Selasa, 24 Oktober 2017

Bagaimana Cara Agar Hati kita Terhubung dengan Allah?



Sumber image

Ditulis oleh: Naima Asma Cherfaoui

Sejujurnya merupakan keajaiban kecil bagi saya untuk menulis artikel ini sekarang. Ini artikel pertama saya dalam 3 tahun terakhir. Pada masa-masa itu, saya semakin menjauh dari agama dan saya dapat merasakan hati ini semakin keras sampai-sampai terasa seperti batu. Ini perasaan yang menakutkan dan setelah mengintrospeksi diri, saya percaya semua ini terjadi karena saya tidak mempedulikan hati saya. Rasulullah shallallahu ‘alaihi wasallam bersabda, “Ada seonggok daging di dalam tubuh. Jika ia baik, maka seluruh tubuh menjadi baik. Dan jika ia buruk, maka seluruh tubuh menjadi buruk. Sesungguhnya daging itu adalah hati.” (Sahih Muslim).

Hati anda tidak menjauh dari Allah subhanahu wa ta’ala hanya dalam waktu semalam. Ini adalah proses yang terjadi secara bertahap. Pertama, anda menjadi malas beribadah, menunda ibadah, menganggap remeh dosa. Kemudian kesenangan duniawi menjadi prioritas anda dan dosa-dosa tertentu menjadi kebiasaan yang tidak dapat anda hilangkan, sampai anda merasa tidak punya tujuan dalam hidup.

Saya tidak akan pernah mau hati saya kembali dalam keadaan itu lagi, dan saya tidak akan pernah mau hubungan saya dengan Sang Pencipta menjadi terhalang atau terputus. Akhir-akhir ini, menjaga hubungan saya dengan Allah subhanahu wa ta’ala dan mempraktekkan suatu kebiasaan tertentu untuk membuat hati saya tetap hidup menjadi hal yang sangat penting bagi saya. Setiap dari kita punya hati, dan meskipun organ hati kita mempunyai peranan penting dalam kehidupan kita sehari-hari, tapi nutrisi yang paling baik untuk hati tentunya adalah nutrisi ruhani.

Dengan begitu, saya berdo’a agar kata-kata saya bisa menginspirasi anda -dan saya- untuk mulai berusaha agar memiliki hati yang baik, insya Allah.

Inilah yang harus kita pertimbangkan...


HUBUNGAN ANDA DENGAN ALLAH

1. Kenallah Allah

Rasulullah shallallahu ‘alaihi wasallam bersabda, “Allah subhanahu wa ta’ala berfirman: Aku seperti apa yang hamba-Ku sangkakan. Aku bersamanya ketika dia menyebut-Ku. Jika dia menyebut-Ku ketika sendirian, Aku akan menyebutnya sendiri; dan jika dia menyebut-Ku dalam perkumpulan, aku akan menyebutnya dalam perkumpulan yang lebih besar daripadanya. Jika dia mendekat pada-Ku sehasta, Aku akan mendekat padanya sehasta. Dan jika dia mendekat kepada-Ku dengan berjalan, Aku akan mendekat kepadanya dengan cepat.” (Sahih Muslim)

Saya percaya bahwa agar mempunyai hati yang terhubung dengan Allah subhanahu wa ta’ala, kita harus mengenal-Nya lebih dulu. Bagaimana kita bisa membangun hubungan yang kuat dengan seseorang yang kita tidak kenal? Allah subhanahu wa ta’ala memberikan kita berbagai jalan untuk melakukan ini, salah satunya adalah melalui Quran (saya akan membahas ini nanti). Jalan lain untuk mengenal-Nya adalah dengan menghabiskan waktu mempelajari dan merenungkan nama-nama-Nya yang kita pelajari dari Quran dan Sunnah.

