklah bagi kita sebenarnya bagaimana
aqidah [keyakinan] beliau yang mungkin bagi sebagian kalangan telah mendapatkan
kesan negatif mengenai beliau. Silakan anda telaah
dengan pikiran yang jernih dan hati yang tenang. Semoga Allah memberikan
hidayah-Nya kepada kita.
Tanya
: Siapakah Rabbmu?
Jawab
: Rabbku adalah Allah yang telah memeliharaku dan memelihara seluruh alam
dengan segala nikmat-Nya. Dia lah sesembahanku, tidak ada bagiku sesembahan
selain-Nya. Sebagaimana yang difirmankan Allah ta’ala dalam surat al-Fatihah
(yang artinya), “Segala puji bagi Allah Rabb seru sekalian alam.”
Tanya
: Apakah makna kata Rabb?
Jawab
: Yang menguasai dan yang mengatur, dan hanya Dia (Allah) yang berhak untuk
diibadahi
Tanya
: Apa makna kata Allah?
Jawab
: Yaitu yang memiliki sifat ketuhanan dan berhak diibadahi oleh seluruh
makhluk-Nya
Tanya
: Dengan apa kamu mengenal Rabbmu?
Jawab
: Dengan memperhatikan ayat-ayat-Nya dan makhluk-makhluk ciptaan-Nya
Tanya
: Makhluk apakah yang terbesar yang bisa kamu lihat di antara makhluk
ciptaan-Nya?
Jawab
: Langit dan bumi
Tanya
: Apakah ayat (tanda kekuasaan)-Nya yang paling besar?
Jawab
: Malam dan siang, matahari dan bulan
Tanya
: Apakah dalil atas hal itu?
Jawab
: Dalilnya adalah firman Allah ta’ala (yang artinya), “Sesungguhnya Rabb kalian
adalah Allah yang telah menciptakan langit dan bumi dalam enam masa, kemudian
Dia bersemayam di atas Arsy. Allah menutupkan malam kepada siang dan
mengikutinya dengan cepat, matahari dan bulan serta bintang-bintang semuanya
ditundukkan dengan perintah-Nya. Ingatlah, sesungguhnya penciptaan dan
pemberian perintah adalah hak-Nya, Maha berkah Allah Rabb seluruh alam.” (QS.
al-A’raf : 54).
Tanya
: Untuk apakah Allah menciptakan kita?
Jawab
: Untuk beribadah kepada-Nya
Tanya
: Apa yang dimaksud beribadah kepada-Nya?
Jawab
: Mentauhidkan Allah dan menaati-Nya
Tanya
: Dalam hal apa kita menaati-Nya?
Jawab
: Kita taati perintah-Nya dan kita jauhi segala yang dilarang-Nya kepada kita
Tanya
: Apa dalil untuk hal itu?
Jawab
: Firman Allah ta’ala (yang artinya), “Tidaklah Aku ciptakan jin dan manusia
melainkan supaya mereka beribadah kepada-Ku.” (QS. adz-Dzariyat : 56).
Tanya
: Apa makna ’supaya mereka beribadah kepada-Ku’?
Jawab
: Maknanya adalah agar mereka mentauhidkan Allah
Tanya
: Apa yang dimaksud dengan tauhid?
Jawab
: Tauhid adalah mengesakan Allah dalam beribadah
Tanya
: Apakah perkara terbesar yang dilarang Allah untuk kita?
Jawab
: Perkara terbesar yang dilarang Allah adalah syirik yaitu berdoa kepada selain
Allah [saja] atau berdoa kepada selain-Nya di samping berdoa kepada-Nya.
Tanya
: Apakah dalilnya?
Jawab
: Dalilnya adalah firman Allah ta’ala (yang artinya), “Sembahlah Allah dan
janganlah kamu mempersekutukan-Nya (dalam beribadah) dengan sesuatu apapun.”
(QS. an-Nisaa’ : 36).
Tanya
: Apa yang dimaksud dengan ibadah?
Jawab
: Ibadah adalah segala sesuatu yang dicintai dan diridhai Allah baik berupa
ucapan maupun perbuatan, yang tampak maupun yang tersembunyi
Tanya
: Apa sajakah yang termasuk macam-macam ibadah?
Jawab
: Ibadah itu banyak jenisnya, di antaranya adalah : doa, takut, harap, tawakal,
roghbah (keinginan), rohbah (kekhawatiran), khusyu’, khas-yah (takut yang
dilandasi ilmu), inabah (taubat), isti’anah (meminta pertolongan), isti’adzah
(meminta perlindungan), istighotsah (meminta keselamatan dari bahaya),
menyembelih, nadzar, dan jenis-jenis ibadah yang lainnya.
