Kita yakin kematian akan datang, baik Muslim maupun non-Muslim. Apakah anda pernah melihat orang yang tidak percaya adanya kematian? Tapi cara kita menghadapi kematian, menurut Hassan al-Basri, kita seakan-akan seperti meragukan kematian. Aku menginginkan agar diberitahu kapan akan mati sebelum ajal menjemputku.
Saudaraku, anda
bisa saja menjadi orang yang sangat miskin, tapi jika anda taat kepada Allah,
Allah akan memberitahu anda kapan anda akan mati sebelum kematian anda
menghampiri. Aku akan menceritakan pada anda sebuah kejadian yang baru terjadi
setahun yang lalu. Di Inggris Utara, ada seorang Muslim bernama Shazad. Dia seorang kakek berumur 89 tahun yang hidup
seorang diri. Pada suatu hari, dia menelpon keluarganya dan berkata “Baru saja,
ada seseorang yang masuk ke dalam rumahku tanpa mengetuk pintu. Orang itu
bilang padaku bahwa dia adalah malaikat maut. Dan dia menanyaiku apakah ada hal
terakhir yang ingin kulakukan sebelum meninggalkan dunia ini? Dan aku berkata
padanya bahwa aku ingin berwudhu dan shalat dua raka’at.” Jadi dia berwudhu,
shalat dua raka’at, melakukan salam, dan dia tidak melihat orang itu lagi dalam
rumahnya. Orang itu bagaikan menghilang tanpa jejak dan tanpa suara. Anggota
keluarga dari kakek ini berpikir bahwa dia sudah gila. Mereka pun membawa si
kakek pulang ke rumah mereka. Tepat setelah tiga hari dia pun meninggal.
Subhanallah,
ada insiden lainnya. Ada seorang Muslim di London Utara yang bercerita padaku
tentang ayahnya. Ayahnya adalah seorang syekh. Dia shalat Jumat di masjid di
Bangladesh. Aku mengenal si pencerita selama bertahun-tahun, jadi aku sangat
percaya padanya. Dia ber’itikaf bersamaku hampir tiap tahun. Dia bercerita
bahwa ayahnya pergi ke masjid untuk Jumatan. Kemudian beliau berkata kepada
jama’ah “Wahai hadirin. Jika aku pernah menyakiti siapapun, tolong maafkan aku,
karena inilah hari terakhir hidupku.” Para jama’ah pun keheranan. Kemudian beliau
pergi ke kuburan dan berkata pada orang-orang “Ketika aku meninggal, tolong
kuburkan aku disini.” Dia pulang ke rumahnya, mengelilingi rumah dan tanahnya,
lalu berkata “Inilah terakhir kalinya aku melihat rumahku.” Dan malam itu dia
meninggal. Ketika kita mendengar kisah orang-orang shaleh, kita menginginkan
kematian yang sama atau lebih baik daripada mereka.
Misalnya, Maulana
Sa’id Ahmad Khan meninggal pada tahun 1999. Dia meninggal di bulan Ramadhan. Dia
meninggal pada 10 malam terakhir. Dia meninggal pada tanggal 27 Ramadhan. Dia
meninggal di Madinah Munawwarah. Dia meninggal di Masjid Rasulullah s.a.w. Dia
meninggal saat shalat Tahajjud. Dan dia meninggal ketika bersujud. Subhanallah! Benar-benar cara berpulang
kepada Allah sangat baik.
Allah memberikan
kematian seperti ini kepada orang-orang beriman. Dia menunjukkan tanda-tanda
kebesaran-Nya kepada kita. Kematian orang-orang shaleh sangat kontras sekali
dengan kematian orang-orang yang dzalim. Allah s.w.t berfirman tentang kematian
orang-orang dzalim dalam ayat berikut:
“(Alangkah ngerinya) sekiranya engkau melihat
pada waktu orang-orang yang zalim berada dalam kesakitan sakaratul maut, sedang
para malaikat memukul dengan tangannya (sambil berkata), “Keluarlah nyawamu.” Pada
hari ini kamu dibalas dengan azab yang sangat menghinakan, karena kamu
mengatakan terhadap Allah (perkataan) yang tidak benar dan (karena) kamu
menyombongkan diri terhadap ayat-ayat-Nya. Dan kamu benar-benar datang
sendiri-sendiri kepada Kami sebagaimana Kami ciptakan kamu pada mula-mulanya, dan
apa yang telah Kami karuniakan kepadamu kamu tinggalkan di belakangmu (di
dunia). Kami tidak melihat pemberi syafaat (pertolongan) yang kamu anggap bahwa
mereka itu sekutu-sekutu (bagi Allah). Sungguh, telah terputuslah (semua
pertalian) antara kamu dan telah lenyap dari kamu apa yang dahulu kamu sangka
(sebagai sekutu Allah).” (Qs.
6:93-94)
Semoga kita
semua meninggal dalam keadaan khusnul
khatimah. Aamiin.
Referensi: www.LampuIslam.blogspot.com
Page Facebook: www.facebook.com/riska.pratama.ardi
Tidak ada komentar:
Posting Komentar