Ketahuilah bahwa Dialah al-Khaliq, Dialah yang menciptakan segala sesuatu yang kita inginkan; as-Sami’’ Dialah yang Maha Mendengar setiap do’a kita; al-Qadir, Dialah yang dapat melakukan apapun, tidak peduli betapa tidak mungkin tampaknya hal itu dalam pemahaman kita yang terbatas. Ini akan membantu kita mendekatkan hubungan dengan Allah subhanahu wa ta’ala dalam kerangka yang positif, dan membuatnya hubungan yang dengan senang hati kita usahakan. Jadi ketahuilah, belajar, dan renungkan nama-nama Allah subhanahu wa ta’ala.

2. Dengan teguh mengharapkan rahmat-Nya

Allah subhanahu wa ta’ala tidak mencari-cari alasan untuk menghukum, menolak, atau berpaling dari kita.  Dia ada untuk kita ketika orang lain menjauh, dan Dia ingin menerima kita. Nama-nama-Nya mengajarkan kita bahwa Dialah yang Maha Penyayang, sumber dari cinta (al-Wadud), dan sumber kedamaian (as-Salaam). Meski begitu, kita seringkali kehilangan harapan ketika kita berbuat salah. Menurut saya, ini dapat menjadi penyebab kenapa hubungan kita dengan Allah subhanahu wa ta’ala mulai renggang.

Ketahuilah bahwa kita hanyalah manusia biasa dan begitu juga hati kita, jadi pada suatu waktu, ia mungkin hancur, mungkin tidak bekerja dengan baik, atau kita mungkin merasakan kehampaan di dalamnya. Berdasarkan pengalaman pribadi, saya dapat memberitahu anda bahwa penting bagi kita untuk belajar mengisi kekosongan ini dengan mendekat kepada Allah subhanahu wa ta’ala daripada mencoba mengisinya dengan sesuatu yang lain. Jadilah optimis bahwa Allah subhanahu wa ta’ala akan menerima taubat anda. Dia subhanahu wa ta’ala menyebutkan ampunan-Nya jauh lebih sering daripada azab-Nya di dalam Quran. Sesekali kita semua akan membuat kesalahan, tapi penting untuk segera menyadarinya dan mengingat Allah subhanahu wa ta’ala. Taubat adalah proses yang terus-menerus, jadi mungkin butuh beberapa kali percobaan sampai akhirnya kita kembali di jalur kita. Tapi jangan malu untuk kembali kepada-Nya, tidak peduli betapa besar dosa itu, dan jangan pernah kehilangan harapan dalam ampunan-Nya yang tidak terbatas.


HUBUNGAN FISIK

1. Shalat

Rasulullah shallallahu ‘alaihi wasallam bersabda, “Perumpamaan dari shalat 5 waktu adalah bagaikan air jernih di sungai yang mengalir di depan rumahmu dimana seseorang membasuh dirinya 5 kali sehari – membersihkannya dari segala kotoran.” (Sahih Muslim)

Saya baru-baru ini mendapat berkah sehingga bisa pergi umrah. Salah satu hal yang paling berkesan bagi saya adalah bagaimana shalat lima waktu diprioritaskan di dua kota suci. Ketika anda mendengar adzan di Mekkah atau Madinah, para pemilik toko menutup toko-toko mereka.  Ramai orang – yang muda dan yang tua, wanita, anak-anak, dan pria, bergegas ke masjid untuk mendapatkan shaf terbaik. Banyak orang yang bahkan sudah berada di masjid dan menunaikan shalat mereka, berdo’a, dan membaca Quran berjam-jam sebelumnya. Anda bisa melihat orang-orang yang berwudhu’, tidak tergesa-gesa melakukannya, melainkan melakukannya dengan seksama. Orang-orang memprioritaskan shalat di masjid dan tepat waktu. Mereka telah siap untuk shalat jauh sebelum adzan terdengar. Bahkan di luar waktu shalat, saya memperhatikan orang-orang menyesuaikan kesibukan mereka berdasarkan jadwal shalat dan bukan sebaliknya. Ketika ada janji untuk bertemu seseorang, saya sering kali mendengar mereka berkata, “Mari kita jadwalkan pertemuan kita antara Dzuhur dan Ashar” atau “Mari bertemu setelah Maghrib” dan tidak mengatakan “Mari bertemu pukul 5 sore.”

