Apakah yang membuat seorang pria menjadi begitu berharga di mata perempuan? Benar, punya penampilan fisik yang mempesona alias ganteng. Ketampanan itu dilengkapi dengan prestasi dalam pekerjaannya dan tentu saja rajin beribadah. Punya tiga hal itu pasti membuat seorang pria menjadi idola, dan hal itulah yang terjadi pada sosok pembalap ganteng Rio Haryanto.
Pembalap muda Indonesia berusia 22 tahun ini memang begitu luar biasa. Punya basis pendukung yang sangat besar, Rio menjadi pembalap Indonesia pertama yang melintasi level GP2 dan bisa menjajal mobil Formula Satu. Kini pemuda kelahiran Solo itu berpotensi menjadi wakil Asia di ajang Formula Satu di masa depan.
Namun beberapa hari terakhir sosok Rio menjadi bahan pembicaran. Apakah karena mencetak prestasi lagi? Bukan, tapi karena kebiasannya memasang Ayat Kursi di kokpit mobil balapnya. Ayat suci Al-Quran yang merupakan bagian dari Surah Al-Baqarah ayat ke-255 itu ternyata sengaja dipasang Rio di dalam kokpit sebelah kanan supaya selalu dia baca setiap kali balapan.
Bukan tanpa alasan, ternyata Rio menempel ayat suci itu lantaran dirinya percaya bahwa Ayat Kursi bisa membantunya tiap tenang entah saat sedang latihan atau dalam balapan sebenarnya. Tak heran kalau sebuah kebiasaan sederhana putra pasangan Sinyo Haryanto dan Indah Pennywati ini langsung mendapat pujian dari banyak orang. Uniknya, tak hanya Ayat Kursi yang menemani Rio di kokpit mobil balap lho. Kokoh ganteng ini juga memasang bendera merah putih di bagian ekor mobil Cosworth yang dia kendarai.
Gadis-gadis muda pun semakin tak bisa menahan rasa kekagumannya kepada Rio yang begitu membanggakan ini. Bahkan pembalap yang bergabung dengan tim Manor Racing ini juga sampai mencuri perhatian netizens Malaysia. Di mana sosok Rio menjadi bahan pembicaraan grup Facebook bernama Friends of Barisan Nasional.
Meski begitu ada beberapa kisah yang menyayat hati sang pembalap muda ini di balik mimpinya untuk menyabet F1 di masa depan.
Namanya masih belum terlalu dikenal kala itu. Rio Haryanto tampil gemilang di GP3 seri Istanbul, Turki, tahun 2010 lalu. Belum lagi kewarganegaraan Indonesianya, membuat publik, termasuk panitia, pun meremehkannya. Alih-alih tampil ala kadarnya gara-gara mentalnya diuji duluan, Rio justru menampilkan performa terbaiknya.
Panitia juga tak menyediakan kaset untuk lagu Indonesia Raya sehingga Rio terpaksa menyanyi sendiri saat bendera Merah putih dikibarkan.
Tak cukup dengan insiden bendera Polandia dibalik, di GP3 Silverstone, Inggris, 2010 lalu, ia kembali mendapatkan penghinaan dari panitia.
Saat itu, lagi-lagi Rio yang tak pernah dijagokan kembali berhasil menyabet podium. Yang bikin geleng-geleng kepala, panitia seolah tak percaya dengan kemenangan ini dan kemudian melakukan pemeriksaan menyeluruh terhadap mobil yang dikendarai
Dugaan kecurangan tersebut pada akhirnya tidak terbukti. Mirisnya, panitia yang tanpa malu menuduh Rio menang curang, tanpa berdosa meninggalkan mobil yang sudah dibongkar total itu.
Tim pun rugi waktu dan juga biaya gara-gara beberapa part mobil Rio rusak. Jengkelnya lagi, gara-gara ini Rio akhirnya harus tersingkir di race berikutnya.
adapun cerita yg lebih miris yaitu ketika GP2 di Monza, Italia, beberapa waktu lalu menyisakan cerita tak terpuji yang dilakukan oleh pengawas lomba kepada Rio Haryanto. Ketika itu, Rio melakukan manuver tiba-tiba dengan memotong jalan karena untuk menghindari tabrakan. Sayangnya, aksi menyelamatkan nyawa ini justru kena pinalti oleh pengawas lomba.
Mirisnya ketika hal ini dilakukan oleh pembalap lainnya, ternyata panitia tidak memberikan mereka pinalti.
Entah apa maksudnya para pengawas lomba ini. Namun dari kejadian ini indikasi diskriminasi sangat kuat.
selain itu lagi lagi sang pembalap muda ini mendapatkan ketidakadilan oleh panitia, dimana pada saat GP2 seri Rusia beberapa waktu lalu juga menyisakan cerita miris.
