lebih
dari ratusan kali saya ditanya tentang perkara ini, berkaitan dengan
penulisan transliterasi bahasa Arab, mudah-mudahan status ini jadi
penjelas sebagaimana seharusnya.
pertama-tama, bahasa Arab dan bahasa
Indonesia tentu berbeda, bila bahasa Indonesia disusun berdasarkan huruf
alfabet A-B-C dan seterusnya, sama seperti bahasa Inggris, tidak dengan
bahasa Arab. Bahasa Arab tersusun dari huruf hijaiyah semisal ا (alif),
ب (ba), ت (ta) dan seterusnya.
perbedaan inilah yang akhirnya
mengharuskan adanya transliterasi (penulisan bahasa asing kedalam bahasa
Indonesia), misalnya, kata الله dalam bahasa Arab, bila
di-transliterasikan ke dalam bahasa Indonesia bisa jadi “Allah”,
“Alloh”, “Awloh” atau apapun yang senada dengan bacaan asli Arabnya,
tergantung kesepakatan transliterasi
bila orang Indonesia sudah nyaman
membaca tulisan الله dengan transliterasi “Allah” ya tidak perlu diganti
dengan “Alloh” atau “Awloh”, toh bacanya juga sama walau tulisannya
beda
by the way, bahkan kalo orang nulis
Allah dengan huruf kecil juga nggak dosa, karena dalam bahasa Arab
aslinya الله pun nggak ada huruf besar dan huruf kecil
hanya kembali lagi, karena transliterasi
dan penghormatan kepada Dzat Yang Maha Agung, ya sejatinya sudah kita
tulis dengan “Allah”
ok, sekarang, Insya Allah atau In Shaa Allah?
yang bener إن شاء الله hehe..
yang bener إن شاء الله hehe..
jadi kita bedah begini ceritanya
إن = bila
شاء = menghendaki
الله = Allah
إن = bila
شاء = menghendaki
الله = Allah
jadi artinya إن شاء الله = bila Allah berkehendak
nah, balik lagi ke transliterasi, terserah kesepakatan kita mau mentransliterasikan huruf ش jadi apa? “syaa” atau “shaa”?,
kalo di negeri berbahasa Inggris sana, kata ش diartikan jadi “shaa”, kalo di Indonesia jadi “syaa”
masalahnya di Indonesia, huruf ص sudah ditransliterasikan jadi “shaa”, kalo disamain jadi tabrakan deh..
saya pribadi lebih suka
mentransliterasikan إن شاء الله jadi “InsyaAllah”, lebih simpel dan
sesuai transliterasi bahasa Indonesia
nah, bagaimana katanya kalo ada yang bilang “InsyaAllah” berarti artinya “menciptakan Allah?”, naudzubillahi min dzalik…
karena yang satu ini beda lagi masalahnya
karena إنشاء (menciptakan/membuat) beda dengan إن شاء (bila menghendaki)
karena إنشاء (menciptakan/membuat) beda dengan إن شاء (bila menghendaki)
dan pemakaiannya dalam kalimat berdasarkan kaidah bahasa Arab pun berbeda bunyinya,
bila إن شاء الله dibacanya “InsyaAllahu” (bila Allah menghendaki)
bila إنشاء الله dibacanya “Insyaullahi” (menciptakan Allah)
bila إن شاء الله dibacanya “InsyaAllahu” (bila Allah menghendaki)
bila إنشاء الله dibacanya “Insyaullahi” (menciptakan Allah)
Kesimpulannya?
jadi kalo kita nulis pake “InsyaAllah”,
atau “In Syaa Allah”, atau “In Shaa Allah” bacanya sama aja dan artinya
sama aja, yaitu “bila Allah menghendaki”, jadi nggak ada arti lainnya
yang paling bagus, ya udah, nulis dan ngomong pake bahasa Arab aja sekalian, lebih aman hehe..
(tapi yang nulis pun bakal kesulitan hehehe..)
(tapi yang nulis pun bakal kesulitan hehehe..)
إن شاء الله .
Referensi:felixsiauw.com
Page Facebook: www.facebook.com/riska.pratama.ardi
Tidak ada komentar:
Posting Komentar