Tanya
: Apakah dalilnya?
Jawab
: Firman Allah ta’ala (yang artinya), “Seluruh masjid itu adalah milik Allah,
maka janganlah kamu menyeru bersama-Nya sesuatu pun.” (QS. al-Jin : 18).
Tanya
: Apa hukum bagi orang yang mengalihkan ibadah kepada selain Allah?
Jawab
: Orang yang melakukannya dihukumi musyrik dan kafir
Tanya
: Apakah dalilnya?
Jawab
: Firman Allah ta’ala (yang artinya), “Barangsiapa yang menyeru bersama Allah
sesembahan yang lain padahal tidak ada bukti baginya, maka sesungguhnya
perhitungannya di sisi Rabbnya. Sesungguhnya orang-orang kafir itu tiada akan
beruntung.” (QS. al-Mukminun : 117).
Tanya
: Perkara apakah yang diwajibkan pertama kali oleh Allah kepada kita?
Jawab
: Yaitu mengingkari thaghut dan beriman kepada Allah
Tanya
: Apa yang dimaksud dengan thaghut?
Jawab
: Segala sesuatu yang menyebabkan hamba melampaui batas, yang berupa
sesembahan, orang yang diikuti atau sosok yang ditaati, maka dia adalah thaghut
Tanya
: Ada berapakah thaghut itu?
Jawab
: Jumlah mereka banyak, namun pembesarnya ada lima : Iblis -semoga Allah
melaknatnya-, orang yang diibadahi dan ridha dengan hal itu, orang yang menyeru
orang lain untuk beribadah kepada dirinya, orang yang mengaku mengetahui ilmu
gaib, dan orang yang berhukum dengan selain hukum yang diturunkan Allah
Tanya
: Apakah dalilnya?
Jawab
: Firman Allah ta’ala (yang artinya), “Tidak ada paksaan dalam agama, sungguh
telah jelas antara petunjuk dengan kesesatan. Barangsiapa yang mengingkari
thaghut dan beriman kepada Allah maka sesungguhnya dia telah berpegang dengan
buhul tali yang sangat kuat dan tidak akan putus, Allah Maha mendengar lagi
Maha mengetahui.” (QS. al-Baqarah : 256).
Tanya
: Apa yang dimaksud dengan Urwatul Wutsqa (buhul tali yang sangat kuat)?
Jawab
: Maksudnya adalah laa ilaha illallah
Tanya
: Apa makna laa ilaha illallah?
Jawab
: Laa ilaha adalah penolakan, sedangkan illallah adalah penetapan
Tanya
: Apa yang ditolak dan apa yang ditetapkan?
Jawab
: Aku menolak segala sesembahan selain Allah dan aku tetapkan bahwa seluruh
jenis ibadah harus ditujukan kepada Allah semata, tiada sekutu bagi-Nya
Tanya
: Apakah dalilnya?
Jawab
: Firman Allah ta’ala (yang artinya), “Ingatlah ketika Ibrahim berkata kepada
ayah dan kaumnya; sesungguhnya aku berlepas diri dari semua sesembahan kalian
kecuali dari Dzat yang telah menciptakanku, sesungguhnya Dia pasti menunjuki
diriku. Dan Allah menjadikan kalimat itu tetap ada pada keturunannya (Ibrahim)
semoga mereka mau kembali (kepada kebenaran).” (QS. az-Zukhruf : 26-28).
Tanya
: Apakah agamamu?
Jawab
: Agamaku Islam, yaitu menyerahkan diri kepada Allah dengan bertauhid, patuh
kepada-Nya dengan melakukan ketaatan, dan berlepas diri dari syirik dan
pelakunya
Tanya
: Apakah dalilnya?
Jawab
: Yaitu firman Allah ta’ala (yang artinya), “Sesungguhnya agama yang diterima
di sisi Allah hanya Islam.” (QS. Ali Imran : 19). Dan juga firman-Nya (yang artinya),
“Barangsiapa yang mencari agama selain Islam maka tidak akan pernah diterima
darinya, dan di akhirat nanti dia pasti termasuk orang-orang yang merugi.” (QS.
Ali Imran : 85).
Tanya
: Ada berapakah rukun Islam?
Jawab
: Ada lima; syahadat laa ilaha illallah wa anna Muhammadar rasulullah,
mendirikan shalat, menunaikan zakat, berpuasa Ramadhan, dan menunaikan ibadah
haji ke rumah Allah yang suci jika memiliki kemampuan.
Tanya
: Apakah dalil syahadat laa ilaha illallah?
