Budaya zaman
sekarang membicarakan tentang hak warga sipil atau hak kemanusiaan, tapi budaya
zaman sekarang hampir tidak pernah menyebutkan gagasan tentang hak sosial,
yaitu hak untuk mendapatkan kesetaraan dalam masyarakat.
Kita tahu bahwa
kesamaan hak dan kesetaraan dalam masyarakat adalah “gagasan” dari demokrasi.
Demokrasi menyatakan bahwa setiap individu itu sederajat, tapi faktanya ini
tidak terjadi. Dalam budaya kita, sangat jelas bahwa ada tingkatan-tingkatan
sosial. Jika anda berasal dari kalangan bawah, maka celakalah jika anda
berurusan dengan orang yang memiliki status sosial lebih tinggi dari anda.
Karena ketika anda berurusan dengan orang yang memiliki kedudukan lebih tinggi
dari anda, seringkali anda diperlakukan tidak adil. Inilah salah satu kerusakan
yang terjadi dalam masyarakat kita, yaitu dimana orang-orang yang mempunyai
kekuasaan tinggi dengan mudah menindas orang-orang yang lemah. Ada ketimpangan
dalam soal keadilan dalam masyarakat kita. Kesimpulannya hak sosial (hak
mendapatkan kesetaraan dalam masyarakat) hampir tidak pernah dibahas.
Namun dalam
tradisi Islam, salah satu hal yang sangat menarik adalah Islam mengajarkan
bahwa kita tidak tahu siapa di antara kita yang lebih mulia di mata Tuhan. Dengan
begitu, anda menyadari bahwa orang lain mungkin saja lebih baik daripada diri
anda di mata Tuhan. Jadi anda merasa setara dengan orang lain. Karena orang
yang status sosialnya lebih rendah daripada anda, mungkin saja derajat mereka
lebih tinggi di mata Tuhan. Dan inilah mengapa banyak para penguasa Islam yang meminta
dido’akan para pengemis. Tidak ada agama lain yang mempunyai kualitas seperti
ini selain Islam.
Hal lain yang
sangat menarik, adalah bahwa dalam masyarakat ini, tidak ada orang Kristen dari
daerah kumuh yang pergi ke gereja orang-orang elit. Namun dalam masyarakat
Muslim, orang terkaya sekalipun bisa saja shalat di samping orang paling miskin
dalam shaf yang sama. Hal ini seringkali terjadi.
Dan inilah yang
luar biasa tentang Islam, yaitu Islam menciptakan persaudaraan yang sejati. Kita
jadi sadar bahwa Tuhan menganugerahkan kekayaan kepada sebagian orang dan
sementara orang lain tidak dianugerahkan kekayaan itu. Namun kita tetap
mengakui bahwa orang yang miskin sejajar kedudukannya dengan yang kaya di mata
Allah, dan malah orang yang miskin bisa saja lebih dekat kepada Allah daripada
dirimu. Dan hal ini membangkitkan sebuah keinginan dalam hati anda untuk
berbaik hati kepada mereka, karena anda takut jangan-jangan membuat Allah murka,
karena menyimpan rasa tidak suka, atau berkelakuan tidak baik kepada mereka
yang dicintai Allah.
Referensi: www.LampuIslam.blogspot.com
Page Facebook: www.facebook.com/riska.pratama.ardi
Tidak ada komentar:
Posting Komentar