Bagaimana tidak, Rio yang sudah jelas-jelas berada di peringkat pertama
harus turun tingkat. Kejadian ini diawali dari turunnya safety car
karena saat itu terjadi kecelakaan. Aturannya, ketika safety car
diturunkan, maka pembalap dilarang untuk saling salip. Ketika momen ini
terjadi, Rio sebenarnya sudah sukses berada di posisi pertama.
Sayangnya, panitia tak menganggap hal tersebut sah dan menempatkan
Rio di tempat kedua. Banyak yang protes dengan keputusan panitia saat
itu. Bahkan salah satu komentator siaran GP2 sampai berang gara-gara
sudah jelas jika Rio tak melakukan kesalahan apa pun. adapun kejadian yang sangat melecehkan sang pembalap muda ini,Mungkin bagi kita, sangat membanggakan ketika mendengar Rio punya kesempatan untuk bertanding di kelas Formula 1. Namun, berita baik ini ternyata dipandang sebelah mata.
Pelakunya adalah seorang komentator siaran F1, saat Rio tengah bergelut di panasnya aspal Suzuka, Jepang. Rio-Haryanto-1 Entah apa maksudnya, si komentator tiba-tiba nyeletuk “Rio de Janeiro” ketika menyebutkan nama Rio.
Tak cukup dengan itu, si pembawa acara juga makin memandang remeh Rio dengan berkali-kali menyebut nama Haryanto dengan “Harry Auntie”.
akan tetapi penghinaan penghinaan ini menjadi alasan mengapa bocah malang ini layak di F1.
Kini Rio memang sudah bukan bocah lagi, pria kelahiran 22 Januari 1993 itu tengah harap-harap cemas menantikan dukungan dari pemerintah Indonesia supaya ia bisa berlaga di F1 dan bergabung dengan Manor Racing. Nasib Rio berlaga di F1 bersama Manor ditentukan dalam lima hari ke depan atau tepatnya pada 16 Februari mendatang. Rio mengaku dirinya memang tidak bisa apa-apa, tapi satu hal yang terus ia lakukan adalah memperbanyak ibadah dan rajin salat Tahajud.
"Kalau sekarang, Tahajud lebih diperbanyak. Soal keputusannya, saya masih menunggu. Yang pasti saya berdebar-debar. Namun kedatangan Manor sedikit melegakan. Mereka masih tertarik kepada saya," ujar Rio Haryanto seperti dikutip dari Liputan6.com, Jumat (12/2/2016). Selain pemerintah, Rio berharap juga ada pihak lain yang membantu dirinya supaya bisa berlaga di F1. “Saya sangat menghargai pihak Kemenpora yang sudah bekerja keras. Dan saya masih menunggu pihak-pihak lain yang mau membantu,” pungkas Rio Haryanto.
Semoga dimudahkan segalanya untuk sang pembalap muda berprestasi ini yang pastinya akan mengharumkan nama Indonesia di Formula1.
Referensi: www.tribunnews.com
www.sport.detik.com
Facebook Page: www.facebook.com/riska.pratama.ardi
Pelakunya adalah seorang komentator siaran F1, saat Rio tengah bergelut di panasnya aspal Suzuka, Jepang. Rio-Haryanto-1 Entah apa maksudnya, si komentator tiba-tiba nyeletuk “Rio de Janeiro” ketika menyebutkan nama Rio.
Tak cukup dengan itu, si pembawa acara juga makin memandang remeh Rio dengan berkali-kali menyebut nama Haryanto dengan “Harry Auntie”.
akan tetapi penghinaan penghinaan ini menjadi alasan mengapa bocah malang ini layak di F1.
Kini Rio memang sudah bukan bocah lagi, pria kelahiran 22 Januari 1993 itu tengah harap-harap cemas menantikan dukungan dari pemerintah Indonesia supaya ia bisa berlaga di F1 dan bergabung dengan Manor Racing. Nasib Rio berlaga di F1 bersama Manor ditentukan dalam lima hari ke depan atau tepatnya pada 16 Februari mendatang. Rio mengaku dirinya memang tidak bisa apa-apa, tapi satu hal yang terus ia lakukan adalah memperbanyak ibadah dan rajin salat Tahajud.
"Kalau sekarang, Tahajud lebih diperbanyak. Soal keputusannya, saya masih menunggu. Yang pasti saya berdebar-debar. Namun kedatangan Manor sedikit melegakan. Mereka masih tertarik kepada saya," ujar Rio Haryanto seperti dikutip dari Liputan6.com, Jumat (12/2/2016). Selain pemerintah, Rio berharap juga ada pihak lain yang membantu dirinya supaya bisa berlaga di F1. “Saya sangat menghargai pihak Kemenpora yang sudah bekerja keras. Dan saya masih menunggu pihak-pihak lain yang mau membantu,” pungkas Rio Haryanto.
Semoga dimudahkan segalanya untuk sang pembalap muda berprestasi ini yang pastinya akan mengharumkan nama Indonesia di Formula1.
Referensi: www.tribunnews.com
www.sport.detik.com
Facebook Page: www.facebook.com/riska.pratama.ardi
Tidak ada komentar:
Posting Komentar