Senin, 29 Februari 2016

Kelembutan Rasulullah Pada Anak-Anak


 

Hati yang keras yang tidak mengenal kasih sayang dan cinta adalah batu karang. Hati yang lembut adalah hati penuh cinta, penuh kasih sayang, dan pengertian kepada siapapun. Hati yang keras bisa dilatih agar menjadi lembut. Kelembutan hati adalah hati idaman setiap manusia, dambaan setiap makhluk yang penuh rindu. Seseorang dengan pribadi yang lembut senantiasa menunjukkan cinta kasih kepada sesama. Anas berkata,
Rasulullah selalu mengambil dan merangkul putranya, Ibrahim, lalu mengecup dan menciumnya.” (H.R. Muslim)

Kasih sayang beliau tidak terbatas pada keluarganya saja, melainkan pada semua orang, termasuk anak-anak tetangga dan seluruh Sahabat. Berkata Asma binti Umais istri ja’far bin Abi Thalib yang tewas di perang Mut’ah, “Rasulullah shalallahu ‘alaihi wassalam masuk ke dalam rumahku dan memanggil anak-anak Ja’far. Aku melihat beliau mencium mereka. Lalu air matanya berjatuhan. Aku bertanya, ‘Apakah ada kabar tentang Ja’far suamiku?’ Beliau menjawab, ‘Ya, dia gugur pada hari ini.’ Lalu kami pun menangis. Lalu beliau pulang dan berkata pada orang-orang, ‘Buatlah makanan untuk kelarga Ja’far karena mereka ditimpa sesuatu.’” (H.R. Ibnu Said, Tirmidzi, dan Ibnu Majah) Dan ketika air mata beliau masih meleleh karena kematian sahabatnya, ditanya oleh Sa’ad bin Ubadah, ‘Apa ini wahai Rasulullah?’ Beliau berkata, ‘Air mata ini adalah rahmat yang diberikan Allah ke dalam hati hamba-Nya. Allah hanya mengasihi orang yang mengasihi orang lain.’” (H.R. Bukhari)
Ketika air mata Rasulullah berjatuhan di waktu putranya, Ibrahim meninggal dunia, Abdur Rahman bin Auf heran, “Anda menangis wahai Rasulullah?” Beliau berkata, “Wahai bin Auf, ini adalah rahmat bagi orang yang mengikutinya dengan yang lain. Sesungguhnya mata bisa menangis, hati berduka, dan kita tidak berkata kecuali yang diridhai Allah, sungguh kami sangat sedih ditinggalkan olehmu wahai Ibrahim.” (Muttafaq ‘alaih)
Di zaman sekarang, sulit kita mengasihi anak kecil, padahal mereka adalah generasi penerus kita. Kita berikan pada mereka segala sesuatu kecuali kasih sayang dan kemesraan. Kita buang kunci hati kita terhadap mereka.
Anas bin Malik, kalau kebetulan lewat dan bertemu dengan anak-anak kecil, mengucap salam kepada mereka. Dia berkata, “Ini selalu dilakukan oleh Rasulullah.” (H.R. Bukhari) Anak-anak kecil memang nakal dan manja. Ini hal yang biasa. Namun, Rasulullah tidak pernah marah kepada mereka atau membentak atau menghardik mereka.
Aisyah radiyallahu ‘anha berkata, “Sekelompok anak kecil dibawa ke hadapan Rasulullah, lalu beliau berdo’a dan menggendong anak kecil itu. Lalu anak itu pipis membasahi baju beliau. Lalu beliau minta air dan disiramkan ke bajunya.” (H.R. Bukhari)
Abu Hurairah meriwayatkan bahwa Rasulullah bercanda dengan cucunya, Hasan bin Ali sambil menjulurkan lidahnya sehingga kelihatan merahnya. Hasan pun tertawa. [1]
Anas berkata,
Rasulullah mencandai anak kecil, Zainab putri Ummi Salamah, sambil berkata manja, ‘Wahai Zuwainab, Zuwainab, wahai Zuwainab (panggilan sayang).[2]
Sampai-sampai walaupun di waktu shalat, beliau masih memperhatikan kasih sayang terhadap anak kecil. Pernah beliau shalat sambil menggendong Umamah putri Zainab (cucu beliau). Dan pada saat beliau bersujud, Umamah didudukkan di sampingnya. (H.R. Bukhari)
Mahmud ibnur Rabi meriwayatkan, “Ketika aku masih berumur 5 tahun, aku ingat Rasulullah menyemburkan air ke wajahku dari sebuah sumur di rumahku.” (H.R. Muslim)
Beliau juga suka memberi pelajaran kepada anak kecil. Ibnu Abbas berkata, “Suatu hari aku berada di belakang Rasulullah. Lalu Rasulullah berkata, ‘Hai anak, kuajarkan kamu beberapa kalimat, jagalah Allah maka Dia akan menjagamu. Jagalah Allah maka Dia berada di depanmu. Kalau kamu minta sesuatu, mintalah kepada Allah. Dan jika kamu minta tolong, minta tolonglah kepada Allah.’” (H.R. Tirmidzi)
Mari kita sayangi anak kecil karena ini adalah teladan dari Rasulullah, mari jadikan rumah kita sebagai tempat bermain dan belajar bagi mereka, sebagai tempat yang teduh bagi mereka sehingga mereka kelak bisa menjadi pemimpin-pemimpin yang shaleh.

Referensi: www.lampuislam.blogspot.com 
Facebook Page: www.facebook.com/riska.pratama.ardi

Tidak ada komentar:

Posting Komentar