Tapi ini bukan hanya soal shalat tepat waktu. Apa yang lebih penting menurut pendapat saya adalah kualitas dari shalat kita. Berkenaan dengan hati kita, tidak ada yang lebih penting daripada shalat kita. Inilah hal pertama yang akan ditanyakan oleh Allah subhanahu wa ta’ala dan jika shalat kita bagus, maka hal-hal lainnya akan menjadi baik, insya Allah. (Jami’ at-Tirmidzi). Artinya kualitas dari shalat kita adalah cara untuk mengecek diri anda, keadaan iman, dan hati anda. Ini cara kita untuk memohon kepada-Nya lima kali dalam sehari, untuk menjaga hubungan kita dengan-Nya, dan agar hati kita tetap terhubung dengan-Nya. Kita harus memperbaiki kualitas shalat kita jika kita ingin memperbaiki hati kita. Jika kita tidak memiliki konsistensi itu, makanan untuk ruh itu, hati kita secara otomatis akan terpengaruh.

Shalat lima waktu dapat dilihat sebagai penyegar yang terus-menerus bagi iman kita. Ia menyegarkan kita secara ruhani jika kita mengerjakan shalat secara sadar, dan tidak mengerjakannya hanya untuk menunaikan kewajiban. Masalah bagi banyak dari kita adalah kita tidak lancar dalam bahasa Arab, jadi kita mungkin merasa tidak terhubung dengan shalat karena kita tidak mengerti apa yang kita baca. Jadi ini tergantung pada kita untuk menjadi proaktif dan mencari cara untuk memahami bacaan shalat kita, misalnya dengan melakukan kajian terhadap beberapa ayat yang kita baca, memahami artinya, dan sebagainya.

2. Membaca dan Memahami Quran

(yaitu) orang-orang yang beriman dan hati mereka manjadi tenteram dengan mengingat Allah. Ingatlah, hanya dengan mengingati Allah-lah hati menjadi tenteram.” (Qs ar-Ra’d[13]: 28)

Saya yakin kita semua pernah berada dalam situasi dimana kita menghadiri sebuah ceramah atau event Islami, lalu pulang ke rumah dan merasakan meningkatnya keimanan kita secara signifikan. Tapi kemudian, setelah seminggu atau beberapa lamanya, kita merasakan keimanan kita kembali turun. Bayangkan skenario ini: Jika anda ingin menasihati teman anda yang ingin memiliki postur tubuh yang bagus, apakah anda akan menyarankan mereka untuk mengangkat beban selama tiga jam, lalu hal ini cukup dilakukan setahun sekali? Andaikan semudah itu! Sebagaimana mengangkat beban setiap beberapa bulan sekali selama beberapa jam tidak akan berdampak apa-apa pada tubuh kita, mengingat Allah subhanahu wa ta’ala sekali dalam seminggu atau sekali dalam sebulan juga tidak akan berdampak apa-apa bagi ruhani kita. Dengan tujuan agar konsisten mengingat Allah subhanahu wa ta’ala, selain kita harus melaksanakan shalat lima waktu sebagaimana disebutkan di atas, kita juga memiliki Quran, yang bukan hanya untuk dijadikan pajangan di rak buku kita melainkan diturunkan untuk dibaca, dihidupkan, dan dipraktekkan dalam kehidupan sehari-hari. Allah subhanahu wa ta’ala berfirman kepada kita dalam Quran bahwa hati kita menemukan ketenangan dan kedamaian sejati dengan mengingat-Nya. Karena Quran dikatakan sebagai pengingat yang terbaik, maka ia menjadi komponen penting untuk membuat hati kita tetap teguh. Tapi berapa banyak dari kita yang benar-benar berusaha untuk memahami kitab-Nya? Berapa banyak waktu yang benar-benar kita gunakan secara konsisten?

