Omnia vincit Amor: et nos cedamus Amori—Cinta menaklukkan segalanya:
dan kita takluk demi cinta.
Bagi remaja, bila istilah itu
disebut-sebut bisa membuat jantung berdetak lebih kencang. Siapa sih yang nggak
semangat bila bercerita seputar pacaran? Semua orang yang normal pasti senang.
Yang cowok berkhayal punya
tampang sekeren personelnya “Westlife” supaya dikejar-kejar kaum Hawa, baik
yang mengejar ingin dikencani maupun yang ingin nagih utang (hi..hi..hi..).
Coba aja bayangin, wanita mana, sih, yang nggak deg-degan kalo lihat tampang
se-cute Mark atawa Kian? Wuih, histeris, Brur! Maklum, cowok ABG yang tergabung
dalam kelompok Westlife ini cool banget. Jadi, nggak heran, ‘kan, kalo anak
cewek merasa nyaman sekaligus bangga dapat gacoan model begitu?
Bicara soal rasa cinta memang diakui mampu membangkitkan semangat hidup. Suer, nggak bohong! Termasudk anak masjid, yang katanya ‘dicurigai’ tak kenal cinta. Sama saja, anak masjid juga manusia, yang memiliki rasa cinta dan kasih sayang. Pasti dong, mereka juga butuh cinta dan dicintai. Soalnya, perasaan seperti itu wajar dan alami. Malah aneh bila ada orang yang nggak kenal cinta, jangan-jangan bukan orang. Nah, biasanya bagi remaja yang sedang kasmaran, mereka mewujudkan cinta dan kasih sayangnya lewat aktivitas pacaran. Kayak gimana, sih? Deuuh, pura-pura nggak tahu. Itu tuh, cowok dan cewek yang saling tertarik, lalu mengikat janji, dan akhirnya ada yang sampai hidup bersama layaknya suami-istri.
Omong-omong soal pacaran,
ternyata sekarang ada gosip baru tentang pacaran islami. Ini kabar bener apa
cuma upaya melegalkan aktivitas baku syahwat itu? Malah disinyalir, katanya
banyak pula yang melakukannya adalah anak masjid. Artinya mereka itu pengen
Islam, tapi pengen pacara juga. Ah, ada-ada saja!
Nggak Ada Pacaran Islami!
Memang betul, kalo dikatakan
bahwa ada anak masjid yang meneladani tingkah James Van Der Beek dalam serial
Dawson’s Creek, tapi bukan berarti kemudian dikatakan ada pacaran Islami. Itu
nggak benar. Siapa pun yang berbuat maksiat, tetap saja berdosa. Jangan karena
yang melakukan adalah anak masjid lalu ada istilah pacaran Islami. Nggak bisa,
jangan-jangan nanti kalo anak masjid kebetulan lagi nongkrongin judi togel,
disebut judi islami? Wah gawat bin bahaya, bro!
Tentu lucu bin menggelikan dong
bila suatu saat nanti teman-teman remaja yang berstatus anak masjid atau
aktivis dakwah terkena “virus” cinta kemudian mengekspresikannya lewat pacaran.
Itu nggak bisa disebut pacaran islami karena memang nggak ada istilah itu.
Jangan salah sangka, mentang-mentang pacarannya pakai jilbab, baju koko, dan
berjenggot, lalu mojoknya di masjid kita sebut aktivitas pacaran islami. Wah,
salah besar itu.
Suer, kita juga nggak pernah
dengar istilah daging babi islami, hanya gara-gara disembelihnya dengan menyebut
nama Allah, misalkan. Ya nggak? Begitulah, tak ada istilah pacaran islami
seperti halnya tak aa istilah daging babi islami. Jangan sampai kita nekat
membungkus kemaksiatan dengan embel-embel Islam. Catet itu, Brur!
Lalu, bagaimana dengan sepak
terjang teman-teman remaja yang terlanjur menganggap aktivitas baku syahwatnya
sebagai pacaran Islami? Sekali lagi dosa! Iya dong. Soalnya, siapapun yang
melakukan kemaksiatan jeals dosa sebagai ganjarannya. Apalagi anak masjid.
Malu-maluin aja.
Jadi memang pacaran islami itu
nggak ada. Tapi, kenapa istilah itu bisa muncul? Boleh jadi karena teman-teman
remaja hanya punya semangat keislaman tapi minus tsaqafah pengetahuan islamnya.
Mengendalikan Cinta
Siapa bilang cinta tak bisa
dikendalikan? Bisa, brur! Malah kalo tahu aturan mainnya, enjoy saja, tuh.
Barangkali yang merasa sulit mengendalikan cinta karena memang terlalu
memanjakan hawa nafsunya. Bila yang terjadi demikian, berarti memang rada-rada
sulit untuk bisa mengendalikan. Ibarat kamu lagi sakit, tapi tak berusaha untuk
menyembuhkannya.
Disinilah perlunya ilmu untuk
mengendalikan cinta supaya nggak liar tak karuan. Kalo liar, bisa gawat.
Apalagi menimpa anak masjid atawa aktivis dakwah di sekolah. Malu dong kalo
sampe aktivis dakwah pacaran. Bukan hanya memalukan, tapi juga dosa.