Jawab
: Firman Allah ta’ala (yang artinya), “Allah bersaksi bahwa tidak ada
sesembahan yang benar selain-Nya, demikian pula para malaikat dan orang-orang
yang berilmu, dengan menegakkan keadilan. Tidak ada sesembahan yang benar
selain Dia, Yang Maha perkasa lagi Maha bijaksana.” (QS. Ali Imran : 18).
Tanya
: Apakah dalil syahadat anna Muhammadar rasulullah?
Jawab
: Firman Allah ta’ala (yang artinya), “Sekali-kali Muhammad itu bukanlah ayah
salah seorang lelaki di antara kalian, namun dia adalah utusan Allah dan
penutup nabi-nabi.” (QS. al-Ahzab : 40).
Tanya
: Apa makna syahadat anna Muhammadar rasulullah?
Jawab
: Maknanya adalah menaati perintahnya, membenarkan beritanya, menjauhi segala
larangannya, dan beribadah kepada Allah hanya dengan syari’atnya
Tanya
: Apakah dalil sholat, zakat serta tafsir dari tauhid?
Jawab
: Firman Allah ta’ala (yang artinya), “Dan tidaklah mereka disuruh melainkan
supaya beribadah kepada Allah dengan penuh ikhlas melakukan amal karena-Nya
(tanpa disertai kesyirikan), mendirikan shalat, dan menunaikan zakat. Itulah
agama yang lurus.” (QS. al-Bayyinah : 5)
Tanya
: Apakah dalil puasa?
:
Firman Allah ta’ala (yang artinya), “Hai orang-orang yang beriman telah
diwajibkan kepada kalian untuk berpuasa sebagaimana diwajibkan kepada
orang-orang sebelum kalian agar kalian bertakwa.” (QS. al-Baqarah : 183).
Tanya
: Apakah dalil haji?
Jawab
: Firman Allah ta’ala (yang artinya), “Wajib bagi umat manusia untuk menunaikan
ibadah haji ke baitullah karena Allah, yaitu bagi orang yang mampu melakukan
perjalanan ke sana. Barangsiapa yang kufur maka sesungguhnya Allah Maha kaya
dan tidak membutuhkan seluruh alam.” (QS. Ali Imran : 97).
Tanya
: Apakah pondasi ajaran dan kaidah dalam agama Islam?
Jawab
: Ada dua perkara : [Pertama] adalah perintah untuk beribadah kepada Allah
semata dan memotivasi manusia untuk melakukannya, membangun loyalitas di
atasnya dan mengkafirkan orang yang meninggalkannya (tidak beribadah kepada
Allah). [Perkara Kedua] adalah memperingatkan manusia dari kesyirikan dalam hal
ibadah kepada Allah semata yang tidak ada sekutu bagi-Nya, bersikap keras dalam
hal itu (mengingkari syirik), membangun permusuhan di atasnya, dan mengakfirkan
orang yang melakukannya (kemusyrikan).
Tanya
: Ada berapakah rukun iman?
Jawab
: Ada enam; yaitu iman kepada Allah, malaikat-Nya, kitab-kitab-Nya,
rasul-rasul-Nya, hari akhir, dan beriman kepada takdir baik dan yang buruk
Tanya
: Apakah dalilnya?
Jawab
: Firman Allah ta’ala (yang artinya), “Bukanlah kebaikan itu kamu memalingkan
wajahmu ke arah timur ataupun barat, akan tetapi yang disebut kebaikan adalah
orang yang beriman kepada Allah, hari akhir, malaikat-malaikat, kitab, dan para
nabi.” (QS. al-Baqarah : 177).
Tanya
: Apakah dalil iman kepada takdir?
Jawab
: Firman Allah ta’ala (yang artinya), “Sesungguhnya segala sesuatu Kami
ciptakan dengan ukuran/takdir.” (QS. al-Qamar : 49).
Tanya
: Apa yang dimaksud ihsan?
Jawab
: Ihsan terdiri dari satu rukun yaitu; kamu beribadah kepada Allah seolah-olah
melihat-Nya dan jika kamu tidak bisa maka yakinlah bahwa Dia senantiasa
melihatmu
Tanya
: Apakah dalilnya?
Jawab
: Firman Allah ta’ala (yang artinya), “Sesungguhnya Allah akan bersama
orang-orang yang bertakwa dan orang-orang yang berbuat ihsan.” (QS. an-Nahl :
128).
Tanya
: Siapakah Nabimu?