Saya pribadi percaya bahwa membaca Quran, meskipun kita mungkin tidak memahami atau tidak mengingat semuanya, adalah cara untuk menyucikan hati kita dan membuat perubahan dalam diri kita. Tapi agar dapat merasakan efek dari firman-Nya kepada kita, kita harus mau mengkaji lebih dalam untuk memetik manfaat yang begitu berharga dari makna ayat-ayat-Nya. Saya pernah mendengar perumpamaan yang ingin saya bagikan kepada anda: bayangkan anda mendapat sebuah surat dari seorang raja, seorang presiden, atau siapapun yang mempunyai jabatan tinggi. Meskipun suratnya ditulis dalam bahasa asing, anda akan mencoba mencari cara untuk menerjemahkannya karena anda sangat ingin tahu apa isinya. Quran bisa dilihat sebagai sebuah surat bagi umat manusia dan ini bukan surat dari seseorang! Ini sebuah pesan dari Tuhan yang memiliki langit dan bumi itu sendiri! Merupakan sebuah pengalaman yang paling menyejukkan ketika kita bisa mendekatkan diri dengan Quran dan mengambil permatanya untuk memperkaya kehidupan pribadi anda dan mencerahkan hati anda. Apa yang harus anda lakukan adalah cukup dengan berkomitmen dan tetapkan waktu tertentu setiap harinya dimana anda dapat duduk, membaca, dan merenungi Quran, meskipun hanya satu ayat setiap harinya. Salah satu waktu yang direkomendasikan adalah setelah shalat Subuh karena inilah waktu yang penuh berkah, tapi menurut saya hal yang paling penting adalah anda menemukan waktu yang paling tepat agar anda dapat melakukannya secara konsisten.


HUBUNGAN ANDA DENGAN DIRI SENDIRI DAN ORANG LAIN

1. Dekatkan diri anda dengan orang-orang yang mengingatkan anda kepada Allah subhanahu wa ta’ala

Rasulullah shallallahu ‘alaihi wasallam bersabda: “Perumpamaan teman yang shaleh dan teman yang jahat adalah bagaikan penjual parfum (misik) dan seorang pandai besi. Bagi penjual parfum, dia dapat memberikanmu sesuatu, atau kamu bisa membeli sesuatu darinya, atau kamu bisa mengambil manfaat dari baunya yang harum. Sedangkan untuk pandai besi, dia mungkin bisa membakar pakaianmu, atau kamu akan mencium baunya yang tidak mengenakkan.” (Sahih Bukhari)

Bahkan jika anda berjuang untuk memperbaiki diri anda dan menyucikan hati anda, hal ini akan menjadi sangat sulit jika teman-teman anda tidak baik. Sebagaimana sebagian orang dapat berdampak positif bagi anda, sebagian orang lainnya dapat meracuni anda. Dengan begitu, kualitas jauh lebih penting daripada kuantitas berkenaan dengan teman-teman yang anda pilih untuk menghabiskan waktu bersama. Sepenuhnya normal bagi kita untuk melewati fase dimana iman kita naik dan turun, tapi jika kita memiliki teman-teman yang baik dan tidak menyendiri, kita dapat mencegah keimanan kita turun hingga ke titik yang sangat rendah. Bertemanlah dengan orang-orang yang mendekatkan diri anda kepada keshalehan, teman-teman yang mengingatkan anda kepada Allah subhanahu wa ta’ala dan mendorong anda untuk melakukan amal-amal kebaikan, teman-teman yang mendukung anda dan percaya pada anda pada masa-masa yang baik, begitu juga pada masa-masa yang sulit.