Setiap orang boleh mencintai dan
dicintai. Itu haknya, termasuk remaja seusia kamu. Tapi, bukan berarti kemudian
menghalalkan segala cara, seperti pacaran. Brur, aktivitas itu sangat
bertentangan dengan ajaran Islam. Kamu ‘kan seorang muslim, masak mau melakukan
tradisi yang bukan berasal dari Islam. Suer, budaya pacaran itu tak dikenal
dalam kamus ajaran Islam. Nggak ada itu. Catet, ya!
Yakin deh, cinta itu bisa
dikendalikan. Yang nggak bisa itu adalah dimatikan. Ini memang urusan hati.
Jadi, sejauh mana hati kita bisa menahan hawa nafsu yang bergejolak dalam
gairah jiwa muda kita. Kamu tetap harus tahu aturan main dalam Islam. Wajib
kamu ketahui bahwa Islam tak pernah mengekang umatnya. Kalaupun anda aturan
yang menurut kamu mengekang aktivitas kamu, itu adalah upaya Islam untuk
menyelamatkan umatnya. Ya, itulah risiko kamu milih Islam, yang tentu saja itu
adalah pilihan terbaik buat kamu.
Sobat, hal yang paling mendasar
sebagai seorang muslim adalah beriman kepada Allah S.W.T. Iman kepada Allah itu
bukan cuma mengimani keberadaan-Nya saja, yakni hubungan penciptaan (shilatul
khalqi), tapi sekaligus harus ada hubungan perintah-perintah (shilatul
awaamir). Nah, dengan kata lain, wajib taat terhadap apa yang telah ditetapkan oleh
Allah dan Rasul-Nya. Firman Allah S.W.T,
“Dan, tidaklah patut bagi laki-laki yang mukmin dan tidak (pula) bagi
wanita yang mukmin, apabila Allah dan Rasul-Nya telah menetapkan suatu
ketetapan, akan ada bagi mereka pilihan (yang lain) tentang urusan mereka.
Barangsiapa mendurhakai Allah dan Rasul-Nya maka sungguhlah dia telah sesat,
sesat yang nyata.” (al-Ahzab:36)
Ketaatan yang kamu bangun itu
akan menciptakan dinding yang tebal agar kamu tak tergoda untuk melihat atau
melakukan aktivitas yang “nggak-nggak.” Terus kamu juga harus memahami bahwa
perasaan cinta itu muncul juka ada rangsangan dari luar. Maka, langkah bijak
dan logis adalah menutup seluruh peluang yang bisa membuat kamu tergoda untuk
melakukannya. Hindari aktivitas yang menjurus kepada pikiran-pikiran yang liar,
yang membuat kamu merasa gatal bila tak menempuh jalur pacaran untuk
mengekspresikan cinta kamu. Sebaliknya, kamu harus menyibukkan diri dalam
aktivitas yang tidak bersentuhan dengan perasaan-perasaan cinta terhadap lawan
jenis kamu. Olahraga atau full ngurus pengajian dan rajin puasa, insya Allah
cara itu bisa mengusir keinginan kamu untuk melakukan pacaran.
Zina? No Way!
Idih, ngeri bin serem! Ketimbang
zina, menikah lebih aman dan berpahala. Iya, nggak? Tapi sebentar, kita kan masih
sekolah, masak mau nekat nikah, sih? Ya, itu persoalannya.
Sekarang, tak ada jalan lain bila
kamu tetap ngotot ingin menyalurkan “aspirasi” kamu kepada lawan jenis kecuali
nikah. Nikah adalah sarana legal dan aman secara syar’i untuk menumpahkan kasih sayang kita seutuhnya kepada lawan
jenis. Firman Allah S.W.T,
Bahkan, Al-Qur’an juga
menyisipkan larangan untuk berbuat zina. Allah S.W.T berfirman,
“Dan, janganlah kamu mendekati zina; sesungguhnya, zina itu adalah
suatu perbuatan yang keji dan suatu jalan yang buruk.” (al-Israa’:32)
Inilah Al-Qur’an pedoman yang
paripurna yang bakal menyelamatkan kita.
Kembali ke urusan cinta. Memang
bila kamu tetap ngotot ingin berkasih sayang dengan putri pujaan kamu, atau
untuk yang putri dengan “Arjuna” pilihannya, ya sudah, nikah saja. Habis
perkara. Iya, nggak? Kalo ternyata masih pikir-pikir karena masih sekolah,
mendingan keinginan itu “dikubur” dulu untuk sementara. Kamu fokuskan untuk
belajar. Tapi ingat, jangan coba-coba nekat untuk “mendekati” kekasihmu dengan
cara pacaran.
Soalnya, Non, pacaran itu adalah
pintu gerbang menuju perzinaan. Makanya, kita wanti-wanti banget jangan sampai
kamu ngotot melakukan aktivitas baku syahwat yang dilarang oleh Allah dan
Rasul-Nya.
Jadi, sekali lagi, pacaran islami
itu nggak ada dalam kamus ajaran Islam. Kalaupun boleh mengatakan, ada sih
“pacaran” islami, yakni nikah dulu!
----------------------------------------------------------------------------------------------------------
Dikutip dari buku Jangan Jadi Bebek karangan O. Solihin Hal. 118-125 dengan perubahan.
Referensi: www.lampuislam.id
Facebook Page: www.facebook.com/riska.pratama.ardi
Tidak ada komentar:
Posting Komentar