Jawab
: Muhammad bin Abdullah bin Abdul Muthallib bin Hasyim, sedangkan Hasyim
berasal dari keturunan Quraisy, Quraisy dari bangsa Arab, sedangkan Arab
merupakan keturunan Nabi Ismail putra Ibrahim al-Khalil (kekasih Allah) semoga
shalawat dan salam yang paling utama tercurah kepadanya dan kepada nabi kita.
Tanya
: Berapakah umur Nabi shallallahu ‘alaihi wa sallam?
Jawab
: Enam puluh tiga tahun; empat puluh tahun sebelum diangkat menjadi nabi dan
dua puluh tiga tahun sebagai nabi dan rasul
Tanya
: Dengan apakah beliau diangkat menjadi Nabi? Dan dengan apa diangkat sebagai
rasul?
Jawab
: Beliau diangkat menjadi Nabi dengan turunnya Iqra’ dan diangkat sebagai rasul
dengan turunnya al-Muddatstsir
Tanya
: Di manakah negerinya?
Jawab
: Beliau berasal dari Mekah lalu berhijrah ke Madinah, dan kemudian beliau
wafat di sana -semoga shalawat dari Allah dan keselamatan senantiasa tercurah
kepadanya- setelah Allah sempurnakan agama dengan mengutus beliau (beserta
ajarannya).
Tanya
: Apa yang dimaksud dengan hijrah?
Jawab
: Berpindah dari negeri syirik menunju negeri Islam, sementara hijrah itu tetap
berlaku hingga tegaknya hari kiamat
Tanya
: Apakah dalilnya?
Jawab
: Firman Allah ta’ala (yang artinya), “Sesungguhnya orang-orang yang diwafatkan
oleh para malaikat itu dalam keadaan menganiaya diri mereka sendiri. Maka
malaikat bertanya kepadanya; Di manakah dulu kalian berada? Mereka menjawab;
Kami dulu berada dalam keadaan tertindas dan lemah di muka bumi. Mereka
berkata; bukankah bumi Allah itu luas, sehingga kalian dapat berhijrah di
atasnya? Mereka itulah orang-orang yang tempat kembalinya adalah neraka
Jahannam dan sungguh neraka itu adalah sejelek-jelek tempat kembali.” (QS.
an-Nisaa’ : 97).
Tanya
: Apakah dalilnya dari Sunnah (Hadits)?
Jawab
: Sabda Nabi shallallahu ‘alaihi wa sallam, “Tidaklah terputus hijrah sampai
taubat terputus, dan tidak akan terputus [kesempatan] bertaubat hingga matahari
terbit dari arah tenggelamnya.” (HR. Ahmad, Abu Dawud dan ad-Darimi).
Tanya
: Apakah Rasul masih hidup atau sudah mati?
Jawab
: Beliau telah meninggal sedangkan agamanya masih tetap ada hingga hari kiamat
tiba
Tanya
: Apakah dalilnya?
Jawab
: Firman Allah ta’ala (yang artinya), “Sesungguhnya kamu pasti mati dan mereka
pun akan mati, kemudian nanti pada hari kiamat di sisi Rabb kalian maka kalian
pun akan saling bermusuhan.” (QS. az-Zumar : 31).
Tanya
: Apakah setelah mati manusia akan dibangkitkan?
Jawab
: Iya, benar
Tanya
: Apakah dalilnya?
Jawab
: Firman Allah ta’ala (yang artinya), “Dari tanah itulah Kami ciptakan kalian
dan kepadanya kalian Kami kembalikan, dan dari dalamnya Kami akan mengeluarkan
kalian untuk kedua kalinya.” (QS. Thaha : 55).
Tanya
: Apakah hukum orang yang mendustakan hari kebangkitan?
Jawab
: Orang yang melakukan hal itu adalah kafir
Tanya
: Apakah dalilnya?
Jawab
: Firman Allah ta’ala (yang artinya), “Orang-orang kafir itu mengira bahwa
mereka tidak akan dibangkitkan lagi, katakanlah; sekali-kali tidak, demi
Rabbku, kalian benar-benar akan dibangkitkan kemudian akan dikabarkan kepada
kalian apa yang telah kalian kerjakan [di dunia], dan hal itu bagi Allah
sangatlah mudah.” (QS. at-Taghabun : 7).
Diterjemahkan
dari :
Maa
yajibu ‘alal muslim ma’rifatu wal ‘amalu bihi oleh Syaikhul Islam Muhammad bin Sulaiman
at-Tamimi rahimahullah. Dengan pengantar Syaikh Abdullah bin Jarullah bin
Ibrahim Alu Jarullah
Sumber: muslim.or.id
Referensi: www.lampuislam.org
Facebook Page: www.facebook.com/riska.pratama.ardi
Tidak ada komentar:
Posting Komentar