Pergilah, atau atur jadwal untuk pertemuan mingguan secara berkala dimana anda pergi bersama-sama dengan teman-teman Muslim anda dan mendiskusikan hal-hal yang terjadi dalam hidup anda. Bacalah kitab-Nya bersama-sama, renungkan firman-Nya, beribadah bersama, makan bersama, dan jalinlah tali silaturahmi dengan mengharap ridha-Nya. Anda mungkin melihat sesuatu yang tidak dilihat oleh teman di sebelah anda, dan begitu pula sebaliknya, sehingga anda bisa mengambil manfaat dari sudut pandang masing-masing. Para malaikat datang ke perkumpulan dimana nama Allah diingat, jadi bayangkan betapa berkahnya perkumpulan mingguan itu. Anda akan langsung merasakan efeknya pada hati dan ruhani anda, insya Allah.

2. Berhenti sejenak dan nilai diri anda

Secara berkala nilailah keadaan hati anda dan pikirkan bagaimana anda mempengaruhi orang lain. Apakah karakter dan cara anda berbicara dan memperlakukan orang lain membuat mereka lebih dekat kepada Allah subhanahu wa ta’ala, atau malah membuat mereka menjauh? Saya percaya bahwa aspek fundamental dari menyucikan hati dimulai dengan memperbaiki karakter dan mengembangkan etika yang mendasar. Ketika anda melalui masa-masa sulit dalam hidup anda, pergilah keluar dan tolonglah orang lain untuk menghadapi masalah mereka. Dengan begini, anda dapat mengganti fokus anda dari diri pribadi menjadi sesuatu yang lebih positif dan komprehensif dan dapat menangani hal-hal yang menjadi masalah anda dengan tenang.

Kita semua dapat melakukan bagian kita dalam membuat dunia ini menjadi lebih baik bagi orang lain. Ini mungkin tidak mempengaruhi semua orang, tapi jika hal ini dapat mempengaruhi bahkan satu orang saja, meski mempengaruhi hati satu orang saja, maka ia tetap bernilai dan ia tetap membuat perubahan. Anda akan menyadari bahwa apa yang anda lakukan untuk orang lain tidak hanya berdampak pada mereka, tapi juga membuat hati anda menjadi lebih lembut. Ketika kita melihat Rasulullah shallallahu ‘alaihi wasallam dan para Sahabat beliau, kita bisa melihat bahwa mereka tidak pernah membuat seseorang merasa kesepian atau seakan-akan orang itu menjalani cobaan seorang diri. Mereka tidak merendahkan atau meninggikan seseorang atau menghakimi mereka. Jadilah teman sejati kepada orang lain sehingga mereka merasa nyaman berbicara dengan anda.  Pikirkan bagaimana menjadi Muslim tidak hanya bermanfaat bagi anda, tapi juga bermanfaat bagi orang-orang di sekeliling anda.

Saya berharap artikel ini dapat menjadi inspirasi bagi anda untuk memberi nutrisi pada hati anda dan menyajikan anda dengan nasihat-nasihat yang dapat dipraktekkan dalam kehidupan sehari-hari. Keadaan hati anda akan menentukan bagaimana anda memandang dunia di sekitar anda. Sebagaimana kita menjaga tubuh dan jiwa kita, kita juga harus menjaga hati kita. Luangkan waktu untuk merenungkan hal-hal yang terjadi dalam diri anda yang harus disembuhkan dan diberi obat. Tidak ada di dunia ini yang dapat memberikan anda melebihi apa yang dapat diberikan oleh hati yang merasa ridha, hati yang terhubung dengan Sang Pencipta.

Apakah tips-tips anda untuk mendapatkan hati yang baik dan terhubung dengan Allah subhanahu wa ta’ala? Berbagilah bersama kami dengan menulis di kolom komentar di bawah ini.

Referensi: productivemuslim.com
 www.lampuislam.id
Facebook page: www.facebook.com/riska.pratama.ardi

Tidak ada komentar:

Posting Komentar